cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
ETTISAL Journal of Communication
ISSN : 25031880     EISSN : 25993240     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
ETTISAL Journal of Communication is published by University of Darussalam Gontor in coorporated with ASPIKOM, APJIKI and ISKI. It is published twice in a year every June and December. At March 2016 ETTISAL Journal of Communication registered with P-ISSN serial number 2503-1880, and at December 2017 also registered with E-ISSN serial number 2503-1880.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2018): ETTISAL Journal of Communication" : 8 Documents clear
“RAINBOW WATER DROPLETS” BUTIR AIR SEBAGAI OBJEK KOMUNIKASI VISUAL PENCIPTAAN FOTOGRAFI EKSPRESI Achmad Oddy Widyantoro
ETTISAL : Journal of Communication Vol 3, No 1 (2018): ETTISAL Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v3i1.2265

Abstract

AbstrakAir merupakan salah satu elemen penting dalam hidup manusia. Mulai dari kehidupan tradisional sampai dengan kehidupan di era modern yang didukung kemajuan teknologi pada saat ini. Air mempunya makna filosofis yang cukup kuat dan bermuatan pesan bagi seluruh makhluk hidup. Dalam bentuk terkecilnya, air ternyata memiliki potensi untuk dijadikan sebagai objek fotografi. Pada tulisan ini, air dijadikan sebagai objek fotografi makro dan fotografi ekspresi. Eksplorasi dilakukan dengan sedemikian rupa untuk menciptakan visualisasi pelangi dengan bantuan Compact Disk dan lighting yang menarik. Penggabungan antara elemen air (alam) dengan objek perwakilan kemajuan teknologi (CD) diharapkan dapat menciptakan sebuah kolaborasi alam dan teknologi dalam penciptaan sebuah karya visual. Dengan menggunakan teknik fotografi makro, maka detail-detail dari butir air dan efek cahaya pelangi dapat terlihat dengan jelas. Sehingga dari hasil yang didapatkan tersebut dapat menimbulkan kesan yang tidak terduga, estetis dan filosofis. Serta tujuan akhir yang dapat dicapai berupa membuka ruang tafsir wacana fotografi yang lebih luas. AbstractWater is one of the most important elements in human life. Starting from the traditional life to the life in the modern era that supported technological advances at this time. Water has a strong and powerful philosophical meaning and a message for all living things. In its smallest form, water turns out to have the potential to serve as a photographic object. In this paper, water is used as an object of macro photography and expression photography. Exploration is done in such a way as to create a rainbow visualization with the help of Compact Disk and interesting lighting. The combination of elements of water (nature) with the object of representation of technological progress (Compact Disc) is expected to create a collaboration of nature and technology in the creation of a visual work. By using macro photography techniques, the details of the grains and the effects of the rainbow light can be seen clearly. So from the results obtained can cause an unexpected impression, aesthetic and philosophical. 
STUDI PENERIMAAN KHALAYAK JOGJA KING MOTOR CLUB TERHADAP SERIAL DRAMA ANAK JALANAN RCTI 2016-2017 Muhammad Nastain; Ririn Apriyanti
ETTISAL : Journal of Communication Vol 3, No 1 (2018): ETTISAL Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v3i1.1927

