cover
Contact Name
Anak Agung Gede Angga Puspa Negara, S.Ft., M.Fis
Contact Email
anggapuspanegara@unud.ac.id
Phone
+6281233366999
Journal Mail Official
jurnalfisioterapi@unud.ac.id
Editorial Address
Gedung Fisioterapi Lantai 1 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Jl. P.B. Sudirman, 80232, Denpasar Telp. (0361) 222510 ext. 425 Fax. (0361) 246656
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Published by Universitas Udayana
ISSN : 23031921     EISSN : 27220443     DOI : https://doi.org/10.24843/MIFI
Core Subject : Health, Science,
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia (MIFI) / The Indonesian Physiotherapy Scientific Magazine is a journal that managed and published by the Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA). Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia (MIFI)/The Indonesian Physiotherapy Scientific Magazine is used as a forum to accommodate the writings of lecturers or physiotherapy students. Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia (MIFI)/The Indonesian Physiotherapy Scientific Magazine is published three times a year namely in January, May, and September. Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia (MIFI)/The Indonesian Physiotherapy Scientific Magazine is an open-access journal that focus on research publication on all aspects of Physical Therapy that is original and based on scientific. Our scope including: Physiotherapy in Musculoskeletal, Physiotherapy in Neuromuscular, Physiotherapy in Cardio respiration, Physiotherapy in Cardiovascular, Physiotherapy in Pediatrics, Physiotherapy in Geriatric, Physiotherapy in Sport and Wellness, Physiotherapy in Integumentary, Physiotherapy in Occupational Health and Safety, Physiotherapy in Palliative Care, Physiotherapy in Women Health, and Physiotherapy in Travel Health/Travel Medicine.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 2 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia" : 7 Documents clear
THE Peningkatan Vertical Jump Pada Latihan Isometrik Otot Ekstensor Knee Dan Plantar Fleksor Ankle Sama Dengan Latihan Konvensional Mahasiswa Fisioterapi S1 Reguler Di Universitas Udayana I Made Adi Widiantara; Syahmirza Indra Lesmana; I Made Muliarta
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 2 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.642 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2014.v02.i02.p01

Abstract

Untuk mengetahui efektifitas penerapan latihan isometrik pada otot ekstensor knee dan plantar fleksor ankle dengan latihan konvensional pada peningkatan vertical jump Subjek : 24 subjek sehat, terbagi secara acak menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama mendapatkan perlakuan berupa latihan isometrik dan kelompok kedua mendapat perlakuan latihan konvensional. masing-masing kelompok terdiri dari 12 subjek. Tempat penelitian: Gajah merah gym. Waktu penelitian: 17 juni 2013 – 17 juli 2013. Alat ukur : Vertical jump test . Desain penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis quasi, rancangan penelitian dengan menggunakan two group pre test and post test design. Hasil : Masing-masing kelompok diuji normalitas data, untuk kelompok I dan kelompok II data berdistribusi normal maka diuji dengan Dependent t test. Pada kelompok I uji Dependent t test, p = 0,000 (p < 0,05), yang berarti ada pengaruh pemberian latihan isometrik terhadap peningkatan vertical jump. Pada kelompok II uji dependent t-test. p = 0,006 (p < 0,05), yang berarti ada pengaruh pemberian latihan konvensional terhadap peningkatan vertical jump. Pada uji beda sesudah perlakuan kelompok I dan II uji Independent t test didapatkan p= 0,836 (p>0.05), hal tersebut menunjukkan pemberian latihan kelompok I dan kelompok II sama. Kesimpulan : Latihan isometrik pada otot ekstensor knee dan plantar fleksor ankle dapat meningkatan vertical jump. Latihan konvensional dapat meningkatkan vertical jump. Peningkatan vertical jump pada latihan isometrik otot ekstensor knee dan plantar fleksor ankle sama dengan latihan konvensional.
THE PERBANDINGAN KOMBINASI ULTRASOUND DAN NEURAL MOBILIZATION DENGAN KOMBINASI ULTRASOUND DAN MYOFASCIAL RELEASE UNTUK MENGURANGI NYERI PADA SINDROM TEROWONGAN KARPAL Isa Cahya Permadi; Ni Luh Nopi Andayani; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 2 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.423 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2014.v02.i02.p06

