cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian Journal of Cancer
ISSN : 19783744     EISSN : 23556811     DOI : -
Core Subject : Health,
The Indonesian Journal of Cancer (official journal of the Dharmais Cancer Center Hospital) is a peer-reviewed, quarterly, open access journal. Submissions are reviewed under a broad scope of topics relevant to experimental and clinical cancer research. The journal publishes original research articles, case reports, systematic literature reviews, and letters to the editor under the following categories: Cancer prevention, diagnosis, surgery, systemic therapy, radiotherapy, paliative therapy, and molecular biology.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 3, No 2 (2009): Apr - Jun 2009" : 8 Documents clear
The Accuracy of Plasma EBV-DNA Quantification Using LMP2 as Primer to Detect Distance Metastasis After Radiation of Nasopharyngeal Cancer in “Dharmais” National Cancer Center Marzaini, Dewi Soeis; Tobing, Demak L.; Kresno, Siti Boedina
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 2 (2009): Apr - Jun 2009
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.081 KB)

Abstract

Kanker nasofaring (NPC) biasa ditemukan di Indonesia dan berkaitan dengan penyakit tingkat lanjut (advanced disease). Keberadaan virus Epstein-Bar deoxyribonucleic acid (EBV-DNA) sudah lama ditawarkan untuk deteksi awal terhadap kegagalan jarak (distant failure) setelah pemberian radiasi (radiation theraphy). Selaput laten protein-2 (LMP-2) sangat potensial untuk diterapkan di Indonesia, karena efektif dalam menekan biaya. Namun, hal ini belum pernah di pelajari sebelumnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetes penghitungan akurasi plasma EBV-DNA menggunakan LMP2 sebagai cara awal untuk mendeteksi metastasis setelah pemberian radiasi pada pasien NPC.Contoh plasma diambil dari pasien penderita kanker nasofaring paling tidak enam bulan setelah pemberian radiasi. DNA diekstrak dan dianalisis dari reaksi rantai polymerase berdasarkan hitungan waktu (real-time polymerase chain reaction –RT-PCR) (Light Cycler, Roche Diagnostics) menggunakan spesifikasi dasar LMP-2. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan standar kuantitatif RT-PCR antara EBNA-1 dan segmen DNA dalam area BamHi-W dari genome EBV.Perbedaan rata-rata (mean) dari level EBV-DNA kemudian dibandingkan menggunakan tes analisis varian (ANOVA). Perhitungan sensitivitas dan spesifikasi dihitung berdasarkan kurva ROC (receiver-operating characteristics).Kajian ini menggunakan dua puluh tiga kasus NPC yang non-metastatik, di mana jumlah pasien laki-laki 17 orang (73,9%) dan wanita 6 orang (26,1%). Median dari umur pasien adalah 48 tahun (21-67 tahun). Kebanyakan kasus sudah mencapai stadium III (56,5%), diikuti stadium IVA-B (26,1%). Semua pasien menerima radiasi sebanyak 6000-7000 cGy. Sepuluh pasien (43,5%) telah mendapatkan metastasis (distant metastasis) paling tidak enam bulan setelah terapi radiasi. Tidak ada tanda-tanda kambuh pada lokasi awal (primary site). Tidak ada perbedaan mean pada tingkat EBV-DNA, yaitu antara penggunaan EBNA-1 secara dasar antara pasien dengan metastasis dan pasien tanpa metastasis (5135 copies/mL vs. 7827 copies/mL; p=0,245). Ada perbedaan mencolok pada mean EBV-DNA antara pasien dengan metastasis dan pasien tanpa metastasis saat menggunakan LMP2 sebagai dasar dan menggunakan BamHI-W sebagai dasar. BamHI-W primer memberikan tingkat sensitivitas 100% dan spesifisitas 100% pada tingkat EBV-DNA 1080 copies/mL dengan AUC 1,0. Perhitungan dengan LMP2 primer memberikan tingkat sensitivitas 89% dan spesifisitas 100% pada pemberian 17 copies/mL dengan AUC 0,944.Kesimpulannya, deteksi EBV-DNA menggunakan LMP2 primer berguna bagi deteksi awal metastatik setelah pemberian radiasi bagi pasien NPC yang tidak memiliki metastasis pada saat proses diagnosis. Primer ini memiliki tingkat sensitivitas dan spesifisitas hampir seakurat BamHi-W primer.Kata kunci: Metastasis, Radiasi, Nosofaring.
Optimasi dan Validasi KIT Immunoradiometric Assay Carbohydrate Antigen -125 untuk Pemantauan Kanker Ovarium Widayati, Puji; Darwati, Siti; Ariyanto, Agus
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 2 (2009): Apr - Jun 2009
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (992.097 KB)

