cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur´an dan Tafsir
ISSN : 25281054     EISSN : 25408461     DOI : -
Core Subject : Religion,
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir [2528-1054] is peer-reviewed journal dedicated to publish the scholarly study of Qur’an from many different perspectives. Particular attention is paid to the works dealing with: Qur’anic Studies, Qur’anic sciences, Living Qur'an, Qur’anic Stuides accros different areas in the world (The Middle East, The West, Archipelago and other areas), Methodology of Qur’an and Tafsir studies. publishes twice in the year (June and December) by Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2017)" : 7 Documents clear
KONSEP DHANB DAN ITHM DALAM ALQURAN (Studi Kajian Semantik Alquran) Dini Hasinatu Sa’adah; M. Solahudin; Dadang Darmawan
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.657 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v2i2.1896

Abstract

Dalam alquran ada beberapa term yang menunjukkan makna dosa, diantaranya yaitu dhanb, ithm, jarm dan junah. Dari beberapa term yang bermaknadosa, penulis hanya terfokuskan kepada kata dhanb dan ithm, karena di satusisi, bila di lihat dari kamus lisan al-Arab, kata dhanb itu bersinonim dengan ithm, yang mana berarti adanya sinonimitas pada kata itu. Namun di sisilain, bila di lihat dari tafsir Ibn Katsir dan tafsir al-Maraghi kata dhanb dan ithm itu berbeda maknanya, yang mana dhanb itu menunjukkan dosa bagi orang kafir, sedangkan ithm menunjukkan dosa bagi orang munafiq. Maka dari itu,penulis berusaha untuk meneliti makna kata dhanb dan ithm dengan pendekatan semantik. Berdasarkan adanya kontradiksi yang disebutkan di atas, maka pada penelitian ini adalah untuk mengetahui makna kata Dhanb dan ithm dalam al-Qur’an dengan pendekatan semantik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode semantik. Metode ini digunakan untuk memahami berbagai istilah atau kata-kata kunci yang digunakan pada sebuah tafsir. Kemudian penelitian ini bersifat kualitatif, yang berbentuk library research (penelitian kepustakaan) dengan merujuk pada dua sumber yaitu primer dan sekunder. Adapun hasil analisis tentang makna kata dhanb dan ithm dalam Alquran  dengan menggunakan pendekatan semantik, penulis dapat menyimpulkan bahwa makna dasar kata dhanb adalah dosa atau kesalahan, dan makna relasionalnya dhanb adalah dosa orang kafir yang mana mereka adalah orang-orang yang menolak pada ayat-ayat Allah dan mendustakan ayat-ayat Allah. Sedangkan makna dasar ithm adalah perbuatan yang tidak halal, dan makna relasional ithm ialah dosanya orang munafiq yang mana mereka mengaku beriman pada mulutnya, tetapi dalam hati dan perbuatan mereka tidak mencerminkan bahwa mereka adalah orang yang beriman
DAKHĪ L AL-NAQLI DALAM TAFSIR AL-TABĀRĪ PADA PENAFSIRAN TENTANG MUKJIZAT NABI MUSA A.S. Denu Rahmad; Mujiyo Mujiyo; Ibrahim Syuaib
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1644.904 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v2i2.1892

