cover
Contact Name
Moh. Nur Ichwan, M.A., Ph.D.
Contact Email
-
Phone
+62274515856
Journal Mail Official
jurnal.dakwah@uin-suka.ac.id
Editorial Address
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan Dakwah
ISSN : 14115905     EISSN : 26141418     DOI : https://doi.org/10.14421/jd
Jurnal Dakwah memuat berbagai artikel yang mendiskusikan tentang dakwah, baik secara normatif maupun historis. Diterbitkan oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, dua nomor setiap tahun. Redaksi menerima tulisan tentang berbagai persoalan yang terkait dengan dakwah dalam berbagai aspeknya. Isi tulisan yang dimuat tidak harus sejalan atau pun mencerminkan pandangan redaksi.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 23 No. 2 (2022)" : 5 Documents clear
Eksistensi dan Peran Dakwah Male Ta Ilayabe di Gorontalo Dian Adi Perdana; Elvin Sahrain; Ibnu Apriani; Rezki Inaku; Moh. Alwi Anuz; Selitia Manani; Hapsa Karim
Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan Dakwah Vol. 23 No. 2 (2022)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jd.jd.23.2.22.1

Abstract

Male Ta Ilayabe’s character which respected by the local community as ulama. How is the process, strategy, role and legacy of Male Ta Ilayabe's da'wah in Gorontalo. This research is qualitative with descriptive method using observation and interview data collection techniques. The data obtained then it studied, analyzed, interpreted to produce conclusions. The results of this study were his strategy by taking advantage of his position as an assistant of king as well as da’wah to the people of Gorontalo. His populist and simple attitude makes it easy in the process of da’wah. His role of da'wah as a messenger of taxes, the existence of religious-political relations became a factor in the penetration of Islam in the archipelago. His da'wah activities have an impact on changing the social community with the remains of tomb and Hunto mosque which have become religious and cultural tourism destinations in Gorontalo City.
K-Pop: Islamisme populer Anak Muda Muslim Romario
Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan Dakwah Vol. 23 No. 2 (2022)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jd.23.2.22.2

Abstract

Memasuki era media sosial yang ditandai dengan kehadiran facebook, instagram, twitter, dan youtube membuat hubungan antar berbagai wilayah dan negara semakin terkoneksi. Globalisasi yang awalnya didominasi oleh Barat mulai dari film, musik, dan hiburan kini bergeser dan mengalami perubahan dengan populernya musik, film, dan hiburan yang berasal dari Asia Timur terutama Korea Selatan.[1] Budaya globalisasi pada akhirnya juga berdampak di Indonesia yang mayoritas masyarakat Muslim, banyak anak-anak muda yang menyukai musik dan drama Korea, melalui media sosial mereka dapat mengakses secara langsung artis-artis K-pop. Kepopuleran K-pop di Indonesia bisa dilihat dari terbentuknya penggemar K-pop dan tagar-tagar K-pop yang trending di twitter.[2] Gelombang Korea (Korean Wave) atau bisa disebut dengan Hallyu berdampak di Indonesia ditandai dengan musik dan drama Korea yang disukai oleh anak muda di Indonesia. Menariknya, menurut Ariel Heryanto dalam buku Identitas dan Kenikmatan Anak muda Muslim yang tumbuh dipuncak islamisasi berupaya menegosiasikan dua hal yang bertolak belakang, sembari menjadi saleh mereka juga menikmati konsumerisme dunia. Seperti mengidolakan artis Korea sekaligus tetap menunjukkan identitas Muslimah dengan memakai jilbab.[3] Artikel ini mengkaji tentang dua akun Instagram; @Kpoper.hijrah dan @Xkwaver, kedua akun tersebut menjadi pokok pembahasan penelitian dalam melihat resistensi anak muda Muslim terhadap K-pop. Metode penelitian dalam artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap admin dan mengamati kedua akun Instagram tersebut. Dari hasil temuan menunjukan bahwa gejala kemunculan K-pop terhadap anak muda Muslim, menjadikan K-Pop sebagai sarana anak muda Muslim untuk melakukan strategi islamisme populer, yakni menjadikan norma-norma agama secara kreatif dengan memanfaatkan K-Pop, dan bentuk-bentuk islamisme populer K-Pop berupa kritik terhadap fanatime K-Pop, menyusun teori Konspirasi dan K-Pop, serta memanfaatkan bahasa Korea sebagai strategi dakwah. 
Dakwah Transformatif Syubbanul Muslimin Dalam Menanamkan Spritualitas pada Generasi Muda Baidawi
Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan Dakwah Vol. 23 No. 2 (2022)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jd.23.2.22.4

Abstract

Fenomena kenakalan remaja kerapkali terjadi di berbagai daerah, tidak terkecuali di Kabupaten Probolinggo. Beragam bentuk perilaku penyimpangan terjadi pada generasi muda seperti pesta miras, adegan balap liar, konsumsi narkoba dan kriminalitas lainnya. Dibutuhkan pendekatan khusus demi menarik simpati generasi muda masa kini, oleh karenanya model dakwah yang berorientasi pada perubahan sosial, salah satunya dakwah transformatif. Majelis Syubbanul Muslimin hadir sebagai upaya mentransformasikan ajaran dakwah khususnya kepada generasi muda. Maka pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Sedangkan tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah upaya penanaman nilai-nilai keislaman diintegrasikan dalam bentuk pendekatan dakwah kultural seperti rihlah atau tadabbur alam, nak tanak’an (memasak bersama), kafita (kajian fiqih wanita), kafita (kajian fiqih tasawwuf), dan ngontel bareng. Berdakwah menggunakan media sosial sebagai upaya mempopulerkan shalawat supaya terdengar di seluruh pelosok nusantara bahkan mancanegara syiar shalawat syubbanul muslimin. Kata Kunci : Kenakalan Remaja, Dakwah Transformatif, Syubbanul Muslimin
The Role of Alissa Wahid As A Women Fighter In Implementing Wasathiyyah Islam In Indonesia Mursalat
Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan Dakwah Vol. 23 No. 2 (2022)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jd.23.2.22.5

Abstract

Persoalan perempuan dan segala atribut yang melekat pada perempuan merupakan persoalan unik, aktual dan selalu menarik untuk dijadikan sebuah kajian. Diakui atau tidak, kehadiran kaum perempuan di muka bumi ini memiliki peranan yang amat penting. Bahkan secara natural mereka adalah bagian dari kehidupan ini, namun demikian, dalam kehidupan sehari-hari masih dirasakan sedikitnya masyarakat yang menyadari akan hal ini. Periode Islam, Abad pertengahan, dan era modern semuanya telah menghasilkan ide-ide dan teori-teori yang berbeda, yang berkaitan dengan peran perempuan di tengah masyarakat. Sebagaimana penelitian ini yang akan membahas peran Alissa Wahid sebagai pejuang perempuan, sumbangsih untuk bangsa begitu banyak yang telah beliau lakukan. Oleh karena itu sangat menarik untuk di tulis.  Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan metodekualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah penelitian kajian pustaka (LibraryResearch). Hasil penelitian ini Sikap Humanis dan Moderasi Islam yang dilakukan oleh Alissa Wadih adalah sebagaimana yang dilakukan atau dipraktekan oleh Gus Dur Diantara pemikiran inklusif Gus Dur yang menonjol adalah tentang pribumisasi ajaran Islam dan sangat mengkedepankan sikap toleransi yang akan membuahkan rasa cinta.  Alissa Wahid sangat berperan dalam membantu sesama dalam menangani radikalisme, membantu masyarakat yang terdampak covid-19. Alissa Wahid Bersama dengan Sembilan perempuan inspiratif mendapat penghargaan #Shelnspires Awards 2021 dari KumparanWOMAN. Penghargaan ini diberikan kapada 10 perempuan yang dianggap memberikan kebaikan dan perlindungan bagi sesame di masa pandemic Covid-19 dan Alissa Wahid mendapatkan berbagai penghargaan.     Abstract The issue of women and all the attributes attached to women is a unique, actual and always interesting issue to be studied. Admit it or not, the presence of women on this earth has a very important role. Even naturally they are part of this life, however, in everyday life it is still felt that at least people are aware of this. The Islamic period, the Middle Ages, and the modern era all produced different ideas and theories, relating to the role of women in society. As this research will discuss Alissa Wahid's role as a female fighter, she has made so many contributions to the nation. Therefore it is very interesting to write about. The method that the author uses in this research is the qualitative method. The approach used is library research (Library Research). The results of the research on Humanist Attitudes and Islamic Moderation conducted by Alissa Wadih are similar to those of Gus Dur. Among Gus Dur's inclusive thoughts that stand out is about the indigenization of Islamic teachings and strongly emphasizes an attitude of tolerance that will create a sense of love. Alissa Wahid played a very important role in helping others in dealing with radicalism, helping people who created COVID-19. Alissa Wahid together with nine inspiring women received the #Shelnspires Awards 2021 from KumparanWOMAN. This award was given to 10 women who were considered to provide respect and protection for others during the Covid-19 pandemic and Alissa Wahid received an award.  
Synthesizing Spirituality and Business: Exploring the Economic Dimensions of Sufism Orders in Indonesia Siswoyo Aris Munandar
Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan Dakwah Vol. 23 No. 2 (2022)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jd.23.2.22.3

Abstract

AbstractSo far, the general view of the tarekat teaches to stay away from the world, only to carry out worship. Moreover, his doctrines live for the hereafter and distance themselves from the world of asceticism. In addition, Sufis are often imagined as someone who looks simple, even tends to be what he is. that the Sufis are a collection of poor, poor and desperate people. This opinion is not completely wrong and not completely correct. Therefore, in this study the author wants to show that the tarekat are also in business. This research is a descriptive-qualitative research by prioritizing primary data sourced from field studies; and using secondary data as a supporting source. The use of this descriptive-qualitative method aims to describe the construction of business, which is influenced by both religion and culture, in the economic activities carried out by entrepreneurs following the tarekat in Indonesia. The results of this study show that the Idrisiyyah Tarekat is not only engaged in education and da'wah, but is also engaged in the economic field, not less than 40 business units developed by Pesantren Idrisiyyah. The Tarekat Shiddiqiyyah through its members also carries out many economic activities that can help the lives of the surrounding community. Some of the business units formed include star hotels, bottled mineral water production, kretek cigarette business partners, cigarette companies, health clinics, honey production, handicrafts and restaurants.  AbstrakSelama ini Pandangan umum terhadap tarekat itu mengajarkan untuk jauh dari dunia, hanya sebatas menjalankan ibadah. Apalagi doktrin-doktinnya hidup untuk akherat dan menjauhkan diri dari dunia zuhud. Selain itu Sufi kerap dibayangkan sebagai seorang yang berpenampilan sederhana, bahkan cenderung apa adanya. bahwa sufi itu kumpulan orang-orang fakir, miskin dan putus asa. Pendapat ini tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya benar. Oleh karena dalam penelitian ini penulis ingin menunjukan bawah kaum tarekat juga berbisnis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif dengan mengendepankan data primer yang bersumber dari kajian lapangan; dan menggunakan data sekunder sebagai sumber pendukung. Pemakaian metode deskriptif-kualitatif ini bertujuan untuk menggambarkan konstruksi bisnis, yang dipengaruhi baik oleh agama maupun budaya, dalam aktivitas ekonomi yang dijalakan oleh pengusaha pengikut tarekat-tarekat di Indonesia. Hasil dari penelitian ini bahwa Tarekat Idrisiyyah tidak hanya bergerak dalam bidang pendidikan dan dakwah, tapi juga bergerak dalam bidang ekonomi, tidak kurang dari 40 unit usaha yang dikembangkan oleh Pesantren Idrisiyyah. Tarekat Shiddiqiyyah lewat anggota-anggotanya juga banyak melakukan aktivitas ekonomi yang dapat membantu kehidupan masyarakat sekitarnya. Beberapa unit usaha yang dibentuk diantaranya, hotel bintang, produksi air mineral kemasan, mitra usaha sigaret kretek, perusahaan rokok, klinik kesehatan, produksi madu, kerajinan tangan dan rumah makan.  

Page 1 of 1 | Total Record : 5