cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
MAJALAH BIAM
ISSN : 02151464     EISSN : 25484842     DOI : -
Core Subject : Education,
Majalah BIAM is a print and online journal that is part of the Ministry of Industry and dedicated as a media dissemination of scientific articles focusing on the field of marine products technology, in addition, Majalah BIAM generally receive articles in the field of Natural Materials, Industry, Various Food Products, Essential Oils and the Environment.
Arjuna Subject : -
Articles 156 Documents
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI GULA DAN SARI JERUK NIPIS TERHADAP MUTU SIRUP BUAH KESEMEK (Diospyrus Kaki) Rio Junaidy; Fauzi Redha; Meuthia Busthan; Halimatun Sa’diah
Majalah BIAM Vol 16, No 1 (2020): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29360/mb.v16i1.6085

Abstract

. Di Provinsi Aceh buah kesemek banyak ditemukan di dataran tinggi Gayo Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah dikarenakan buah ini tumbuh sumbur di daerah dengan ketinggian 600 meter di atas permukaan laut. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah buah kesemek diantaranya menjadi produk minuman berupa sirup. Pada penelitian ini akan dipelajari penambahan konsentrasi gula sebesar 60, 65 dan 70 % terhadap mutu sirup buah kesemek dan penambahan konsentrasi sari buah jeruk nipis sebesar 1.5 , 2 dan 2.5 %. Perlakuan terbaik pada penelitian ini yaitu sirup buah kesemek dengan perlakuan konsentrasi larutan gula 70% dan sari jeruk nipis 1,5% dengan nilai kadar gula 51,43%, kadar besi 1,04 ppm, serta tingkat suka terhadap rasa dan netral terhadap aroma
PENGARUH WAKTU PENJEMURAN TERHADAP RENDEMEN PADA PROSES EKSTRASI MINYAK ATSIRI EUCALYPTUS DENGAN METODE KOHOBASI Syarifuddin Syarifuddin; Ellysa Ellysa; Meuthia Busthan; Abdul Thalib
Majalah BIAM Vol 16, No 2 (2020): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29360/mb.v16i2.6217

Abstract

Penjemuran dilakukan dengan cara diangin-anginkan di tempat yang tidak terpapar sinar matahari langsung karena sifat minyak atsiri eucalyptus yang mudah menguap, waktu tanpa penjumuran dan langsung di ekstraksi sebagai 0 hari perlakuan dan dengan penjemuran mulai hari pertama sampai hari ke 10. Waktu kohobasi untuk tiap-tiap perlakuan penjemuran yaitu 1 jam,2 jam 3 jam dan 4 jam, persentase minyak yang terekstrak pada 1 jam pertama rata-rata diatas 50%, pada jam kedua 65% sampai 70% dan pada jam ke tiga dan ke empat 90% sampai 100%. Minyak atsiri ecalyptus yang dihasil tiap-tiap perlakuan penjemuran berbeda-beda tergantung pada jumlah bahan yang digunakan, berat bahan (daun ecalyptus) yang digunakan bervariasi mulai dari 40 gram sampai 100 gram. Pengunaan bahan pada proses ekstraksi dengan metode kohobasi di pengaruhi oleh kadar air dari bahan,kadar air terbesar terdapat pada perlakuan tanpa penjemuran (0 hari) yaitu 41,07% dan terendah 9,1% pada perlakuan penjemuran hari yang ke 10.Pada proses ektraksi dengan metode kohobasi mengambarkan waktu kohobasi yang optimal pada 3 jam sampai 4 jam waktu proses, ini terlihat pada tiap-tiap perlakukuan jumlah minyak yang dihasilkan konstan pada waktu ekstrasi 3 jam sampai dengan 4 jam. Rendemen minyak atsiri Ecalyptus untuk tiap perlakuan penjemuran mulai 0,3% sampai 0,9%, rendemen terkecil pada perlakuan tanpa penjemuran (0 hari) yaitu 0,3 % dan rendemen tertinggi pada waktu penjemuran 4 hari yaitu 0,9%. Makin lama waktu penjemuran terjadi penurunan rendemen yang singnifikan dan berat bahan yang digunakan lebih banyak di karenakan kadar air pada bahan sudah menurun.Karakteristik kimia minyak atsiri Ecalyptus hasil pengujian GCMS dengan komponen utamanya terdiri dari alpha-Pinene 12,53 %, 1,8 -Cineole 22,2%, gamma-Terpinolene 5,75%, 4-Terpineol1,22%, cyclohexene 2,62%, alpha-Terpinenyl Acetate 3,8%, trans-Caryophyllene 4,73%, alpha-Humulene 1,25%, Bicyclogermacrene 2,9%, delta-Cadinene 3,25%, Diepipalustrol 1,53%, Globulol 10,59%, Guaiol 4,29%, Rosifoliol 2,34%, Diepi-alpha-Cedren I 5,21%, alpha-Cadinol 7,13% dan komponen minor dibawah 1% terdiri dari alpha-Terpinolenen, D-Fenchyl Alcohol, Trans-Pinocarveol, endo-Borneol, 1,2,5,5,8A-Pentamethyl-1,2,3,5,6,7,8,8A-Octahydro-Naphthalen-1-ol, Phenol, alpha-Copaene, Neryl Acetate, beta-elemen, Alloaromadendrene, delta-Cadine, Epi-Bicyclosesquiphellandrene, alpha-Calacorene, Veridiflorol, (-)-caryophyllene oxide dan Cycloheptan. Terdapat 34 penyusun komponen kimia dengan komponen kadar tertinggi adalah 1,8-Cineole/Eucalyptol 22,2%. Kata Kunci : Ekstraksi;Eucalyptol;Kohobasi;Minyak Eucalyptus;1.8 Cineol,  
RENDEMEN EKSTRAK KASAR DAN FRAKSI PELARUT ALGA MERAH (Kappaphycus alvarezii Doty) Vonda M.N. Lalopua
Majalah BIAM Vol 16, No 1 (2020): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29360/mb.v16i1.5760

