cover
Contact Name
Markus T. Lasut
Contact Email
lasut.markus@unsrat.ac.id
Phone
+6285298070889
Journal Mail Official
jurnal.asm@unsrat.ac.id
Editorial Address
Jurnal Aquatic Science & Management, Gedung A Lantai 1, Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi, Jln. Kampus UNSRAT Bahu, Manado 95115, INDONESIA
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT
ISSN : 23374403     EISSN : 23375000     DOI : https://doi.org/10.35800/jasm.v10i1.37485
Journal of AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT publishes scientific articles of original research based on in-depth scientific study in the field of aquatic science and management, covering aspects of limnology, oceanography, aquatic ecotoxicology, geomorphology, fisheries, and coastal management, as well as interactions among them.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2018): October" : 5 Documents clear
The impacts of internal and external factors on dynamics of traditional fishermen group in Manado reclamation area of Manado City, North Sulawesi Province Wasak, Martha P; Andaki, Jardie A; Pengemanan, Jeannette F
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 6, No 2 (2018): October
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.6.2.2018.24840

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap dinamika kelompok nelayan tradisional di kawasan reklamasi Pantai Kota Manado,Provinsi Sulawesi Utara Afishermen group is a forum for fishermencooperation formed in oneregion to be able to become qualifiedfishermen. This requires that fishermen have the motion or power that can determine and influence the behavior of groups and their members in achieving their goals effectively. Fishermangroups should always be dynamic in running fishing business. This study aims to 1) analyze the factors that affectthe dynamics of traditional fishing groups in the coastal reclamation area of Manado City, and 2) determine the dynamics model of traditional fishermen groups in the coastal reclamation area of Manado City. This research wasconducted using survey method. F test statistics wasused for mixedinfluence test and t-test statistic for partial test. Multiple linear regressions was conductedto describe the dynamics of traditional fishermen group in the coastal reclamation area of Manado City. The result of this research concluded that internal (X1) and external (X2) factors together or partially hasan effect on dynamics of traditional fisherman group of coastal reclamation area of Manado City. Partially, internal sub factor (education level and experience of fishing effort) and external sub factor (the availability of capital aid and information availability) have real effect ondynamics of traditional fisherman group of coastal reclamation area of Manado City. The dynamicequationmodel of traditional coastal reclamation area of Manado CityisY = 0,770774 + 0,344691X1+ 0,388735X2.Kelompok nelayan merupakan wadah kerjasama dari nelayan dalam satu wilayah untuk dapat mencapai nelayan yang berkualitas. Hal ini mengharuskan nelayan memiliki gerak atau kekuatan yang dapat menentukan dan mempengaruhi perilaku kelompok dan anggota-anggotanya dalam mencapai tujuan secara efektif. Kelompok nelayan harus selalu dinamis dalam menjalankan usaha penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kelompok nelayan tradisional di kawasan reklamasi pantai Kota Manado, dan 2) menentukan model dinamika kelompok nelayan tradisional di kawasan reklamasi pantai Kota Manado. Penelitian ini mengunakan metode survey. Statistika Uji-F digunakan untuk uji pengaruh secara bersama-sama dan Statistika Uji-t untuk uji parsial. Regresi linear berganda dilakukan untuk menggambarkan persamaan dinamika kelompok nelayan tradisional di kawasan reklamasi pantai Kota Manado. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa faktor internal (X1) dan eksternal (X2) secara bersama-sama maupun parsial berpengaruh nyata terhadap dinamika kelompok nelayan tradisional. Secara parsial sub-faktor internal (tingkat pendidikan dan pengalaman usaha penangkapan ikan) dan sub-faktor eksternal (ketersediaan bantuan modal dan ketersediaan informasi) berpengaruh nyata terhadap dinamika kelompok nelayan tradisional. Model persamaan dinamika kelompok nelayan tradisional kawasan reklamasi pantai Kota Manado, yaitu: Y= 0,770774 + 0,344691X1+ 0,388735X2.
