cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 4 (2017): November" : 9 Documents clear
PROSES UPACARA BERINAI PADA PENGANTIN DI DESA TEUBANG PHUI BARU KECAMATANMONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR Novianti Surya Putri; Rosmala Dewi; . Fitriana
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 4 (2017): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.611 KB)

Abstract

Masyarakat Aceh Besar memiliki keberagaman adat yang sering dijadikan sebagai sarana ukur, masyarakat Aceh Besar dapat menimbang dan menengah berbagai persoalan sosial kemasyarakatan, salah satu di antarannya adalah adat budaya berinai (bôh gaca ). Bôh gaca  dipakai untuk pengantin yang akan menikah, maka tidaklah sempurna apabila pengantin tidak memakai inai. Dari sisi pelaksanaannya, memakai inai itu tradisi masyarakat yang telah ada sejak dulu, jadi adat dapat dipahami sebagai kebiasaan individu atau masyarakat yang dilakukan secara adat dalam kurun waktu yang ditentukan. Telah dilakukan penelitian proses upacara berinai pada pengantin di Desa Teubang Phui Baru Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses upacara, tekhnik, motif serta perkembangan berinai (bôh gaca ) yang dilakukan pada saat upacara pernikahan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan subjek penelitian lima orang yang di pandang tepat sebagai informan. Pengumpulan data diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa proses adat bôh gaca  sudah jarang di lakukan oleh masyarakat. Teknik yang digunakan oleh penginai sudah bervariasi dan berkembang sesuai dengan perkembangn zaman modern, motif India merupakan motif yang sangat digemari oleh masyarakat karena memiliki beragam corak akan tetapi bahan yang digunakan tetap dipertahankan. Bôh gaca  (berinai) tidak lagi digunakan pada saat proses pernikahan saja, akan tetapi proses berinai sudah menjadi fashion bagi masyarakat.
THE CHANGE OF BRIDAL HAIR ACCESSORIES OF GREAT ACEH BRIDES Aprilia Mentari; . Mukhirah; . Fitriana
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 4 (2017): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.341 KB)

Abstract

Bridal hair accessories are accessories commonly worn by a bride on her wedding day. This research aims to identify authentic traditional bridal hair accessories of Great Aceh culture, to identify modified traditional bridal hair accessories worn by the brides from Great Aceh regency, and to find out the cause of the change in bridal hair accessories of Great Aceh brides. The method of analysis used was descriptive qualitative method, and area of research comprised of Great Aceh and Banda Aceh. The subject of this research is 6 people which consists of 3 make up artists, 2 brides, and 1 Acehnese traditional figure. Technique used to conduct data was literature study, interview, observation, and documentation. The results showed that the original types of bridal hair accessories from Great Aceh are lapek patham dhoe, patham dhoe, culok ôk, priek-priek, ayeum gumbak, and bungong gôt-gôt. The research also found that there are several types of modified bridal hair accessories worn by Great Aceh brides, among those are crowns, modified priek-priek, modified culok ok, modified kembang goyang, forehead ornaments, and fresh flowers. The change in bridal hair accessories of Great Aceh brides may be caused by the lack of people willing to socialize about the authentic traditional bridal hair accessories of Great Aceh culture, current development that may change people’s preferences and tastes, the rampant growth of new make up artists who don’t have enough knowledge about the meaning of each and every piece of the authentic traditional bridal hair accessories of Great Aceh culture, and the declining production of the authentic traditional bridal hair accessories of Great Aceh regency. Keywords: Hair Accessories, Bride.
MODEL BUSANA PENGAJIAN BAGI IBU-IBU DI KOMPLEK MUTIARA CEMERLANG KAJHU ACEH BESAR . Resminten; . Mukhirah; Fikriah Noer
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 4 (2017): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.578 KB)

