cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 25, No 1 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia" : 10 Documents clear
Pengaruh Komposisi Bahan Barium Ferit dan NdFeB pada Sifat Kemagnetan Komposit BaFe/NdFeB Kuncoro, Handoko Setyo; Astari, Ratih Resti; Rahayu, Tita Oktavia Cahya
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 25, No 1 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1694.474 KB)

Abstract

Studi tentang pengaruh komposisi bahan-bahan sumber (penyusun) terhadap sifat kemagnetan komposit magnet BaFe/NdFeB beserta sintesis barium ferit dan NdFeB yang dibantu binder PEG (polyethylene glycol) 6000. Keberhasilan sintesis bahan komposit tersebut bisa ditunjukkan dengan beberapa hasil pengujian seperti pengujian SEM, uji gores, dan pengujian DTA/TG. Morfologi dari komposit yang dibentuk dari bahan sumber (BaFe, NdFeB dan binder PEG) bisa teridentifikasi dengan baik oleh mikrograf SEM. Hasil uji gores menunjukkan bahwa penambahan binder PEG 6000 terbaik adalah 7,5% dari berat total. Sedangkan hasil uji DTA/TG memberikan data suhu degradasi termal komposit minimum (350°C) masih dibawah temperatur Curie bahan NdFeB. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa komposisi  bahan sumber komposit kurang berpengaruh terhadap sifat koersifitas magnetik tetapi lebih mempengaruhi terhadap sifat retentivitas magnet (induksi remanen) komposit BaFe/NdFeB. Tren pengaruh komposisi bahan penyusun terhadap sifat induksi remanen magnetik (Br) kompositnya mendekati formulasi untuk menghitung konduktivitas komposit.
Pengaruh Bi2O3 terhadap Struktur Kristal dan Morfologi Barium Titanat yang Disintesis Melalui Dekomposisi BaTi-Sitrat Maryani, Eneng; Sunendar, Bambang; Nuruddin, Ahmad
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 25, No 1 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1571.611 KB)

Abstract

Karakteristik barium titanat dapat berubah dari isolator menjadi semikonduktor tipe n melalui penambahan ion dopan. Pada penelitian ini, Bi2O3 dipilih sebagai dopan untuk barium titanat yang disintesis melalui metode dekomposisi BaTi-Sitrat. Prekursor yang digunakan adalah larutan BaCl2, titanium isopropoksida dan asam sitrat yang direaksikan menjadi BaTi-sitrat, dengan dan tanpa 0,4 mol% Bi2O3 sebagai dopan. Serbuk yang dihasilkan dari kedua proses dikarakterisasi dengan Thermogravimetry-Differential Thermal Analysis (TG-DTA), X-ray Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscope (SEM). Penambahan dopan tersebut menyebabkan pembentukan fasa kubik BaTiO3 lebih banyak dan terbentuk morfologi BaTiO3 platelet submikron dengan panjang sekitar 0,8 mm dan lebar 0,2 mm.
Filter Keramik Terinduksi Dari Magnet Bekas Dan Serbuk Kalsit Untuk Pengadaan Air Bersih Kuncoro, Handoko Setyo; Rahman, Abdul
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 25, No 1 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1895.37 KB)

Abstract

Studi awal tentang pembuatan filter keramik terinduksi dari bahan magnet bekas dan serbuk kalsit untuk media pengolahan air telah dicoba menggunakan metoda induksi serbuk magnet. Filter magnetiknya disusun dalam wadah silinder dari bahan berdiameter 45 mm yang berisi serbuk batu gamping kalsit setebal 5 mm dan serbuk magnet barium ferit setebal 40 mm. Kedua lapisan bahan tersebut diinduksi magnet barium ferit berbentuk silinder dengan diameter dalam 50 mm, diameter luar 100 mm dan ketebalan 20 mm. Penerapan unjuk kerja dari filter magnetik terhadap uji kadar besi, jumlah coliform total dan jumlah bakteri E. Coli telah menunjukkan respon yang cukup baik sebagai filter air dalam menurunkan: kadar besi dalam air sekitar 0,35 kali (atau 0,13 mg/l), jumlah coliform total 0,17 kali (atau 6 per 100 ml) dan meniadakan jumlah bakteri E. Coli (mendekati 0 per 100 ml air dari sebelumnya berjumlah 11 per 100 ml). Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas air keluaran telah memenuhi persyaratan Permenkes untuk sumber air minum (standar air baku) dan filter yang didesain telah berfungsi baik sebagai piranti penjernih air.
Pengembangan Bahan Geopolimer dengan Pemanfaatan Limbah Anorganik Samadhi, Tjokorde Walmiki; Hardika, Ryan Christnata; Liustanto, Randi
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 25, No 1 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2222.607 KB)

