cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Food Science and Culinary Education Journal
ISSN : 22526587     EISSN : 2829355X     DOI : https://doi.org/10.15294/focuze
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 92 Documents
NASI JAGUNG INSTAN BERPROTEIN SEBAGAI MAKANAN POKOK ALTERNATIF UNTUK PENDERITA DIABETES MELITUS Riandani, Mikha
Food Science and Culinary Education Journal Vol 2 No 1 (2013)
Publisher : Food Science and Culinary Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nasi jagung instan berprotein sebagai makanan pokok alternative untuk penderita diabetes mellitus merupakan nasi jagung yang dibuat denganpenambahankedelaisebagaisumber protein, jagung merupakan sumber makanan pokok yang memiliki kandungyan karbohidrat lebih rendah di bandingkan beras, sehingga tidak beresiko menaikan kadar gula darah. Peneliti membuat Nasi jagung instan berprotein dengan penambahan kedelai untuk menambah protein di dalamnya dan kedelai juga berfungsi untuk meningkatkan variasi rasa pada nasi jagung instan tersebut. Penelitian pembuatan Nasi jagung instan berprotein bertujuan untuk mengetahui kualitas inderawi Nasi jagung instan berprotein eksperimen ditinjau dari aspek warna, rasa, aroma, dan tekstur. Teknik analisis data yang di gunakan adalah analisis varian klasivikasi tunggal. Variabel bebas yang digunakan adalah Nasi jagung instan berprotein 5%, 15% dan 25%.. Hasil penelitian uji inderawi menunjukkan adanya perbedaan nyata terhadap aspek warna, rasa, tekstur, danaspek aroma pada ketiga sampel. Nasi jagung instan berprotein yang memiliki kualitas terbaik adalah Nasi jagung instan berprotein dengan penambahan kedelai 5%. Saran dari peneliti adalah perlu adanya pempublikasian Nasi jagung instan berprotein sebagai makanan pokok alternative untuk penderita diabetes mellitus dengan penambahan kedelai. Perlu adanya pengembangan makanan dari jagung serta kedelai untuk makanan bagi penderita diabetes mellitus, dengan mengolah menjadi berbagai macam makanan lainnya, dengan mengolah menjadi berbagai produk makanan lainnyaInstant rice protein maize as a staple food for people with diabetes mellitus alternative is corn rice made with the addition of soy protein as sumbe. Rice researchers make instant corn with the addition of soy protein to add soy protein in it and also serves to increase the variety of flavors on the instant corn rice. Research making instant rice protein maize aims to determine the sensory quality of instant rice protein maize experimental results in terms of the aspects of color, taste, aroma, and texture. Data analysis techniques in use are single klasivikasi variance analysis. The independent variables used were corn instant rice protein 5%, 15% and 25% .. The results of sensory test showed significant differences on aspects of color, taste, texture, and aroma aspect in all three samples. Rice instant corn flour that has the best quality breadfruit is instant corn rice soy protein with the addition of 5%. Advice from researchers is the need for publication of instant rice protein maize as a staple food for people with diabetes mellitus alternative with the addition kedelai.Perlu the development of corn and soybean meal for food for people with diabetes mellitus, by processing a variety of other foods, by processing a variety of other food products
PENGARUH PENGGUNAAN SARI BIT (Beta Vulgaris L) PADA KUALITAS ROTI TAWAR Yunita, Irma
Food Science and Culinary Education Journal Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : Food Science and Culinary Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Roti tawar merupakan produk makanan yang terbuat dari tepung terigu yang difermentasikan dengan ragi roti (saccharomyces cerevisiae), air dan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan dipanggang (Wahyudi, 2003: 1). Kurangnya pemanfaatan bit dalam konsumsi harian mendorong dilakukannya penelitian dengan memanfaatkan keunggulan bit. Beberapa keunggulan dari bit antara lain mengandung vitamin C dan serat. Berangkat dari kenyataan yang ada maka peneliti bermaksud untuk membuat roti tawar dengan penggunaan sari bit. Warna alami yang terdapat pada bit digunakan sebagai variasi warna untuk roti tawar. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh sari bit terhadap kualitas roti tawar ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa, kesukaan masyarakat, kandungan gizi vitamin C dan serat. Obyek penelitian pada penelitian ini adalah roti tawar dengan penggunaan sari bit yang berbeda yaitu 100cc, 150cc dan 200cc. Variabel bebas yaitu penggunaan jumlah sari bit yang berbeda, yaitu 100cc, 150cc dan 200cc. Hasil penelitian yaitu adanya perbedaan penggunaan sari bit yang berbeda terhadap kualitas inderawi roti tawar ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa. Sampel roti tawar terbaik adalah sampel dengan penggunaan sari bit sebesar 150cc. Sampel yang disukai masyarakat yaitu sampel dengan penggunaan sari bit sebesar 150cc. Sampel roti tawar  terbaik yang di uji kandungan gizinya adalah sampel dengan penggunaan sari bit sebesar 150cc. Sampel tersebut memiliki vitamin C sebesar 68,90467 Mgr/100gr dan serat 9%.Roti tawar merupakan produk makanan yang terbuat dari tepung terigu yang difermentasikan dengan ragi roti (saccharomyces cerevisiae), air dan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan dipanggang (Wahyudi, 2003: 1). Kurangnya pemanfaatan bit dalam konsumsi harian mendorong dilakukannya penelitian dengan memanfaatkan keunggulan bit. Beberapa keunggulan dari bit antara lain mengandung vitamin C dan serat. Berangkat dari kenyataan yang ada maka peneliti bermaksud untuk membuat roti tawar dengan penggunaan sari bit. Warna alami yang terdapat pada bit digunakan sebagai variasi warna untuk roti tawar. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh sari bit terhadap kualitas roti tawar ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa, kesukaan masyarakat, kandungan gizi vitamin C dan serat. Obyek penelitian pada penelitian ini adalah roti tawar dengan penggunaan sari bit yang berbeda yaitu 100cc, 150cc dan 200cc. Variabel bebas yaitu penggunaan jumlah sari bit yang berbeda, yaitu 100cc, 150cc dan 200cc. Hasil penelitian yaitu adanya perbedaan penggunaan sari bit yang berbeda terhadap kualitas inderawi roti tawar ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa. Sampel roti tawar terbaik adalah sampel dengan penggunaan sari bit sebesar 150cc. Sampel yang disukai masyarakat yaitu sampel dengan penggunaan sari bit sebesar 150cc. Sampel roti tawar terbaik yang di uji kandungan gizinya adalah sampel dengan penggunaan sari bit sebesar 150cc. Sampel tersebut memiliki vitamin C sebesar 68,90467 Mgr/100gr dan serat 9%.
FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR MATA KULIAH ILMU GIZI II MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA KONSENTERASI TATA BOGA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Safaat, Charis Safaat
Food Science and Culinary Education Journal Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Food Science and Culinary Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui  faktor internal yang menyebabkan kesulitan belajar mata kuliah ilmu Gizi II yang melitputi kesehatan, perhatian, minat dan motivasi.faktor eksternal yang menyebabkan kesulitan belajar mata kuliah Ilmu Gizi II yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan kampus dan lingkungan masyarakat. Sampel dalam penelitian ini meliputi mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi Tata Boga Universitas negeri Semarang.Teknik analisis data memakai analisis deskriptif presentase. Hasil penelitian  memiliki keriteria yang sama yaitu dengan kriteria tinggi, akan tetapi memiliki persentase yang berbeda yaitu; 70,87% untuk indikator kesehatan, 66,44% untuk indikator perhatian, 72,91% untuk indikator minat, 75,52% untuk indikator motivasi, 72,58% untuk indikator lingkungan keluarga, 72,66% untuk lingkungan kampus dan 70,27% untuk indikator lingkungan masayarakat. Saran 1) Dosen hendaknya dalam memberikan perkuliahan Ilmu Gizi II lebih sering menggunakan media yang disediakan sehingga perhatian mahasiswa akan lebih meningkat dan lebih menyukai mata kuliah tersebut. 