cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. kudus,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Psikologi Perseptual
ISSN : 25281895     EISSN : 25809520     DOI : -
Core Subject : Humanities, Social,
Jurnal Psikologi Perseptual adalah jurnal ilmiah yang mengkaji penelitian empiris dari berbagai bidang serta sebagai media publikasi ilmiah dalam disiplin ilmu psikologi. Diterbitkan dua kali dalam setahun, setiap bulan Juli dan Agustus.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Psikologi Perseptual, 1 Desember 2022" : 8 Documents clear
Perbedaan Loneliness dan Self-esteem Pada Laki-laki dan Perempuan Dewasa Muda Pengguna Media Sosial Muhammad Fachrezy; Mary Angelie S. Cabacungan; Fajar Kawuryan
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Psikologi Perseptual, 1 Desember 2022
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v7i2.8916

Abstract

The emergence of social media in the modern digital era has changed how individuals interact with one another, particularly how they communicate with those close to them. A wide range of application platforms has been created by developers to allow people to communicate with one another, particularly young adults, who make up the greatest segment of social media users. However, there is a connection between social media use and psychological well-being, which has been shown to increase loneliness and low self-esteem in people. This study employed a quantitative descriptive methodology to obtain thorough information on the differences in loneliness and self-esteem between young adult men and women who use social media. The research sample was selected through purposive sampling. 100 men and 100 women between the ages of 18 and 29 made up the 200 subjects in this study. The degree of difference between loneliness and self-esteem was assessed using t-test. The findings indicated that young adult men and women who used social media experienced different levels of loneliness and self-esteem. Men had higher levels of loneliness and lower levels of self-esteem than women, as shown by the value of p = 0.000 (p 0.01), which shows that there is a very significant difference between the two.Kehadiran media sosial di era digital saat ini sudah merubah cara seseorang dalam bersosialisasi terutama cara mereka berkomunikasi dengan orang disekitarnya. Berbagai macam platform aplikasi diciptakan oleh para developer untuk memudahkan orang-orang terutama individu usia dewasa muda sebagai demografi pengguna media sosial tertinggi dalam berkomunikasi. Namun, penggunaan media sosial memiliki hubungan dengan kesejahteraan psikologis dan di asosiasikan dengan rendahnya self-esteem dan tingginya loneliness pada individu. Studi ini menggunakan metode kuantitatif-deskriptif untuk memperoleh data secara menyeluruh mengenai perbedaan loneliness dan self-esteem pada laki-laki dan perempuan usia dewasa muda yang menggunakan media sosial. Purposive sampling digunakan untuk memilih sampel penelitian. 200 subjek yang terdiri dari 100 laki-laki dan 100 perempuan berusia 18-29 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. analisis t-test dilakukan untuk mengetahui tingkat perbedaan loneliness dan self-esteem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat loneliness dan self-esteem pada laki-laki dan perempuan usia dewasa muda yang menggunakan media sosial. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p = 0.000 (p 0.01) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan loneliness dan self-esteem yang sangat signifikan diantara laki-laki dan perempuan dimana laki-laki memiliki tingkat loneliness yang lebih tinggi dan self-esteem yang lebih rendah dibandingkan dengan perempuan.
Pengalaman Membangun Cita-Cita serta Tujuan Hidup pada Usia Emerging Adulthood: Analisa Fenomenologi Fellia Lesthari; Muhammad Zein Permana
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Psikologi Perseptual, 1 Desember 2022
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v7i2.6711