DNA extraction and amplification of the rbcL (ribulose-1,5-bisphosphate carboxylase/oxygenase large subunit) gene of red seaweed Gracilaria sp. from Bahoi Waters, North Minahasa Regency Hengkengbala, Irvan R; Gerung, Grevo S; Wullur, Stenly
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 6, No 2 (2018): October
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.6.2.2018.24836

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Ekstraksi DNA dan Amplifikasi gen rbcL(ribulose-1,5-bisphosphate carboxylase/oxygenase large subunit) Alga Merah Gracilaria sp. dari Perairan Desa Bahoi, Kabupaten Minahasa Utara The quality of DNA extraction and gene amplification in algae are influenced by several factors includingthe characters and components of the algal cell wall. Therefore, extraction procedure that successfully works in one species of algae mayfail for another type of algae.  The present study was aimed to examine several DNA extraction techniquesand rbcL (ribulose-1,5-bisphosphate carboxylase/oxygenase large subunit)gene amplifications of Gracilaria sp. collected inBahoi, North Minahasa (126043’48’’N 12501’33”E). DNA genom of Gracilariasp. was extracted using conventional method (CTAB, Cetyltrimethyl ammonium Bromide), and commercial extraction kits (innuPrep Plant DNA Kit and Geneaid Genomic Plant Mini Kit). Amplification of rbcLgene employed 2 primers (rbcL-aF; ATGTCACCACAAACAGAGACTA AAGC, rbcL-aR; GTAAAATC-AAGT CCACCRCG, and rbcL-1F ATGTCACCACAAACAGAAAC, rbcL-724R TCGCATGTA-CC TGCAGTAGC under 2 different annealing temperatures (45 and 500C). Genomic DNA of Gracilariasp. was successfully extracted using Geneaid DNA Mini Kit (Plant) indicated by a DNA band on the agarose gel. RbcLgene of Gracilaria sp. could be amplified using primer 1F-724R and annealing temperature at 500C indicated bya sharp DNA band at 300-400 bp (1kb marker, Solis Biodyne) as a partial amplification of the target gene.Kualitas hasil ekstraksi DNA dan amplifikasi gen pada alga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah karakter dan komponen penyususun dinding sel alga itu sendiri. Oleh karena itu, prosedur ekstraksi yang berhasil dilakukan pada pada satu jenis alga dapat saja gagal dilakukan untuk jenis alga lainnya.  Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji beberapa teknik ekstraksi DNA dan kondisi amplifikasi gen rbcL(ribulose-1,5-bisphosphate carboxylase/oxygenase large subunit) pada alga jenis Gracilariasp. dari perairan Bahoi, Minahasa Utara (126043’48’’N 12501’33”E).  Ekstraksi DNA Gracilaria sp. dilakukan menggunakan metode konvensional (CTAB, Cetyltrimethyl ammonium Bromide), dan menggunakan kit ekstraksi komersil (innuPrep Plant DNA Kitdan Geneaid Genomic Plant Mini Kit). Amplifikasi gen rbcLdilakukkan menggunakan 2 pasang primer (rbcL-aF; ATGTCACCACAAACAGAGACTA AAGC, rbcL-aR; GTAAAATCAAGTCCACCRCG, dan rbcL-1F ATGTCACCACA AACAGAAAC, rbcL-724R TCGCATGTACCTGCAGTAGC dan 2 kondisi suhu annealingberbeda(45 dan 500C). DNA genom alga (Gracilariasp.) dapat diekstraksi menggunakan prosedur Geneaid DNA Mini Kit (Plant) yang ditandai adanya pita DNA pada gel agarose. Gen rbcLof Gracilaria sp. dapat diamplifikasi menggunakan pasangan primer rbcL1F dan 724R pada suhu annealing 500C yang ditandai dengan adanya pita DNA tebal pada posisi sekitar 300-400 bp (1kb marker, Solis Biodyne).  Munculnya pita DNA target pada posisi tersebut mengindikasikan keberhasilan amplifikasi gen target secara parsial.