Abstract

Carbohydrate Antigen-125 (CA-125) adalah glikoprotein antigenik yang dilepaskan ke darah penderita kanker ovarium, dengan kadar yang sangat rendah pada awalnya dan meningkat sesuai dengan keganasan kanker. Dengan demikian, pemantauan kanker ovarium dapat dilakukan dengan mengukur kadar rendahnya senyawa CA-125 di dalam darah. Metode yang sesuai adalah immunoradiometricassay (IRMA). PRR telah mengembangkan metode ini sejak beberapa tahun lalu, diawali dengan tahap pembuatan komponen kit IRMA CA-125, meliputi perunut CA-125 bertanda 125I dengan rendemen penandaan sebesar 96,5%. Hasil uji imunologi menunjukkan aktivitas imunologi sebesar 21,39% (%B/T) untuk standar 500 mIU/mL dan ikatan tidak spesifiknya 0,21 (%NSB) untuk standar 0 mIU/mL. Hasil uji kemurnian radiokimia 94,2%. Larutan standar CA-125 menunjukkan bahwa sensitivitas larutan standar yang digunakan adalah baik dengan daerah kerja assay yang luas, yaitu dari 0 mIU/mL sampai 200 mIU/mL. Persamaan garis regresi Y = 0,0705X + 0,7103 dan koefisien korelasi R = 0,9930. Tabung bersalut antibodi monoklonal (coated tube) dengan monoklonal jenis M86924M sebagai penyalut menunjukkan aktivitas imunologi untuk standar 0 mIU/mL sebesar 0,1% dan untuk larutan standar 500 mIU/mL sebesar 21,39%. Optimasi assay kit IRMA CA-125 meliputi radioaktivitas optimum perunut 100000 cpm, volume perunut optimum 50 ?L, volume standar optimum 50 ?L, waktu inkubasi optimum 16 jam, dan suhu inkubasi optimum sebesar 25oC sehingga menghasilkan nilai B/T = 19,05% dan NSB = 0,53%, dengan daerah kerja 0-200 mIU/mL. Validasi metode menggunakan sampel kadar tinggi (QCH) dan kadar rendah (QCL) menunjukkan nilai %CV intra assay (n=15) sebesar 9,9% (QCL) dan 2,97% (QCH) serta %CV inter assay (n=7) berturut-turut 13,1% (QCL) dan 4,9% (QCH) memenuhi syarat Protocol IAEA. Kit IRMA CA-125 ini juga menunjukkan karakter yang baik, yaitu dengan nilai %NSB dan nilai %B/T sebesar 0,1% dan 12,6%; daerah kerja kit yang luas, yaitu 0 mIU/mL sampai 200 mIU/mL); serta kestabilan kit selama 8 (delapan) minggu.Kata kunci: kanker ovarium, immunoradiometricassay(IRMA), CA-125, optimasi, validasi
Bone Pain Palliative Therapy: The Role of Samarium (Sm)-153 in Bone Metastatic Tumor* Poedjomartono, Bagaswoto
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 2 (2009): Apr - Jun 2009
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.91 KB)