Abstract

AbstrakPenelitian ini membahas tentang pemaknaan khalayak dalam drama serial Anak Jalanan. Penerimaan khalayak dalam penelitian ini menjelaskan tentang interpretasi audiens dalam memahami pesan media. Penelitian ini berfokus pada penerimaan klub Jogja King Motor (JKC) terhadap repesentasi klub motor dalam serial drama Anak Jalanan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan  pemaknaan (decoding) dan posisi pemaknaan Jogja Klub Motor terhadap kontruksi media tentang klub motor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-konseptual. Subyek penelitian ini adalah klub motor Jogja King (JKC: Jogja king club) yang menjadi informan dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan objek penelitian. Objek penelitian atau yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah pemaknaan khalayak terhadap penggambaran klub motor dalam serial drama Anak Jalanan RCTI. Penelitian ini menggunakan reception analysis untuk mengetahui pemaknaan dan penerimaan klub motor raja Jogja (JKC) atas penggambaran klub motor dalam drama serial AnakJalanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil decoding klub motor raja Jogja (JKC) terhadap konstruksi media tentang klub motor dalam serial drama Anak Jalanan RCTI tidak selalu simetris atau linier. Informan sebagai khalayak menggunakan perspektif atau sudut pandang mereka untuk menerima pesan media, menghasilkan keragaman makna (decoding) meskipun mereka berasal dari klub motor yang sama. Keragaman makna (decoding) dari informan memiliki implikasi pada keragaman posisi makna terhadap konstruksi media tentang klub motor dalam serial drama Anak Jalanan RCTI AbstractThis studies discusses about the meaning of audiences in Anak Jalanan serial drama. The audience reception in this study explain about interpretation of the audience in understanding media message. This study focuses in reception of Jogja King Motor club (JKC) to the motor club repesentation in Anak Jalanan serial drama. This study aims to explain the meaning (decoding) and meaning position of Jogja King Motor club to media construction picture about club motor in Anak Jalanan serial drama in RCTI. This study used qualitative approach that aims to reveal symptoms in a holistic-conceptual. The subject of this research is Jogja King motor club (JKC :Jogja king club) who became informants in  providing informations related to the object of research. The object of research or  who became the target in this research is the meaning of audience to motor club descriptionin Anak Jalanan serial drama RCTI. This study used reception analysis to find out the reception and reception position of Jogja king motor club (JKC) to club motor description in Anak Jalanan serial drama. The results showed that meaning (decoding) of Jogja king motor club (JKC) to media construction about motor club in Anak Jalanan serial drama RCTI is not always symmetrical or linear. Informants as audiences used their perspectives or point of view for receiving media message, resulting in diversity of meaning (decoding)  even though they are from the same motor club. Diversity of meaning (decoding) from informants has implications on diversity of meaning position to media construction about motor club in Anak Jalanan serial drama RCTI.  
REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM FILM MOANA noni anggraini
ETTISAL : Journal of Communication Vol 3, No 1 (2018): ETTISAL Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v3i1.2263

Abstract

Abstrak  Film animasi Moana menyuguhkan pemahaman baru mengenai citra diri perempuan  tidak hanya ditunjukkan dengan melakukan pekerjaan domestik dan rumah tangga namun dapat memiliki mimpi lain. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi perempuan dalam film Moana dan memberikan edukasi tentang pengetahuan kesetaraan gender.   Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah analisis wacana yang dikembangkan oleh  Jager & Maier dan ditinjau dengan teori representasi.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh Moana direpresentasikan sebagai perempuan  yang pemberani, aktif, enerjik, dan mandiri. Konstruksi lain yang coba dibangun dalam karakter Moana bahwa she’s not superwoman karena keahlian dalam melaut tidak didapatkan melalui sihir namun ia terus berlatih dengan orang profesional. Film ini dapat membuka wawasan baru bagi penonton khususnya bagi anak, bahwa perempuan  cantik tidak hanya mereka yang tinggal di kastil, diperlakukan sebagai princess, dan melakukan kesibukan layaknya wanita.   Abstract  This animated film (Moana) presents a new understanding of women's self-image not only demonstrated by doing domestic work and household but can have other dreams. This article aims to describe the representation of women in the film Moana and provide education on the knowledge of gender equality.In this research, the analytical method used is discourse analysis developed by Jager & Maier and reviewed by representation theory. The results of this study indicate that Moana's character is represented as a courageous, active, energetic, and independent woman. Another construction that tried to build in Moana's character that she's not superwoman because of her skill in going to sea is not obtained through magic but she keeps practicing with professionals. This film can open new insights for the audience, especially for children, that beautiful women not only those who live in the castle, treated as princess, and do the bustle like a woman.  
MEDIA BARU DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: STUDI ETNOGRAFI VIRTUAL PENGGUNAAN MEDIA BARU PADA JALIN MERAPI Didik Haryadi Santoso
ETTISAL : Journal of Communication Vol 3, No 1 (2018): ETTISAL Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v3i1.1925

