cover
Contact Name
Amelia Rahmi
Contact Email
icjfakdakom@walisongo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
icjfakdakom@walisongo.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Isamic Communication Journal
ISSN : 25415182     EISSN : 26153580     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Islamic Communication Journal, ISSN: P-2541-5182 E-2615-3580, published by the Department of Communication and Islamic Broadcasting Faculty of Da'wa and Communication UIN Walisongo Semarang. This journal has a scope of studies and research on the science of communication, media and da'wah. Incoming articles can be either research or conceptual results of classical or current scholarship.
Arjuna Subject : -
Articles 21 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2018)" : 21 Documents clear
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA THAILAND SELATAN MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA (BAHASA) DI UIN WALISONGO SEMARANG Handayani, Maya Rini
Islamic Communication Journal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari - Juni
Publisher : Islamic Communication Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article discusses the ability to speak (communicate) respondents from South Thailand at UIN Walisongo Semarang. The communication ability of the respondents is measured using the Indonesian language indicator (Bahasa) namely the ability to speak. Respondents aged between 20 to 28 years. Respondents numbered 37 people from the force 2012 to 2016. The 37 respondents consisted of 25 female students and 12 students. The original language of the respondents is Malay. The second language controlled by respondents is Thai. Respondents have not had enough Language skills before they arrive in Indonesia. The data collection in this article uses questionnaires. The results obtained from this research is the ability to communicate respondents using Language is in the category of being. This category uses a standard five interval that is very high, high, medium, low and very low. The mean or average of respondent data is at number 28. The number is between 26 - 29 which refers to the medium category. Keywords: communicate, language, south thailand students-------------------------------------------------------------------------------------Artikel ini membahas mengenai kemampuan berbicara (berkomunikasi) responden yang berasal dari Thailand Selatan di UIN Walisongo Semarang. Kemampuan komunikasi responden diukur menggunakan indikator bahasa Indonesia (Bahasa) yaitu kemampuan berbicara. Responden berusia antara 20 hingga 28 tahun. Responden berjumlah 37 orang yang berasal dari angkatan 2012 hingga 2016. Ke 37 responden terdiri dari 25 mahasiswi dan 12 mahasiswa. Bahasa asli dari responden adalah bahasa Melayu. Bahasa kedua yang dikuasai responden adalah bahasa Thailand. Responden belum cukup mempunyai bekal kemampuan Bahasa sebelum tiba di Indonesia. Pengumpulan data pada artikel ini menggunakan kuisioner. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah kemampuan berkomunikasi responden menggunakan Bahasa berada pada kategori sedang. Kategori ini menggunakan interval standar lima yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Mean atau rata-rata data responden berada pada angka 28. Angka tersebut berada di antara angka 26 – 29 yang menunjuk pada kategori sedang.Kata kunci : berkomunikasi, bahasa, mahasiswa thailand selatan
PERAN POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MENCEGAH KONFLIK ANTAR KELOMPOK AGAMA Rizak, Mochamad
Islamic Communication Journal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari - Juni
Publisher : Islamic Communication Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Intercultural communication becomes a norm in the midst of society that has been globalized. There are no more regional boundaries and cultural barriers that travel between one person and another. But in reality, cultural differences often cause ripples of problems and even lead to the emergence of social conflict. This is due to the strengthening of ethnic identity that led to the emergence of ethnocentrism and stereotype in which one group feels superior to other ethnic groups.This study discusses the relationship of communication and culture that is like two sides of the coin. Culture shapes human thoughts and behavior and shapes our patterns of communication. While with communication we can convey the result of creation, desire and taste to others. This study wanted to examine matters relating to intercultural communication, especially on religious groups that led to the emergence of prejudice, causing a sense of mutual suspicion and even hostility between religious groups. In this case prejudice becomes an obstacle in communicating.Intercultural communication aims to remove barriers as a result of cultural differences. As the