Abstract

Busana pengajian identik dengan busana yang muslimah, pada saat ini  busana muslimah tidak hanya di pakai untuk keperluan mengaji atau acara-acara keagamaan saja, busana muslimah dapat digunakan pada berbagai kesempatan. Dalam pengamatan awal bedasarkan lokasi yang di pilih penelitian Berjudul “Model Busana Pengajian Bagi Ibu-Ibu di Komplek Mutiara Cemerlang kajhu Aceh Besar”, dilaksanakan dengan tujuan mengetahui penggunaan busana untuk kesempatan pengajian dikalangan ibu-ibu di Komplek Mutiara Cemerlang kajhu Aceh Besar, mengetahui model, bahan, warna dan corak yang digunakan serta mengetahuai faktorfaktor yang mempengaruhi ibu-ibu di Komplek Mutiara Cemerlang Kajhu Aceh Besar dalam memilih busana untuk kesempatan pengajian. Metode yang di gunakan yaitu metode desriptif kuantitatif dengan sample sebanyak 40 dengan tektik total sampling. Pengumpulan data menggunakan angket, pengolahan data menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pemilihan model busana pengajian pada umumnya (100%) responden memilih gamis sebagai busana yang digunakan karena model tersebut sudah sesuai dengan syariat Islam. Selanjutnya dalam penggunaan pelengkap busana pada umumnya (92,5%) memilih syar’i sebagai kerudung dan pada umumnya (82,5%) memilih  tas jinjing sebagai pelengkap busana pengajian. Selain itu dalam pemilihan bahan, warna, dan corak busana pada umumnya (90%) responden memilih bahan katun sebagai bahan yang digunakan saat pengajian dikarnakan bahan tersebut nyaman digunakan, dalam pemilihan warna pada umumnya (90%) responden memlih warna yang lembut dan polos sebagai motif busana pengajian, responden kurang dari setengah  memilih model kembang A tanpa potongan sebagai desain busana pengajian. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu-ibu di Komplek Mutiara Cemerlang kajhu Aceh Besar dalam memilih busana untuk kesempatan pengajian setengah (50%) diri sendiri, internet, dan trend sebagai sumber pengetahuan dalam memilih model busana dan kadang-kadang  orang sekitar juga menanyakan dan mempertanyakan gaya busana hanya sedikit pengaruh positif yang didapatkan. Disimpulkan bahwa pada umumnya ibu-ibu dalam pemilihan busana pengajian sudah baik dan sesuai dengan syariat Islam yang berlaku di dunia khususnya di Aceh. Kata Kunci: Model, BusanaPengajian.
TEKNIK PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN BAHAN WARNA ALAMI DAN TEPUNG KANJI CAIR PADA KAIN KATUN Aulia Irhami; . Mukhirah; . Fikriah Noer
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 4 (2017): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.447 KB)

Abstract

Warna sangat mempengaruhi kehidupan manusia, tidak hanya panca indra manusia dan kejiwaan manusia tapi, merubah, menambah/ menciptakan sesuatu menjadi lebih indah. Hal tersebut juga mempengaruhi manusia mengenai tekstil dalam hal mengapresiasikan warna sebagai bentuk seni pada bahan kain, teknik pewarnaan tekstil pada kain umumnya dikenal dan dilakukan dengan metode pencelupan berupa jumputan, batik , dan teknik sprayer yang berarti penyemprotan. Ada banyak teknik pewarnaan lain pada kain sesuai kretifitas masa kini dengan tujuan menambah nilai seni atau bahan produksi lainnya. Salah satunya yang menjadi percobaan adalah dengan menggunakan perantara tepung kanji untuk merintangi corak sebagai inspirasi dari seni lukis pada kertas yang juga memanfaatkan pewarna alami sebagai tantangan pewarnaan pada jenis kain katun yang umumnya digunakan prakstis untuk diwarnai. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Untuk mengetahui efek yang dihasilkan dari teknik pewarnaan tekstil menggunakan bahan alami dan tepung kanji cair, 2) Untuk mengetahui corak yang ditimbulkan dengan perbandingan dari masing-masing hasil dengan teknik pewarnaan, dan 3) Untuk mengetahui hasil warna menggunakan keenam sampel ekstraksi setelah fiksasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan objek penelitian pada kain  katun jenis Toyobo, katun Ima, dan Aikon dengan ukuran 15cmx15cm sebagai hasil pertama. Pengambilan data diperoleh dari eksperimen, dan dokumentasi yang dilakukan oleh penulis. Teknik pewarnaan kain menggunakan bahan alami dan tepung kanji cair pada katun melalui tetesan zat warna menggunakan pipet tetes atau pipet filler yang menghasilkan efek yang dilihat dari kondisi kain menjadi kaku, warna yang memudar, selain itu corak yang ditimbulkan menghasilkan bentuk akar yang menjalar seperti lumut, sedikit berubah disebabkan daya serap zat warna alam yang dipadu dengan kain katun yang umumnya menjadi salah satu kain yang mampu menyerap warna alam, dan sebagai hasil penelitian ini penulis menerapkan dalam bentuk kerajinan lukisan desain ilustrasi yang menggambarkan hasil corak pada bagian bawah gaun dengan ukuran 30cmx40cm .   Kata Kunci : Teknik, Pewarnaan, Bahan Alami, Tepung Kanji, Kain
STANDARISASI RESEP HALUA BREUÊH SEBAGAI PENGANAN TRADISIONAL ACEH . Rosmanidar; Yuli Heirina Hamid; Laili Suhairi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 4 (2017): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.158 KB)