Abstract

This study focuses on providing an overview of the experience of building goals and life goals at the age of emerging adulthood at the psychology faculty of UNJANI. This study uses qualitative methods with phenomenological analysis and thematic analysis. Data were collected through in-depth interviews with 3 students who had the characteristics of being at the age of emerging adulthood. The first participant has ideals and goals in life that are unusual/anti-mainstream, the second participant has ideals and goals that fall into the general category, and the third participant has specific goals and life goals. This study found three main themes, namely: 1) success, which means that when asked about the goals and objectives of life, participants described what the definition of ideals and goals in life were, namely success, not about the profession of work but about achievement; 2) the process, namely a person will be more motivated to achieve the ideals and goals of life by increasing self-capacity, not based on the stage of development; 3) nature, namely reaching the ideals and goals of life realistically not based on idealism. The results of the study suggest that a quantitative measuring instrument should be made involving the dimensions of success, process, and nature and realize the importance of the role of religiosity in building life goals and aspirations, the process and mechanism for building ideals, as well as the possible challenges and obstacles that occur.Penelitian ini berfokus untuk memberikan gambaran pengalaman membangun cita-cita serta tujuan hidup pada usia emerging adulthood di fakultas psikologi UNJANI. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisa fenomenologi dan analisa tematik. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap 3 orang mahasiswa yang memiliki karakteristik berada pada usia emerging adulthood. Partisipan pertama memiliki cita-cita serta tujuan hidup yang tidak biasa/antimainstream, partisipan kedua memiliki cita-cita serta tujuan yang masuk pada kategori umum, dan partisipan ketiga dengan cita-cita dan tujuan hidup yang spesifik. Penelitian ini menemukan 3 temuan tema utama, yaitu: 1) sukses, yakni artinya ketika ditanya terkait dengan cita-cita serta tujuan hidup, partisipan menggambarkan tentang apa yang menjadi definisi cita-cita serta tujuan hidup, yaitu sukses, bukan soal profesi pekerjaan melainkan soal pencapaian; 2) proses, yakni seseorang akan lebih terdorong untuk mencapai cita-cita serta tujuan hidup dengan meningkatkan kapasitas diri, bukan berdasarkan tahapan perkembangan; 3) sifat, yakni menggapai cita-cita serta tujuan hidupnya dengan realistis bukan berdasarkan idealis. Hasil penelitian menyarankan untuk dibuat alat ukur kuantitatif yang melibatkan dimensi sukses, proses, dan sifat dan menyadari pentingnya peran religiusitas dalam membangun cita-cita serta tujuan hidup, proses dan mekanisme membangun cita-cita, serta kemungkinan tantangan dan hambatan yang terjadi.
Peran Kesiapan Belajar Online Sebagai Moderator Hubungan Antara Regulasi Diri dan Motivasi Belajar Praktikum Mahasiswa Selama Pembelajaran Praktikum Kimia Daring Di Masa Pandemi Covid-19 Latifatul Fazriyah; Sri Khusrohmaniah
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Psikologi Perseptual, 1 Desember 2022
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v7i2.6792

Abstract

Research has been conducted on the role of online learning readiness as a moderator of the relationship between self-regulation and student practicum learning readiness during online practicum learning during the COVID-19 pandemic. The purpose of this study was to determine the moderating role of online learning readiness on the relationship between self-regulation and practicum learning motivation. This research was conducted quantitatively on 147 students who had participated in online and face-to-face practicum learning in the laboratory (group 1; N=71), as well as students who only participated in online practicum learning (group 2; N=76). The results showed that online learning readiness had a significant moderating effect only in group 1, R2=38%; ∆R2 = 0,7%; F(3,91)=18,40; t(1,98)= -0,804; p0,05, while in group 2, the moderating effect were not significant, R2=6,1%; ∆R2=0,1%; F(3,91)=0,616; t(1,98)=0,237; p0,05. In group 1, students' practicum learning motivation decreased along with increasing self-regulation at all levels of online learning readiness, and in group 2 there was no moderating effect. That is, at each level of student online learning readiness, the higher the self-regulation, the lower the practicum motivation is. According to the results obtained, students' expectations, values, interests, and experiences related to practicum also affect the role of online learning readiness in moderating the relationship between self-regulation and student practicum learning motivation during online practicum learning during the COVID-19 pandemic.Telah dilakukan penelitian tentang peran kesiapan belajar online sebagai moderator hubungan antara regulasi diri dan kesiapan belajar praktikum mahasiswa selama pembelajaran praktikum daring di masa pandemi COVID-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya peran moderasi dari kesiapan belajar online terhadap hubungan antara regulasi diri dan motivasi belajar praktikum. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif terhadap 147 mahasiswa yang pernah mengikuti pembelajaran praktikum daring dan tatap muka di laboratorium (kelompok uji 1; N=71), serta mahasiswa yang hanya mengikuti pembelajaran praktikum daring (kelompok uji 2; N=76). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan belajar online memberikan efek moderasi secara signifikan hanya pada kelompok uji 1, R2=38%; ∆R2 = 0,7%; F(3,91)=18,40; t(1,98)= -0,804; p0,05, sedangkan pada kelompok uji 2 hasil moderasi yang diperoleh tidak signifikan, R2=6,1%; ∆R2=0,1%; F(3,91)=0,616; t(1,98)=0,237; p0,05. Pada kelompok uji 1 kesiapan belajar online memberikan moderasi negatif pada hubungan antara regulasi diri dan motivasi belajar praktikum, dan pada kelompok uji 2 tidak terjadi efek moderasi. Artinya, pada setiap tingkat kesiapan belajar online mahasiswa, semakin tinggi regulasi diri maka semakin rendah motivasi belajar praktikum. Menurut hasil yang diperoleh, harapan, nilai, minat, dan pengalaman mahasiswa terkait pelaksanaan praktikum juga berpengaruh terhadap peran kesiapan belajar online dalam memoderatori hubungan antara regulasi diri dan motivasi belajar praktikum mahasiswa selama pembelajaran praktikum daring di masa pandemi COVID-19.
Altruisme Relawan Palang Merah Indonesia Kabupaten Kudus Dalam Penanggulangan Bencana Ira Setyani; Muhammad Eka Putra; Natasya Salsabila; Mochamad Widjanarko
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Psikologi Perseptual, 1 Desember 2022
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v7i2.6679