2) Kampus diharapkan dalam menyusun jadwal perkuliahan Ilmu Gizi II diberikan pada jam perkuliahan yang lebih pagi atau jam pertama sehingga suasana lebih sejuk dan pikiran lebih segar sehingga perhatian mahasiswa terhadap perkuliahan tersebut lebih meningkat. Sarana dan prasarana lebih dilengkapi misalnya ketersediaan LCD, media pembelajaran serta kipas angin atau Air Conditioner ( AC ) yang baik sehingga suasana perkuliahan lebih nyaman.The research purposeto determine theinternal  factors that causedifficulty learning subjectsof Nutrition Science IIwhichinclude health, attention, interestandmotivation. Externalfactorsthat causelearning difficultiesNutritional SciencesIIsubjectswhich includefamily environment, the campusandcommunity environment. The samplesin this study includestudentsof Family WelfareEducationConcentrationCulinarySemarangState university. Techniques ofdata analysisusingdescriptiveanalysispercentage.The resultshave thesamecriteria ofthecriteriaishigh, buthas adifferent percentage, namely: 70,87% forhealth indicators, 66.44% forindicators ofattention, 72,91% forindicators ofinterest, 75,52% forindicators ofmotivation,72.58% forenvironmental indicatorsfamilies, 72.66% tocampus environmentand70,27% societyforenvironmental indicators. Suggestion1) LecturersshouldgivelecturesinNutritional SciencesIImoreoftenusethe media providedso thatstudents attentionwillbe increasedandmorelikethe course.2) Campusexpected in preperationlecturescheduleNutritional science IIgivenatthefirsthourearlyorso theatmospherewas cooleranda freshmind so that theattentionof students tothelecture more increased.Betterequippedfacilities and infrastructuresuch asthe availability ofLCD, instructionalmediaandfans orAir Conditioner(AC) which isgoodso the atmosphereis morecomfortablelecturing.
PENGARUH PENGURANGAN JUMLAH GULA TERHADAP KUALITAS MUFFIN TEPUNG UBI UNGU Rosmania, Amanah
Food Science and Culinary Education Journal Vol 2 No 1 (2013)
Publisher : Food Science and Culinary Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENGGUNAAN ASAM SITRAT DAN NATRIUM BIKARBONAT DALAM MINUMAN JERUK NIPIS BERKARBONASI Imanuela, Meilda; -, Sulistyawati; Ansori, Muhammad
Food Science and Culinary Education Journal Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Food Science and Culinary Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan asam sitrat dan natrium bikarbonat serta campuran keduanya terhadap rasa dan efek extra sparkle pada minuman jeruk nipis berkarbonasi, serta mengetahui kesukaan masyarakat terhadap minuman jeruk nipis berkarbonasi ditinjau dari rasa dan efek extra sparkle. Variasi penggunaan asam sitrat adalah 0.45 g, 0.60 g, 0.75g, 0.90 g; dan natrium bikarbonat 0.75 g dan 1.50 g. Penilaian terhadap hasil rasa dan efek extra sparkle pada minuman jeruk nipis berkarbonasi dilakukan secara subyektif dengan uji inderawi dn uji kesukaan. Data dianalisis secara faktorial untuk uji inderawi dan deskriptif prosentase untuk uji kesukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan asam sitrat dan natrium bikarbonat baik dicampur atau tidak dicampur berpengaruh terhadap rasa dan efek extra sparkle pada minuman jeruk nipis berkarbonasi. Sampel yang paling disukai masyarakat yaitu minuman jeruk nipis berkarbonasi dengan penggunaan 0,75 g asam sitrat dan 1,5 g natrium bikarbonat. Demikian halnya produk minuman jeruk nipis berkarbonasi hasil eksperimen terbaik yaitu minuman jeruk nipis berkarbonasi dengan penggunaan 0,75 g asam sitrat dan 1,5 g natrium bikarbonat.This research aim to know influence of usage citric acid and sodium bicarbonate and also mixture both to feeling and effect of extra sparkle at lime beverage of carbonated, and also know hobby of society to lime beverage of carbonated evaluated from feeling and effect of extra sparkle. Variation usage of cittrate is 0.45 g, 0.60 g, 0.75g, 0.90 g, and sodium bicarbonate 0.75 g and 1.50 g. Assessment to result feel and effect of extra sparkle lime beverage of carbonated conducted subjectively with test of inderawi dn test hobby. Data analysed factorially for the test of inderawi and is descriptive percentage of for the test of hobby. Result of research indicate that usage of and cittrate of sodium mingled good bicarbonate or do not be mingled to have an effect on to feeling and effect of extra sparkle lime beverage of carbonated. Most sample taken a fancy to society that is lime beverage of carbonated with usage 0,75 g citric acid and 1,5 g sodium bicarbonate. That way the things of lime beverage product of carbonated result of best experiment that is lime beverage of carbonated with usage 0,75 g citric acid and 1,5 g sodium bicarbonate.
