cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
ISSN : 25027875     EISSN : 25275879     DOI : -
Core Subject : Humanities,
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis (JSPH) issued by the Department of Sociology, Faculty of Social Sciences, State University of Malang in collaboration with the Perkumpulan Profesi Pendidik dan Peneliti Sosiologi Indonesia (AP3SI). JSPH committed to being a scientific journals, relevant to the development of science, as a reference, especially in the fields of sociology, education and culture. JSPH published twice a year continuously (July and December). JSPH contains the results of research and conceptual ideas that have not been published anywhere.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis" : 5 Documents clear
RUANG ABSTRAK PEMANGKU ADAT : NARASI ELITE DAN RE-TRADISIONALISME KOMUNITAS USING Hery Prasetyo
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (768.474 KB)

Abstract

Studi tentang adat dan komunitas yang terintegrasi kedalamnya, menjadi persoalan mendesak untuk diperhatian, hal ini didasari oleh isu yang muncul dan berkembangnya ruang-ruang sosial pasca orde baru, yang memberikan kesempatan dan akses pada komunitas adat untuk berkontestasi pada ruang kebangsaan. Dengan kerangka berfikir pada artikulasi atas autentisitas adat, subjek yang mengatasnamakan adat membentuk ruang reproduksi sosial dengan menitik beratkan pada pembentukan akses ekonomi-politik untuk memperluas jangkauan legitimasi kultural pada posisi sosialnya. Pada titik tertentu isu akses ekonomi-politik menghadirkan posisi elite yang berkembang seiring dengan penciptaan kesadaran kelas pada komunitas adat. Apa yang secara diskursif, kemudian menjadi persoalan ialah: bagaimana restrukturisasi adat yang berkonsekuensi pada pembentukan formasi sosial baru?; bagaimana persoalan formasi kelas pada subjek adat terbentuk?; bagaimana subjek adat yang mendasarkan diri pada re-tradisionalisme adat mampu berhadapan pada kekuatan diluar dirinya? Dengan menarasikan komunitas Using, artikel ini dimaksudkan untuk menampilkan adat Using dalam pembacaan elite lokal yang dalam konteks penelitian ini merujuk pada aparatus birokratis pemerintah kabupaten Banyuwangi dan elite adat, yang secara spesifik menempatkan adat Using sebagai bagian dari agenda kepariwisataan nasional.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v2i22017p074
PARADOKS PEMBANGUNAN DALAM KEMISKINAN STRUKTURAL DI PAPUA Ica Wulansari
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.812 KB)

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk melihat kemiskinan struktural di Papua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur tentang Papua, dimulai dengan pemeriksaan terhadap kebijakan pembangunan untuk Papua sejak era Orde Baru hingga saat ini. Berdasarkan temuan, ada kesamaan paradigma pembangunan Papua pada masa orde baru dan era reformasi. Papua dianggap tak lebih sebagai objek pembangunan. Hal ini terbukti dengan adanya operasi perusahaan tambang multinasional yang mengarah ke beberapa kekerasan terhadap orang Papua yang disebabkan oleh pendekatan militer yang digunakan oleh pemerintah. Pelaksanaan otonomi khusus di Papua menjanjikan pembangunan yang dipercepat. Namun, di tengah-tengah pelaksanaan otonomi khusus yang gagal, pemerintah memberlakukan paradigma lain yang menyerahkan kebijakan pembangunan pengelolaan pangan dan energi kepada pihak swasta melalui proyek-proyek besar bernama MIFEE (Merauke Integrated Food and Energy Estate). MIFEE menawarkan beberapa mimpi kosong dengan dalih untuk membangun makanan Indonesia kepada dunia. Bahkan, kebijakan itu tidak dimaksudkan untuk mendukung kehidupan orang Papua. Oleh karena itu, kemiskinan di Papua semakin akut karena kebijakan pemerintah atas nama pembangunan ekonomi kurang aspek sosial.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v2i22017p088
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN NONFORMAL BERBASIS POTENSI LOKAL DALAM MEMBANGUN DESA WISATA ADAT Vina Salviana Darvina Soedarwo
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.842 KB)