Abstract

Geopolimer merupakan padatan alkali-aluminosilikat pengganti semen Portland dengan kadar emisi karbon ekivalen yang jauh lebih rendah. Bahan konstruksi ini dihasilkan dari reaksi aluminosilikat padat dengan larutan alkali pekat pada temperatur rendah. Penelitian ini mengkaji kelayakan awal formulasi resep mortar geopolimer yang mengkombinasikan tiga bahan limbah anorganik, yakni abu terbang batubara (ASTM Class F), terak metalurgi EAF, serta abu sekam padi dari industri kecil batubata. Resep mortar yang digunakan adalah limbah anorganik, pasir, larutan KOH 10 M dengan perbandingan 3 bagian berat : 2 bagian berat : 1 bagian berat.  Variasi komposisi limbah anorganik diatur dengan rancangan percobaan simplex centroid. Pengolahan data dengan metode ANOVA menunjukkan bahwa pergeseran komposisi ke arah abu terbang meningkatkan kuat tekan, sementara abu sekam padi menurunkan kuat tekan. Persamaan campuran kuadratik dapat memodelkan kuat tekan sebagai fungsi komposisi dengan memadai. Peningkatan temperatur pengerasan mortar dari kondisi ruang ke 60 oC mempercepat reaksi geopolimerisasi sehingga meningkatkan kekuatanawal mortar. Setelah pengerasan selama 7 hari, mortar geopolimer abu terbang batubara menunjukkan kekuatan yang melebihi ambang batas ASTM C270 (5,2 MPa). Karakterisasi mikrostruktur menunjukkan keberlangsungan reaksi geopolimerisasi dengan baik untuk abu terbang dan terak EAF. Kurang berlangsungnya geopolimerisasi abu sekam padi diduga disebabkan oleh amorfositas bahan yang rendah.
Pembuatan Magnet Lunak MnZn Ferit dari Limbah Oksida Besi (Fe2O3) Idayanti, Novrita; Kristiantoro, Tony; Septiani, Ardita; Mulyadi, Dadang
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 25, No 1 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1784.365 KB)

Abstract

Telah dilakukan pembuatan keramik magnetic MnZn ferit dengan menggunakan limbah oksida besi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan sumber daya local sebagai bahan baku pembuatan keramik magnet. Metoda penelitian yang digunakan adalah sebagaimana biasanya pembuatan material keramik yaitu metalurgi serbuk.  Metoda ini digunakan karena ketersediaan peralatan yang ada di laboratorium. Bahan baku utama yaitu limbah oksida besi (Fe2O3), dioksida mangan ((MnO2), dan peroksida seng (ZnO2). Seluruh bahan diaduk selama 6 jam di dalam ball mill untuk mendapatkan campuran yang homogen. Proses selanjutnya campuran dikalsinasi pada temperatur 900oC dengan waktu penahanan 3 jam. Proses dilanjutkan dengan penggilingan kembali selama 16 jam dengan penambahan aditif oksida khromium (III) (Cr2O3), oksida alumina (Al2O3), dan logam Ni. Beberapa aditif tersebut ditambahkan untuk meningkatkan karakteristik magnet. Selama proses pencampuran dan penggilingan media yang digunakan adalah 60% alkohol dan 40% padatan. Proses pencetakan menggunakan mesin hidrolik dengan tekanan 25 kg/cm2. Proses sintering dilakukan pada temperature 1200oC selama 3 jam. Hasil karakteristik magnet yang paling optimum diukur dengan Permagraph adalah dengan nilai induksi remanen (Br) 0,67 kG, koersifitas (Hc) 0,041 kOe, koersifitas remanen (Hknee)  0,053 kOe, koersifitas maksimum (Hmax) 4,815 kOe, dan  densitas 2,91 g/cm3.
Ceramic Magnetic Filter from Used Magnet and Limestone Powder for Drinking Water Source Management Handoko Setyo Kuncoro; Abdul Rahman
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 25, No 1 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1895.37 KB) | DOI: 10.32537/jkgi.v25i1.2346