Abstract

Sindrom terowongan karpal merupakan cidera yang disebabkan oleh jebakan pada nervus medianus di terowongan karpal. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya rasa nyeri, mati rasa, atau kesemutan pada area yang dipersarafi nervus medianus. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan kombinasi ultrasound dan neural mobilization dengan kombinasi ultrasound dan myofascial release untuk menurunkan nyeri pada sindrom terowongan karpal. Telah dilakukan penelitian eksperimental dengan rancangan randomized pre test and post test group design. Sampel sebanyak 22 orang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 11 orang. Kelompok perlakuan I diberikan kombinasi ultrasound dan neural mobilization, sedangkan kelompok perlakuan II diberikan kombinasi ultrasound dan myofascial release. Pengukuran derajat nyeri menggunakan Boston Carpal Tunnel Questionnaire pada pemeriksaan awal dan dievaluasi setelah diberikan perlakuan pertama dan setiap dua minggu sekali. Hasil penelitian didapatkan selisih rerata sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok I yaitu 0.891±0.234 dengan hasil uji paired test didapatkan nilai p=0.000 (p<0.05). Sedangkan pada kelompok II didapatkan selisih rerata sebelum dan sesudah perlakuan yaitu 0.925±0.209 dengan hasil uji paired test didapatkan nilai p=0.000 (p<0.05). Hasil uji independent sample t-test menunjukkan nilai p=0.726 (p>0.05). Data ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kombinasi ultrasound dan neural mobilization dengan kombinasi ultrasound dan myofascial release dalam menurunkan nyeri pada sindrom terowongan karpal.
THE FREKUENSI LATIHAN 3 KALI SEMINGGU PADA TARI BARIS MODERN DAPAT MENURUNKAN PRESENTASE LEMAK TUBUH Ni Made Ari Pradnyawati; M. Irfan; I Made Niko Winaya
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 2 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.081 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2014.v02.i02.p02

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan presentase lemak tubuh pada tari Baris Modern dengan frekuensi latihan 3 kali seminggu. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan selama 8 minggu agar didapatkan hasil yang maksimal. Rancangan penelitian ini adalah observasional dengan studi Kohort. Jenis penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental yang mengkaji antara variabel independen dan variabel dependen, dimana pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik consecutive sampling. Pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dan dimasukkan dalam penelitian. Subjek penelitian adalah siswi SMP Harapan Tabanan yang mengikuti ekstrakurikuler tari yang memiliki IMT > 18 dan berjumlah 10 orang. Analisis statistik penelitian ini menggunakan uji t-test of related (paired sample t-test. Hasil uji homogenitas menggunakan uji Shapiro-Wilk Test menunjukkan bahwa nilai p = 0,786 ( p > 0,05 ) untuk sebelum intervensi dan nilai p = 0.366 setelah intervensi. Untuk uji hipotesis dilakukan dengan uji parametrik atau uji t-paired. Nilai t hitung yang diperoleh 3,537 dengan nilai p = 0.006 dengan nilai ? = 0,05. Hal ini berarti bahwa frekuensi latihan 3 kali seminggu pada tari Baris Modern dapat menurunkan presentase lemak tubuh.
THE PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE DAPAT MENINGKATKAN STABILITAS LUMBAL PADA KEHAMILAN TRIMESTER III Riska Damayanti Sitompul; Ni Luh Nopi Andayani; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 2 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.566 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2014.v02.i02.p07