Abstract

Halua breuêh merupakan salah satu kue penganan tradisional Aceh sangat berkaitan dengan adat Aceh sehingga perlu untuk dijaga, dilestarikan dan dikembangkan. Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi pada masa kini, membuat penganan tradisional dari generasi ke generasi mengalami perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur dan rasa) halua breuêh dari gula merah dan halua breuêh meulisan. (2) Menstandarisasikan resep halua breuêh, dan (3) Daya terima konsumen terhadap karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur dan rasa) halua breuêh gula merah dan Meulisan. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data adalah sensory evaluation yang dilakukan kepada 5 orang narasumber dan uji penerimaan yang diujikan kepada 60 panelis konsumen yaitu siswa SMKN 3 Banda Aceh. Analisis data menggunakan analisis varian anava satu jalur dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan pengamatan narasumber terhadap warna (23,30), aroma (24,20), tekstur (24,10) dan rasa (23,80) halua breuêh hal ini berarti narasumber lebih menyukai halua breuêh yang menggunakan gula merah pada perlakuan ke dua. Resep standar halua breuêh terdiri dari 250 gram kelapa parut, 300 gram air kelapa, 350 gram meulisan, 350 gram gula merah, 75 gram gula pasir, 350 gram beras tumbuk, 3 gram garam. Penerimaan konsumen terhadap warna (1,38), aroma (1,76), tekstur (1,36) dan rasa (1,52) halua breuêh menunjukkan konsumen lebih menyukai halua breuêh menggunakan gula merah karena memiliki warna sangat coklat, aroma sangat harum, tekstur yang lembut, dan rasa yang manis. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan beras ketan sebagai bahan pembuatan kue halua breuêh dan memproduksinya sebagai peluang bisnis sehingga dapat memperkenalkan kepada generasi muda sekarang untuk mengenal kembali penganan khas Aceh.
SISTEM PRODUKSI PADA USAHA ELHANIEF KONVEKSI DI BANDA ACEH Dei Rizki Ananda; . Fadhilah; Rosmala Dewi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 4 (2017): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.195 KB)

Abstract

Usaha Konveksi merupakan usaha busana yang diproduksi dalam skala besar dan menggunakan ukuran standar yaitu S, M, L dan XL. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sistem produksi yang diterapkan Elhanief Konveksi dengan berfokus pada sistem produksi, pengadaan bahan baku, pembuatan pola, fasilitas yang tersedia dan sistem penjahitan yang diterapkan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif bersifat naturalistik dengan subjek penelitian lima orang yaitu pengelola usaha Elhanief Konveksi dan juga empat orang karyawan yang bergerak di bidang Customer Service, pembuatan pola, penjahitan dan finishing. Pengumpulan data diperoleh dengan tiga cara yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Elhanief Konveksi menerapkan sistem produksi perbagian atau Section Production System dengan sistem progresif pada kelompok job bundle. Pengadaan bahan baku termasuk diantaranya bahan baku utama dan tambahan didatangkan dari tiga daerah yang berbeda yaitu Banda Aceh, Medan dan Jakarta dengan fasilitas yang cukup memadai diantaranya Mesin jahit High Speed dengan berbagai merek, mesin jahit kancing, mesin jahit lubang kancing, mesin Overdeck, mesin bordir Tajima dan mesin obras. Pembuatan pola dilakukan dengan membuat pola sampel dengan menggunakan pola standar dan menerapkan sistem penjahitan dengan membagi tugas perorang sesuai bundel yang telah disediakan yang  disebut dengan sistem bundel. Keseluruhan sistem yang terlaksana pada usaha Elhanief Konveksi sudah cukup baik namun akan lebih baik lagi menambahkan beberapa karyawan dalam beberapa bidang untuk mencapai hasil produksi yang lebih efektif dan efesien.   Kata Kunci : Usaha Konveksi, Elhanief Konveksi.
PEMBUATAN BUSANA FANTASI DENGAN SUMBER IDE THE LIGHT OF ACEH Ziska Meitria; Fikriah Noer; . Novita
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 4 (2017): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.343 KB)

Abstract

Wisata halal adalah salah satu tren wisata yang sedang marak dikembangkan saat ini. Wisata halal berusaha mempromosikan wisata dengan tujuan, kegiatan, akomodasi, dan kuliner yang sesuai dengan aturan syariah bagi muslim dan bisa dinikmati oleh wisatawan nonmuslim. Menyikapi hal ini, sejak tahun 2016 pemerintah provinsi Aceh mengembangkan branding wisata halal yang bertajuk The Light of Aceh. Salah satu bentuk kebudayaan Aceh yang dipromosikan yaitu busana. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan busana fantasi yang diharapkan dapat mewujudkan daya cipta, gagasan atau konsep ke dalam suatu busana, sama seperti The Light of Aceh yang berusaha menggambarkan Aceh dalam satu kalimat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) Merumuskan konsep ide The Light of Aceh ke dalam desain busana; (2) Merancang busana fantasi dengan sumber ide The Light of Aceh; dan (3) Mengaplikasikan sumber ide The Light of Aceh ke dalam busana fantasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen terapan (applied research) yang dilakukan di Laboraturium Tata Busana FKIP Universitas Syiah Kuala. Objek pada penelitian ini adalah pembuatan sebuah gaun yang dilengkapi dengan sayap berbentuk kupu-kupu dan rok yang dihiasi bordir benang emas dengan motif taloe ie dan on si on. Bahan yang digunakan adalah kain DG berwarna hitam dan kain berserat emas. Busana fantasi dibuat sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan Aceh dan mengikuti norma-norma syariat yang dijunjung tinggi masyarakat Aceh. Kata kunci : wisata halal, busana fantasi, The Light of Aceh.
PROFIL PENJAHIT WANITA DI GAMPONG MON ALUE KECAMATAN INDRAPURI ACEH BESAR Nia Amalia; . Mukhirah; Fikriah Noer
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 4 (2017): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.882 KB)

Abstract

Dalam dunia wirausaha profil penjahit wanita terbagi menjadi 2 yaitu artribut personal pebisnis wanita, dan organisasi bisnis wanita. Menjahit adalah melekatkan, menyambung, mengelem, dan sebagainya dengan jarum dan benang, sedangkan penjahit ialah orang yang mata pencahariannya menjahit pakaian, tas, dan sebaginya. Penelitian yang berjudul “Profil Penjahit Wanita Di Gampong Mon Alue Kecamatan Indrapuri Aceh Besar” bertujuan untuk mengetahui (1) Latar belakang pengetahuan atau keterampilan menjahit yang dimiliki oleh ibu-ibu penjahit wanita di Gampong Mon Alue Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar memperoleh ilmu menjahit busana wanita (2) Cara  pengelolaan usaha menjahit oleh penjahit wanita di Gampong Mon Alue Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar (3) Teknik yang digunakan oleh masing-masing penjahit wanita di Gampong Mon Alue Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga Pengelola Usaha Menjahit Busana Wanita yang berada di Gampong Mon Alue Kecamatan Indrapuri Aceh Besar. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang suatu usaha sangat dipengaruhi oleh jenjang pendidikan, motivasi, serta keinginan untuk mengembangkan potensi dari dalam diri. Pengelolaan usaha menjahit tidak harus mengeluarkan modal yang besar, dengan bermodalkan keberanian, ketekunan, meningkatkan pengetahuan, kreatifitas, terampilan dalam mengelola usaha, memperluas wawasan dalam melihat peluang pasar, serta mengetahui bagaimana yang diminati konsumen. Teknik menjahit yang yang digunakan oleh para responden berbeda-beda, disesuaikan dengan jenis usaha yang dikembangkan. Teknik menjahit yang benar akan mempengaruhi kualitas dari hasil produk busana. Kiat-kiat yang dilakukan pengusaha untuk mempertahankan daya tarik pelanggan adalah dengan mempertahankan mutu dan kualitas serta terus menggali ilmu. Kata Kunci:  Profil, Penjahit,  Penjahit Wanita,
DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP KERUPUK KULIT LUAR MELINJO (SARCOTESTA) Rifqatul Hasanah; . Izwani; . Indani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 4 (2017): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Kabupaten Pidie banyak kulit luar melinjo yang belum dimanfaatkan sebagai olahan makanan. Padahal kulit melinjo mempunyai kandungan gizi yang beragam. Kulit luar melinjo dapat diolah menjadi bahan tambahan dalam pembuatan kerupuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resep standar, karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur dan rasa), daya terima konsumen, kandungan gizi (karbohidrat, protein dan lemak), serta mutu simpan kerupuk kulit melinjo. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah dengan uji pengamatan (Sensory Evaluation) yang dilakukan terhadap 7 orang narasumber dan uji penerimaan (Hedonic Scale) kepada 50 orang panelis konsumen. Data uji pengamatan dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata (mean) dari total nilai narasumber. Data uji penerimaan menggunakan analisis varian (anava) satu jalur dari narasumber dan konsumen. Hasil analisis data dari narasumber dan konsumen menunjukkan bahwa warna, aroma, tekstur, dan rasa dari konsumen menyukai kerupuk kulit melinjo pada perlakuan kedua (KM2) dengan nilai ratarata pada warna (4,22), aroma (3,54), tekstur (3,58) dan rasa (3,64). Nilai gizi pada perlakuan kedua (KM2) yaitu karbohidrat 54,24%, lemak 25,95% dan protein 2,04% dengan daya simpan 5 hari. Simpulan, resep standar diperoleh dari perlakuan kedua (KM2) terdiri dari 100 gr tepung tapioka, 25 gr tepung terigu, 200 gr kulit melinjo, 10 gr garam, 5 gr gula, 9 gr bawang putih, 2 gr merica dan 5 ml air. Berdasarkan uji pengamatan dan penerimaan terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa kerupuk kulit melinjo lebih di terima pada perlakuan kedua (KM2), karena berwarna cerah, aroma harum, tekstur renyah dan rasa gurih. Hasil hipotesis diterima Hi karena ada perbedaan karakteristik organoleptik dan daya terima konsumen antara kerupuk kontrol dengan kerupuk penambahan kulit luar melinjo. Di harapkan kepada masyarakat agar memanfaatkan kulit luar melinjo sebagai bahan pembuatan kerupuk, sehingga dapat menambah pendapatan keluarga. Peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian mengolah jenis penganan lain dengan bahan baku kulit luar melinjo.Kata Kunci: daya terima konsumen, kerupuk, kulit luar melinjo

Page 1 of 1 | Total Record : 9