Abstract

AbstrakErupsi gunung berapi melahirkan banyak penelitian tentang komunikasi, teknologi informasi dan komunikasi serta menejemen kebencanaan. Berbeda dengan penelitian sebelum-sebelumnya, penelitian ini berfokus pada penggunaan media baru. Menarik untuk dikaji mengingat tidak banyak penelitian tentang kebencanaan yang melihat dari sisi penggunaan media baru. Bagaimana penggunaan media baru, konektivitas dan kreativitas pada jalin merapi? Bagaimana pemberdayaan masyarakat pada jalin merapi?. Dua pertanyaan tersebut menjadi pertanyaan dalam penelitian inti. Inti pembahasan terbagi menjadi dua; (1) Konektivitas & Kreativitas, (2) Pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi virtual C.Hine dengan melihat komunikasi dan relasi antar aktor pada ruang virtual. Penelitian ini menemukan bahwa, pertama, secara konektivitas & kreativitas. Melalui media baru, jalin merapi menjembatani ruang sosial kedalam ruang virtual. Ruang virtual tersebut digunakan untuk mendapatkan massa dan dana, yang berguna dalam membantu erupsi merapi dan pasca erupsi. Konektivitas pada jalin merapi turut mempertemukan antara donatur, relawan dan masyarakat yang terkena dampak erupsi. Interaktivitas media baru pada erupsi merapi 2010 mendorong lahirnya komunitas virtual yang berbasis massa, sekaligus menggerakkan massa berbasis jaringan. Kedua, dari sisi pemberdayaan masyarakat. Jalin merapi membentuk para anggota, relawan dan donatur tidak menjadi pengguna pasif melainkan dituntut terlibat aktif dan produktif saat erupsi merapi. Model pemberdayaan jalin merapi yaitu bottom up dan top down. Interaksi jaringan pada jalin merapi berubah menjadi konsolidasi aksi. Aksi kemanusiaan pada saat erupsi hingga recovery. Temuan ini memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan tentang bagaimana optimalisasi penggunaan media baru pada penanganan bencana alam di Indonesia.  AbstractThe volcanic eruption resulting in a lot of research on communication, information and communication technology and disaster management. In contrast to prior research, this study focuses on the use of new media. This is interesting to review as there is not much research about disaster that sees the use of new media. How is the use of new media, connectivity and creativity in interwoven Merapi? How is the community empowerment in jalin Merapi ?. These two questions become questions in core research. The core of the discussion is divided into two; (1) Connectivity & Creativity, (2) Community empowerment. This study uses a virtual ethnography approach C.Hine by looking at the communication and relationships between actors in the virtual space. This study found that, first, in connectivity & creativity. Through new media, jalin merapi bridge social space into virtual space. The virtual space is used to gain mass and funds, which are useful in assisting eruption of merapi and post-eruption. Connectivity at the jalin merapi bring together between donors, volunteers and communities affected by the eruption. New media interactivity at the 2010 Merapi eruption encourages the birth of a mass-based virtual community, as well as mobilizing network-based masses. Second, in terms of community empowerment. Merapi forming members, volunteers and donors do not become passive users but are required to be actively involved and productive during the eruption of Merapi. The empowerment model of Merapi is the bottom up and top down. The interaction of the network at jalin merapi turns into consolidation of action. Humanitarian action during eruption to recovery. These findings contribute to the knowledge of how to optimize the use of new media in the handling of natural disasters in Indonesia.  
BINGKAI PEMBERITAAN ISU BANGKITNYA PKI PADA GATRA, TEMPO, DAN MAJALAH GONTOR EDISI SEPTEMBER-OKTOBER 2017 Muhammad Fajar Setiananda; M Rifa'i
ETTISAL : Journal of Communication Vol 3, No 1 (2018): ETTISAL Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v3i1.2144

