cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur´an dan Tafsir
ISSN : 25281054     EISSN : 25408461     DOI : -
Core Subject : Religion,
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir [2528-1054] is peer-reviewed journal dedicated to publish the scholarly study of Qur’an from many different perspectives. Particular attention is paid to the works dealing with: Qur’anic Studies, Qur’anic sciences, Living Qur'an, Qur’anic Stuides accros different areas in the world (The Middle East, The West, Archipelago and other areas), Methodology of Qur’an and Tafsir studies. publishes twice in the year (June and December) by Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2022): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir" : 5 Documents clear
FENOMENA PENGGUNAAN HIJAB SYAR’I DI INDONESIA: ANALISIS KONTEKSTUALISASI AYAT JILBAB PERSPEKTIF TEORI PENAFSIRAN ABDULLAH SAEED Nur Faizin; Moh. Thoriquddin; Abul Ma`ali; Abdul Basid
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 1 (2022): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v7i1.18929

Abstract

Pakaian adalah kebutuhan primer sebagaimana tempat tinggal dan makan. Pakaian memiliki banyak makna, sebagai bentuk kesederhanaan, perlindungan, bahkan identitas sosial dan budaya. Perkembangan  pakaian Muslimah di Indonesia sangat pesat dengan berbagai model dan branding. Dekade belakangan ini pakaian jilbab bertambah marak dikenakan para kaum hawa dan mereka menyebut dirinya sebagai jilbabers atau hijabers. Jilbab syar`i juga telah menjadi branding sejumlah produk jilbab dengan model yang lebih panjang. Penelitian ini merupakan upaya reinterpretasi jilbab dalam al-Qur’an menggunakan pendekatan tafsir tematik dengan metode kontekstualisasi menurut Abdullah Saeed yang mencakup empat tahapan (konteks ayat, analisis kritis kebahasaan, penafsiran awal, dan penafsiran kontekstual). Penelitian ini menemukan bahwa ada perbedaan mendasar antara istilah hijab, jilbab, dan khima>r yang belakangan menjadi kabur. Penelitian ini juga menemukan bahwa konsep jilbab syar`i, cadar, dan hijab yang berkembang di Indonesia sekarang ini merupakan kontekstualisasi dari penafsiran-penafsiran terhadap ayat-ayat jilbab di dalam al-Qur’an pada era generasi awal Islam meskipun dimensi dan motivasi penggunaan dapat berubah, terutama dimensi ekonomi politik yang mewarnai reinterpretasi ayat-ayat tersebut di masa kini.
PEMIKIRAN TASAWUF–FALASAFI TAFSIR ṢADR AD-DĪN AL-MUTA’ALIHĪN AL-SHĪRĀZĪ: STUDI ATAS CORAK TAFSIR MAFATIH AL-GHAIB DAN TAFSIR AL-QURAN AL-KARIM Solehuddin Solehuddin
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 1 (2022): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v7i1.16927

Abstract

Tasawuf dan filsafat adalah dua disiplin ilmu yang dicitrakan dikhotomis dalam penafsiran al-Qur’an. Konsekuensi yang dihasilkan ialah warna (laun) tafsir yang diproduksi. Upaya-upaya sintesis tasawuf dan filsafat dalam konteks penafsiran al-Qur’an dikembangkan oleh Mulla Sadra, sebagai upaya untuk mengintegrasikan antara keduanya yang disebut dengan al-Hikmatu al-Muta’aliyyah. Konsep tersebut tidak lepas dalam penafsiran al-Qur’an, Karya tafsir Mulla Ṣadrā yang dikaji dalam penelitian ini yaitu tafsir Mafatih al-Ghaib dan Tafsir al-Quran al-Karim. Pendekatan yang digunakan ialah Muqaranah al-Tafsir (Study Comperative). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa orientasi tafsir Mullā Ṣadrā merupakan sintesis antara pendekatan Tasawuf dan Filsafat. Mulla Ṣadrā menggunakan perangkat takwil melalui media akal (al-‘aql), hati (qalb) dan imajinasi (khayal). Teks tafsir al-Qur’an karya Mulla Ṣadrā menyebutkan beberapa terma yang mengindikasikan adanya sintesis Tasawuf dan Filsafat. Ada beberapa kata kunci yang digunakan Mulla Ṣadrā dalam menafsirkan al-Qur’an, seperti; al-Isyarah, al-Isyraq, isyraq syams, al-Hikmah, al-‘Irfan, al-Mi’raj, al-Inārah, at-Tanwir, mukasyafah ‘arsyiyah, kasyf ‘aqli, kasyf burhani, ta’yid kasyfi dan kata-kata kunci lain berupa derivasi-derivasinya. Penafsiran Tasawuf-Falsafi Mulla Ṣadrā bermuara pada al-Hikmah al-Muta’aliyah fi al-Asfar al-‘Aqliyah al-Arba’ah. Ayat-ayat al-Qur’an ditafsirkan dengan nuansa sufistik yang kemudian dilakukan argumentasi nalar-demonstratif (burhāni). 
IMPLIKASI KERAGAMAN QIRA'AT AL-QUR'AN TERHADAP TAFSIR DAN ISTINBAT HUKUM Asep Mustofa Kamal; royu nahriya
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 1 (2022): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v7i1.17922