Abstract

Volunteer within the PMI organizational environment is someone who carries out red cross activities either permanently or not in accordance with the basic principles of the International Red Cross and Red Crescent Movement and is organized by the Indonesian Red Cross (PMI). There are no special characteristics that describe PMI volunteers, PMI volunteers consist of KSR members at universities, PMR at elementary and secondary schools and TSR from the community in general. In this study, a qualitative description of phenomenology was used with the aim of identifying factors from the altruism of Indonesian Red Cross volunteers in Kudus district in disaster management. Data collection used observation, interviews and documentation of 3 sources taken from PMI volunteers in Kudus district. Through this research, it was found that PMI volunteers in Kudus district had mood factors, empathy, belief in social justice, sociobiological factors and situational factors in accordance with the existing theory by the altruism factor.Relawan dalam lingkungan organisasi PMI adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan kepalangmerahan baik secara tetap maupun tidak tetap sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta diorganisasikan oleh Palang Merah Indonesia (PMI). Tidak ada ciri khusus yang menggambarkan relawan PMI, relawan PMI terdiri dari anggota KSR yang ada di universitas, PMR yang ada di sekolah dasar, dan menengah serta TSR yang berasal dari masyarakat secara umum. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskripsi fenomenologi dengan tujuan identifikasi faktor dari altruisme relawan Palang merah Indonesia di kabupaten Kudus dalam penanggulangan bencana. Pengambilan data menggunakan observasi, wawancara serta dokumentasi terhadap 3 narasumber yang diambil dari relawan PMI yang ada di kabupaten Kudus. Melalui penelitian ini, didapatkan hasil bahwa Relawan PMI kabupaten Kudus memiliki faktor suasana hati, empati, meyakini keadilan sosial, faktor sosiobiologi serta faktor situasional sesuai dengan teori yang telah ada oleh faktor Altruisme.
Coping Stress pada Ibu dengan Anak Berkebutuhan Khusus Khodijatus Surur; Fajar Kawuryan; Rr. Dwi Astuti
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Psikologi Perseptual, 1 Desember 2022
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v7i2.7560

Abstract

This study aims to determine stress coping in mother with special needs children. This study uses a qualitative phenomenological method using data collection techniques through frankly and covert observation and structured interview. There are three informants in this study whose are mother with special needs children. The results showed that among the three informants had different coping stress. The coping stress that was owned by informant I; mother with down syndrom and cerebral palsy child was more oriented to problem focus coping. Informant try to provide the best and concrete solutions for her child conditions by bringing her child to a growth and development therapy center, often assisting doctors, psychologists, and parents with other children with special needs to better understand and provide appropriate treatment for their child's condition, and involve family members to help her duty. The second informant; mother with ADHD child has stress coping which is more oriented to problem focus coping. This informant can reach this stage; quite sincere accepted and keep struggle to give the best therapy for her chid. Informant III; mother with cerebral palsy child has more oriented to emotional focus coping because after his son was taken to consult a neurologist and child development therapy, his condition was getting better,so for now informant more focused on trying to fulfill all his child's wishes for not bothered with her child’s conditions.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui coping stress pada ibu dengan anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif fenomenologis dengan teknik pengumpulan data observasi terus terang dan tersamar serta wawancara terstruktur. Informan dalam penelitian ini berjumlah tiga orang ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga informan memiliki coping stress yang berbeda. Coping stress yang dimiliki oleh informan I; ibu dengan anak berkebutuhan khusus down syndrom dan cerebral palsy lebih berorientasi pada problem focus coping. Informan berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya dengan membawa anaknya ke pusat terapi tumbuh kembang, sering berkonsultasi dengan dokter, psikolog, serta orang tua dengan ABK lain untuk dapat lebih memahami dan memberikan perlakuan yang tepat bagi anaknya, serta melibatkan anggota keluarga untuk membantu meringankan tugasnya. Informan II; ibu dengan anak berkebutuhan khusus ADHD memiliki coping stress yang lebih berorientasi pada problem focus coping. Informan sudah dapat menerima kondisi anaknya, sehingga sekarang lebih sungguh-sungguh berusaha memberikan terapi yang terbaik bagi anaknya. Informan III; ibu dengan anak yang mengalami cerebral palsy untuk saat ini lebih memilih coping stress yang berorientasi pada emotional focus coping, karena setelah anaknya dibawa berkonsultasi ke dokter syaraf dan terapi tumbuh kembang anak kondisinya semakin membaik, sehingga untuk saat ini informan lebih fokus untuk menuruti semua keinginan anaknya agar tidak repot dengan keadaan anaknya.
Dukungan Sosial Keluarga dan Task Commitment pada Siswa SMK Saat Pembelajaran Daring Yulia Dwi Anggreni; Dyan Evita Santi
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Psikologi Perseptual, 1 Desember 2022
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v7i2.6701

Abstract

This study aims to determine the relationship between family social support and task commitment in vocational students in a private school during online learning. When learning online, a student needs support from the surrounding environment, especially from the family environment in the hope that his school can run well. Students who have support from their families by getting the necessary assistance, hope to complete their assignments well even though they have many obstacles. In online learning, families and students are inseparable, because they must support each other. Therefore, the researcher wants to know whether there is a relationship between the two variables. The researcher proposes a hypothesis that there is a relationship between family social support and task commitment. The population in this study were students of class X SMK, using quantitative research methods. The technique used in this research is the product moment correlation technique using IBM SPSS Statistics 25 For Windows. While the sampling technique was carried out by purposive sampling, using a google form containing the family social support scale and task commitment scale. Based on the calculation of Pearson's Product Moment correlation, the correlation coefficient (r) is 0.337, p = 0.003 (p 0.05). This means that there is a significant positive relationship between family social support and task commitment.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga dan komitmen terhadap tugas (task commitment) pada siswa SMK di salah satu sekolah swasta selama pembelajaran daring. Saat pembelajaran daring, seorang siswa memerlukan dukungan dari lingkungan sekitar khususnya dari lingkungan keluarga dengan harapan sekolahnya dapat berjalan dengan baik. Siswa yang memiliki dukungan dari keluarga dengan mendapatkan bantuan-bantuan yang diperlukan, berharap dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik walaupun mempunyai banyak rintangan yang dihadapi. Dalam pembelajaran daring, keluarga dan siswa merupakan suatu hal yang tidak dapat terpisahkan, karena mereka harus saling mendukung satu dengan lainnya. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Peneliti mengajukan hipotesis yaitu ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan task commitment. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK kelas X, dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik korelasi product moment dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 25 For Windows. Sedangkan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, dengan menggunakan google formulir yang berisikan skala dukungan sosial keluarga serta skala task commitment. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Product Moment dari Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,337, p = 0,003 (p 0,05). Artinya ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan task commitment.
Hubungan Antara Nilai-nilai Nasional dan Prasangka Terhadap Etnis Minoritas Tionghoa Farrel Radista; Eko Aditiya Meinarno
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Psikologi Perseptual, 1 Desember 2022
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v7i2.8808

