cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 6 (2016)" : 14 Documents clear
Faktor Risiko pada Lama Rawat dan Luaran Pasien Perawatan di Unit Perawatan Intensif Anak RSUP Sanglah Denpasar Silvia Sudarmadji; Dyah Kanya Wati; Lanang Sidiartha
Sari Pediatri Vol 17, No 6 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.653 KB) | DOI: 10.14238/sp17.6.2016.455-62

Abstract

Latar belakang. Penelitian yang menelaah hubungan faktor risiko jenis kelamin, usia, status gizi, pemakaian jenis terapi oksigen, danpemberian sedini mungkin nutrisi enteral terhadap lama rawat dan luaran perawatan UPIA belum banyak dilakukan.Tujuan. Menilai pengaruh faktor risiko jenis kelamin, usia, status gizi, pemakaian jenis terapi oksigen, pemberian nutrisi enteral diniterhadap lama rawat dan luaran mortalitas pasien.Metode. Penelitian analitik observasional dengan rancang kohort prospektif dilakukan selama periode Mei sampai Juli 2015 terhadap81 pasien usia 1 bulan sampai 12 tahun di rawat di UPIA RSUP Sanglah, Denpasar.Hasil. Terdapat 59,3% pasien laki-laki, 65,4% berusia <5 tahun, berstatus gizi buruk 6,2%, pemakaian jenis terapi oksigen nasalkanula 51,9% dan 60,5% pemberian nutrisi enteral <48 jam. Faktor risiko status gizi dan pemakaian jenis terapi oksigen berbedabermakna (p<0,05) terhadap lama perawatan UPIA. Usia <5 tahun (RR 2,818; IK95% 0,897-8,854), pemakaian jenis terapi oksigen(p<0,001), terutama jenis intubasi (RR 6,000; IK95% 2,775-12,972) dan pemberian nutrisi enteral ≥48 jam (RR 0,003; IK95%1,406-7,830) merupakan faktor risiko terhadap luaran perawatan UPIA, tetapi hanya faktor risiko pengunaan terapi oksigen, terutamajenis intubasi berperan dan berisiko luaran meninggal 16,576 kali terhadap pasien (RR:16,576; IK95% 2,688-102,225).Kesimpulan. Faktor risiko status gizi dan pemakaian alat oksigenasi memperpanjang durasi lama rawat. Usia <5 tahun, pemakaianalat oksigenasi, dan waktu asupan nutrisi ≥48 jam terbukti meningkatkan faktor risiko mortalitas
Efikasi Terapi Topikal Kortikosteroid Ultrapoten, Solusio, dan Gel Timolol Maleat 0,5% Terhadap Hemangioma Infantil Superfisial Lukman Ariwibowo; Arief Budiyanto; Retno Danarti
Sari Pediatri Vol 17, No 6 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp17.6.2016.428-34

Abstract

Latar belakang. Terapi kortikosteroid ultrapoten menjadi terapi topikal standar untuk HI. Namun, kortikosteroid banyak efeksamping dan respon yang kadang gagal, perlu alternatif terapi topikal lain. Solusio dan gel timolol maleat 0,5% merupakan betabloker non selektif yang ternyata dapat menghambat proliferasi dan memicu regresi HI.Tujuan. Mengetahui efikasi terapi kortikosteroid topikal ultrapoten, solusio, dan gel timolol maleat 0,5% pada hemangioma infantilsuperfisial.Metode. Desain penelitian kohort retrospektif, dilibatkan 79 pasien HI superfisial dalam kurun waktu Januari 2011-Oktober 2015di RSUP. Dr. Sardjito, Yogyakarta.Hasil. Perbandingan selisih luas antara ketiga kelompok didapatkan perbedaan yang bermakna antara solusio timolol maleat 0,5%dibandingkan kortikosteroid ultrapoten 0,5% (p<0,001). Gel timolol maleat 0,5% dibandingkan kortikosteroid ultrapoten (p<0,001).Perbandingan antara selisih luas lesi setelah terapi solusio dan gel timolol maleat 0,5% tidak berbeda secara bermakna (p=0,744).Kesimpulan. Efikasi solusio dan gel timolol maleat 0,5% lebih baik dibandingkan kortikosteroid topikal ultrapoten terhadappengurangan luas lesi hemangioma infantil superfisial.
Pemahaman Perawat Mengenai Medication Safety Practice (MSP) di Bangsal Perawatan Kanker Anak RSUP Dr. Sardjito Sri Mulatsih; Iwan Dwiprahasto; Sutaryo Sutaryo
Sari Pediatri Vol 17, No 6 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.72 KB) | DOI: 10.14238/sp17.6.2016.463-8