Abstract

Artikel ini membahas tentang implikasi keragaman qira’at terhadap tafsir dan Istinbat hukum. Al-Qur’an dianggap sebagai wahyu yang berasal dari Allah secara substansi dan secara redaksi berasal dari Nabi Muhammad Saw. Kitab suci otentik dan original yang tidak dapat dipisahkan dari aspek bacaan atau cara baca (qira’at). Secara historis, proses penyalinan mushaf Al-Qur’an terjadi pada masa Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan dilatarbelakangi adanya perbedaan cara baca (qira’at) yang bersumber dari perbedaan dialek yang berakibat perselisihan di antara kaum Muslim. Sejarah mencatat bahwa qira’at al-Qur’an yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. kepada para sahabatnya dengan beragam versi qira’at. Para Ulama bersepakat bahwa qira’at yang diriwayatkan secara mutawatir bersumber dari Rasulullah adalah qira’at sab’ah. Beredarnya versi qira’at sab’ah yang mutawatir,mashur, dan shadz. Keragaman versi qira’at ini tidak bisa dihindari sehingga berimplikasi terhadap kualitas sebuah tafsir sehingga berimplikasi besar terhadap Istinbat hukum. Misalnya sebagai hasil Istinbat hukum yang terkandung dalam surat al-Ma’idah  [5]: 89, al-Shafi’i  dan  Malik berpendapat, bahwa pelaksanaan puasa selama tiga hari sebagai kifarat sumpah tidak disyaratkan harus berturut-turut, akan tetapi boleh dilaksanakan secara berturut-turut ataupun secara terpisah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan.
ISYARAT ILMIAH DALAM SURAH AL-ṬALĀQ AYAT 12: ANALISIS KIMIA UNSUR Jumaidil Awal; Suwandi Suwandi; Hasani Ahmad Said; Muhamad Abdulkadir Martoprawiro
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 1 (2022): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v7i1.20666

Abstract

Setelah runtuhnya madzhab-madzhab Mu'tazilah menjelang akhir kekhalifahan Abbasiyah, hubungan antara ortodoksi Islam dan sains tidak pernah menyaksikan perkembangan yang menjanjikan sebagaimana sebelumnya. Akan tetapi, dengan semakin banyaknya ayat Al-Qur'an yang terbukti sejalan dengan penemuan saintifik terbaru, harus disadari bahwa sains semestinya dipandang berpotensi besar untuk memperjelas pemahaman kita tentang Al-Qur'an lebih jauh lagi. Salah satu ayat semacam itu dapat ditemukan dalam Al-Qur'an 65:12. Dengan metode tafsir tematik bercorak tafsir ilmi, studi ini menemukan bahwa interpretasi Muslim klasik terhadap ayat dimaksud, yang berkisar pada gagasan "tujuh bumi", masih memberikan ruang yang luas untuk perbaikan. Studi ini juga mengusulkan reinterpretasi berdasarkan temuan kimia unsur, terutama konsep kulit atom dan nuklida primordial, sebagai pendekatan yang lebih realistis untuk memahami ayat dimaksud.
KONTESTASI WACANA TAFSIR BERKEADILAN GENDER DI INDONESIA: TELAAH KONSEP-KONSEP KUNCI Dzalfa Farida Humaira; Abdul Mustaqim; Egi Tanadi Taufik
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 1 (2022): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v7i1.16423

Abstract

Tulisan ini mengkaji perkembangan wacana keadilan gender dalam produksi tafsir yang muncul dalam ragam istilah kunci. Adapun istilah-istilah kunci dalam kajian tafsir berwawasan keadilan gender merupakan definisi operasional yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:  dekonstruksi patriarki, tafsir feminis, tafsir progresif, dan Qirā’āh Mubādalah. Analisis terhadap keempat istilah kunci tersebut bertujuan untuk merekam kontestasi wacana penafsiran berkeadilan gender di Indonesia yang berlangsung sekaligus melacak aktor dan agen yang terlibat dalam produksi wawasan tersebut. Metode yang digunakan dalam tulisan ini ialah pendekatan kualitatif dengan jenis studi pustaka. Hasilnya menunjukkan bahwa keempat istilah kunci tafsir ini secara fundamental memiliki akar gagasan yang bersumber dari feminisme, terutama jika ditelusuri secara historis pada gerakan feminisme di Indonesia. Akan tetapi tiap definisi operasional memiliki sistem kode, teori, dan metode interpretasi yang autentik kendatipun keempat konsep tersebut dipopulerkan oleh sejumlah aktor intelektual yang berbeda semisal Husein Muhammad, Musdah Mulia, Zaitunah Subhan, dan Faqihuddin Abdul Kodir.

Page 1 of 1 | Total Record : 5