cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin | Universitas Ialam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Jl. AH Nasution No 105, Cibiru Bandung.
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jaqfi : Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam
ISSN : 27149420     EISSN : 2541352X     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Jurnal Ilmiah JAQFI: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam adalah jurnal yang mempublikasikan hasil-hasil kajian dan penelitian orisinal terbaru dalam ilmu murni Filsafat Islam dan Aqidah (Teologi Islam), serta cakupannya meliputi kajian filsafat kontemporer, pendidikan, sosial, dan keagamaan dari perspektif filsafat maupun aqidah. Tujuan Jurnal berkala ini adalah untuk upaya meningkatkan intensitas kajian Filsafat Islam dan Aqidah, mengupayakan teori baru serta kontekstualisasinya bagi perkembangan intelektualitas.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2019)" : 5 Documents clear
ANALISIS TERHADAP PEMIKIRAN ALI SYARI’ATI TENTANG KONSEP HUMANISME ISLAM Asep Wildan
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.551 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v4i1.9331

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa peradaban saat ini sangatlah kebarat-baratan, dengan kata lain Eropa menjadi acuan, humanisme Eropa menjadi dasar dari peradaban saat ini. Padahal, humanisme Eropa cenderung mengedepankan intelejensi dan kehendak bebas dari manusia yang pada akhirnya mendorong manusia untuk mengeksploitasi alam sedemikian rupa. Dengan kata lain mendorong manusia untuk berbuat kerusakan di muka bumi. Ali Syari’ati sendiri merupakan seorang tokoh dari Iran yang terkenal dengan gayanya yang khas, memaparkan hampir semua teori humanisme barat berikut kelemahan-kelemahannya, dan menghadapkan semua teori itu dengan pandangan dunia Islam. Yang juga mengajukan Islam sebagai agama yang mampu menjawab seluruh tantangan kehidupan modern. Dalam menghimpun data, baik primer juga sekunder, penulis menggunakan teknik studi kepustakaan serta dokumentasi. Dengan mengumpulkan semua buku dan literatur karya Ali Syari’ati yang telah di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Di kumpulkan juga buku dan literatur mengenai topik dan Ali Syari’ati yang ada relevansinya dengan masalah yang dibahas. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Humanisme menurut Ali Syari’ati adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa tujuan pokok yang dimilikinya adalah untuk keselamatan dan kesempurnaan manusia. Humanisme memandang manusia sebagai makhluk mulia, dan prinsip-prinsip yang disarankannya didasarkan atas pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok yang bisa membentuk manusia menjadi lebih baik. (2) Menurut Ali Syari’ati, pernyataan humanisme dalam Islam adalah yang paling dalam dan paling maju, mengacu pada kisah kejadian Adam dalam Al-Qur’an. Islam mengajarkan bahwa di hadirat Allah manusia bukanlah makhluk yang rendah, karena ia adalah rekan Allah, teman-Nya, pendukung amanah-Nya di bumi. Manusia menikmati afinitasnya dengan Allah, menerima pelajaran dari-Nya, dan telah menyaksikan betapa semua malaikat Allah jatuh bersujud kepada-Nya.
DAMPAK PERNIKAHAN USIA DINI (Analisis Feminis Pada Pernikahan Anak Perempuan Di Desa Cibunar Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut) Rovi Husnani; Devi Soraya
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.494 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v4i1.9347