Abstract

Latar belakang. Prosedur aman pemberian obat (medication safety practice/MSP), khususnya kemoterapi, dari sudut pandangmanajemen sangat penting dikaji dengan harap luaran yang lebih baik pada pasien kanker anak.Tujuan. Mengetahui pemahaman perawat terhadap MSP pada pemberian kemoterapi untuk pasien kanker anak dengan LLA diRSUP Dr. SardjitoMetode. Dilakukan penelitian dengan rancang bangun pra dan pasca kuasi eksperimental. Subjek adalah perawat yang melakukanpelayanan pasien kanker anak. Intervensi berupa sosialisasi kebijakan, buku panduan, dan pelatihan MSP. Diukur luaran tingkatpemahaman perawat sebelum dan sesudah intervensi dengan menggunakan kuesioner.Hasil. Tidak ada perbedaan karakteristik subjek (24 pra dan 23 pasca intervensi). Dibandingkan pra intervensi, pada pasca intervensididapatkan peningkatan jumlah perawat yang mendapat materi MSP (82% vs 46%, p=0,027), pemahaman MSP (87% vs 42%),dan implementasi MSP (100% vs 71%, p=0,019). Pasca intervensi juga didapatkan peningkatan tindakan identifikasi pasien, prinsip6 benar cara pemberian obat, perencanaan pemberian dan peresepan kemoterapi sesuai protokol, penggunaan formulir pemesanandan peresepan obat kempoterapi yang standar, dan labelisasi obat kemoterapi yang standar.Kesimpulan. Pemahaman perawat mengenai MSP meningkat setelah dilakukan pelatihan dan sosialisasi buku pedoman. ImplementasiMSP mengalami peningkatan di beberapa jenis tindakan, namun masih diperlukan peningkatan pemahaman khususnya pengertianMSP dan jenis tindakan MSP. Diperlukan metoda pelatihan yang lebih spesifik untuk meningkatkan pemahaman MSP khususnyaperawat.
Pola Resistensi Bakteri Penyebab Sepsis Neonatorum di Instalasi Perawatan Neonatus RSUD Arifin Achmad Riau Nazardi Oyong; Dewi Anggraini; Karina Karina
Sari Pediatri Vol 17, No 6 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.24 KB) | DOI: 10.14238/sp17.6.2016.435-40

Abstract

Latar belakang. Sepsis neonatorum masih menjadi kendala utama di bidang pelayanan dan perawatan neonatus. Diperlukanpemberian antibiotik empirik yang tepat dapat menurunkan angka kematian. Namun, terapi empirik yang tepat harus berdasarkanpola resistensi di tempat tersebutTujuan. Mengetahui pola resistensi bakteri dari kultur darah pasien sepsis neonatal.Metode. Desain penelitian deskriptif retrospektif. Semua data hasil kultur dan uji resistensi antibiotik dari spesimen darah neonatustersangka sepsis yang dirawat di Instalasi Perawatan Neonatus RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau periode Januari sampai Desember2014 dimasukkan dalam penelitian.Hasil. Didapatkan 568 pemeriksaan kultur darah neonatus yang diduga sepsis, dengan hasil kultur darah positif 196 (34,51%).Mikroorganisme terbanyak yang ditemukan yaitu Coagulase negative Staphylococci (CoNS) (29,08%), Candida sp (15,21%), B. cepacia(12,76%), A. baumanii (9,18%) dan K. pneumoniae (8,16%). Bakteri Gram positif paling sensitif dengan vancomycin dan linezolid,sedangkan bakteri Gram negatif paling sensitif dengan meropenem, amikacin dan tigecycline.Kesimpulan. Hasil kultur darah positif adalah 34,5%. Mikroorganisme yang paling banyak yaitu Coagulase negative Staphylococci,Candida sp, B. cepacia, A. baumanii dan K. pneumoniae. Bakteri Gram positif paling sensitif dengan vancomycin dan linezolid. BakteriGram negatif paling sensitif dengan meropenem, amikacin dan tigecycline
Antibodi Campak pada Bayi Baru Lahir dan Faktor yang Memengaruhi Raihan Raihan; Mohd Andalas; Hindra Irawan Satari; Sri Rezeki S Hadinegoro
Sari Pediatri Vol 17, No 6 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp17.6.2016.407-12

