cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 3 (2019): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat" : 16 Documents clear
STRATEGI TANGGUNG JAWAB SOSIAL STARBUCK DALAM MEWUJUDKAN LINGKUNGAN YANG BERKELANJUTAN Alima Fikri Shidiq; Fitri Hajar Purnama; Santoso Tri Raharjo; Sahadi Humaedi
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2019): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v6i3.26207

Abstract

ABSTRAK Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan ke 17 tujuan SDG ini dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat Indonesia mulai dari masyarakat itu sendiri, akademisi, pemerintahan hingga pihak swasta. Dengan melibatan pihak swasta dalam mewujudkan SDGs diharapkan akan membawa dampak lebih luas terhadap masyarakat, mengingat bahwa di Indonesia banyak terdapat perusahaan yang bergerak di bidang usaha pelayanan baik barang ataupun jasa kepada masyarakat Indonesia. Salah satu cara yang bisa dilakukan perusahaan dalam mewujudkan tujuan tersebut yaitu melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Hal ini ditanggapi positif oleh berbagai pihak, salah satunya Starbucks Coffee Company yang mengusung tujuan SDGs ke dalam program CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan. Sebagai green company Starbuck mengambil peran dalam pembangunan lingkungan berkelanjutan sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya melalui program CSR yang diintegrasikan dengan strategi marketing. Adapun program CSR tersebut dilakukan baik secara langsung kepada masyarakat, bermitra dengan lembaga sosial ataupun kepada konsumennya.  ABSTRACT The Government of Indonesia is committed to realizing these 17 SDG objectives by involving all components of Indonesian society from the community itself, academics, government to the private sector. By involving the private sector in realizing SDGs, it is expected to have a wider impact on the community, given that in Indonesia there are many companies engaged in the business of providing goods or services to the people of Indonesia. One way companies can do in realizing thes e goals is through corporate social responsibility (CSR) programs. This was positively responded by various parties, one of which was Starbucks Coffee Company which brought the SDGs goals into the company's CSR (Corporate Social Responsibility) program. As a green company Starbuck takes a role in the development of environmentally sustainable as a form of social responsibility through CSR programs that are integrated with marketing strategies. The CSR program is carried out either directly to the community, in partnership with social institutions or to consumers.
STRENGTH PERSPECTIVE: MEMETAKAN POTENSI PELAKU USAHA KECIL DAN MIKRO DI DESA MARGALUYU Santoso Tri Raharjo; Sahadi Humaedi; Nurliana Cipta Apsari; Meilanny Budiarti Santoso
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2019): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v6i3.25669