Abstract

Pemberdayaan merupakan suatu mekanisme dimana, individu, organisasi dan masyarakat menjadi ahli dan paham akan masalah yang mereka hadapi. Pemberdayaan Masyarakat ini dilaksanakan di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang yang telah dicanangkan sebagai desa Wisata Adat. Desa Ngadas merupakan kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus yang layak untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli dengan faktor pendukung seperti, sistem pertanian dan sistem sosial yang mewarnai sebuah kawasan desa wisata di kaki gunung Bromo. Untuk memahami permasalahan yang dihadapi oleh desa digunakan metode Rapid Rural Appraisal (RRA) yaitu pendekatan untuk memahami desa secara cepat. Dari hasil RRA dapat dirumuskan permasalahan pertama, belum adanya peraturan desa berkaitan dengan kesiapan sebagai desa wisata adat; kedua, lingkungan yang kurang bersih dan fasilitas umum yang belum memadai; ketiga, ketergantungan masyarakat terhadap hasil panen. Dalam mengatasi ketiga permasalahan desa tersebut telah dilaksanakan program pendidikan nonformal. Pendidikan nonformal bertujuan agar masyarakat memiliki kemampuan mengembangkan potensinya dalam rangka pemberdayaan masyarakat oleh karena itu di desa ini telah dilaksanakan program pemberdayaan melalui berbagai pelatihan dan pendampingan yaitu pelatihan pembuatan peraturan desa, pelatihan pembangunan karakter menjaga lingkungan bersih-sehat dan pengadaan fasilitas umum serta pelatihan produksi minuman olahan dari hasil pertanian lokal (terong belanda). Ketiga program ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan desa Ngadas menjadi desa wisata adat.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v2i22017p096
KONSEPTUALISASI PRAKTIK SOSIAL DALAM LINTAS RUANG DAN WAKTU: KEHIDUPAN MASYARAKAT DI PEDESAAN Dhanny Septimawan Sutopo; Nurul Pramesti
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.12 KB)

Abstract

Kita mengenal kehidupan di pedesaan relatif statis. Dalam penelitian ini kondisi tersebut kita pahami tentang praktik sosial dan keberlangsungan kehidupan warga masyarakatnya. Kewilayahan menjadi latar belakang gagasan penelitian ini karena sebuah kenyataan dimana dinamika kehidupan masyarakat pedesaan tidak dapat dilepaskan dari posisi tersebut. Tetapi permasalahannya adalah bahwa kewilayahan bukanlah sebuah kondisi fisik yang statis sebagaimana yang sering dibayangkan oleh orang awam. Dalam kewilayahan tersebut terbangun praktik sosial yang juga dinamis. Guna mencermati dinamika masyarakat pedesaan inilah, penelitian ini menjadi penting untuk mempelajari bagaimana dinamika itu terbangun, dengan rumusan masalahnya yaitu bagaimana praktik sosial terbangun dalam ruang dan waktu kehidupan masyarakat di daerah tersebut. Penelitian ini menggunakan perspektif teoritis Anthony Gidden tentang praktik sosial yang secara spesifik lekat dengan konsep perentangan ruang dan waktu. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang mendalam. Pilihan metodologi sini diarahkan untuk tujuan mendapatkan penjelasan tentang peristiwa sosial secara menyeluruh atas keterhubungan semua gejala yang ada dalam regionalisasi kehidupan warga masyarakat di wilayah pedesaan. Muara dari penelitian ini adalah sebuah penjelasan mendalam akan praktik sosial yang dijalankan oleh warga pedesaan dalam regionalisasi yang nampak dalam rutinitasnya yang nantinya dapat diimplementasikan sebagai dasar pengembangan wilayah pedesaan.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v2i22017p050
RUANG NEGOSIASI PEREMPUAN DI BALIK REVOLUSI KOPI USING Dien Vidia Rosa
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.933 KB)

Abstract

Masyarakat adat sedang menghadapi praktik transformasi teknologi kebudayaan. Globalisasi menempatkan identitas subjek kosmopolitan yang turut serta berpikir secara global dan bertindak secara lokal. Komunitas adat menghadirkan diri melalui negosiasi praktik kebudayaannya yang seringkali berkontestasi dalam pasar yang dibentuk oleh elit adat dan elit lokal. Kopi Using menjadi komoditas revolusioner yang menerjemahkan kebudayaan Using sebagai salah satu garda depan pembangunan etnisitas Banyuwangi dalam gerak mode ekonomi kreatif. Wajah kopi Using ditampilkan secara multi dimensi dan diruangkan dalam penikmatan serta selera. Praktik produksi dan konsumsi kopi tidak bisa dipisahkan dari ruang negosiasi perempuan yang membentuk kopi Using sebagai identitas budaya. Artikel ini mendiskusikan perempuan Using yang menampilkan subjektivitasnya dalam diskursus kopi Using dengan menggunakan perspektif postkolonial. Berbasis pada penelitian etnografi visual, negosiasi perempuan Using muncul dalam ruang antara domestic publik dan tradisional-modern.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v2i22017p063

Page 1 of 1 | Total Record : 5