principle of communication that the more like the cultural background will be more effective communication. Intercultural communication wants to make us human beings, ie people who look at others from the point of their culture not from the point of our culture so that will grow mutual respect.Keywords: communication, culture, religious group------------------------------------------------------------------------------------Komunikasi antar budaya menjadi norma di tengah-tengah masyarakat yang telah mengglobal. Tidak ada lagi batas-batas regional dan hambatan budaya yang bergerak antara satu orang dan yang lain. Namun dalam kenyataannya, perbedaan budaya sering menyebabkan riak masalah dan bahkan mengarah pada munculnya konflik sosial. Hal ini disebabkan menguatnya identitas etnis yang menyebabkan munculnya etnosentrisme dan stereotipe di mana satu kelompok merasa lebih superior dari kelompok etnis lain.Studi ini membahas hubungan komunikasi dan budaya yang seperti dua sisi mata uang. Budaya membentuk pikiran dan perilaku manusia dan membentuk pola komunikasi kita. Sementara dengan komunikasi kita dapat menyampaikan hasil ciptaan, keinginan dan rasa kepada orang lain. Penelitian ini ingin meneliti hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi antar budaya, terutama pada kelompok agama yang menyebabkan munculnya prasangka, menyebabkan rasa saling curiga dan bahkan permusuhan antar kelompok agama. Dalam hal ini prasangka menjadi kendala dalam berkomunikasi.Komunikasi antarbudaya bertujuan untuk menghilangkan hambatan sebagai akibat dari perbedaan budaya. Sebagai prinsip komunikasi yang lebih menyukai latar belakang budaya akan komunikasi yang lebih efektif. Komunikasi antarbudaya ingin menjadikan kita manusia, yaitu orang yang melihat orang lain dari sudut budaya mereka bukan dari sudut budaya kita sehingga akan tumbuh saling menghargai.Kata kunci: komunikasi, budaya, kelompok keagamaan 
PROSES PELIPUTAN BERITA “LINTAS PAGI” RRI SEMARANG DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI ISLAMI Ardani, Ahdini Rizqi
Islamic Communication Journal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari - Juni
Publisher : Islamic Communication Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Radio is an auditive communication media with several characteristics, among them is a crosshairs and contain interference. Listening to radio programs can only be done once. One of the radio programs is news. Dissemination of information and news via radio can take place quickly and wider. Broadcast news on the radio must be true, once the news is wrong in broadcast it is not possible to repeat again. Because the listener may only hear the error, do not hear what is rectified. It may also be that the listener did not hear the error, so that the wrong message rectified is correct. In the context of Islamic communication spreading good, true, and honest news is a must. Islamic communication is a way of communicating that is Islamic, which is not contrary to the teachings of the Quran and Hadith.This study aims to describe the news coverage process "Lintas Pagi" RRI Semarang in the perspective of islamic communication. This research is a descriptive qualitative research by using data analysis technique Miles and Huberman.Based on research conducted on the news coverage of "Lintas Pagi" RRI Semarang, then obtained the result that the news coverage process "Lintas Pagi" RRI Semarang in the perspective of Islamic communication without realizing has applied the principles of Islamic communication. These principles are qawlan sadidan, qawlan baligha, qawlan karima, qawlan marufan, qawlan layyina, and qawlan maisura.Keywords: news coverage , morning news, islamic communication perspective-----------------------------------------------------------------------------------Radio merupakan media komunikasi auditif dengan beberapa karakteristik, di antaranya adalah selintas dan mengandung gangguan. Mendengarkan program radio hanya dapat dilakukan sekali. Salah satu program radio adalah berita. Penyebaran informasi dan berita melalui radio dapat berlangsung cepat dan lebih luas. Menyiarkan berita di radio harus benar, sekali berita tersebut salah dalam menyiarkan tidak mungkin di ulang kembali. Karena pendengar mungkin hanya mendengar ralatnya saja, tidak mendengar apa yang diralat. Mungkin pula pendengar tidak mendengar ralatnya, sehingga berita salah yang diralat dianggapnya benar.  Dalam konteks komunikasi islami menyebarkan berita yang baik, benar, dan jujur adalah sebuah keharusan. Komunikasi islami merupakan cara berkomunikasi yang bersifat islami, yang tidak bertentangan dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadits.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses peliputan berita “Lintas Pagi” RRI Semarang dalam perspektif komunikasi islami. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik analisis data Miles dan Huberman,Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap proses peliputan berita “Lintas Pagi” RRI Semarang, maka diperoleh hasil bahwa proses peliputan berita “Lintas Pagi” RRI Semarang dalam perspektif komunikasi islami tanpa di sadari telah menerapkan prinsip-prinsip komunikasi islami. Prinsip-prinsip ini yaitu qawlan sadidan, qawlan baligha, qawlan karima, qawlan ma’rufan, qawlan layyina, dan qawlan maisura. Kata kunci      :  liputan berita,  lintas pagi, perspektif komunikasi islami