Abstract

Al-Dakhīl fî al-Tafsīr adalah  rumpunan ‘Ulum al-Qur’ān yang merupakan salah satu langkah dalam meneliti dan mengkritisi kesalahan-kesalahan penafsiran dalam kitab tafsir.Tafsir al-Tabārī  merupakan salah satu tafsir rujukan paling utama dalam kajian keilmuan islam, yang di dalam penafsirannya tidak terlepas dari keberadaan unsur-unsur al-Dakhīl. Penelitian ini bertujuan meganalisis keberadaan Dakhīl al-Naqli dalam kitab tafsir Al-Tabārī pada penafsiran tentang mukjizat Nabi Musa As,. Penelitian ini dilakukan dengan metode conten analisis, yaitu menganalisis tafsir al-Tabārī  karya Ibnu Jarir kemudian membandingkannya dengan penafsiran lain yang bisa dijadikan pegangan (al-Ashil). Ditemukannya lima bentuk Dakhīl al-Naqli dalam kitab tafsir Jamī’ al-Bayān al- Ta’wīl Ayi al-Qur’ān karya Ibnu Jarir Al-Tabārī tentang mukjizat Nabi Musa. Kelima bentuk Dakhīl tersebut yaitu: Dakhīl al-Naqli bentuk pertama, berupa menafsirkan Alquran dengan Hadith mauḍu’ (palsu). Dakhīl al-Naqli bentuk kedua, berupa menafsirkan Alquran dengan Hadith  Mauquf (qaul sahabat) yang sanadnya ḍaif. Dakhīl al-Naqli bentuk kelima, berupa Hadith mursal (qaul tabi’in) yang ḍaif. Dakhīl al-Naqli bentuk keenam, berupa Hadith mursal yang matannya mengenai Israiliyat. Dakhīl al-Naqli bentuk kesembilan, berupa menafsirkan Alquran dengan qaul tabi’in yang bertentangan dengan qaul sahabat. Dengan demikian menafsirkan Alquran dengan Hadith mauḍu’ (palsu), Hadith mauquf (qaul sahabat) yang sanadnya ḍaif, Hadith mursal (qaul tabi’in) yang ḍaif, Hadith mursal yang matannya mengenai Israiliyat, dan qaul tabi’in yang bertentangan dengan qaul sahabat, adalah lima bentuk Dakhīl al-Naqli yang terdapat dalam kitab tafsir Al-Tabārī
PENAFSIRAN AYAT-AYAT TENTANG AURAT PEREMPUAN MENURUT MUHAMMAD SYAHRUR Qabila Salsabila; Reza Pahlevi; Ali Masrur
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.393 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v2i2.1897

Abstract

Pada kasus menutup aurat Muhammad Syahrur menafsirkan batasan aurat yang sangat signifikan dari para mufassir maupun mufaqqih lain. Dia mempunyai teori yang dinamakan Nazhariyat al-Hudud atau biasa disebut dengan teori limit yang terbagi menjadi dua yaitu batas maksimal (Hadd al’A’la) dan batas minimal (Had al-Adna) dengan menutup bagian atas (al-Juyub al-Ulwiyyah) dan menutup bagian bawah (al-Juyub as-Sufliyah). Dalam menjawab permasalahan di atas, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research) dengan metode penyajian data secara  “Deskriptif Analysis” dengan menggambarkan bagaimana Muhammad Syahrur menafsirkan tentang aurat perempuan dalam surah al-Nūr [24]: 31, al-Aḥzāb [33]: 59 dan al-Aḥzāb [33]: 53. Dengan teori batasnya, Muhammad Syahrur mencoba untuk menerapkan ayat-ayat muhkamat Alquran dalam realita kehidupan dengan batasan-batasannya.Hasil dari penelitian ini ialah bahwa Syahrur beranggapan hukum-hukum yang terdapat dalam Alquranbersifat elastis yang bisa ditarik dan disesuaikan dengan tempat dan zaman. Dalam menurutp aurat ada tiga ketentuan terkait dengan pakaian bagi perempuan:1). Dilarang atau tidak di perbolehkannya terbuka (telanjang) kecuali hanya suaminya, 2). Batasan minimal perempuan secara umum menurutnya adalah menutup daerah intim bawah (al-Juyub as-Sufliyyah). Bagian ini disebut sebagai aurat berat (al-‘Awrah al-Mughallazah). Bagian inlah yang  harus ditutupi ketika berhadapan dengan orang-orang yang empat belas disebutkan di dalam surah an-Nur 31. Dan menutup daerah intim atas (al-Juyub al-Ulmiyyah), 3). Pakaian untuk aktivitas dan bersosialisasi, ketentuannya berawal dari batas minimal kemudian disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat. Batasan ini pun memiliki tingkatan-tingkatan hingga sampainya kepada batas maksimal yang hanya memperlihatkan wajah dan kedua telapak tangan. Maka Konsekuensi perempuan yang menampakkan bagian al-Juyub menurutnya berarti ia telah melanggar Hudud Allah. Muhammad Syahrur berpendapat bahwa jilbab (kerudung) atau tutup kepala baginya bukan termasuk pada prinsip keislaman ataupun keimanan seseorang, melainkan hanya mengikuti kebiasaan masyarakat secara umum.
KELUARGA SAKINAH DALAM TAFSIR AL-QUR’AN (Studi Komparatif Penafsiran Al-Qurṭubi dalam Tafsīr Jamī’ LīAḥkām Al-Qur’ān dan Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Al-Munīr) Ela Sartika; Dede Rodiana; Syahrullah Syahrullah
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.546 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v2i2.1893