Abstract

Kappaphycus alvarezii merupakan alga merah tropis  yang memiliki peran dan aspek penting dalam perekonomian nasional. Sejumlah senyawa bioaktif terdapat pada alga namun belum banyak riset untuk eksplorasinya. Tujuan penelitian untuk mengetahui rendemen masa Kappaphycus alvarezii kering, rendeman ekstrak kasar metanol dan fraksi dari pelarut heksan, etil  asetat  serta  air.  Sampel  Kappaphycus  alvarezii berumur  30-40  hari  diambil  dari  lokasi budidaya Dusun Wael, Kabupaten Seram Bagian Barat, dan perairan di Sumenep pulau Madura. Sampel dikeringkan dan digiling halus hingga menjadi serbuk ukuran 100 mesh. Serbuk alga di rendam dengan methanol (1:3 b/v) selama 3 hari untuk berlangsung proses meserasi. Ekstrak kasar metanol dilarutkan dengan metanol 20 % kemudian difraksinasi menggunakan pelarut heksan, etil asetat dan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preparasi alga dengan pengeringan dan pembuatan serbuk menyebabkan susut masa berkisar 16 % dari berat alga segar. Rendemen ektrak metanol Kappaphycus alvarezii asal perairan Maluku 2 kali lebih tinggi (8,76 %) dari alga asal Madura (4,39%). Rendemen fraksi air lebih tinggi dari fraksi heksan dan etil asetat alga yang dikeringkan dengan oven vakum suhu 400C. 
MUTU ORGANOLEPTIK IKAN LAYANG (Decapterus sp.) SEGAR SELAMA PENJUALAN DI PASAR TRADISIONAL KOTA AMBON Meigy N. Mailoa; Imelda K.E. Savitri; Edir Lokollo; Swingli S. Kdise
Majalah BIAM Vol 16, No 1 (2020): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29360/mb.v16i1.6149

Abstract

Salah satu teknik penanganan ikan yang diperlukan untuk mempertahankan kesegaran ikan adalah dengan penerapan rantai dingin. Menjaga sistem rantai dingin sangatlah penting dalam penanganan proses pascapanen  sehingga mampu menjaga kesegaran ikan dengan cara memperpanjang fase rigor mortis. Pedagang ikan  memiliki peranan dalam menjaga kesegaran ikan pada saat penjualan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan mutu organoleptik ikan layang segar selama penjualan  di pasar Rumah Tiga dan Wayame Kota Ambon. Metode yang digunakan yaitu metode survey dengan mengamati secara langsung aktifitas penanganan ikan oleh pedagang dan uji organoleptik ikan menggunakan lembar score sheet untuk ikan segar  dengan pengamatan setiap  2 jam dari pukul 08:00 pagi -14:00 sore. Pengukuran kualitas organoleptik ikan layang yang diambil dari pasar Rumah Tiga dan Wayame menunjukkan mutu ikan layak konsumsi dengan nilai organoleptik > 7.
KARAKTERISTIK PRODUK GEL KOMBINASI KARAGINAN DAN PATI SAGU Adrianus O.W. Kaya
Majalah BIAM Vol 16, No 2 (2020): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29360/mb.v16i2.6329