Abstract

Studi awal tentang pembuatan filter keramik terinduksi dari bahan magnet bekas dan serbuk kalsit untuk media pengolahan air telah dicoba menggunakan metoda induksi serbuk magnet. Filter magnetiknya disusun dalam wadah silinder dari bahan berdiameter 45 mm yang berisi serbuk batu gamping kalsit setebal 5 mm dan serbuk magnet barium ferit setebal 40 mm. Kedua lapisan bahan tersebut diinduksi magnet barium ferit berbentuk silinder dengan diameter dalam 50 mm, diameter luar 100 mm dan ketebalan 20 mm. Penerapan unjuk kerja dari filter magnetik terhadap uji kadar besi, jumlah coliform total dan jumlah bakteri E. Coli telah menunjukkan respon yang cukup baik sebagai filter air dalam menurunkan: kadar besi dalam air sekitar 0,35 kali (atau 0,13 mg/l), jumlah coliform total 0,17 kali (atau 6 per 100 ml) dan meniadakan jumlah bakteri E. Coli (mendekati 0 per 100 ml air dari sebelumnya berjumlah 11 per 100 ml). Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas air keluaran telah memenuhi persyaratan Permenkes untuk sumber air minum (standar air baku) dan filter yang didesain telah berfungsi baik sebagai piranti penjernih air.
The Influence of Barium Ferrite and NdFeB Compositions on Magnetic Properties of The BaFe/NdFeB Composite Handoko Setyo Kuncoro; Ratih Resti Astari; Tita Oktavia Cahya Rahayu
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 25, No 1 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1694.474 KB) | DOI: 10.32537/jkgi.v25i1.2350

Abstract

Studi tentang pengaruh komposisi bahan-bahan sumber (penyusun) terhadap sifat kemagnetan komposit magnet BaFe/NdFeB beserta sintesis barium ferit dan NdFeB yang dibantu binder PEG (polyethylene glycol) 6000. Keberhasilan sintesis bahan komposit tersebut bisa ditunjukkan dengan beberapa hasil pengujian seperti pengujian SEM, uji gores, dan pengujian DTA/TG. Morfologi dari komposit yang dibentuk dari bahan sumber (BaFe, NdFeB dan binder PEG) bisa teridentifikasi dengan baik oleh mikrograf SEM. Hasil uji gores menunjukkan bahwa penambahan binder PEG 6000 terbaik adalah 7,5% dari berat total. Sedangkan hasil uji DTA/TG memberikan data suhu degradasi termal komposit minimum (350°C) masih dibawah temperatur Curie bahan NdFeB. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa komposisi  bahan sumber komposit kurang berpengaruh terhadap sifat koersifitas magnetik tetapi lebih mempengaruhi terhadap sifat retentivitas magnet (induksi remanen) komposit BaFe/NdFeB. Tren pengaruh komposisi bahan penyusun terhadap sifat induksi remanen magnetik (Br) kompositnya mendekati formulasi untuk menghitung konduktivitas komposit.
Pengaruh Bi2O3 terhadap Struktur Kristal dan Morfologi Barium Titanat yang Disintesis Melalui Dekomposisi BaTi-Sitrat Eneng Maryani; Bambang Sunendar; Ahmad Nuruddin
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 25, No 1 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1571.611 KB) | DOI: 10.32537/jkgi.v25i1.2345

Abstract

Karakteristik barium titanat dapat berubah dari isolator menjadi semikonduktor tipe n melalui penambahan ion dopan. Pada penelitian ini, Bi2O3 dipilih sebagai dopan untuk barium titanat yang disintesis melalui metode dekomposisi BaTi-Sitrat. Prekursor yang digunakan adalah larutan BaCl2, titanium isopropoksida dan asam sitrat yang direaksikan menjadi BaTi-sitrat, dengan dan tanpa 0,4 mol% Bi2O3 sebagai dopan. Serbuk yang dihasilkan dari kedua proses dikarakterisasi dengan Thermogravimetry-Differential Thermal Analysis (TG-DTA), X-ray Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscope (SEM). Penambahan dopan tersebut menyebabkan pembentukan fasa kubik BaTiO3 lebih banyak dan terbentuk morfologi BaTiO3 platelet submikron dengan panjang sekitar 0,8 mm dan lebar 0,2 mm.
Pengembangan Bahan Geopolimer dengan Pemanfaatan Limbah Anorganik Tjokorde Walmiki Samadhi; Ryan Christnata Hardika; Randi Liustanto
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 25, No 1 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2222.607 KB) | DOI: 10.32537/jkgi.v25i1.2347