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penafsiran ulama klasik dengan ulama kontemporer dalam menafsirkan  ayat-ayat yang berkaitan dengan keluarga sakinah.Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Rūm [30]: 21 yang telah lumrah menjadi landasan pondasi keluarga sakinah yang diperintahkan oleh Allah dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Dalam penelitian kualitatif ini dilakukan studi deskriptif-komparatif analitis dengan metode penelitian komparatif (muqarran). Hasil temuan mengungkap bahwa yang dimaksud keluarga sakinah menurut ulama klasik (Al-Qurṭubi) dalam kitab Tafsirnya Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an adalah sebuah ikatan pernikahan yang di dalamnya terdapat sebuah ketenangan dan ketentraman dalam rumah tangganya dengan adanya hubungan seksual sehingga menghasilkan sebuah keturunan. Sedangkan ulama kontemporer (Wahbah Zuhaili) dalam kitab tafsirnya Al-Munir yang dimaksud dengan keluarga sakinah adalah ketenangan dan ketentraman dalam rumah tangga yang didalamnya terdapat rasa cinta dan kasih sayang antara suami istri.Dan semua itu terpenuhi pula hak dan kewajibannya antara suami dan istri.
MUNĀSABAH DALAM SAFWAH AL-TAFĀSIR KARYA MUHAMMAD ‘ALI AL-SABUNI Sherly Devani; Wawan Hernawan; Izzah Faizah Siti Rusydati Khaeirani
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.813 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v2i2.1898

Abstract

Di satu sisi, ‘Ali al-Sabuni, mufassir Safwah al-tafāsir, walaupun tidak menjelaskan teori ilmu munāsabah dalam kitab al-Tibyān fī‘Ulum al-Qur’ān, akan tetapi di sisi lain ‘Ali al-Sabuni menerapkan ilmu ini dalam salah satu karya tafsirnya, Safwah al-tafāsir. Baik munāsabah   antar ayat, maupun antar surat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk munāsabah dalam Safwah al-tafāsir. Penelitian ini berangkat dari pemikiran bahwa teori munāsabah merupakan salah satu teori yang penting dalam penafsiran Alquran terutama penafsiran yang menggunakan metode bi al-ma’thur. ‘Ali al-Sabuni walaupun secara teori tidak membahas tentang munāsabah secara detail dan jelas dalam karyanya al-Tibyān fī‘Ulum al-Qur’an, akan tetapi ‘Ali al-Sabuni sangat menyadari adanya urgensi munāsabah dalam penafsiran Alquran. Metode yang digunakan menggunakan metode content analysis, yaitu metode analisis isi, metode ini digunakan dalam jenis penelitian yang bersifat normatif dengan menganalisis sumber-sumber tertentu agar penelitian ini dapat di pertanggungjawabkan. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari sumber primer, yaitu: Kitab Safwah al-tafāsir karya Sheikh Muhammad ‘Ali al-Sabuni. Sedangkan sumber sekunder dari buku-buku yang terkait dengan teori munāsabah . Hasil dari penelitian ini, Al-Sabuni menerapkan beberapa macam bentuk munāsabah yang dilihat dari segi materinya, yaitu: Macam-macam munāsabah ayat, seperti berikut: 1). Munāsabah fawātih al-suwar dengan khawātimuha, 2). Munāsabah antar ayat dalam satu surat, dan 3). Munāsabah antar kandungan ayat dan penutup surat. Al-Sabuni menerapkan beberapa macam munāsabah, surat: 1). Munāsabah antar kandungan satu surat dengan surat sebelumnya, 2). Munāsabah antar awal surat dalam mushaf utsmani dan akhir surat dalam mushaf, dan 3). Munāsabah antar nama surat dan kandungannya. sifat dari munāsabah yang digunakan dalam Safwah al-tafāsir, yaitu: 1). Tashdid (penegasan) sebanyak dua kali, 2). Al-Tandhir (pemadanan/penyatuan) sebanyak dua kali, 3).Al-I’tiraḍ (bantahan) sebanyak tiga kali, 4). Al-Muḍahah (lawan kata/ kebalikan) sebanyak 26 kali, 5). Al-Takhallus (peralihan) sebanyak 30 kali. 6). Al-Istiḍraḍ (penyebutan lanjutan) sebanyak 52 kali, 7). Tafsīr (penjelasan) sebanyak 106 kali
FUNGSI ZUHUD TERHADAP KETENANGAN JIWA (Studi Analisis terhadap Tafsir Jailani Karya Abd al-Qadir Jailāni) Tika Saripah; Yayan Mulyana; Undang A Kamaludin
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.279 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v2i2.1894