DAKWAH PADA MASYARAKAT MINANGKABAU (STUDI KASUS PADA KAUM PADRI) Hati, Putri Citra
Islamic Communication Journal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari - Juni
Publisher : Islamic Communication Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Da’wah is a part that must exist in the life of religious people. One of the teachings of Islam, da’wah ia a duty that is charged to the adherents of religion. Padri movement oriented on renewal of society’s behavior and moral improvement of society in general and specially try to apply shariah which sourced from Al-Qur’an and as sunnah. And of course this Padri movement of da’wah thought that has philosophy value of da’wah which is closely related to improvement, renewal, and development. all these aspects is anticipative, creative, dynamic and relevant in its time. Islam in Minangkabau is known as egalitarian society. It is an open advice to anyone through local value (dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung) and then expressed through a model of tolerance that is packaged in a cultural figure or more precisely the formula of social relationships naturally.Keywords:  padri , method of da’wah, minangkabau.------------------------------------------------------------------------------------Dakwah adalah bagian yang pasti ada dalam kehidupan umat beragama. Salah satu ajaran Islam, dakwah merupakan kewajiban yang dibebankan agama kepada pemeluknya. Gerakan kaum Padri tersebut, berorientasi pada pembaruan tingkah laku masyarakat dan perbaikan moral masyarakat secara umum dan secara khusus berupaya menerapkan syari`ah yang bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah. Dan tentu saja gerakan purifikasi kaum Padri mempunyai suatu langkah gerakan pemikiran dakwah yang memiliki nilai filosofi dakwah yang erat kaitannya dengan perbaikan (ishlah), pembaharuan (tajdid), dan pembangunan. Kesemua aspek tersebut merupakan metode pengembangan dakwah yang bersifat antisipatif, kreatif, dinamis dan relevan pada masanya.  Islam di Minangkabau dikenal sebagai masyarakat yang egaliter. Untuk konteks anjuran terbuka kepada siapapun melalui nilai lokal (dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung) kemudian diekspresikan melalui model toleransi yang dikemas dalam sosok kultural atau lebih tepatnya formula hubungan –hubungan sosial secara natural. Kata Kunci :  padri,  metode dakwah, minangkabau.
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PROGRAM MUTIARA HIKMAH DI RADIO RASIKA FM Munir, Misbahul
Islamic Communication Journal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari - Juni
Publisher : Islamic Communication Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is to know how communication strategy in program of Mutiara Hikmah at Radio Rasika Fm. The research used is qualitative research, taking place in Radio Rasika Fm which is located in Ungaran city of Semarang regency. Data collection techniques used are using observation methods, interview methods and documentation methods. The method of analysis used in this research is descriptive analysis method. This analysis is useful for researchers to find out how the communication strategy used in the program Mutiara Hikmah.       The result of this research is that the strategy used by Rasika Fm radio in Mutiara Hikmah program is to develop communication strategy and program strategy. In formulating the communication strategy can be seen from the analysis of the audience is through membership surveys, the preparation of messages through the AIDDA method, the determination of methods through redundancy and canalizing methods, and the selection of media communication by using various media to support the program Mutiara Hikmah to be better known by audience listeners. In terms of program strategy is through broadcast program planning process, production process and program purchase, program execution process, and supervision process and program evaluation, all of which are very important and needed in the process of preparing one of the program that is Mutiara Hikmah program,Keywords: strategy, communication, radio------------------------------------------------------------------------------------Penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi dalam program Mutiara Hikmah di Radio Rasika Fm. Penelitian yang digunakan merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil tempat di Radio Rasika Fm yang berada di kota Ungaran kabupaten Semarang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi. Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Analisis ini berguna bagi peneliti untuk menemukan bagaimana strategi komunikasi yang digunakan dalam program Mutiara Hikmah.Hasil dari penelitian ini bahwa secara umum strategi yang digunakan oleh radio Rasika Fm dalam program Mutiara Hikmah adalah menyusun strategi komunikasi dan strategi program. Dalam menyusun strategi komunikasi dapat terlihat dari analisis khalayak yaitu dengan melalui survey membership, penyusunan pesan melalui metode AIDDA, penetapan metode melalui metode redundancy dan canalizing,  dan pemilihan media komunikasi dengan menggunakan berbagai macam media untuk menunjang program Mutiara Hikmah agar lebih dikenal oleh khalayak pendengar. Dari segi strategi program yaitu melalui proses perencanaan program siaran, proses produksi dan pembelian program, proses eksekusi program, dan proses pengawasan serta evaluasi program, yang semua itu sangat penting dan dibutuhkan dalam proses penyusunan salah satu programnya yaitu program Mutiara Hikmah, Kata kunci: strategi, komunikasi, radio
RELASI INTERPERSONAL DALAM PSIKOLOGI KOMUNIKASI Wulandari, Rustini; Rahmi, Amelia
Islamic Communication Journal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari - Juni
Publisher : Islamic Communication Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Survival of human life is proof that human being able to solve and fulfill requirements of life which is individual and also social. Human life is a building interpersonal relationship with each other, called interpersonal relationship. The more an active person building relationships with others it will build an extensive interpersonal network and produce quality self-competence. This is what can bring success in many ways. Generally humans can adjust to the situation faced by learning the previous experience. Overtime the relationship  develops an individual character. The psychological aspect of both parties involved in the relationship are more decesive compared with sociological and cultural aspects. The existence of psychological aspect that determine the process of interpersonal communication has led to a specific study in interpersonal relationships into studies in this article, although the study has not been based on in-depth research.Keywords: communication, psychology, interpersonal relationship-----------------------------------------------------------------------------------Kelangsungan hidup manusia di muka bumi hingga kini merupakan bukti bahwa manusia mampu menyelesaikan dan memenuhi kebutuhan yang bersifat individu dan sekaligus sosial.Kehidupan ini merupakan bangunan relasi antarpersonal satu dengan yang lainnya, disebut relasi interpersonal. Semakin seseorang aktif membangun relasi dengan sesama maka akan terbangun jaringan interpersonal yang luas dan menghasilkan kompetensi diri yang berkualitas. Hal inilah yang dapat membawa kesuksesan dalam banyak hal.Umumnya, manusia dapat menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi dengan cara mempelajari pengalaman sebelumnya. Seiring dengan waktu hubungan berkembanglah sebuah karakter individu. Aspek-aspek psikologis yang dimiliki kedua belah pihak yang terlibat dalam relasi lebih menentukan dibanding dengan aspek sosiologis dan kultural.Adanya aspek psikologis yang menentukan proses komunikasi interpersonal telah memunculkan kajian spesifik dalam relasi interpersonal menjadi kajian dalam artikel ini, meskipun kajiannya belum berbasis riset secara mendalam Kata kunci: komunikasi, psikologi, relasi interpersonal.
STRATEGI DAKWAH AL BAYANUNI (Analisis Strategi Muhammad Abu Fatah Al Bayanuni Dalam Kitab Al Madkhal Ila Ilmi Dakwah) Nizar, Muklis
Islamic Communication Journal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari - Juni
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2018.3.1.2679

Abstract

The strategy used in the da?wah must be in accordance with condition and activity-bused designed to realize the purpose da?wah. The complexity of the problems that develop tody. Da?wah always face different challenges according to the conditions of community life. Da?wah must be packed in such a way as to be accepted and understood by the community as mad?unya. Because it da?wah can not be done with perfunctory but must be with  careful planning and preparation understand the strategi steps to consider. The use of strategy or the right way is a benchmark of success from da?wah itself. But if the strategy used is not appropriate, will lead to the unexpected.Depart from the above understanding shaykh Muhammad abu Fatah al Bayanuni contributed thoughts on the da?wah strategy contained in the book al madkhal ila ilmi da?wah. Strategy is a combination of