STUDI EKSPERIMEN PEMBUATAN ENTING-ENTING DENGAN BAHAN DASAR KEDELAI SEBAGAI BAHAN PENGGANTI KACANG TANAH Ismayasari, Agtiawati Adhi
Food Science and Culinary Education Journal Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : Food Science and Culinary Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menggunakan kedelai sebagai bahan dasar dalam pembuatan enting-enting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kualitas indrawi, tingkat kesukaan masyarakat serta kandungan protein dan lemak enting-enting kedelai dengan perbandingan kedelai sangrai dan gula pasir  2 : 5, 3 : 5 dan 4 : 5 ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomize Design). Teknik analisis datanya menggunakan analisis varian klasifikasi tunggal dilanjutkan uji tukey untuk uji inderawi dan analisis dekriptif prosentase untuk uji kesukaan. Hasil penelitian menunjukan, tidak ada perbedaan yang signifikan kualitas inderawi enting-enting kedelai  dengan perbandingan kedelai sangrai dan gula pasir 2 : 5, 3 : 5 dan 4 : 5 dari aspek warna dan aroma, namun ada perbedaan yang signifikan pada aspek tekstur dan rasa (manis dan gurih). Sampel dengan perbandingan kedelai sangrai dan gula pasir 3 : 5 merupakan sampel yang paling disukai masyarakat. Adapun sampel enting-enting kedelai dengan kandungan protein dan lemak tertinggi adalah sampel dengan perbandingan kedelai sangrai dan gula pasir 4 : 5 dengan kandungan protein 22,67% dan lemak 16,28%. This study uses soybeans as raw material in producing of enting - enting. The purpose of this study was to determine the differences in sensory quality, the level of public’s preferences as well as fat and protein content of soybean enting – enting with the comparison of roasted soy and sugar are 2 : 5, 3 : 5, and 4 : 5 viewed from the aspect of color, smell, texture and flavor. The method of study is experiment used with completely randomize design. Data analysis techniques used  single classification analysis of variance then followed by the Tukey test to test the sensory and descriptive analysis percentage to test the preferences. The research result showed that there was no significant differences in sensory quality of soybean enting - enting with the comparison of roasted soybean and sugar 2 : 5, 3 : 5 and 4 : 5 in the aspect of color and smell, but there was significant differences in texture and flavor aspects (sweet and savory). Samples with ratio 3 : 5 of roasted soybeans and sugar  is the most favorable sample appreciated by the public. The sample of soybean enting – enting which contain the highest protein and fat content is the sample with ratio 4 : 5 of roasted soybeans and sugar with a protein content of 22.67 % and 16.28 % fat.