Abstract

Latar belakang. Penelitian terdahulu melaporkan kasus campak terjadi sebelum usia imunisasi campak. Seharusnya, bayi tersebutmasih terlindungi karena memiliki maternal antibodi campak yang diperoleh selama dalam kandungan. Tinggi titer yang dipunyaibayi dipengaruhi faktor ibu dan janin yang berakibat memengaruhi lamanya perlindungan.Tujuan. Mengetahui kadar antibodi campak bayi baru lahir dan menganalisis faktor yang memengaruhinyaMetode. Penelitian potong lintang dilakukan di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, sejak Maret – April 2015 pada bayi barulahir. Bayi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dipilih secara consecutive nonprobabality sampling. Dilakukan wawancaraterhadap orangtua, pemeriksaan New Ballard Score, dan pengambilan darah tali pusat untuk pemeriksaan antibodi campak yangdilakukan di laboratorium Prodia Jakarta. Analisis data dengan uji t untuk mengetahui rerata titer antibodi campak berdasarkan jeniskelamin, berat badan lahir, usia gestasi, usia ibu, paritas, dan penyakit ibu. Analisis regresi untuk mencari faktor yang memengaruhititer antibodi campak.Hasil. Di antara 68 bayi, 64 dengan titer rerata antibodi campak (2277,7±1830,7) IU/L. Bayi kurang bulan (2061,94±1554,44) IU/Lmempunyai titer lebih rendah daripada bayi cukup bulan (3006,83±1613,79) IU/L, walaupun secara statistik tidak bermakna. Hasiltersebut secara konsisten juga dijumpai pada variabel laki-laki, lahir kurang bulan, berat badan lahir tidak sesuai masa kehamilan,dan ibu dengan penyakit penyerta mempunyai titer lebih rendah, tetapi secara statistik tidak bermakna.Kesimpulan. Mayoritas bayi memiliki maternal antibodi campak dengan titer rerata (2277,7 ± 1830,7) IU/l. Tidak dijumpai variabelyang memengaruhi titer maternal antibodi campak pada bayi baru lahir secara bermakna.
Hubungan Kadar 25-Hidroksi-Vitamin D dengan HbA1c Melalui Interleukin-17 pada Anak Diabetes Melitus Tipe 1 Wahyu Wibisono; Harjoedi Adji Tjahjono
Sari Pediatri Vol 17, No 6 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp17.6.2016.469-77

Abstract

Latar belakang. Diabetes melitus tipe 1 (DMT1) merupakan penyakit autoimun yang ditandai oleh destruksi sel β pankreas danberhubungan dengan aktivitas Th17.Tujuan. Mengetahui hubungan antara kadar vitamin D dengan kadar HbA1c melalui IL-17 pada anak dengan DMT1.Metode. Desain cross-sectional dan melibatkan 20 subjek DM dan 20 kontrol sehat. Kadar vitamin D diukur dengan metode EIA (ng/mL), kadar HbA1c diukur dengan metode kromatografi menggunakan HPLC (%), IL-17 diukur dengan metode ELISA (pg/mL).Hasil. Kadar vitamin D pada kelompok DMT1 lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol (p<0,05). Kadar HbA1c dan IL-17pada kelompok DMT1 lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (p<0,05). Uji korelasi pada kelompok DMT1 menunjukkanbahwa kadar vitamin D berkorelasi positif dengan kadar IL-17 (p<0,05, R2=0,566), sedangkan kadar IL-17 berkorelasi negatif dengankadar HbA1c (p<0,05, R2=0,489). Namun demikian, analisis jalur menunjukkan bahwa vitamin D berhubungan tidak signifikandengan HbA1c melalui IL-17 (p>0,05, R2=-0,267).Kesimpulan. Vitamin D lebih rendah pada kelompok DMT1, tetapi kadar HbA1c dan IL-17 lebih tinggi pada kelompok DMT1. Padakelompok DMT1, vitamin D berhubungan dengan HbA1c melalui IL-17, tetapi tidak signifikan.
Skrining Stres Pascatrauma pada Remaja dengan Menggunakan Post Traumatic Stress Disorder Reaction Index Putu Dian Savitri Irawan; Soetjiningsih Soetjiningsih; IGA Trisna Windiani; I Gst Ag Sugitha Adnyana; IGA Endah Ardjana
Sari Pediatri Vol 17, No 6 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.56 KB) | DOI: 10.14238/sp17.6.2016.441-5

