cover
Contact Name
Husni Wahyu Wijaya
Contact Email
husni.wahyu.fmipa@um.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jct.journal@um.ac.id
Editorial Address
Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No.5 Gedung O2 lt.1
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
JC-T (Journal Cis-Trans): Jurnal Kimia dan Terapannya
ISSN : 25496565     EISSN : 25496573     DOI : 10.17977
JOURNAL OF CIS-TRANS (JC-T) is an Indonesian or English language, peer-reviewed scholarly publication in the area of chemistry. JC-T publishes original papers but not limited to: inorganic, physical, organic, analytical and biochemist.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2018)" : 5 Documents clear
Kadar Fenolik Total dan Flavonoid Total Seduhan Daun Tin (Ficus carica) Segar dan Kering dengan Air Mendidih Oktavina Kartika Putri
JC-T (Journal Cis-Trans): Jurnal Kimia dan Terapannya Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : State University of Malang or Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.443 KB) | DOI: 10.17977/um026v2i22018p007

Abstract

Daun tin (Ficus carica) dikenal sebagai sumber antioksidan. Sifat antioksidan muncul karena adanya senyawa fenolik, flavonoid merupakan salah satu jenis senyawa fenolik. Masyarakat memanfaatkan daun tin dengan cara menyeduhnya dengan air mendidih sebagaimana teh. Penggunaan suhu yang tinggi dikhawatirkan merusak senyawa fenolik daun tin karena senyawa ini tidak tahan panas. Rusaknya senyawa fenolik akan menurunkan potensi antioksidan. Penelitian ini untuk mengetahui kadar fenolik total dan kadar flavonoid total seduhan daun tin segar dan kering dengan air mendidih. Metode Folin-Ciocalteu digunakan untuk penentuan kadar fenolik total sedangkan Metode Kolorimetri AlCl3 digunakan untuk penentuan kadar flavonoid total. Hasil yang diperoleh menunjukkan kadar fenolik total seduhan daun tin segar dan kering dengan air mendidih berturut-turut 0,0113±0,0004% dan 0,0076±0,0004% sedangkan kadar flavonoid total seduhan daun tin segar dan kering 0,0105±0,0003% dan 0,0025±0,0002%. Dari hasil analisis data dengan Two Way Anova dapat disimpulkan bahwa penyiapan simplisia daun tin (segar dan kering) mempengaruhi kadar fenolik total dan kadar flavonoid total seduhan daun tin secara signifikan. Penggunaan air mendidih tidak menghilangkan kandungan senyawa fenolik dan flavonoid pada seduhan daun tin. Penyeduhan dengan air mendidih pada daun tin segar menghasilkan kadar fenolik total dan kadar flavonoid total tertinggi dibandingkan dengan daun tin kering. 
Aktivitas Antifungi Air Perasan Syzygium Polyanthum Terhadap Candida Albicans Destri Ummi Nadziroh Ummi Nadziroh; Nur Chandra Eka Setiawan
JC-T (Journal Cis-Trans): Jurnal Kimia dan Terapannya Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : State University of Malang or Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.957 KB) | DOI: 10.17977/um026v2i22018p013

Abstract

Candida albicans adalah flora normal selaput mukosa saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan genitalia wanita yang dapat menyebabkan sariawan, vulvovaginitis, infeksi kulit, infeksi kuku, infeksi paru-paru serta kandidiasis mukokutan menahun. Salam (Syzygium polyanthum) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan penyedap dalam masakan atau sebagai obat herbal seperti antifungi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antifungi air perasan Syzygium polyanthum terhadap Candida albicans. Penelitian ini dilakukan di laboratorium farmakognosi dan mikrobiologi Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang dengan metode penelitian eksperimental. Tahap penelitian ini meliputi pembuatan air perasan Syzygium polyanthum dengan konsentrasi 100% dan 50%, skrining fitokimia, dan dilakukan uji aktivitas antifungi terhadap Candida albicans dengan metode difusi sumuran. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa air perasan dari Syzygium polyanthum tidak memiliki aktivitas antifungi dikarenakan tidak ada zona hambat yang ditandai dengan tidak adanya zona bening di sekitar lubang sumuran pada cawan petri. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap aktivitas antifungi dengan metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut lain.
Perbandingan Kadar Fenolik Total Sari Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana) Segar dan Terfermentasi Elrica Maggian Murelina; Ernanin Dyah Wijayanti
JC-T (Journal Cis-Trans): Jurnal Kimia dan Terapannya Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : State University of Malang or Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.921 KB) | DOI: 10.17977/um026v2i22018p020