Study on ecotourism development in Olele Coastal Area, Bone Bolango Regency, Gorontalo Province Mahale, Moch Machtino A; Mandagi, Stephanus V; Lasut, Markus T
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 6, No 2 (2018): October
Publisher : Graduate Program of Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.6.2.2018.24837

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Studi pengembangan ekowisata di Kawasan Pesisir Olele, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo The purpose of this research is to evaluate coral reef and reef fish condition in coastal waters of Olele village; to study the feasibility of ecotourism development in that area and to formulate ecotourism development strategy. This study reveals that theecological condition of Olele waters is good, and it was shown bythe average coral cover which ishigher than 50%. Similarly, fish species is in very high abundance, with a total of 36 species and a total number of more than 12.993 fish, wherePseudanthias tukais the highest population. In terms of ecotourism feasibility development, total of Pirkins Score were 3,2, andthis can be categorized as moderate, meaning that Olele coastal area can be developed as ecotourism area. Finally, strategies for ecotourism development of Olele coastal area are; a) using Olele coastal resources for ecotourism destiny by promoting conservation values, b) infrastructure ecotourism development needs to be improved, c) integratrated ecotourism management policies should be included in policy for development of Kabupaten (disrict) government level; d) development of ecotourism need to cooperation between district government and private sectors.Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kondisi terumbu karang dan ikan karang yang berada di perairan pesisir Olele, mengkaji kelayakan pengembangan ekowisata di kawasan pesisir Olele dan merumuskan strategi pengembangan kawasan ekowisata. Dari hasil penelitian dan analisis data, kondisi ekologi perairan Olele berada pada kategori baik: karang pada stasiun 1 rata-rata memiliki tutupan karang hidup >50%, artinya bahwa keragaman karang tinggi. Sama halnya dengan spesies ikan, jumlah species sebanyak 36 spesies dan total jumlah individu sebanyak 12.993 dimana spesies terbanyak yaitu Pseudanthias tuka. Selanjutnya analisis kelayakan pengembangan ekowisata, total nilai scoringPirkins 3,2 atau berada pada level moderat, artinya dapat dikembangkan menjadi kawasan ekowisata. Untuk pengembangan ekowisata dikawasan Pesisir Olele, di rekomendasikan beberapa strategi yaitu; a) memanfaatkan sumberdaya pesisir sebagai target utama ekowisata dengan menjunjung nilai-nilai konservasi, b) infrastruktur penunjang pengembangan ekowisata perlu dibenahi, c) perlu dibuat kebijakan pengelolaan dan pengembangan ekowisata secara terpadu antar pemerintah daerah, d) adanya kerja sama antara pemerintah dan pihak swasta dalam hal pengelolaan objek wisata.
Living coral cover and genera diversity of coral Scleractinia in eastern coastal of Minahasa Regency, North Sulawesi Pakasi, Ivone F; Lumingas, Lawrence J.L; Kepel, Rene Ch; Rondonuwu, Arie B
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 6, No 2 (2018): October
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.6.2.2018.24838

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Tutupan karang hidup dan keanekaragaman genera karang Scleractinia di Pantai Timur Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara The coastal waters east of Minahasa Regency of North Sulawesi Province is one of the areas of water that have the potential to be used as Marine Protected Areas. This study provides information on the condition of coral reefs on the eastern coast of Minahasa Regency, especially in Kamenti and in Toloun. Sampling withSCUBA was conducted using lifeform categories and transects in the form of a 50 m measuring tape with 'Line Intercept Transect' techniqueat thedepthsof 5 m, 10 m and 15 m. The condition of coral reefs in the eastern coastal waters of Minahasa Regency is generally 'good'. The percentage of coral cover in Kamenti was categorized'good', while in the waters Toloun are in a state of 'average'. Genera richness on both sites can be quite high, intotal there are44 genera with 35 genera in Kamenti and 38 genera in Toloun. Kamenti station with the depth of 15 m hasthe highest conservation value because in addition to having the highest number of genera (32 genera), it has also the highest Shannon index (3.35), the highest genera richness index (8.29), the highest genera evenness index (0, 97) and the lowest dominance index (0.12). There is no apparent correlation between the percentage of live coral cover with the number of genera or the Shannon index. But the high percentage of live coral cover is not always identical with the high genera richness; the maximum genera richness is at the intermediatecover level.Perairan pantai sebelah timur Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu kawasan perairan yang berpotensi untuk dijadikan Kawasan Konservasi Perairan. Penelitian ini memberikan informasi tentang kondisi terumbu karang di pantai timur Kabupaten Minahasa khususnya di Kamenti dan di Toloun. Sampling dengan menggunakan SCUBA dilakukan dengan metode kategori lifeformdan menggunakan transek berupa pita meteran sepanjang 50 m dengan teknik ‘Line Intercept Transect‘  pada kedalaman 5 m, 10 m dan 15 m. Kondisi terumbu karang di perairan pantai timur Kabupaten Minahasa umumnya ‘baik’. Persentase tutupan karang batu di Kamenti berada pada kategori ‘baik’ sedangkan di perairan Toloun berada pada kondisi ‘sedang’. Kekayaan genera pada kedua lokasi penelitian dapat dikatakan cukup tinggi yakni secara total terdapat 44 genera dengan masing-masing 35 genera di Kamenti dan 38 genera di Toloun. Stasiun Kamenti kedalaman 15 m adalah yang paling tinggi nilai konservasinya karena selain memiliki jumlah genera terbanyak (32 genera), juga memiliki indeks Shannon tertinggi (3,35), indeks kekayaan genera tertinggi (8,29), indeks kemerataan genera tertinggi (0,97) dan indeks dominasi terendah (0,12). Tidak terdapat hubungan yang nyata antara persentase tutupan karang hidup dengan jumlah genera atau indeks Shannon. Tetapi persentase tutupan karang hidup yang tinggi tidak selalu indentik dengan tingginya kekayaan genera; kekayaan genera maksimun berada pada tingkat tutupan menengah.