Abstract

Latar belakang. Stres pascatrauma (post traumatic stress disorder atau PTSD) merupakan suatu gangguan psikiatri fungsi sosial seseorang.Universitas California Los Angeles (UCLA) mengembangkan serangkaian self-report kuesioner yang disebut PTSD Reaction Index(PTSD-RI) untuk deteksi dini gangguan tersebut. Namun, kuesioner tersebut belum pernah digunakan di Indonesia.Tujuan. Mengetahui reliabilitas instrumen post traumatic stress disoder reaction index (PTSD-RI) versi remaja, prevalensi, serta faktoryang berhubungan dengan PTSD.Metode. Penelitian potong lintang dilaksanakan di enam SMUN di Denpasar. Digunakan kuesioner PTSD-RI versi remaja yangtelah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Digunakan uji α Cronbach untuk menilai reliabilitas PTSD-RI. Analisis statistikmenggunakan uji chi-square dan multivariat regresi logistik.Hasil. Terdapat 300 pelajar SMUN yang mengikuti penelitian. Enam puluh orang (20%) dengan tersangka PTSD. ReliabilitasPTSD-RI baik (koefisien α 0,94). Tipe kepribadian tertutup sebagai faktor risiko PTSD [RP 3,55 (IK95% 1,46-8,66), p=0,01].Keluarga yang harmonis [RP 0,35 (IK95% 0,08-0,78), p=0,02], adanya dukungan keluarga [RP 0,13 (IK95% 0,03-0,50), p=0,01],adanya dukungan sosial [RP 0,25 (IK95% 0,09-0,68), p=0,01], serta trauma tunggal [RP 0,02 (IK95% 0,14- 0,82), p=0,01] berperansebagai faktor protektif PTSD.Kesimpulan. Instrumen PTSD-RI memiliki reliabilitas yang baik sehingga dapat digunakan di Indonesia. Prevalensi PTSD padaremaja di Denpasar sebesar 20%.
Hubungan antara Besar Defek, Massa dan Fungsi Ventrikel Kiri dengan N-Terminal Pro Brain Natriuretic Peptide pada Anak dengan Defek Septum Ventrikel Aldy Rinaldi; Erling David Kaunang; Helena Anneke Sandow Tangkilisan
Sari Pediatri Vol 17, No 6 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.089 KB) | DOI: 10.14238/sp17.6.2016.413-7

Abstract

Latar belakang. Defek septum ventrikel (DSV) adalah salah satu bentuk penyakit jantung bawaan (PJB) yang paling sering ditemukan.N-Terminal Pro Brain Natriuretic Peptide (NT-proBNP) telah terbukti efektif sebagai penanda fungsi jantung pada penyakit jantungdidapat, namun peran NT-proBNP sebagai penunjang diagnosis dan tindakan klinis pada pasien PJB, terutama DSV masih belum jelasTujuan. Menganalisis hubungan antara besarnya defek, massa dan fungsi ventrikel kiri dengan kadar NT-proBNP pada pasien anakdengan DSV.Metode. Penelitian dilakukan di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou, Manado pada bulan September sampai Desember 2015. Subyekadalah anak berumur 6 bulan sampai 6 tahun dengan DSV yang memenuhi kriteria inklusi. Kami menggunakan jenis penelitianobservasional analitik bentuk korelatif dengan pendekatan potong lintang. Analisis korelasi menggunakan uji Pearson dan regresilinier sederhana. Secara statistik signifikan bila p<0,05.Hasil. Terdapat hubungan positif antara besar defek (r=0,772, p<0,001) dan massa ventrikel kiri (MVK) (r = 0,476, p<0,001) dengankadar NT-proBNP pada anak dengan DSV. Terdapat hubungan negatif antara fraksi ejeksi (FE) (r = -0,699 p<0,001) dengan kadarNT-proBNP pada anak DSV.Kesimpulan. Terdapat hubungan antara besar defek, MVK dan FE pada anak dengan DSV. Dapat dipertimbangkan pemeriksaanNT-proBNP pada anak dengan DSV untuk deteksi dini terjadinya komplikasi.
The Importance of Parent – Infant Bonding towards Infant Mood Regulation Tjhin Wiguna
Sari Pediatri Vol 17, No 6 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp17.6.2016.478-84