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KETAPANG (TERMINALIA CATTAPA L) TERHADAP KUALITAS COOKIES Delima, Diah Delima
Food Science and Culinary Education Journal Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Food Science and Culinary Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cookies merupakan makanan kecil yang cukup digemari masyarakat karena cita rasanya yang manis, gurih seimbang dan tahan lama yang terbuat dari bahan dasar tepung terigu, gula halus, margarin, dan kuning telur yang dicampur, dicetak, ditata diatas loyang kemudian diselesaikan dengan cara dioven. Biji ketapang memiliki rasa gurih, didalamnya terdapat kandungan protein, serat, karbohidrat, gula, fosfor, lemak, magnesium, kalsium, besi, seng, serta berbagai macam asam amino yang sangat baik untuk kesehatan. Oleh karena itu, peneliti memanfaatkannya sebagai bahan substitusi dalam pembuatan cookies. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh  substitusi tepung biji ketapang terhadap kualitas cookies ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur, rasa dan tingkat kesukaan masyarakat serta mutu kimiawi meliputi kandungan gizi protein dan fosfor.  Obyek dalam penelitian ini adalah cookies dengan jumlah substitusi tepung biji ketapang yang berbeda yaitu cookies substitusi tepung biji ketapang 20%, 30% dan 40%. Hasil penelitian dari uji inderawi, menunjukkan ada pengaruh penggunaan substitusi tepung biji ketapang yang berbeda (20%, 30% dan 40%) terhadap kualitas cookies biji ketapang meliputi warna, aroma, tekstur, dan rasa. Untuk uji kesukaan masyarakat sampel terbaik pada cookies substitusi tepung biji ketapang 40%, dengan kandungan gizi protein 9,54% dan fosfor 38,15%.Cookies are a snack that is quite popular in society because of the sweet taste, balanced savor and also durable which is made from the base material of flour, sugar, margarine, and egg yolks that are mixed, molded, laid out on a baking sheet and then finished by oven. Ketapang-seeds have savor, protein, fiber, carbohydrates, sugar, phosphorus, fat, magnesium, calcium, iron, zinc, and various amino acids which are very good for health. Therefore, the researchers used them as substitutes in making cookies. The purpose of this study was to determine whether there was a particular effect of Ketapang-seed flour substitution on the quality of cookies in terms of aspects of color, aroma, texture, taste and preference levels of society and also the quality of chemical nutrients including protein and phosphorus. The object of this research was the number of cookies with the substitution of different Ketapang-seed flour; Ketapang-seed flour substitution cookies of 20%, 30% and 40%. The results of the sensory test, showed were some effect of the use of ketapang-seed flour substitution which was different (20%, 30% and 40%) on the quality of ketapang-seed cookies including color, aroma, texture, and taste. To test the sample fondness best cookies ketapang-seed flour substitution of 40%, with 9.54% protein nutrients phosphorus and 38.15%.
PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG KULIT SINGKONG TERHADAP KUALITAS MUFFIN Pratiwi, Intan Dwi
Food Science and Culinary Education Journal Vol 2 No 1 (2013)
Publisher : Food Science and Culinary Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INOVASI PENGOLAHAN KERIPIK SUKUN MENGGUNAKAN TEKNIK FERMENTASI Maharani, Istiqomah Rizqi
Food Science and Culinary Education Journal Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : Food Science and Culinary Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah inovasi pengolahan keripik sukun menggunakan teknik fermentasi dapat memperbaiki kualitas keripik sukun, lama fermentasi dan pH yang efektif untuk memperoleh tekstur keripik sukun yang tidak keras, kualitas keripik sukun hasil eksperimen terbaik, mutu kimiawi meliputi kadar air, abu, protein, lemak dan karbohidrat serta kesukaan masyarakat terhadap keripik sukun hasil eksperimen terbaik. Objek penelitiannya adalah buah sukun jenis gundul yang tua, kulit buah halus dan berwarna hijau kekuningan, bagian dalam berwarna putih kekuningan, berat 1 – 3 kg, umur panen awal 4 bulan dan nira siwalan dengan pH 3, 4 dan 5. Metode penelitiannya adalah eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan inovasi pengolahan keripik sukun menggunakan teknik fermentasi pada rentang waktu 9 sampai dengan 21 hari relatif sama kemampuannya dalam memperbaiki kualitas keripik sukun. Lama fermentasi dan pH yang efektif