planning, methods and tactics means/media to achieve the goal of da?wah.Keywords : strategy, da?wah, muhammad abu fatah al bayanuni----------------------------------------------------------------------------------Strategi yang digunakan dalam dakwah harus sesuai dengan kondisi dan kegiatan yang dirancang untuk mewujudkan tujuan dakwah. Kompleksitas masalah yang berkembang goyah. Dakwah selalu menghadapi tantangan yang berbeda sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat. Dakwah harus dikemas sedemikian rupa agar diterima dan dipahami oleh masyarakat sebagai madunya. Karena itu dakwah tidak bisa dilakukan dengan asal saja tetapi harus dengan perencanaan dan persiapan yang matang memahami langkah-langkah strategis yang perlu dipertimbangkan. Penggunaan strategi atau cara yang benar adalah tolok ukur keberhasilan dari dakwah itu sendiri. Tetapi jika strategi yang digunakan tidak tepat, akan mengarah pada hal yang tidak terduga.Berangkat dari pemahaman di atas shaykh Muhammad abu Fatah al Bayanuni mengkontribusikan pemikiran tentang strategi dakwah yang terkandung dalam buku al madkhal ila ilmi da'wah. Strategi adalah kombinasi dari perencanaan, metode dan taktik yang berarti / media untuk mencapai tujuan dakwah.Kata kunci: strategi, dakwah, muhammad abu fatah al bayanuni
STRATEGI DAKWAH AL BAYANUNI (Analisis Strategi Muhammad Abu Fatah Al Bayanuni Dalam Kitab Al Madkhal Ila Ilmi Dakwah) Nizar, Muklis
Islamic Communication Journal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari - Juni
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2018.3.1.2679

Abstract

The strategy used in the da’wah must be in accordance with condition and activity-bused designed to realize the purpose da’wah. The complexity of the problems that develop tody. Da’wah always face different challenges according to the conditions of community life. Da’wah must be packed in such a way as to be accepted and understood by the community as mad’unya. Because it da’wah can not be done with perfunctory but must be with  careful planning and preparation understand the strategi steps to consider. The use of strategy or the right way is a benchmark of success from da’wah itself. But if the strategy used is not appropriate, will lead to the unexpected.Depart from the above understanding shaykh Muhammad abu Fatah al Bayanuni contributed thoughts on the da’wah strategy contained in the book al madkhal ila ilmi da’wah. Strategy is a combination of planning, methods and tactics means/media to achieve the goal of da’wah.Keywords : strategy, da’wah, muhammad abu fatah al bayanuni----------------------------------------------------------------------------------Strategi yang digunakan dalam dakwah harus sesuai dengan kondisi dan kegiatan yang dirancang untuk mewujudkan tujuan dakwah. Kompleksitas masalah yang berkembang goyah. Dakwah selalu menghadapi tantangan yang berbeda sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat. Dakwah harus dikemas sedemikian rupa agar diterima dan dipahami oleh masyarakat sebagai madunya. Karena itu dakwah tidak bisa dilakukan dengan asal saja tetapi harus dengan perencanaan dan persiapan yang matang memahami langkah-langkah strategis yang perlu dipertimbangkan. Penggunaan strategi atau cara yang benar adalah tolok ukur keberhasilan dari dakwah itu sendiri. Tetapi jika strategi yang digunakan tidak tepat, akan mengarah pada hal yang tidak terduga.Berangkat dari pemahaman di atas shaykh Muhammad abu Fatah al Bayanuni mengkontribusikan pemikiran tentang strategi dakwah yang terkandung dalam buku al madkhal ila ilmi da'wah. Strategi adalah kombinasi dari perencanaan, metode dan taktik yang berarti / media untuk mencapai tujuan dakwah.Kata kunci: strategi, dakwah, muhammad abu fatah al bayanuni
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA THAILAND SELATAN MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA (BAHASA) DI UIN WALISONGO SEMARANG Handayani, Maya Rini
Islamic Communication Journal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari - Juni
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2018.3.1.2674

Abstract

This article discusses the ability to speak (communicate) respondents from South Thailand at UIN Walisongo Semarang. The communication ability of the respondents is measured using the Indonesian language indicator (Bahasa) namely the ability to speak. Respondents aged between 20 to 28 years. Respondents numbered 37 people from the force 2012 to 2016. The 37 respondents consisted of 25 female students and 12 students. The original language of the respondents is Malay. The second language controlled by respondents is Thai. Respondents have not had enough Language skills before they arrive in Indonesia. The data collection in this article uses questionnaires. The results obtained from this research is the ability to communicate respondents using Language is in the