Environmental condition to fish culture using floating cage in Manalu Cluster, Sangihe Islands Regency Lano, Inayati H.G.M; Ngangi, Edwin L.A; Lasut, Markus T
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 6, No 2 (2018): October
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.6.2.2018.24839

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Kondisi lingkungan perairan untuk budi daya ikan dengan sistem karamba jaring apung di Perairan Klaster Manalu, Kabupaten Kepulauan Sangihe Manalu and it surroundings cluster is a zone which is designatedas a development center for agropolitan and minapolitan region and as a marine and coastal aquaculture center which include Manalu Bay, South Tabukan sub-district, South East Tabukan sub-district, and Center Tabukan sub-district. Hangke,Sensahang/Ensahange, Talawe, Kalagheng, Mutung and Bembiha areasareincluded inthis cluster, although noresearch has been conducted to studythis area. Datacollected includewater quality parameters, data about convenience and risk factor. Data about convenience and risk factorwas collected by interview with persons who consider as those who know best about the site and do marine culture for living. Water quality parameters was collected by doing measurementonsalinity, temperature, disolved oxygen, visibility, pH, water depth and current velocity  in 4 representative areas.The collected data showthat convenience factor was high and risk factor waslow. Due to lowwater depth and lowvisibility, area 1and 2 was not recomended for futher development for marine culture with floating cage construction. Area 3 and 4 can be recomended for futher development because data result show good value.Klaster Manalu dan sekitarnya merupakan zona yang diperuntukkan untuk pusat pengembangan kawasan agropolitan dan minapolitan, dan pusat budi daya pantai dan laut di mana meliputi Teluk Manalu, Kecamatan Tabukan Selatan, Kecamatan Tabukan Timur, dan Kecamatan Tabukan Tengah. Perairan Hangke, Sensahang/Ensahange, Talawe, Kalagheng, Mutung, dan Bembiha masuk dalam klaster ini, meskipun belum ada penelitian dilakukan untuk mengkaji hal tersebut. Data yang dikumpulkan meliputi parameter kualitas air, faktor kenyamanan, dan faktor risiko. Data faktor kenyamanan dan risiko dikumpulkan menggunakan teknik wawancara kepada masyarakat, yang mengetahui tentang keberadaan daerah tersebut. Parameter kualitas air dikumpulkan dengan cara melakukan pengukuran terhadap salinitas, suhu, oksigen terlarut, kecerahan, pH, kedalaman, dan kecepatan arus pada 4 lokasi yang dipilih. Hasil analisis menunjukkan, bahwa faktor kenyamanan berada pada tingkatan tinggi dan faktor risiko berapa pada tingkatan rendah. Dalam hal kondisi perairan, karena kedalaman dan kecerahan rendah pada Lokasi 1 dan 2, maka lokasi tersebut tidak dianjurkan untuk dilakukan pengembangan budi daya laut menggunakan kurungan jaring apung (KJA). Lokasi 3 dan 4 dapat dianjurkan untuk dilakukan pengembangan karena hasil pengamatan menunjukkan nilai yang “baik”.

Page 1 of 1 | Total Record : 5