Abstract

Penelitian ditujukan untuk mengetahui pemberian core stability exercise dapat meningkatkan stabilitas lumbal pada kehamilan trimester III. Penelitian dilakukan dengan desain pre dan post test with control group , dimana didapatkan jumlah sampel untuk kelompok kontrol sebanyak sebanyak 12 orang dan pada kelompok perlakuan dengan core stability exercise sebanyak 12 orang. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda berpasangan yaitu Wilcoxon Signed Rank Test pada kelompok kontrol didapatkan p = 0,730 (p>0,05) menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan bermakna antara rata-rata peningkatan stabilitas lumbal pre dan post test . Sedangkan pada kelompok perlakuan didapatkan p = 0,002 (p<0,05) menunjukan bahwa pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan bermakna antara rata-rata peningkatan stabilitas lumbal pre dan post test . Kelompok kontrol memiliki rerata selisih 8.33±8.616 sedangkan kelompok perlakuan memiliki rerata 30.83±12.401, data ini menunjukkan bahwa kelompok perlakuan (core stability exercise ) lebih efektif dibandingkan dengan kelompok kontrol (tanpa perlakuan ) untuk meningkatkan stabilitas lumbal pada kehamilan trimester III . Kesimpulan yang dapat diambil adalah pemberian core stability exercise dapat meningkatkan stabilitas lumbal pada kehamilan trimester III.
THE PEMBERIAN TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DAPAT MENINGKATKAN KETAJAMAN VISUAL PADA KONDISI KELELAHAN MATA Arga Khariyono; Muhammad Irfan; I Made Niko Winaya
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 2 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.975 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2014.v02.i02.p03

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh pemberian TENS terhadap peningkatan ketajaman visual pada kondisi kelelahan mata. Penelitian dilaksanakan pada mahasiswa Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar selama kurun waktu bulan Juli – Agustus 2013. Secara keseluruhan sampel berjumlah 15 orang yang memenuhi kriteria inklusif untuk dilibatkan dalam studi eksperimental satu kelompok perlakuan (pre test – post test one group). Aplikasi TENS dengan frekuensi rendah (20 Hz), burst mode, durasi 30 menit, diberikan selama 6 sesi dalam 6 hari berturut – turut. Elektroda positif di dekat telinga, dan elektroda negatif ditempat sepanjang perjalanan saraf, yakni di sebelah lateral mata. Ukuran elektroda yang digunakan adalah 2,5 cm berbentuk bulat. Evaluasi pengukuran ketajaman visual menggunakan Snellen Chart. Pada pengujian hipotesis untuk mengetahui perbedaan ketajaman visual sebelum dan sesudah perlakuan, dilakukan uji beda rerata Paired Samples t-test. Hasilnya didapatkan nilai p = 0.000 (p < 0.005) yang berarti ada perbedaan yang bermakna pada nilai rerata ketajaman visual sebelum dan sesudah perlakuan. Nilai rerata ketajaman visual sebelum perlakuan adalah 18.40 letter, sedangkan nilai rerata sesudah perlakuan adalah 30.40 letter. Hal tersebut berarti bahwa TENS memberikan peningkatan yang bermakna terhadap ketajaman visual pada kondisi kelelahan mata. Pemberian TENS dapat meningkatkan ketajaman visual pada kondisi kelelahan mata. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima.
THE PENERAPAN MYOFASCIAL RELEASE TECHNIQUE SAMA BAIK DENGAN ISCHEMIC COMPRESSION TECHNIQUE DALAM MENURUNKAN NYERI PADA SINDROMA MIOFASIAL OTOT UPPER TRAPEZIUS Nanda Citra Anggraeni
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 2 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.865 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2014.v02.i02.p04