Abstract

Temu giring (Curcuma heyneana) telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia terutama untuk menjaga kesehatan kulit. Kandungan fenolik yang terdapat dalam temu giring memiliki khasiat sebagai antioksidan. Fermentasi diketahui dapat meningkatkan aktivitas antioksidan karena adanya peningkatan kadar senyawa fenolik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan kadar senyawa fenolik total sari rimpang temu giring segar dan terfermentasi (Curcuma heyneana). Tahap penelitian ini meliputi penyaringan rimpang temu giring, fermentasi temu giring, identifikasi fitokimia, penetapan kadar fenolik total, analisis data dan membuat kesimpulan. Pembuatan sari temu giring dilakukan dengan menyari temu giring dengan air sampai didapatkan sari. Dilanjutkan dengan fermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus selama 24 jam dengan suhu 37°C. Pengujian organoleptis meliputi warna, bau, rasa dan pH. Hasil pH sari segar dan terfermentasi mengalami penurunan. Pengujian identifikasi fitokimia temu giring segar dan terfermentasi positif mengandung fenolik dan flavonoid. Tahap penetapan kadar total fenolik total dengan metode Folin-Ciocalteu didapatkan sari temu giring segar sebesar 9.476± 2.04 mgGAE/gram dan sari temu giring terfermentasi sebesar 61.333±1.643 mgGAE/gram. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan kadar fenolik total sari temu giring segar dan terfermentasi yang mengalami peningkatan setelah difermentasi.
Aktivitas Antimikroba Teh Asam Daun Tin (Ficus carica) Secara In Vitro Elwin Dwi Novitasari; Ernanin Dyah Wijayanti
JC-T (Journal Cis-Trans): Jurnal Kimia dan Terapannya Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : State University of Malang or Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.236 KB) | DOI: 10.17977/um026v2i22018p025

Abstract

Daun tin mengandung flavonoid yang dapat digunakan sebagai antimikroba. Fermentasi dengan kombucha diharapkan dapat meningkatkan aktivitas antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi teh asam daun tin sebagai antimikroba terhadap beberapa mikroba, diantaranya Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Lactobacillus casei dan Candida albicans. Teh asam dibuat melalui fermentasi seduhan daun tin dengan bantuan kombucha selama 12 hari. Uji antimikroba dilakukan dengan menggunakan metode difusi sumuran. Dari hasil pengujian diperoleh rerata zona hambat terhadap Escherichia coli 6,97 mm, Staphylococcus aureus 5,5 mm, Lactobacillus casei 5,29 mm, dan Candida albicans 0,37 mm. Berdasarkan hasil penelitian teh asam daun tin berpotensi sebagai antimikroba, terutama sebagai antibakteri.
Pengembangan katalis nikel-itrium oksida untuk konversi furfural sebagai senyawa turunan biomassa menjadi 1,5-pentanediol Husni Wijaya; Shogo Shimazu
JC-T (Journal Cis-Trans): Jurnal Kimia dan Terapannya Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : State University of Malang or Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.045 KB) | DOI: 10.17977/um026v2i22018p001

Abstract

Hidrogenolisis furfural (FFR) yang diketahui sebagai senyawa turunan biomassa menjadi 1,5-pentanadiol (1,5-PeD) merupakan salah satu rute penting dalam rangka menjaga kesinambungan bahan kimia. Pengembangan katalis nikel-itrium oksida untuk hidrogenolisis FFR menjadi 1,5-PeD telah berhasil disintesis dengan dua perlakuan berbeda. Katalis Ni-Y(n)HT disintesis dengan reduksi langsung dari campuran nikel-itrium hidroksidanya. Campuran nikel-itrium hidroksidanya dari prosedur preparasi yang sama dilakukan kalsinasi sebagai pretreatment sebelum proses reduksi dengan gas hydrogen dan diperoleh katalis Ni-Y2O3(n)T. Kedua jenis katalis yang sudah tereduksi tersebut mempunyai tersusun atas nikel(0) dan itrium oksida tetapi kristalinitas keduanya berbeda. Perbedaan juga ditunjukkan pada kinerja katalisis dalam menghasilkan 1,5-PeD dari FFR. Kedua jenis katalis menunjukkan perilaku katalisis yang serupa dan antar muka Ni(0)-Y2O3 diduga sebagai situs aktif untuk pemutusan ikatan C-O dari cincin furan.

Page 1 of 1 | Total Record : 5