Abstract

AbstrakKomunisme dan Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak pernah usang menjadi isu yang menakutkan bagi masyarakat Indonesia.Salah satu tragedi yang tidak pernah terlupakan dari sejarah Indonesia adalah peristiwa G30S/PKI.Maka, setiap bulan September berbagai media memberitakan sejarah dan isu terkini terkait PKI dan komunisme. Pada September sampai Oktober 2017, Majalah Gontor, Gatra, dan Tempo menjadikan isu bangkitnya PKI dan komunisme sebagai headline mereka. Setiap media memiliki sudut pandang berbeda dalam menampilkan tema berita seputar komunisme dan PKI.Berdasarkan konteks tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruk bingkai pemberitaan tentang isu bangkitnya PKI pada Majalah Gatra, Tempo, dan Majalah Gontor periode September-Oktober 2017.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk memperoleh data yang dibutuhkan.Metode yang paling dominan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Data primer pada penelitian ini yaitu laporan utama pada Gatra, Tempo, dan Majalah Gontor pada edisi September-Oktober 2017 dengan tema isu bangkitnya PKI. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa menggunakan teori framing Willam A. Gamson.Gamson menyebutkan dua elemen framing, yaitu framing devices dan reasoning devices.Framing devices terdiri dari metaphors, exemplar, depictions, catchphrases, dan visual images. Adapun reasoning devices terdiri dari roots, appeals to principle, dan consequences. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bagaimana media mengkonstruk framing berita dari sudut pandang berbeda. Sebagaimana pada tema isu bangkitnya PKI, Gatra memandang PKI dan komunisme sebagai ancaman bagi bangsa Indonesia saat ini, namun tidak perlu khawatir berlebihan karena Pancasila merupakan ideologi paling kuat di Indonesia. Lain halnya Tempo memandang isu bangkitnya PKI saat ini hanya kabar bohong.Sedangkan Majalah Gontor memandang PKI dan Komunisme sebagai bahaya yang nyata, dan harus diwaspadai kebangkitannya, tidak ada toleransi bagi komunisme di Indonesia. AbstractCommunism and the Communist Party of Indonesia (PKI) have never been left behind to be a frightening problem for the people of Indonesia. One of the tragedies that has never been forgotten from the history of Indonesia is the screening G30S / PKI. That’s why, every September a variety of media preaching the history and related PKI and communism. In September to October 2017, Gontor, Gatra, and Tempo magazines raised the issue of the rise of PKI and communism as their headlines. Each media has a different perspective in showing the theme of news about communism and PKI.Based on that level. This study aims to find out the construction of news on the issues of the rise of the PKI in Gatra Magazine, Tempo, and Gontor Magazine period September-October 2017. This research uses descriptive qualitative methods to obtain the data required. The most dominant method in this study is documentation. Primary data in this study is the main report on Gatra, Tempo, and Gontor Magazine in September-October 2017 edition with the theme of the rise of the PKI. The data obtained are then analyzed using Willam A. Gamson's framing theory. Gamson mentioned two framing elements, namely framing devices and reasoning devices. The drawing tools consist of metaphors, examples, depictions, slogans, and visual images. Includes reasoning devices consisting of roots, appeals to principles, and consequences. The results of this study show how media construct news framing from other screens. Similarly on the theme of the rise of the PKI, Gatra looked at the PKI and communism as a threat to the Indonesian nation today, but not to worry because Pancasila is the most powerful ideology in Indonesia. Another thing that happened when the PKI is currently only fake news.While, Gontor Magazine view the PKI and Communism as a real danger, and must be wary of his resurrection, there is no result for communism in Indonesia.
MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS MI PESANTREN ANAK SHOLEH BAITUL QUR’AN GONTOR DALAM MENGEMBANGKAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Aldo Redho Syam; Riza Azhari; Nidzomun Niam
ETTISAL : Journal of Communication Vol 3, No 1 (2018): ETTISAL Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v3i1.1923