Abstract

Karaginan dan pati sagu sangat penting peranannya sebagai stabilizer (penstabil), thickener (pengental), pembentuk gel, pengemulsi dan lain-lain dalam pengolahan pangan maupun nonpangan. Sifat ini banyak dimanfaatkan dalam industri makanan, obat-obatan,kosmetik, tekstil, cat, pasta gigi, dan industri lainnya. Karaginan secara luas digunakan dalam produk-produk pembentuk gel (gelling agent) dimana karagenan merupakan polygalactan sulfat yang tersusun atas 15 sampai 40% kandungan ester-sulfat dengan massa molekul relatif rata-rata di atas 100 kDa. Karagenan dibentuk oleh unit berulang d-galaktosa dan 3,6 anhidro galaktosa yang berikatan dengan ikatan glikosidik. Pati sagu tersusun atas dua fraksi penting yaitu amilosa yang merupakan fraksi linier dan amilopektin yang merupakan fraksi cabang dengan kandungan amilopektin pati sagu adalah 73%, %, dimana amilopektin  memiliki ikatan α (1,4) dan α (1,6) dengan struktur yang bercabang, memiliki sifat mudah mengembang dan membentuk koloid dalam air. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik gel kombinasi antara karaginan dan pati sagu dengan 7 perlakuan perbandingan kombinasi bahan pembentuk gel dari karaginan dan pati sagu. Parameter yang amati meliputi sineresis, kekuatan gel, susut bobot dan total penguapan zat cair. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan perbandingan bahan pembentuk gel 1:1 mempunyai sineresis terendah, susut bobot (berat sisa gel) tertinggi dan total penguapan zat cair terendah sedangkan kekuatan gel tertinggi diperoleh perlakuan perbandingan bahan pembentuk gel 4:1.
KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA IKAN DI TELUK AMBON DALAM DAN PERHITUNGAN MAXIMUM TOLERABLE INTAKE Sugeng Hadinoto; Noor M. Setyadewi
Majalah BIAM Vol 16, No 1 (2020): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29360/mb.v16i1.5778

Abstract

Ikan sebagai salah satu biota air dapat dijadikan sebagai salah satu indikator tingkat pencemaran oleh logam berat yang terjadi di dalam perairan. Tubuh ikan dapat berfungsi sebagai indikator terjadinya suatu pencemaran dalam lingkungan, jika dalam tubuh ikan tersebut terkandung kadar logam berat yang tinggi dan melebihi batas normal yang telah ditentukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi logam berat Pb dan Cd pada ikan di Teluk Ambon Dalam serta mengetahui batas maksimum konsumsi mingguan pada ikan yang terpapar logam berat Pb dan Cd. Sampel ikan diambil dari perairan Desa Galala, Teluk Ambon Dalam. Sampel yang diperoleh dianalisis menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan kandungan logam berat Pb pada ikan berkisar antara 0,0252-0,0826 ppm; Cd berkisar antara 0,0001-0,0041 ppm. Perhitungan nilai BCF menunjukkan akumulasi logam berat Pb dan Cd pada ikan masih tergolong rendah, yaitu antara 9,33-30,59 untuk logam berat Pb dan 0,25-10,25 untuk logam berat Cd. Batas maksimum toleransi logam berat Pb dan Cd dalam daging ikan yang dikonsumsi selama satu minggu untuk orang dewasa (berat badan 60 kg) masing-masing 18,16-59,52 kg/minggu (Pb) dan 102,44-4200 kg/minggu (Cd). Sedangkan konsumsi daging ikan untuk anak-anak (berat badan 15 kg) adalah 4,54-14,88 kg/minggu (Pb) dan 25,61-1050,00 kg/minggu (Cd). Nilai konsentrasi logam berat Pb dan Cd pada ikan masih berada di bawah standar yang sudah ditetapkan berdasarkan SNI 7387:2009.