category of being. This category uses a standard five interval that is very high, high, medium, low and very low. The mean or average of respondent data is at number 28. The number is between 26 - 29 which refers to the medium category. Keywords: communicate, language, south thailand students-------------------------------------------------------------------------------------Artikel ini membahas mengenai kemampuan berbicara (berkomunikasi) responden yang berasal dari Thailand Selatan di UIN Walisongo Semarang. Kemampuan komunikasi responden diukur menggunakan indikator bahasa Indonesia (Bahasa) yaitu kemampuan berbicara. Responden berusia antara 20 hingga 28 tahun. Responden berjumlah 37 orang yang berasal dari angkatan 2012 hingga 2016. Ke 37 responden terdiri dari 25 mahasiswi dan 12 mahasiswa. Bahasa asli dari responden adalah bahasa Melayu. Bahasa kedua yang dikuasai responden adalah bahasa Thailand. Responden belum cukup mempunyai bekal kemampuan Bahasa sebelum tiba di Indonesia. Pengumpulan data pada artikel ini menggunakan kuisioner. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah kemampuan berkomunikasi responden menggunakan Bahasa berada pada kategori sedang. Kategori ini menggunakan interval standar lima yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Mean atau rata-rata data responden berada pada angka 28. Angka tersebut berada di antara angka 26 – 29 yang menunjuk pada kategori sedang.Kata kunci : berkomunikasi, bahasa, mahasiswa thailand selatan
PERAN POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MENCEGAH KONFLIK ANTAR KELOMPOK AGAMA Rizak, Mochamad
Islamic Communication Journal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari - Juni
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2018.3.1.2680

Abstract

Intercultural communication becomes a norm in the midst of society that has been globalized. There are no more regional boundaries and cultural barriers that travel between one person and another. But in reality, cultural differences often cause ripples of problems and even lead to the emergence of social conflict. This is due to the strengthening of ethnic identity that led to the emergence of ethnocentrism and stereotype in which one group feels superior to other ethnic groups.This study discusses the relationship of communication and culture that is like two sides of the coin. Culture shapes human thoughts and behavior and shapes our patterns of communication. While with communication we can convey the result of creation, desire and taste to others. This study wanted to examine matters relating to intercultural communication, especially on religious groups that led to the emergence of prejudice, causing a sense of mutual suspicion and even hostility between religious groups. In this case prejudice becomes an obstacle in communicating.Intercultural communication aims to remove barriers as a result of cultural differences. As the principle of communication that the more like the cultural background will be more effective communication. Intercultural communication wants to make us human beings, ie people who look at others from the point of their culture not from the point of our culture so that will grow mutual respect.Keywords: communication, culture, religious group------------------------------------------------------------------------------------Komunikasi antar budaya menjadi norma di tengah-tengah masyarakat yang telah mengglobal. Tidak ada lagi batas-batas regional dan hambatan budaya yang bergerak antara satu orang dan yang lain. Namun dalam kenyataannya, perbedaan budaya sering menyebabkan riak masalah dan bahkan mengarah pada munculnya konflik sosial. Hal ini disebabkan menguatnya identitas etnis yang menyebabkan munculnya etnosentrisme dan stereotipe di mana satu kelompok merasa lebih superior dari kelompok etnis lain.Studi ini membahas hubungan komunikasi dan budaya yang seperti dua sisi mata uang. Budaya membentuk pikiran dan perilaku manusia dan membentuk pola komunikasi kita. Sementara dengan komunikasi kita dapat menyampaikan hasil ciptaan, keinginan dan rasa kepada orang lain. Penelitian ini ingin meneliti hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi antar budaya, terutama pada kelompok agama yang menyebabkan munculnya prasangka, menyebabkan rasa saling curiga dan bahkan permusuhan antar kelompok agama. Dalam hal ini prasangka menjadi kendala dalam berkomunikasi.Komunikasi antarbudaya bertujuan untuk menghilangkan hambatan sebagai akibat dari perbedaan budaya. Sebagai prinsip komunikasi yang lebih menyukai latar belakang budaya akan komunikasi yang lebih efektif. Komunikasi antarbudaya ingin menjadikan kita manusia, yaitu orang yang melihat orang lain dari sudut budaya mereka bukan dari sudut budaya kita sehingga akan tumbuh saling menghargai.Kata kunci: komunikasi, budaya, kelompok keagamaan 

Page 1 of 3 | Total Record : 21