Abstract

AbstrakFenomena pernikahan usia dini pada akhir ini angkanya semakin meningkat. Di Indonesia terutama daerah pedesaan yaitu di Desa Cibunar Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Pernikahan usia dini di desa ini sangatlah sering terjadi, baik orang yang sudah mampu maupun orang yang belum mampu untuk melaksanakan pernikahan. Pernikahan dini yang berlangsung sejak dulu dan masih bertahan sampai sekarang. Bagi masyarakat pernikahan usia dini tidak hanya terjadi karena faktor ekonomi saja, tapi ada faktor lain yaitu kurangnya pendidikan orang tua serta anak. Hingga pernikahan usia dini menjadi solusi bagi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pernikahan usia dini bagi anak perempuan melalui analisis feminisme liberal yang mengkategorikan perempuan dan laki-laki memiliki hak dan kesempatan dan pendidikan yang sama. Dengan teori Wollstonecraft, bahwa “inferioritas” perempuan sebagai agen rasional disebabkan pendidikan yang rendah. Pendidikan hanya diprioritaskan hanya untuk laki-laki. Dalam hal ini langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis dalam melakukan penelitian pertama, melalui pencarian data objektif dengan cara observasi, studi dokumentasi dan wawancara (interview). Kedua melalui studi kepustakaan yaitu penelaahan buku-buku yang berhubungan dengan masalah penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa, faktor penyebab pernikahan dini di Desa Cibunar yaitu (1) Faktor ekonomi, (2) Faktor rendahnya dan kesadaran terhadap pentingnya pendidikan, (3) Faktor lingkungan mereka tinggal. Dampak yang timbulkan dari pernikahan usia dini di desa cibunar kecamatan cibatu kabupaten garut yaitu: (1) Ekonomi, (2) Kesehatan, (3) Pandangan masyarakat terhadap pelaku pernikahan usia dini, sedikit permasalahan muncul karena cerminan kebiasaan perempuan itu sendiri seperti malas, bangun tidur siang, pemalu dan lain sebagainya. Kata kunci: Dampak pernikahan usia dini, feminisme, pernikahan dini.
PEMAHAMAN TEOLOGI ISLAM MASYARAKAT TENTANG PERAN ULAMA (Studi Banding Masyarakat Desa Cibitung Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi dan Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung) Paridah Napilah; Ahmad Gibson Albustomi
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.869 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v4i1.9353

Abstract

AbstrakDalam kehidupan masyarakat Islam ada beberapa hal yang dipandang menempati kedudukan dan otoritas keagamaan setelah Nabi Muhamad SAW sendiri. Salah satu hadist Nabi yang popular menyatakan bahwa ulama adalah pewaris para Nabi (al-ulama waratsah al-anbiya). Ulama merupakan tokoh yang dihormati oleh masyarakat Islam dan pendapat-pendapat mereka dianggap mengikat dalam berbagai masalah, tidak hanya pada masalah keagamaan saja, melainkan dalam berbagai masalah lainnya. Penelitian ini bertolak dari adanya perbedaan pemahaman antara masyarakat pedesaan mengenai peran Ulama yang bertempat di Desa Cibitung dan masyarakat perkotaan yang berada di Kelurahan Cibangkong. Masyarakat Desa Cibitung memahami bahwa peran ulama tidak ada batasnya, Ulama berperan dalam berbagai permasalahan baik agama, ekonomi dan sosial. Sedangkan masyarakat kelurahan Cibangkong sedikit bergeser pemahamannya bahwa Ulama berperan dalam masalah yang ada kaitannya dengan keagamaan saja. Dari hasil analisa yang dilakukan, maka diproleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pemahaman teologis tentang peran ulama antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, yang mana masyarakat pedesaan memahami bahwa peran ulama begitu besar dalam kehidupan baik dalam masalah agama, sosial dan ekonomi. Sedangkan masyarakat perkotaan memahami peran ulama hanya dalam masalah yang berkaitan dengan kontek agama.
TEOLOGI PEMBEBASAN DAN DEMOKRASI MENURUT GUS DUR Rian Rohimat; Abdul Hakim
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.538 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v4i1.9354

Abstract

AbstrakTeologi pembebasan ialah hadir untuk menjawab persoalan sosial, baik itu persoalan kemiskinan,kebodohan,ketidakadilan dan ketertindasan terhadap kaum-kaum yang lemah menjadi sebuah fakta realitas sosial yang amat problematik dan tidak bisa diabaikan secara begitu saja.realitas tersebut merupakan semua aspek kehidupan yang jauh dari kesadaran manusiawi. Manusia yang berteduh dalam agama terutama Islam harus sepantasnya menyumbangkan kesadarannya untuk bisa memahami persoalan realitas sosial secara universal.Sebagaimana yang dikatakan Abdurrahman Wahid Islam harus di tilik dari fungsinya sebagai pandangan hidup yang mementingkan kesejahteraan masyarakat. Bagi Gus Dur teologi pembebasan amat penting dalam agama,karena menurutnya agama harus benar-benar di implementasikan dalam tataran hidup yang praktis. Begitu pun Gus Dur sebagai pejuang demokrasi,Ia tidak luput dari suatu pembebasan,Ia menjadikan teologi Pembebasan sebagai basis awal untuk menjalankan demokrasi.Demokrasi yang di bawa Gus Dur ialah demokrasi yang senantiasa berjalan untuk kesejahteraan rakyat,demi rakyat Gus Dur menjamin masyarakat dalam keselamatan dan kesehatan serta kenyamanan hidup bagi masyarakat. Oleh karena itulah Gus Dur sering berupaya menampakan diri dengan terbuka dan tidak memilih suatu perbedaan suku,agama,ras,karena sosok Gus Dur ialah humanis yang tidak pilah-pilah terhadap orang.serta Ia lebih menunjukan suatu keterbukaan serta kebebasan.
KONSEP MANUSIA SEMPURNA MENURUT MUHAMMAD TAQÎ MISBÂH YAZDÎ Saeful Anwar
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.007 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v4i1.9330