Abstract

Penderita nyeri sindroma miofasial otot upper trapezius merupakan populasi yang banyak dijumpai di berbagai kalangan. Nyeri yang diakibatkan oleh sindroma miofasial berupa nyeri regang dan nyeri tekan pada otot upper trapezius yang merupakan implikasi dari terdapatnya trigger point pada taut band yang disebabkan oleh adhesion pada struktur miofasia. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan Pre and Post Test Control Group Design . Sampel dibagi menjadi dua kelompok perlakuan yang terdiri atas myofascial release technique 11 sampel dan ischemic compression technique 11 sampel. Selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan Saphiro Wilk dan uji homogenitas dengan Levene’s test. Perbedaan rerata penurunan VAS sebelum dan sesudah penerapan setiap kelompok diuji dengan related t-test , diolah dengan program SPSS versi 20.0 dan didapatkan hasil p=0,0001 dengan beda rerata 3,53±1,55 untuk kelompok 1 dan p=0,001 dengan beda rerata 3,30±2,27 untuk kelompok 2. Hal ini berarti bahwa pada setiap kelompok terjadi penurunan nyeri secara bermakna. Uji statistik selanjutnya adalah uji perbedaan rerata penurunan VAS pada kelompok yang tidak berpasangan menggunakan independent t-test yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna pada penurunan nilai VAS antara kedua kelompok dengan hasil p=0,41 (p>0,05). Simpulan penelitian adalah : Penerapan Myofascial Release Technique Sama Baik Dengan Ischemic Compression Technique dalam Menurunkan Nyeri Pada Sindroma Miofasial Otot Upper Trapezius.
THE PERBANDINGAN SUPINE DIAPHRAGMATIC BREATHING DENGAN SITTING DIAPHRAGMATIC BREATHING TERHADAP PENINGKATAN INSPIRATORY CAPACITY PADA MAHASISWI PADUAN SUARA UNIVERSITAS UDAYANA Siti Aminah Rihandayani; - Sugijanto; Ari Wibawa
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 2 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.979 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2014.v02.i02.p05

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan supine diaphragmatic breathing dengan sitting diaphragmatic breathing dalam meningkatkan inspiratory capacity pada mahasiswi paduan suara Universitas Udayana. Penelitian dilakukan dengan desain penelitian eksperimental Pre and Post Control Group , dimana didapatkan jumlah sampel untuk kelompok perlakuan 1 dengan intervensi supine diaphragmatic breathing sebanyak 11 orang dan pada kelompok perlakuan 2 dengan intervensi sitting diaphragmatic breathing sebanyak 11 orang. Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Paired Samples T-test pada kelompok perlakuan 1, didapatkan nilai p = 0.0001. Hal ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata peningkatan inspiratory capacity sebelum dan setelah perlakuan. Sedangkan pada kelompok perlakuan 2 diperoleh nilai p = 0,001. Nilai ini juga menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah perlakuan. Selanjutnya berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan Independent Samples T-test , nilai yang diperoleh adalah p = 0.483. Kesimpulan : tidak ada perbedaan yang bermakna (signifikan) pada hasil perlakuan supine diaphragmatic breathing dibandingkan perlakuan sitting diaphragmatic breathing dalam meningkatkan inspiratory capacity pada mahasiswi Paduan Suara Universitas Udayana.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 11 No 3 (2023): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 11 No 2 (2023): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 11 No 1 (2023): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 10 No 3 (2022): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia Vol 10 No 2 (2022): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia Vol 10 No 1 (2022): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia Vol 9 No 3 (2021): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia Vol 9 No 2 (2021): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia Vol 9 No 1 (2021): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia Vol 8 No 3 (2020): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 8 No 2 (2020): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 8 No 1 (2020): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 7 No 3 (2019): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 7 No 2 (2019): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 7 No 1 (2019): Majalah Imiah Fisioterapi Indonesia Vol 6 No 3 (2018): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 6 No 2 (2018): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 6 No 1 (2018): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 5 No 3 (2017): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 5 No 2 (2017): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 5 No 1 (2017): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 4 No 3 (2016): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 4 No 2 (2016): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 4 No 1 (2016): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 3 No 3 (2015): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 3 No 2 (2015): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 3 No 1 (2015): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 3 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 2 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 1 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 1 No 3 (2013): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 1 No 2 (2013): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 1 No 1 (2013): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia More Issue