Abstract

Indonesia is a country with pancasila as a foundation of its national values, which include religious-tolerance values, humanity, unity, democracy, social justice, and multiculturism. As a multicultural country, however, Indonesia is still facing prejudice issues against ethnic minorities, especially the chinese ethnicity. This study uses a corelational method involving 277 participants. Measurement of each value shows multiple results as follows: correlation between religious-tolerance values and prejudice against chinese minority results in r= -,159.(p 0,01), r for humanity = -,242 (p 0,01), r for unity-patriotism = -,143 (p 0,05), r for democracy = -,220 (p 0,01), r for social justice = r =-,177 (p 0,05), the results of this study are analyzed in the discussion section.Indonesia merupakan negara multikultural yang menerapkan ideologi Pancasila sebagai landasan nilai-nilai nasionalnya. Nilai-nilai nasional tersebut berupa nilai religio-toleransi, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai demokrasi, nilai keadilan sosial, dan nilai multikulturalisme. Namun, sebagai negara multikultural, Indonesia masih dihadapkan dengan permasalahan prasangka terhadap etnis minoritas, terutama pada Etnis Minoritas Tionghoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara nilai-nilai nasional tersebut dengan prasangka terhadap Etnis Minoritas Tionghoa. Penelitian menggunakan penelitian korelasional dengan 277 partisipan. Pengukuran pada tiap nilai menunjukkan beberapa hasil. Hubungan antara nilai religio-toleransi dengan prasangka terhadap etnis Tionghoa sebesar r =-,159.(p 0,01), nilai kemanusiaan dengan prasangka sebesar r = -,242 (p 0,01), nilai persatuan dengan prasangka sebesar r = -,143 (p 0,05), nilai demokrasi dengan prasangka sebesar r = -,220 (p 0,01), nilai keadilan sosial dengan prasangka sebesar r =-,177 (p 0,05), Hasil dalam penelitian ini dibahas dalam diskusi.
Maraknya Fear of Missing Out dan Media Sosial di Kalangan Remaja Masayu Nandhia Dwiputri; Dewi Suryaningtyas; Eka Hertisyahrani; Muhammad Husin Hariyadi
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Psikologi Perseptual, 1 Desember 2022
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v7i2.6703

Abstract

Self-esteem and self-regulation in a person play an important role in overcoming the desire to keep up with life that is constantly "up to date" and people want to always keep up with the times. This study was conducted to determine the effect of self-regulation and self-esteem on fear of missing out moderated by gender on adolescents. The subjects used in this study were 100 social media users spread across various cities using purposive sampling technique. The method used is quantitative correlation with the analysis technique of moderation with Hayes. From the research results, it was found that there are 33 men and 67 women. From the moderated regression analysis, it was found that the effect of self-esteem on the fear of missing out was 5% and the effect of self-regulation on the fear of missing out was 2%, moderated by gender. Recommendations for further research are this research can be reviewed further using other moderating variables such as smartphone addiction, compulsive buying levels, conformity and anxiety.Harga diri dan regulasi diri pada seseorang berperan penting dalam mengatasi rasa ingin terus tidak ketinggalan dengan kehidupan yang terus mengalami pembaharuan dan orang ingin selalu mengikuti perkembangan zaman. Sehingga dilakukanlah penelitian ini untuk mengetahui pengaruh regulasi diri dan harga diri pada fear of missing out yang dimoderasi oleh jenis kelamin. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini merupakan remaja pengguna media sosial berjumlah 100 orang yang tersebar di berbagai kota dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode yang digunakan adalah kuantitatif korelasional dengan teknik analisis moderasi dengan Hayes. Dari hasil penelitian dapat ditemukan bahwa terdapat 33 orang laki-laki dan 67 orang perempuan. Dari hasil analisa regresi moderasi didapatkan pengaruh harga diri terhadap fear of missing out sebesar 5% dan pengaruh regulasi diri terhadap fear of missing out sebesar 2% yang dimoderasi oleh jenis kelamin. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah penelitian ini dapat ditinjau lebih lanjut menggunakan variabel moderasi lain seperti adiksi pada smartphone, tingkat compulsive buying, konformitas maupun kecemasan.

Page 1 of 1 | Total Record : 8