Abstract

AbstrakIlmu pengetahuan dengan pelbagai metodenya, telah menempatkan manusia pada jurang keterasingan yang dalam nan gelap. Tak hanya itu, ilmu pengetahuan yang mulanya dipahami sebagai ikhtiar bagi pemuliaan hakikat manusia, malah bergerak mendekati tubir-getir krisis kemanusiaaan multi dimensi. Manusia menjadi teralienasi akan dirinya. Berangkat dari kegagalan manusia kontemporer dalam memahami makna eksistensi manusia dalam proses menuju kesempurnaan diri.  Faktor paling besar penyebab kesalahan  perjalanan manusia saat ini dalam pandangan Misbâh Yazdî karena, ketidakjelasan dan ketiadaan perhatian terhadap hakikat manusia,  manusia lupa akan kemengadaannya. Sehingga manusia alpa bahwa ia punya potensi  untuk menjadi manusia sempurna.Persoalan fundamental ini telah menyebabkan manusia meninggalkan fitrah yang benar dan terjerumus ke lembah kesesatan.  visi manusia hari ini merupakan sesuatu yang tidak alamiah sekaligus menyimpang dari alur penciptaan sang Khaliq. Oleh karena itu, Misbâh Yazdî berusaha memfokuskan diri dalam merenungi secara mendalam sejumlah hasrat-hasrat fitri dan tendensi-tendensi (kecendrungan) alamiah yang berperan penting yang dalam pandangan Misbâh Yazdî bersifat mendasar dan prinsipil dan terdapat pada manusia. Pada terang ini, Misbâh Yazdî mengembangkan suatu skema konseptual yang menarik. Hal itu dapat ditahbiskan dengan usahanya menelusuri hakikat manusia melalui filsafat wûjud  kemudian bergerak melalui analisis epistemology. Ziarah menyusuri apa yang direnungkan Misbâh Yazdî, penelitian kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan heuristika, dengan penelitian ‘studi kepustakaan’ (library reseach), guna melingkupi persoalan: a) Bagaimanakah konsep Manusia Sempurna dalam diskursus Filsafat Islam?;  b). Konsep Manusia sempurna seperti apakah yang dimaksud oleh Misbâh Yazdî?. Adapun sumber rujukan dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya Misbâh Yazdî, beserta berbagai sumber lainnya yang dapat mendukung dalam pembahasan. Berbekal pada konsep ontology Mullâ Shadrâ tentang harakah jawhariyyah, Misbâh Yazdî, menyimpulkan kesempurnaan manusia sebagai evolusi dan gerak menyempurna (harakah istikmâliyah). Melalui prinsip hudûrî sebagai induk semua pengetahuan,  namun pengetahuan burhânî yang di dasarkan pada silogisme-demonstratif dan pengetahuan hushûlli . Akhirnya, apa yang ditelusuri Misbâh Yazdî, merupakan bagian penting dari perjalanan ikhtiar manusia dalam menggapai kesempurnaannya yakni untuk memahami asal dan tujuan manusia. Melalui ilmu dan iman, dan  iman mesti diikuti oleh amal perbuatan. Jika seseorang dapat menyaksikan hakikat kediriannya, maka ia akan menyadari bahwa kediriannya  ditopang oleh Illah-nya.

Page 1 of 1 | Total Record : 5