untuk memperoleh keripik sukun yang tidak keras adalah 9 hari dan pH 3. Keripik sukun hasil eksperimen terbaik mempunyai kandungan air sebesar 1,16 % (b/b), abu 4,13 % (b/b), protein 3,43 % (b/b), lemak 32,15 % (b/b) dan karbohidrat 59,11 % (b/b). Kualitas keripik sukun yang terbaik adalah keripik sukun dengan lama fermentasi 9 hari pH 3. Kesukaan masyarakat terhadap hasil eksperimen terbaik menunjukan nilai rata-rata kriteria suka.The purpose of the study was to determine whether the innovation of processing breadfruit chips using fermentation technique could improve the quality of breadfruit chips, the fermentation length and the effective of pH to obtain the texture of breadfruit chips which were not that hard, the quality of sensory breadfruit chips of the best experimental results, the level of quality chemicals include water, ash, protein, fat, and carbohydrate, and the favorite of people towards the breadfruit chips of the best experimental results. The research objects were the old gundul type breadfruit, smooth and yellowish-green rind, yellowish-white inside, weighing 1-3 kg, age of initial harvest 4 months, and siwalan sap with pH 3, 4 and 5. The research method is experiment. The results showed the innovation of processing breadfruit chips using fermentation technique in the span of 9 to 21 days was relatively similar in terms of ability to improve the quality of breadfruit chips. The fermentation length and effective pH to obtain the breadfruit chips which were not hard were 9 days and pH 3. The breadfruit chips of the best experimental results had a water content of 1.16% (b/b), 4.13% (b/b) ash, 3.43% (b/b) protein, 32.15% (b/b) fat, and 59.11% (b/b) carbohydrate. The best quality of breadfruit chips was the breadfruit chips with the fermentation length of 9 days and pH 3. The favorite of people towards the best experimental results showed the average point of preference criteria.
STUDI KOMPARASI PEMBUATAN KERUPUK KEPALA UDANG DENGAN COMPOSITE FLOUR (Pati Ganyong dan Tepung Tapioka) Destrasia, Rina Fusia
Food Science and Culinary Education Journal Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Food Science and Culinary Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractGanyong merupakan umbi-umbian yang bentuknya tidak beraturan, umbinya memiliki banyak serat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas kerupuk kepala udang menggunakan composite flour (pati ganyong dan tepung tapioka) dengan perbandingan bervariasi. Kualitas kerupuk kepala udang diamati secara indrawi dengan indikator warna, rasa, aroma, tekstur. Di samping itu, juga dari daya terima masyarakat, dan kandungan gizi. Daya terima atau kesukaan masyarakat diperoleh dari hasil penilaian panelis pada uji inderawi terhadap keseluruhan indikator, sedangkan kandungan gizi hasil eksperimen terbaik ditentukan dari kadar proteinnya. Hasil penelitian:menunjukkan ada perbedaan tiap sampel kerupuk kepala udang dengan composite flour, dan secara umum sampel dengan nilai rata-rata tertinggi composite flour 7:3. Hasil analisis deskriptif pada profil kesukaan dari panelis tidak terlatih terhadap kerupuk kepala udang pada ketiga sampel cukup disukai. Hasil uji laboratorium menunjukkan kandungan protein kerupuk kepala udang dengan composite flour 5:5 sebesar 7,75%; untuk perbandingan 6:4 sebesar 8,25%, dan dan composite flour 7:3 sebesar 8,05%.Ganyong the tubers of irregular shape, its tuber have many fibre. Purpose of this study was to determine the difference in the quality of prawn crackers head of composite flour (ganyong starch and tapioca flour ) with comparison vary. The quality of prawn crackers perceive by sense with color indicator, feel, sense, texture. Despitefully, also from energy accept society, and content of gizi. Energy accept or hobby of society obtained from result of assessment of panelist at test of inderawi to overall of indicator, while content of gizi result of best experiment determined from its protein rate. Result of penelitian: showing there is difference every prawn crackers sample with flour composite, and in general sampel with highest average value of flour composite 7:3. Result of descriptive analysis at profile hobby of panelist do not train to prawn crackers at third sample is enough taken a fancy. Result of laboratory test show crackers protein content lead prawn with flour composite 5:5 equal to 7,75%; for comparison 6:4 equal to 8,25%, and and flour composite 7:3 equal to 8,05%.

Page 1 of 10 | Total Record : 92