Abstract

Geopolimer merupakan padatan alkali-aluminosilikat pengganti semen Portland dengan kadar emisi karbon ekivalen yang jauh lebih rendah. Bahan konstruksi ini dihasilkan dari reaksi aluminosilikat padat dengan larutan alkali pekat pada temperatur rendah. Penelitian ini mengkaji kelayakan awal formulasi resep mortar geopolimer yang mengkombinasikan tiga bahan limbah anorganik, yakni abu terbang batubara (ASTM Class F), terak metalurgi EAF, serta abu sekam padi dari industri kecil batubata. Resep mortar yang digunakan adalah limbah anorganik, pasir, larutan KOH 10 M dengan perbandingan 3 bagian berat : 2 bagian berat : 1 bagian berat.  Variasi komposisi limbah anorganik diatur dengan rancangan percobaan simplex centroid. Pengolahan data dengan metode ANOVA menunjukkan bahwa pergeseran komposisi ke arah abu terbang meningkatkan kuat tekan, sementara abu sekam padi menurunkan kuat tekan. Persamaan campuran kuadratik dapat memodelkan kuat tekan sebagai fungsi komposisi dengan memadai. Peningkatan temperatur pengerasan mortar dari kondisi ruang ke 60 oC mempercepat reaksi geopolimerisasi sehingga meningkatkan kekuatanawal mortar. Setelah pengerasan selama 7 hari, mortar geopolimer abu terbang batubara menunjukkan kekuatan yang melebihi ambang batas ASTM C270 (5,2 MPa). Karakterisasi mikrostruktur menunjukkan keberlangsungan reaksi geopolimerisasi dengan baik untuk abu terbang dan terak EAF. Kurang berlangsungnya geopolimerisasi abu sekam padi diduga disebabkan oleh amorfositas bahan yang rendah.
Pembuatan Magnet Lunak MnZn Ferit dari Limbah Oksida Besi (Fe2O3) Novrita Idayanti; Tony Kristiantoro; Ardita Septiani; Dadang Mulyadi
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 25, No 1 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1784.365 KB) | DOI: 10.32537/jkgi.v25i1.2348

Abstract

Telah dilakukan pembuatan keramik magnetic MnZn ferit dengan menggunakan limbah oksida besi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan sumber daya local sebagai bahan baku pembuatan keramik magnet. Metoda penelitian yang digunakan adalah sebagaimana biasanya pembuatan material keramik yaitu metalurgi serbuk.  Metoda ini digunakan karena ketersediaan peralatan yang ada di laboratorium. Bahan baku utama yaitu limbah oksida besi (Fe2O3), dioksida mangan ((MnO2), dan peroksida seng (ZnO2). Seluruh bahan diaduk selama 6 jam di dalam ball mill untuk mendapatkan campuran yang homogen. Proses selanjutnya campuran dikalsinasi pada temperatur 900oC dengan waktu penahanan 3 jam. Proses dilanjutkan dengan penggilingan kembali selama 16 jam dengan penambahan aditif oksida khromium (III) (Cr2O3), oksida alumina (Al2O3), dan logam Ni. Beberapa aditif tersebut ditambahkan untuk meningkatkan karakteristik magnet. Selama proses pencampuran dan penggilingan media yang digunakan adalah 60% alkohol dan 40% padatan. Proses pencetakan menggunakan mesin hidrolik dengan tekanan 25 kg/cm2. Proses sintering dilakukan pada temperature 1200oC selama 3 jam. Hasil karakteristik magnet yang paling optimum diukur dengan Permagraph adalah dengan nilai induksi remanen (Br) 0,67 kG, koersifitas (Hc) 0,041 kOe, koersifitas remanen (Hknee)  0,053 kOe, koersifitas maksimum (Hmax) 4,815 kOe, dan  densitas 2,91 g/cm3.

Page 1 of 1 | Total Record : 10