Abstract

Pengobatan kanker dengan radioisotop, baik untuk terapi maupun paliatif, sudah sering dilakukan. Hal ini sudah banyak digunakan di daerah-daerah dengan angka prevalensi kanker tinggi, misalnya penggunaan radioiodine (I-131) untuk kanker tiroid deferensiasi baik dan Strontium(Sr)-89 serta Samarium(Sm)-153 untuk mengontrol rasa nyeri pada tulang yang terkena metastasis keganasan kanker. Sm-153 EDTMP mempunyai efek yang baik untuk mengobati pasien dengan metastasis ke tulang. Hampir semua pasien merasakan adanya penurunan rasa nyeri tulang dalam 24 jam sampai 3 hari setelah pemberian Sm-153 EDTMP. Sangat sedikit efek samping yang dilaporkan, di antaranya adanya sakit kepala ringan yang muncul dalam 24 jam setelah suntikan intravena Sm-153 EDTMP. Makalah ini akan membahas dan mengevaluasi efek terapeutik dan paliatif dari Sm-153 EDTMP pada pasien dengan keganasan yang bermetastasis ke tulang.Kata kunci: metastasis tulang, nyeri tulang, Sm-153 EDTMP 
Serum Biomarkers For Hepatocellular Carcinoma (Short Review) Bachtiar, Indra; Utama, Andi; Tai, Susan
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 2 (2009): Apr - Jun 2009
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.893 KB)

Abstract

Hepatocellular carcinoma (HCC) atau kanker hati adalah salah satu dari kanker yang paling umum dan menjadi penyebab utama kematian di negara-negara Asia. HCC biasanya berkembang pada pasien dengan penyakit hati kronis dan sirosis. Pengamatan HCC pada pasien sirosis biasanya dilakukan menggunakan ?-fetoprotein (AFP) dan ultrasonografi. Akan tetapi, sensitivitas AFP untuk deteksi HCC sangat rendah, sedangkan penggunaan ultrasonografi cukup mahal dan sangat tergantung pada keahlian operator. Hal inilah yang menjadi ide dasar tentang perlunya mencari suatu strategi baru (biomarker baru) dalam mendeteksi HCC secara dini. Biomarker yang ideal harus lebih sensitif, spesifik, noninvasif, murah, dan dapat diterima oleh pasien. Berdasarkan tinjauan literatur yang kami lakukan (2001-2009), dilaporkan beberapa penemuan biomarker baru yang cukup menjanjikan, seperti AFP-L3, des-gamma carboxyprothrombin (DCP), golgi protein 73 (GP73), glypican-3 (GPC3), squamous cell carcinoma antigen (SCCA), transforming growth factor-?1 (TGF?b1), insulin-like growth factor-II (IGF-II), insulin-like growth factor-binding protein-2 (IGFBP-2), human cervical cancer oncogene (HCCR), hepatocyte growth factor (HGF), KL-6 and ?-acid glycoprotein (AAG). Akan tetapi, penggunaannya secara klinis atau uji validasi belum pernah dilaporkan. Beberapa kendala dan keterbatasan yang dilaporkan dalam penemuan biomarker ini antara lain jumlah sampel yang digunakan kurang memadai, metoda analisis yang beragam (heterogenity), terbatas pada wilayah tertentu, predictive analysis biomarker, dan masih sedikitnya studi longitudinal untuk mengevaluasi kemampuan biomarkers dalam mendeteksi penyakit pada taraf preklinik. Uji klinik dan metoda validasi yang tepat saat ini menunggu lahirnya suatu generasi biomarker baru untuk pasien HCC.Kata kunci: Hepatocellular carcinoma (HCC), biomarker, metoda pengujian
Konsep Boutique Hospital, Sebuah Pilihan dalam Penanganan Kanker di Indonesia (Tata Laksana Penanganan Kanker Payudara Terpadu di Rumah Sakit Ongkologi Surabaya, Sebuah Ilustrasi) Redjeki A, Sri; Mardiyana, Lies; -, Anggraheny
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 2 (2009): Apr - Jun 2009
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.543 KB)