Abstract

Strength perspective mengarahkan pada pandangan bahawa bahwa setiap orang, kelompok atau masyarakat sesungguhnya memiliki sumber kekuatan, baik yang bersumber pada diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Pandangan ini dapat memandu setiap diri manusia, kelompok, organisasi, masyarakat; atau entitas sosial, ekonomi, dan budaya lainnya yang dengan sisi positifnya semestinya menjadi modal utama untuk mandiri, maju dan berkembang. Demikian pula dalam memetakan usaha mikro di perdesaan, dimana perpektif kekuatan berkaitan erat dengan pemberdayaan atau keberdayaan (empowered) usaha tersebut. Selain sumber-sumber potensial lainnya, seperti aset-aset fisik, ekonomi, dan budaya; perspektif ini menekankan perlunya pemanfaatan aset-aset sosial (social capital) potensial di masyarakat. Pandangan kekuatan (strength perspective) merupakan salah alternative upaya memetakan potensi usaha mikro-kecil di desa, agar hasilnya lebih positif dan fair. Banyak usaha kecil dan mikro yang tetap bertahan hingga kini, membuktikan bahwa mereka memiliki kekuatan. Lalu apa yang menjadi sumber kekuatan mereka, hingga dapat survive di tengah perubahan sosial dan teknologi informasi yang begitu cepat. Namun demikian, perubahan sosial dan kemajuan teknologi saat ini pun semestinya dapat berdampak positif bagi perkembangan usaha mereka. Artikel ini berupaya untuk menggambarkan dan menjelaskan bagaimana pandangan berbasis kekuatan (strength perspective) dalam memetakan potensi usaha mikro-kecil di desa, sebagai salah satu alternatif. Kajian dalam artikel ini dilandasi oleh pemikiran bahwa sesungguhnya setiap pelaku usaha mikro-kecil di desa memiliki kekuatan berikut dengan ragam sumber dan potensinya. Beragam sumber dan potensi tersebut bisa disadari atau pun tidak oleh pelaku usaha mikro-kecil (UMK) tersebut. Strength perspective leads to the view that every person, group or community actually has a source of strength, both originating from themselves and the environment around them. This view can guide every human being, group, organization, society; or other social, economic, and cultural entities that on the positive side should be the main capital to be independent, advanced and developing. Likewise in mapping microbusinesses in rural areas, where the strength perspective is closely related to empowering or empowering the business. In addition to other potential sources, such as physical, economic and cultural assets; This perspective emphasizes the need to utilize potential social assets in the community. The strength perspective is an alternative effort to map the potential of micro-small businesses in the village, so that the results are more positive and fair. Many small and micro businesses that have survived until now, prove that they have strength. Then what is the source of their strength, so they can survive in the midst of social change and information technology so fast. However, current social changes and technological advances should have a positive impact on the development of their businesses. This article seeks to describe and explain how a strength based perspective in mapping the potential of micro-small businesses in the village, as an alternative. The study in this article is based on the idea that every micro-small business actor in the village has the following strengths with various sources and potentials. The various sources and potentials can be realized or not by the micro-small business (UMK).
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI PROGRAM BERBAGI SEHAT OLEH PT UNILEVER Aida Nurbaiti; Intania Ihsani; Santoso Tri Raharjo; Sahadi Humaedi
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2019): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v6i3.26212

Abstract

ABSTRAK  Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran program Coorporate Social Responsibility (CSR) Lifebuoy Berbagi Sehat dalam memberikan pemahaman dan juga sosialisasi pentingnya menjaga kesehatan sejak dini, pembangunan fasilitas kesehatan dan revitalisasi dokter kecil. Tujuan utama program ini untuk menggugah dan membangun kesadaran masyarakat terutama generasi muda tentang pentingnya pola hidup bersih dan sehat dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fokus utamanya cuci tangan pakai sabun secara baik dan benar menggunakan air bersih mengalir sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. “Bersih Pangkal Sehat, Sehat Pangkal Lifebuoy,” mengulas kampanye Lifebuoy Berbagi Sehat (LBS) sebagai program untuk berbagi citra dan memperlihatkan kepedulian sosial perusahaan. Lifebuoy menyisihkan Rp10,- dari setiap penjualan sabun untuk pengadaan sarana mandi, cuci dan kakus (MCK) dan air bersih. Program ini menggambarkan LBS sebagai program edukasi kesehatan pada masyarakat tentang pentingnya memiliki lingkungan yang bersih melalui sarana MCK. LBS merupakan contoh penerapan konsep pemasaran berdimensi sosial (cause - related marketing) , yakni program pemasaran yang diarahkan untuk memecahkan salah satu masalah di masyarakat yakni kebersihan atau kesehatan. ABSTRACT   This article aims to find out how the role of the Lifebuoy Corporate Sharing Corporate Social Responsibility (CSR) Healthy Sharing program in providing understanding and also the s ocialization of the importance of maintaining health from an early age, the construction of health facilities and the revitalization of small doctors. The main purpose of this program is to inspire and build public awareness, especially the younger generat ion, about the importance of a clean and healthy lifestyle in their daily activities. "Bersih Pangkal Sehat, Sehat Pangkal Lifebuoy," reviewed the LBS campaign as a program to share images and show corporate social care. Lifebuoy has set aside Rp10 from ea ch sale of soap for the provision of bathing, washing and toilet facilities and clean water. This program describes LBS as a health education program for the community about the importance of having a clean environment through toilet facilities. LBS is an example of the application of the concept of social dimension marketing (cause - related marketing), which is a marketing program that is directed to solve one of the problems in the community namely hygiene or health . 
EDUKASI SANITASI LINGKUNGAN DENGAN MENERAPKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA KELOMPOK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN ASUH ANAK MUSLIM AR-RIDHO TASIKMALAYA Intania Ihsani; Meilanny Budiarti Santoso
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2019): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v6i3.22987