Abstract

Bonding atau ikatan emosi antara orangtua dan anak usia di bawah tiga tahun ( anak usia batita) merupakan suatu ikatan timbalbalik yang sangat penting bagi tumbuh kembang seorang anak. Teori yang berkaitan dengan bonding ini sudah dijelaskan sejakbeberapa dekade yang lalu namun peran dalam praktik klinik masih dirasakan terbatas. Bonding sudah mulai terbentuk sejak bayidalam kandungan dan berlangsung terus sampai beberapa tahun kemudian. Oleh karena itu setiap gangguan yang terjadi sejak masakandungan sampai dengan lahirnya anak dapat mengganggu proses keseimbangan ikatan orangtua – anak usia batita ini, sehinggaberdampak dalam proses perkembangan dan regulasi emosi anak. Klaus dan Kennell menyatakan bahwa ikatan antara ibu – anak usiabatita ini dapat berlangsung optimal jika bayi dan ibu dipersatukan sedini mungkin segera setelah lahir. Disregulasi mood pada anakusia batita merupakan salah satu contoh adanya gangguan keseimbangan ikatan ibu – anak usia batita; kondisi tersebut membuatanak usia batita mengalami kesulitan dalam menyesuaikan dirinya terhadap berbagai jenis perasaan dan rangsangan yang berkaitandengan pengalaman emosionalnya, terutama dalam kaitan dengan pengalaman emosional yang bersifat negatif. Disregulasi mood yangtidak tertangani cenderung membuat pertumbuhan bayi terganggu dan dapat berdampak terhadap terjadi nya ganggal tumbuh darianak tersebut, dan tentunya juga mengakibatkan terganggunya perkembangan anak. Oleh karena itu, deteksi dini dari permasalahanikatan ibu – anak usia batita ini sangat penting dikenali sehingga intervensi dini dapat diberikan dalam usaha untuk mencapaipertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal serta perbaikan derajat kesehatan ibu pada umumnya terutama dalam kaitandengan kesehatan jiwa ibu.
Profil Infeksi Plasmodium, Anemia dan Status Nutrisi pada Malaria Anak di RSUD Scholoo Keyen, Kabupaten Sorong Selatan Reza Abdussalam; Rosaline NI Krimadi; Rustam Siregar; Endang Dewi Lestari; Harsono Salimo
Sari Pediatri Vol 17, No 6 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp17.6.2016.446-9

Abstract

Latar belakang. Angka kesakitan malaria di Indonesia masih cukup tinggi. Masalah pada malaria adalah antara lain kejadian anemiapada infeksi plasmodium disebabkan hemolisis sel darah merah dan penurunan eritropoesis, sedangkan hubungan antara infeksiplasmodium dengan malnutrisi masih harus diklarifikasi.Tujuan. Menilai proporsi anemia dan status nutrisi pada malaria anak.Metode. Penelitian potong lintang dilakukan selama 2 bulan (Mei-Juni 2015) pada 45 anak dengan diagnosis malaria yang dirawatinap dan rawat jalan di RSUD Scholoo Keyen. Diagnosis malaria ditegakkan berdasarkan pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis.Hasil. Terdapat 45 anak, 25 laki-laki dan 20 perempuan. Rentang usia terbanyak 1-5 tahun. Ditemukan 30 anak dengan malariatropikana. Didapatkan 25 anak dengan kadar hemoglobin antara (8-10) g/dL. Status nutrisi ditemukan 19 anak wasting dan 16 stunted.Kesimpulan. Malaria yang paling banyak ditemukan adalah malaria tropikana, disertai kejadian penyerta seperti anemia dan gizikurang.

Page 1 of 2 | Total Record : 14


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue