cover
Contact Name
Titik Rahmawati
Contact Email
sawwa@walisongo.ac.id
Phone
+6281249681044
Journal Mail Official
sawwa@walisongo.ac.id
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Jl. Prof. Hamka - Kampus 3, Tambakaji Ngaliyan 50185, Semarang,Indonesia
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Sawwa: Jurnal Studi Gender
ISSN : 19785623     EISSN : 2581121     DOI : 10.21580/sa
Core Subject : Social,
Sawwa: Jurnal Studi Gender focuses on topics related to gender and child issues. We aim to disseminate research and current developments on these issues. We invite manuscripts on gender and child topics in any perspectives, such as religion, economics, culture, history, education, law, art, communication, politics, and theology, etc. We look forward to having contributions from scholars and researchers of various disciplines
Articles 7 Documents
Search results for , issue " Vol 11, No 2 (2016): April 2016" : 7 Documents clear
RESPONS MASYARAKAT TERHADAP TWEET USTADZ FELIX SIAUW: ”LAYAKKAH WANITA BEKERJA MENDAPAT SEBUTAN SEBAGAI IBU?” Handayani, Maya Rini
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 11, No 2 (2016): April 2016
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1221.091 KB) | DOI: 10.21580/sa.v11i2.1453

Abstract

Islam is a perfect religion. A religion which is always honor a woman. In Islam there is no prohibition of a woman to work for a living, as long as follow the terms and conditions according to Islam. Ustad Felix Siauw once twote some statement which was associated with working mothers in his Twitter on 28 May 2013. The amount of the tweet is 25, but the spotlight later evolved into the conversation is tweet #22. It became viral since a working mother wrote an open letter to comment the tweet #22 . This article discusses the phenomenon of public response from various backgrounds and religions to the #22 tweet, and also comments and reasons of ustad Felix Siauw write that tweet.
KENAKALAN REMAJA DAN KEDISIPLINAN: Perspektif Psikologi dan Islam Rahmawati, Nikmah
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 11, No 2 (2016): April 2016
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.742 KB) | DOI: 10.21580/sa.v11i2.1458

Abstract

Kedisiplinan dan kenakalan remaja itu memang ada keterkaitan yang erat. Banyak yang membuktikan hal itu melalui berbagai penelitian yang telah disebutkan dalam pembahasan di atas. Dalam hal ini, kedisiplinan itu berkorelasi terbalik dengan kenakalan remaja. Artinya, jika seorang remaja itu disiplin dan menerapkan kedisiplinan tersebut di dalam berbagai aspek kehidupannya, maka remaja tersebut akan berkurang tingkat kenakalannya yang bersifat destruktif, bahkan akan tereliminasi sama sekali. Karena itulah, faktor terpenting dalam menghentikan kenakalan remaja adalah bagaimana menerapkan kedisiplinan pada diri remaja di dalam berbagai aspek kehidupannya. 
BIMBINGAN KONSELING BAGI PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI LRC-KJHAM SEMARANG Muttaqin, M. Asasul; Murtadho, Ali; Umriana, Anila
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 11, No 2 (2016): April 2016
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.454 KB) | DOI: 10.21580/sa.v11i2.1454

Abstract

Kekerasan terhadap perempuan (istri) yang terjadi di lingkungan keluarga tidak terlepas dari adanya ketimpangan gender yang menjadi salah satu sebab terjadinya KDRT. Di Jawa Tengah, salah satu lembaga yang memiliki konsen dalam penanganan kasus KDRT adalah LRC KJHAM. Pelayanan bimbingan konseling individu dan support group bagi korban KDRT yang diberikan oleh LRC-KJHAM bersifat integral dan menimbulkan perubahan yang signifikan dari perubahan sikap dan psikologis perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga. Melalui bimbingan konseling tersebut para individu (korban) mampu menyadari bahwa dapat mengatasi masalahnya sendiri dan sadar bahwa mereka secara bersama dapat berjuang untuk mengatasi masalah yang mereka alami.
PENANGANAN PEREMPUAN KORBAN KEKERANAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG Nafisah, Siti
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 11, No 2 (2016): April 2016
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.657 KB) | DOI: 10.21580/sa.v11i2.1455

Abstract

Tulisan ini bertujuan: 1) Untuk men­des­krip­sikan bagaimana pe­nanganan perempuan korban kekerasan seksual di PPT Seruni Kota Semarang; 2) Untuk menganalisa bagaimana pe­nanganan perempuan korban kekerasan seksual di PPT Seruni Kota Semarang ditinjau dari perspektif bimbingan konseling Islam dengan fokus penelitian pada penanganan perempuan korban kekerasan seksual. Sumber data dalam penelitian ini adalah pengurus, konselor dan klien di PPT Seruni. Hasil penelitian menunjukkan PPT Seruni dalam menangani per­empu­an korban kekerasan seksual ber­basis gender menggunakan beberapa tahapan, meliputi; konseling, pen­­dampingan hukum, pen­dampingan medis, pendampingan psiko­logis, menyediakan rumah aman (shelter), melakukan penguatan ekonomi, dan men­sosialisasi­kan hak-hak perempuan. Kedua, pe­nanganan yang diberikan PPT Seruni relevan jika ditinjau dari fungsi Bimbingan Konseling Islam, yaitu: fungsi pre­ventif (menjaga atau mencegah timbulnya masalah diri korban, contohnya dengan meng­adakan sosialisasi dan pe­nyuluhan hukum tentang hak-hak perempuan ber­basis gender), kuratif (membantu korban dalam memecahkan masalah, contohnya melakukan konseling dan pendampingan yang diperlukan korban), presentatif (korban terjaga dari masalah, contoh­nya dengan adanya rumah aman atau shelterbagi korban), dan developmental (membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi yang lebih baik, dengan melakukan penguatan ekonomi terhadap korban).
PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI PEREMPUAN: Sebuah Strategi Mencegah Berbagai Resiko Masalah Reproduksi Remaja Hasanah, Hasyim
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 11, No 2 (2016): April 2016
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.404 KB) | DOI: 10.21580/sa.v11i2.1456

Abstract

Tulisan ini mendeskripsikan tentang strategi penanganan kasus kekerasan seksual pada perempuan melalui pemahaman kesehatan reproduksi bagi perempuan. Kesehatan reproduksi merupakan suatu kondisi sehat pada semua sistem organ, fungsi, dan proses reproduksi. Islam memiliki sikap sangat hati-hati terhadap upaya mencapai kesehatan reproduksi. Pendidikan kesehatan reproduksi amat penting untuk dilakukan, mengingat masih banyak remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat mengenai kesehatan reproduksi. Pendidikan tersebut juga diperlukan agar remaja dapat menghindari perilaku seks yang beresiko, yang membahayakan kesehatan reproduksi dan seksualnya. Pemahaman terhadap kesehatan reroduksi bagi remaja juga berfungsi sebagai strategi untuk menghindari tindak kekerasan seksual pada remaja.
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM RUMAH TANGGA: Perspektif Sosio-Budaya, Hukum, dan Agama Muhajarah, Kurnia
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 11, No 2 (2016): April 2016
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.083 KB) | DOI: 10.21580/sa.v11i2.1452

Abstract

Kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga banyak terjadi, sedangkan sistem hukum di Indonesiabelum menjamin perlindungan terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan dipahami tidak hanya berkaitan dengan penggunaan fisik tetapi terkait dengan tekanan emosional dan psikis. Kekerasan tidak terjadi secara spon­tanitas, namun memiliki sebab-sebab tertentu yang mendorong laki-laki berbuat kekerasan terhadap perempuan (istri) yang secara umum penyebab kekerasan tersebut dapat diidentifikasi karena faktor gen­der dan patriarki, relasi kuasa yang timpang, dan role modeling (perilaku hasil meniru). Gagasan pemukulan merupakan hak yang ada bagi laki-laki tentunya kontradiksi dengan cita-cita al-Qur’an tentang hubungan suami-isteri yang harusnya kompak dan saling mendukung. Hal ini juga berkebalikan dengan aturan Quran yang mana laki-laki dan perempuan boleh membubarkan pernikahan yang gagal, sehingga akan mengesampingkan gagasan bahwa perempuan memiliki tugas dan kewajiban untuk tunduk kepada kekerasan.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL, SOLUSI ALTERNATIF MENGATASI KEJENUHAN RUTINITAS IBU RUMAH TANGGA Nihayah, Ulin
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 11, No 2 (2016): April 2016
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.509 KB) | DOI: 10.21580/sa.v11i2.1457

Abstract

Saturated feeling often experienced by man as an individual. Attitude saturation on this individual, addressed with a mixed response. Not a few people who stuck with the feeling of saturation that result in actions that might be considered negative because it harms him, one of them housewives. Feeling tired or bored of the routines performed by housewives if not addressed will result in stress that will have an impact on the problem of domestic life. As one alternative that is done to overcome this stress is to do with interpersonal com­munication with a partner. Interpersonal communication is intended to help in order to solve problems related to boredom experienced by a housewife.

Page 1 of 1 | Total Record : 7