Abstract

Tahun 2015 kondisi sanitasi di Indonesia masih dalam kondisi buruk. Masih banyak kegiatan yang mengakibatkan tercemarnya sanitasi, salah satunya yaitu BABs. Perilaku BAB di area terbuka seperti sungai telah menjadi kebiasaan yang sering dilakukan oleh kebanyakan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai. Aktivitas tersebut mengakibatkan terkontaminasinya sumber air. Pada umumnya masyarakat menengah kebawah masih menganggap bahwa masalah hidup bersih dan sehat merupakan urusan pribadi yang tidak terlalu penting. Berdasarkan kondisi tersebut, edukasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bagian dari peningkatan kesadaran terhadap sanitasi lingkungan sangat diperlukan tidak hanya untuk kelompok usia dewasa, tapi juga kelompok usia prasekolah. Karena pada kisaran umur pada kelompok tersebut, manusia belajar melalui pengamatan terhadap lingkungan sekitar termasuk kegiatan yang dilakukan oleh orang tua dan gurunya. Maka dari itu peran orang tua di rumah dan guru di sekolah sangatlah penting dalam memberikan edukasi mengenai sanitasi lingkungan. Edukasi dapat disampaikan tidak hanya dalam bentuk formal, namun pemberian contoh dalam kehidupan sehari-hari seperti mencuci tangan sebelum beraktivitas dan menggunakan toilet dengan baik dan benar dinilai penting untuk meningkatkan kesadaran sanitasi lingkungan. Dengan dimulainya kebiasaan yang dilakukan sejak dini, anak akan mulai terbiasa dan mempraktekkannya di kemudian hari. Diharapkan, kelompok usia prasekolah dapat menjadi agen perubahan dalam menerapkan hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur yang berfokus pada edukasi sanitasi lingkungan untuk kelompok usia prasekolah dengan menerapkan program Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).  In 2015 sanitation conditions in Indonesia are still in poor condition. There are still many activities that cause pollution to sanitation, one of which is Open Defecation. Defecation behavior in open areas such as rivers has become a habit that is often done by most people who live on the banks of the river. These activities resulted in contamination of water sources. In general, the middle class and below still consider that the problem of clean and healthy living is a personal matter that isn't too important. Based on these conditions, education about The pattern of clean and healthy life (PHBS) as part of increasing awareness of environmental sanitation is needed not only for the adult age group, but also the preschool age group. Because in the age range of the group, humans learn through observation of the surrounding environment, including activities carried out by parents and teachers. Therefore the role of parents at home and teachers at school is very important in providing education about environmental sanitation. Education can be delivered from giving examples in daily life such as washing hands before doing activities and using the toilet properly. With the start of the habit that is done early, the child will start to get used to it. It’s hoped that preschool age groups can be agents of change in implementing clean and healthy living in everyday life. This study uses a literature study method that focuses on environmental sanitation education for preschool age groups by implementing The pattern of clean and healthy life (PHBS) program.
PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT OLEH PT PERTAMINA DI DESA PANGKALAN BABAT, KECAMATAN RAMBANG DANGKU, MUARA ENIM DI SUMATERA SELATAN Ade Irma Sakina; Nur Aftina; Santoso Tri Raharjo; Risna Resnawaty
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2019): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v6i3.26208