Abstract

Mayoritas orang berpendapat bahwa ketenangan hati hanya terdapat pada kekayaan dan jabatan sehingga membuatnya selalu memburu kemewahan hidup. Di sisi lain masih banyak manusia yang terkungkung penderitaan akibat ketidakmampuan mengatasi kesulitan hidup karena kemiskinan, kegagalan dan berbagai kesulitan lainnya, akhirnya banyak manusia mengalami kegoncangan jiwa karena tertekan (stress) oleh suatu kondisi karena tidak terpenuhinya keinginan tersebut. Maka Islam menawarkan solusi hidup zuhud sebagai salah satu metode penenangan jiwa.Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari korelasi antara zuhud dengan ketenangan jiwa tersebut.Adapun dasar penelitian ini yaitu, ayat-ayat Alquranyang dikaji berdasarkan Tafsir Jailani karya Abd al-Qadir Jailāni.Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode content analysis.Dalam penelitian tafsirnya menggunakan metode mauḍū’i, yaitu penelitan berdasarkan tema tertentu. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis bahwa Abd al-Qadir Jailāni.   Hasil dari penelitian menemukan bahwa dalam beberapa ayat tentang zuhud terdapat kategorisasi tersendiri, adapun kategorisasi tersebut yakni (1).Permisalan dunia pada 3 ayat (2).Sifat dan hakikat dunia 9 ayat (3).Kerugian memilih dunia 9 ayat. Penafsir mengungkapkan bahwa zuhud merupakan prilaku hidup yang yang tidak menyukai kehidupan dunia dan mengutamakan akhirat, hal ini dikarenakan pengetahuan dan pemahamannya terhadap hakikat dunia. Sehingga mereka senantiasa menjalankan amal saleh yang mendekatkan hamba kepada Allah, maka Allah menganugerahkannya martabat tinggi, pahala dan ketenangan jiwa serta dijauhkan dari siksa, ketika susah, hatinya tidak akan terguncang, sebab ia senantiasa rido akan takdirnya. Oleh karena itu, orang yang zuhud akan senantiasa tenang jiwanya.
RESEPSI KONSEP MENUTUP AURAT DALAM TRADISI PEMAKAIAN “RIMPU” (STUDI LIVING QUR’AN-HADIS DI DESA NGALI, KEC. BELO, KAB. BIMA-NTB Nurul Karimatil Ulya
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.599 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v2i2.1895

Abstract

Tulisan ini membahas sebuah wacana ilmiah tentang urgensi aplikasi metode Living Qur’an-Hadis terhadap tradisi pemakaian “Rimpu” di Desa Ngali, sebuah desa yang berada di Kabupaten Bima, provinsi Nusa Tenggara Barat dengan teori “Sociology of Knowledge” yang dikembangkan oleh Karl Mannheim. “Rimpu” adalah sebuah tradisi unik yang berada di masyarakat Bima yang mengkonsepkan penutup aurat bagi wanita Muslim dengan menggunakan “Rimpu”. Hasilnya, usaha yang dilakukan oleh para penggagas metode Living Qur’an-Hadith di masyarakat ini mestinya diapresiasi karena memberikan kontribusi terhadap khazanah keilmuan Islam. Adapun resepsi Al-Qur’an dan Hadis terhadap tradisi Islami yang berkembang di tengah masyarakat (khusunya “Rimpu” bagi masyarakat Bima) dengan teori “Sociology of Knowledge” adalah sebuah metode resepsi hasil elaborasi. Jika teori ini diaplikasikan dalam memberikan resepsi Al-Qur’an dan Hadis, maka hal ini akan memunculkan sebuah intepretasi yang relatif dan berkembang dinamis seiring dengan perkembangan zaman, sosial, dan budaya yang melatarbelakanginya. implikasinya adalah bahwa Al-Qur’an dan Hadis akan selalu ada dalam hati umat Muslim yang dimanifestasikan dalam aktivitas sehari-hari. 

Page 1 of 1 | Total Record : 7