Abstract

AbstrakPenelitian berjudul “Manajemen Public Relations Dalam Mengembangkan Lembaga Pendidikan Islam di MI Pesantren Anak Sholeh Baitul Qur’an Gontor Ponorogo”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeksripsikan dan menjelaskan tentang perencanaan, pengorganisasian, evaluasi, dan kepemimpinan bagian public relations dalam mengembangkan MI Pesantren Anak Sholeh Baitul Qur’an Gontor Ponorogo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data primer diperoleh dari kepala sekolah dan bagian public relations, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku, literatur pendukung penelitian, dan studi kepustakaan yang lainnya. Metode pengumpulan data penelitian ini dengan cara wawancara bebas terpimpin dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah (1) Perencanaan program kerja bagian public relations, dilaksanakan dan disusun secara bersama dengan bagian-bagian yang lainnya, dalam kegiatan Musyawarah Kerja. (2) Pengorganisasian bagian public relations MI Pesantren Anak Sholeh Baitul Qur’an Gontor Ponorogo, diselenggarakan dan dilaksanakan sesuai dengan struktur kelembagaan yang ada. (3) Evaluasi yang telah dilakukan oleh bagian public relations MI Pesantren Anak Sholeh Baitul Qur’an Gontor Ponorogo dilakukan untuk melakukan perbaikan program kerja dalam bentuk penyesuaian dan penyempurnaan program. (4) Kepemimpinan bagian public relations MI Pesantren Anak Sholeh Baitul Qur’an Gontor Ponorogo dalam mengembangkan MI Pesantren Anak Sholeh Baitul Qur'an Gontor Ponorogo merupakan suatu upaya untuk memadukan dengan semua komponen yang ada, baik komunitas sekolah maupun masyarakat di luar sekolah, dalam harapan terciptanya suasana keluarga yang baik, dan dapat berpengaruh pada keberhasilan realisasi MI Pesantren Anak Sholeh Baitul Qur’an Gontor Ponorogo. AbstractThe research entitled "Public Relations Management In Developing Islamic Education Institution in MI Pesantren Anak Sholeh Baitul Qur'an Gontor Ponorogo". The purpose of this research is to describe and explain about planning, organizing, evaluation, and leadership of public relations department in developing MI Pesantren Anak Sholeh Baitul Qur'an Gontor Ponorogo. The type of this research is qualitative descriptive research. Primary data were obtained from school principals and public relations departments, while secondary data were obtained from books, research supporting literature, and other literary studies. And Methods of collecting data of this research by way of free guided interviews and documentation. The results of this study are (1) Planning work program part of public relations, implemented and compiled together with other parts, in activities "Work Deliberation". (2) Organizing public relations section MI Pesantren Anak Sholeh Baitul Qur'an Gontor Ponorogo, organized and implemented in accordance with existing institutional structures. (3) Evaluation is done by the public relations section of MI Pesantren Anak Sholeh Baitul Qur'an Gontor Ponorogo done to make improvement of the work program in the form of adjustment and improvement program. (4) Leadership of public relations section MI Pesantren Anak Sholeh Baitul Qur'an Gontor Ponorogo in developing MI Pesantren Anak Sholeh Baitul Qur'an Gontor Ponorogo is an effort to integrate with all existing components, both school community and society outside school, in the hope of creating a good family atmosphere, and can affect the successful realization of MI Pesantren Anak Sholeh Baitul Qur'an Gontor Ponorogo 
MEDIA SOSIAL, RUANG PUBLIK, DAN BUDAYA ‘POP’ Ropingi El Ishaq; Prima Ayu Rizki Mahanani
ETTISAL : Journal of Communication Vol 3, No 1 (2018): ETTISAL Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v3i1.1928

Abstract

AbstrakPenelitian ini akan mengkaji permasalahan media sosial, dalam hal ini instagram dan twitter sebagai media sosial yang banyak digunakan oleh khalayak luas. Melalui media ini opini khalayak dapat dibangun. Dan media sosial menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari budaya pop yang berkembang di tengah masyarakat. Sehingga perlu dikaji secara mendalam tentang penggunaan media social, pemanfaatan ruang public, dan relasi keduanya dengan budaya pop yang berkembang. Kajian ini perlu dilakukan untuk menemukan relasi antar ketiga realitas tersebut. Hasil kajian ini akan memberikan benang merah bagi pengembangan ilmu komunikasi, media, dan budaya, di tengah perkembangan masyarakat yang sedang bergerak ke era digital. Untuk itu perspektif konstruksi sosial perlu digunakan sebagai pisau analisisnya.  Hasil kajian ini, pertama, media sosial dimanfaatkan oleh berbagai lapisan sosial masyarakat untuk penyebaran informasi, sosialisasi, ekspresi diri, dan hiburan. Kedua, media sosial sebagai sarana mengisi ruang publik dengan diskusi mengenai isu-isu aktual, terutama hal-hal yang menyangkut kepentingan umum, politik, dan permasalahan sosial. Ramainya media sosial dengan informasi dan berbagai tanggapan dan komentar memungkinkan terjadinya peningkatan kesadaran dan ikatan politik serta ikatan sosial. Ketiga, sebagai bagian dari perkembangan budaya pop, media sosial menjadi sarana penyemai gagasan, ekspresi diri, serta menjadi bagian dari komodifikasi pesan. Budaya popular sebagaimana direpresentasikan dalam media sosial mencirikan adanya kecenderungan budaya yang cair (mudah berubah) dan bersifat permukaan. Ciri dari budaya popular adalah menganut ideology lifestyle (pencitraan, komodifikasi, dan artificial) yang bersifat permukaan atau kurang mendalam dan tidak komprehensif. AbstractThis study will examine the problem of social media, aspecially in instagram and twitter as a social media that many by the broad audiences. The opinion of audience can be created by this medium. And the social media as the importan part of pop culture in the community. There for, we need to discussion about of social media, for example the use of public’s space, and the relationship with pop culture. We must to know about the relation between the sides of reality. This study will provide a common thread for the development of communication science, media, and culture, in the development of society which moving into the digital era. For that reason, social construction should be a perspective of analysis. The results of this study emphasize, first, social media used by various social layers to information dissemination, socialization, self-expression, and entertainment. Second, social media as a means of filling the public space with actual issues, especially matters of public interest, politics, and social issues. The many of social media with information and various responses and comments allow for awareness and social bonding and social bonding. Third, as part of pop development, social media becomes a means of compilation, self-expression, and a part of the commodification of messages. The characteristic of popular culture is the adoption of a lifestyle ideology (imaging, commodification, and artificial) that is surface or less profound and not comprehensive. 
MEDIA SOSIAL, POLA INTERAKSI DAN RELASI SOSIAL PADA GRUP WHATSAPP ALUMNI SDK. ST. MARIA BLITAR Rosalia Nurdiarti
ETTISAL : Journal of Communication Vol 3, No 1 (2018): ETTISAL Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v3i1.1929

Abstract

AbstrakInteraksi dan interkonektivitas menjadi hal yang niscaya pada era masyarakat informasi hari ini. Hasrat manusia untuk saling berkelompok dan berjejaring satu sama lain, dalam era teknologi dan informasi hari ini mewujud dalam relasi yang diperantarai oleh media, salah satunya media sosial. Dari beragam media sosial yang paling berkembang saat ini adalah Whatsapp, dimana memungkinkan untuk membentuk kelompok- kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan memahami bagaimana relasi dan pola interaksi grup alumni SD yang secara psikologis dipengaruhi oleh memori masa kecil, kemudian terjalin sebuah konstruksi emosional dalam relasi interpersonal persahabatan hingga dewasa. Peneliti berpartisipasi bersama subyek untuk mendapatkan kedalaman data melalui metode kualitatif dengan pendekatan etnografi virtual. Hasil penelitian menunjukkan, pola relasi terbentuk hingga dewasa karena beberapa telah ada kedekatan dan kedalaman interaksi sejak SD. Relasi sosial hadir dalam dimensi ruang dan waktu di media sosial, terdiri dari interelasi antara rekonstruksi, visibility dan praktik dari interaksi dan komunikasi antar anggota. Menurut Martin Buber, tingkatan interaksi mewujud dalam interaksi model komunikasi I-You dan I-Thou. Perjumpaan kembali setelah puluhan tahun, tidak menghilangan kenangan masa kecil sehingga bentuk – bentuk relasi tersebut hadir kembali melalui acara reuni, arisan rutin dan basket secara periodik.   AbstractInteraction and interconnectivity become necessary in today's information society era. Human desire to group each other and network each other, in the era of technology and information today manifests in the mediated relationship by the media, one of social media. Of the most evolving variety of social media today is whatsapp, which makes it possible to form groups. This study aims to observe and understand how relationships and interaction patterns of elementary school alumni who are psychologically influenced by the memory of childhood, then intertwined an emotional construction in the relationship of interpersonal friendship to adulthood. Researchers participated with subjects to gain depth of data through qualitative methods with a virtual ethnographic approach. The results showed, the pattern of relationships formed to adulthood because some have been there proximity and depth of interaction since elementary. Social relationships are present in the dimensions of space and time in social media, consisting of interrelation between reconstruction, visibility and practice of interaction and communication among members. According to Martin Buber, interaction levels manifest in the interaction of communication models I-You and I-Thou. Re-encounter after decades, does not diminish childhood memories so that the forms of the relationship are re-present through reunions, routine social gatherings and basketball periodically. 

Page 1 of 1 | Total Record : 8