Abstract

ABSTRAK Corporate Social Responsibility (CSR) pada peningkatan ekonomi yang berkelanjutan sebagai bentuk komitmen perusahaan, bahwa adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan. Seperti PT.PERTAMINA yang melaksanakan CSR di Desa Pangkalan Babat, Kecamatan Rambang Dangku, Muara Enim Di Sumatera Selatan. Perusahaan energi tersebut melaksanakan program CSR pada bidang pengembangan masyarakat. Artikel ini menggunakan kajian metode penelitian menggunakan kajian pustaka dan hasilnya menunjukkan bagaimana hubungan antara program CSR PT PERTAMINA tersebut dengan konsep CSR dan pengembangan masyarakat. Corporate Social Responsibility (CSR) on economic improvement supported by corporate commitment, corporate or world commitment to contributions in economic development supported by corporate social responsibility and emphasizes balance in relation to assistance to the economic, social and environmental sectors. Such as PT. PERTAMINA which implemented CSR in Pangkalan Babat Village, Rambang Dangku District, Muara Enim in South Sumatra. The energy company is implementing CSR programs in the field of community development. This article uses a study of research methods using a literature review and research results regarding the relationship between PT PERTAMINA's CSR program and the concept of CSR and community development.
PELAKSANAAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI WUJUD CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY MELALUI PROGRAM BPJS KETENAGAKERJAAN Akbar Ginanjar Saputra; Nurul Khansa Nadhifah; Meta Noya Tri Ananda; Santoso Tri Raharjo; Risna Resnawaty
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2019): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v6i3.26213

Abstract

AbstrakImplementasi Corporate Social Responsibility (CSR) dapat diwujudkan dalam peran sosial perusahaan terhadap lingkungan internal perusahaannya, yaitu kesejahteraan hidup para karyawannya. Peningkatan kesejahteraan karyawan menjadi salah satu strategi yang mampu meningkatkan partisipasi, motivasi serta loyalitas karyawan sebagai usaha perusahaan untuk meningkatkan jaminan kepada para tenaga kerjanya. Kesejahteraan sangat berarti bagi karyawan dalam memenuhi kebutuhan - kebutuhan mereka beserta keluarga. Hal tersebut juga terdapat di Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang system jaminan sosial nasional pasal 13 bahwa, “pemberi kerja secara bertahap wajib mendaf tarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada badan penyelenggara jaminan sosial, sesuai dengan program jaminan sosial yang diikuti”. Sebagai program asuransi sosial nasional yang memberikan perlindungan untuk meningkatkan kesejahteraan semua orang pekerja, termasuk pekerja informal BPJS terbagi menjadi dua yaitu kesehatan dan ketenagakerjaan. BPJS ketenagakerjaan berpengaruh penting dalam menciptakan kesejahteraan karyawan dengan program perlindungan dasar yang menjamin masa depan pekerja termasuk p erlindungan dari ketidakpastian seperti risiko sosial dan ekonomi yang bisa terjadi seperti kecelakaan kerja, sakit, kematian serta tujungan pensiun. Keempat program tersebut memiliki manfaat yang berbeda, iuran setiap program yang juga berbeda besarnya se rta tidak semua peserta dapat mengikuti keempat program perlindungan sosial - ekonomi tersebut dikarenakan terdapat kualifikasi berbeda sesuai dengan jenis kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Terdapat empat jenis kepersertaan yaitu pekerja Penerima Upah, peker ja Bukan Penerima Upah (BPU), pekerja Jasa Konstruksi (Jakon) dan pekerja migran Indonesia (PMI). Maka dari itu peneliti bertujuan untuk mengkaji dan menggambarkan wujud kesejahteraan karyawan melalui program BPJS ketenagakerjaan dengan menggunakan pendeka tan kualitatif dan studi literatur.  

Page 2 of 2 | Total Record : 16


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 7, No 2 (2020): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2020): Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2019): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 2 (2019): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2019): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2018): Vol 5, No. 1 (2018): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 3 (2018): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2018): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2018): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2018): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2017): PROSIDING PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 4, No 3 (2017): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2017): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2017): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2017): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2017): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2017): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 3 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 3 (2016): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2016): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2016): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 3 (2015): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 3 (2015): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2015): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2015): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2015): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2015): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat More Issue