Abstract

Berbeda dengan penyakit lain, penanganan kanker membutuhkan kekhususan. Penanganan awal adalah kunci paling menentukan prognosis selanjutnya. Dengan demikian, kualitas pelayanan, dalam hal ini -diagnostik yang tepat, tindakan akurat, pemilihan teknologi yang tepat- adalah hal yang tak dapat ditawar. Kesalahan tindakan pertama berakibat irreversible. Untuk itu, diperlukan tata laksana yang tepat dan kerja sama tim dokter yang solid. Penderita kanker memerlukan pendekatan yang lebih humanistik karena problem psikisnya berbeda. Biaya pengobatan penyakit kanker tergolong mahal. Kesadaran akan kendali biaya harus selalu ada dalam setiap pengambilan keputusan medik. Pada 20 April 1995, RS Onkologi Surabaya hadir membawa konsep Boutique Hospital. Rumah sakit ramping yang sesuai dengan kebutuhan penanganan penyakit kanker dan kondisi masyarakat pengakses. Tulisan ini adalah laporan ilmiah mengenai bagaimana RS Onkologi Surabaya melakukan kendali mutu dan kendali biaya dalam penanganan kanker payudara.Kata kunci: Boutique hospital, kendali mutu, kendali biaya, kanker payudara
Studi Interaksi Obat Kemoterapi dengan Obat Penunjangnya pada Protokol Kemoterapi Kanker Anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” Albariyah, Tuti
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 2 (2009): Apr - Jun 2009
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1990.003 KB)

Abstract

nteraksi obat diartikan sebagai fenomena yang terjadi apabila pengaruh suatu obat diubah oleh pemberian obat sebelumnya atau untuk pemberian obat yang bersamaan. Interaksi obat terdiri dari 3 jenis, yaitu interaksi farmasetik (interaksi antar-obat karena obat yang tidak dapat bercampur/inkompatibel); interaksi farmakokinetik (interaksi antar­obat yang menyebabkan peningkatan atau penurunan absorpsi, metabolisme, distribusi, dan ekskresi obat lain); serta interaksi farmakodinamik (interaksi obat yang berkompetisi pada tempat yang sama untuk bereaksi dalam tubuh). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terjadi atau tidaknya interaksi antara obat kemoterapi dengan obat penunjangnya pada protokol kemoterapi yang digunakan di RS Kanker “Dharmais”. Metode penelitiannya adalah deskriptif dan evaluasi dilakukan secara teoritik berdasarkan literatur. Penelitian ini dilakukan di Bagian Onkologi Anak RS Kanker ”Dharmais”. Dari ketiga jenis protokol yang dianalisis (protokol neuroblastoma, osteosarkoma, dan retinoblastoma), terdapat 6 kasus interaksi. Pasangan obat yang berinteraksi yaitu Carboplatin dengan Etoposid. Interaksi ini terjadi pada 2 protokol, yaitu neuroblastoma dan retinoblastoma (interaksi farmakokinetik), Doksorubisin dengan Siklofosfamid (interaksi farmakodinamik), Siklofosfamid dengan Deksametason (interaksi farmakokinetik), Siklofosfamid dengan Ondansetron (interaksi farmakokinetik), serta Cisplatin dengan Ondansetron (interaksi farmakokinetik). 
Tata Laksana Ekstravasasi Karena Pemakaian Kemoterapi Rosdiana, Nelly
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 2 (2009): Apr - Jun 2009
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.045 KB)

Abstract

Ekstravasasi merupakan suatu keadaan yang bisa muncul pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi, yang menimbulkan rasa sakit dan eritema, ulkus, serta kerusakan jaringan. Beberapa obat sitostatika dapat bersifat vesicant, iritan, dan nonvesicant. Tata laksana ditentukan dari stadium ekstravasasi, banyaknya cairan yang terpapar, dan ketersediaan antidotum yang spesifik.Kata kunci: ekstravasasi, kemoterapi, tata laksana.
Tata Laksana Ekstravasasi Karena Pemakaian Kemoterapi Rosdiana, Nelly
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 2 (2009): Apr - Jun 2009
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.045 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v3i2.105

Abstract

Ekstravasasi merupakan suatu keadaan yang bisa muncul pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi, yang menimbulkan rasa sakit dan eritema, ulkus, serta kerusakan jaringan. Beberapa obat sitostatika dapat bersifat vesicant, iritan, dan nonvesicant. Tata laksana ditentukan dari stadium ekstravasasi, banyaknya cairan yang terpapar, dan ketersediaan antidotum yang spesifik.Kata kunci: ekstravasasi, kemoterapi, tata laksana.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2009 2009


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 4 (2018): October-December Vol 12, No 3 (2018): July-September Vol 12, No 2 (2018): April-June Vol 12, No 1 (2018): Jan - Mar Vol 11, No 4 (2017): October- December 2017 Vol 11, No 3 (2017): July - September 2017 Vol 11, No 2 (2017): April - June Vol 11, No 1 (2017): Jan-Mar Vol 10, No 4 (2016): October - December 2016 Vol 10, No 3 (2016): July - September 2016 Vol 10, No 2 (2016): April - June 2016 Vol 10, No 1 (2016): Jan - Mar 2016 Vol 9, No 4 (2015): Okt - Des 2015 Vol 9, No 3 (2015): Jul - Sept 2015 Vol 9, No 2 (2015): April-Juni 2015 Vol 9, No 1 (2015): Jan - Mar 2015 Vol 8, No 4 (2014): Oct - Dec 2014 Vol 8, No 3 (2014): Jul - Sep 2014 Vol 8, No 2 (2014): April-Juni 2014 Vol 8, No 1 (2014): Jan - Mar 2014 Vol 7, No 4 (2013): Oct - Dec 2013 Vol 7, No 3 (2013): Jul - Sep 2013 Vol 7, No 2 (2013): Apr - Jun 2013 Vol 7, No 1 (2013): Jan - Mar 2013 Vol 6, No 4 (2012): Oct - Dec 2012 Vol 6, No 3 (2012): Jul - Sep 2012 Vol 6, No 2 (2012): Apr - Jun 2012 Vol 6, No 1 (2012): Jan - Mar 2012 Vol 5, No 4 (2011): Oct - Dec 2011 Vol 5, No 3 (2011): Jul - Sep 2011 Vol 5, No 2 (2011): Apr - Jun 2011 Vol 5, No 1 (2011): Jan - Mar 2011 Vol 4, No 5 (2010): Workshops 2010 Vol 4, No 4 (2010): Oct - Dec 2010 Vol 4, No 3 (2010): Jul - Sep 2010 Vol 4, No 2 (2010): Apr - Jun 2010 Vol 4, No 1 (2010): Jan - Mar 2010 Vol 3, No 5 (2009): Workshops 2009 Vol 3, No 4 (2009): Oct - Dec 2009 Vol 3, No 3 (2009): Jul - Sep 2009 Vol 3, No 2 (2009): Apr - Jun 2009 Vol 3, No 1 (2009): Jan - Mar 2009 Vol 2, No 5 (2008): Workshop 2008 Vol 2, No 4 (2008): Oct - Dec 2008 Vol 2, No 3 (2008): Jul - Sep 2008 Vol 2, No 2 (2008): Apr - Jun 2008 Vol 2, No 1 (2008): Jan - Mar 2008 Vol 1, No 4 (2007): Oct - Dec 2007 Vol 1, No 3 (2007): Jul - Sep 2007 Vol 1, No 2 (2007): Apr - Jun 2007 Vol 1, No 1 (2007): Jan - Mar 2007 More Issue