Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Analisis Tingkat Risiko Dan Penerapan Smk3 Pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Mangusada Badung I Ketut Sutapa; I Wayan Suasira; Putu Hermawati; I Putu Arya Setya Dharma
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Pusat Penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.564 KB) | DOI: 10.30630/jipr.17.1.213

Abstract

Every construction project, whether high-tech or simple, has risks in the implementation process. there-fore it is necessary to establish a Project Safety Management (PSM), to minimize the risk of occupational safety and health (OSH) of construction project. However there are still many construction companies that are lacking in identifying risks of occupational safety and health(OSH) of construction project and implementing an occupational Project Safety Management (PSM)) in the process of implementing a con-struction project. The purpose of this study was to determine the level of risk occupational safety and health based on existing risk factors, and to measure the application level of SMK3 in a construction pro-ject. In this study, the object of the case study was the construction project of the Mangusada Badung Regional General Hospital, at the time of finishing work. After carrying out risk identification, 4 risk fac-tors are obtained, namely human, material, equipment and environmental factors. then the results of the identification are processed, and the level of risk obtained from the implementa-tion of the Mangusada Badung Regional General Hospital Development Project is included in the Medium Category, with a risk value of 6. Meanwhile, the implementation of the Project Safety Management (PSM) of the Mangusada Badung Regional General Hospital Construction Project was included in the good cate-gory with a total application value of 83%. Hopefully this research will serve as a reference in identifying occupational safety and health (OSH) risks, and a reference in implementing the Occupational Project Sfety Manajemen (PSM).
PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH ANTARA BETON NORMAL DAN BETON INTEGRAL WATERPROOFING I Made Jaya; I Made Suardana Kader; I Wayan Suasira; I Putu Indra Yuda
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 17 No 3 (2017): November
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.049 KB) | DOI: 10.31940/logic.v17i3.642

Abstract

Beton adalah massa padat hasil campuran dari agregat halus, agregat kasar, air dan semen portland dengan atau tanpa bahan tambah. Beton Integral waterproofing merupakan campuran beton dengan penambahan waterproofing integral yang bertujuan untuk memperbaiki sifat beton terhadap ketahanan air. Penambahan Integral waterproofing juga akan berpengaruh terhadap kuat tekan maupun kuat tarik belah pada beton yang dihasilkan. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah beton, dengan perlakuan yang diberikan pada benda uji meliputi: benda uji dengan penambahan Integral waterproofing dan benda uji normal. Benda uji direncanakan dengan mutu f’c 25 Mpa, dengan jumlah masing-masing benda uji untuk uji kuat tekan sebanyak 15 buah, sedangkan untuk pengujian kuat tarik belah masing-masing menggunakan 5 buah benda uji. Hasil pengujian menunjukkan terjadi penurunan kuat tekan karakteristik sebesar 7,62% pada beton integral terhadap beton normal. Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan air untuk pencampuran waterproofing integral. Sedangkan dari uji kuat tarik belah (fct) rata-rata beton, terjadi peningkatan sebesar 3,52% pada beton integral, yaitu dari fct = 10.22 MPa pada beton normal sedangkan pada beton integral nilai fct = 10.58 MPa.
Analysis of The Implementation of Occupational Health and Safety Management System on Workers Productivity on Structural Finishing Works of Reinforced Concrete Columns I Made Anom Santiana; I Gede Sastra Wibawa; I Made Tapayasa; I Wayan Suasira; I Ketut Sutapa
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 18 No 3 (2018): November
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.765 KB) | DOI: 10.31940/logic.v18i3.1127

Abstract

The implementation of the project from year to year is significantly improved on implementation aspects of cost, quality, and time, in order to manage the use of human resources to be realistic. Occupational health and safety in a company is often ignored especially for companies which are doing project developments. This also affects the occupational safety of the workers and occupational illness arisen after the projects have been implemented. So in running safe business, occupational health and safety management Systemshould be implemented consistently. The research was conducted in the project of Dialog Villa Petitenget, Cendrawasihstreet, Denpasar, with 15 workers as sample. The implementation of occupational health and safety management systemcan ease the workload of the workers of the structural finishing works of reinforced concrete columns. This is proved by analysis on the treatment group ((p-value< 0.05). This shows that the workloads felt by group P1 (group which implement occupational health and safety management System are lighter than the ones felt by group P0 (group which do not implement the system). The decrease in workload felt by group P1 is 4%. The implementation of occupational health and safety management system can increase work productivity on the construction project of reinforced concrete structure columns. This is proven by the productivity analysis result which shows that the productivity increase experienced by group P1 is 25% with significance level (p-value<0.05). Thus, the implementation of occupational health and safety management system on the structural finishing works of reinforced concrete columns is proven to be able to improve work productivity
Effectiveness of Using Hollow as Column Formwork Amplifier Compared with Wood Beam I Wayan Suasira; I Made Tapayasa; I Ketut Sutapa; I Made Anom Santiana
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 20 No 2 (2020): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31940/logic.v20i2.1272

Abstract

In terms of cost utilization, formwork is the largest cost component in concrete work on a building project. The cost for formwork is about 40-60% [6] of the cost of concrete work or about 10% of the total cost of building construction. With two methods of formwork i.e. conventional and half system formwork, the authors want to know the comparison of which formwork method is best in the aspect of cost savings, and the execution time for the formwork of columns on the Standard Villa project. From 2 (two) methods proposed then it is chosen the second method; that is formwork column with method of half system as best alternative. The savings can be done from the first method to the second method as much as 26.17%, while in terms of savings time that can be done with method 2 is equal to 5% of method 1
PENGGUNAAN KONTROL MASSA AKTIF UNTUK MEREDAM GETARAN STRUKTUR SKALA BESAR I Made Suardana Kader; I Wayan Suasira; I Made Jaya; Kadek Adi S
Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika Vol 4 No 2 (2014): MATRIX - Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan perkembangan teknologi dewasa ini, struktur skala besar dengan bobot kecil menjadi trend baru karena dapat mengurangi biaya dan energi. Akan tetapi, semakin kecil rasio antara berat dan ukuran struktur tersebut akan menyebabkan struktur lebih lentur sehingga menjadi sangat sensitif terhadap masalah getaran. Ketidakkakuan struktur telah menyebabkan banyak masalah vibrasi, sehingga perlu dikembangkan suatu konsep perancangan konstruksi bangunan yang mampu secara aktif beradaptasi terhadap beban-beban dinamik. Dalam hal ini respon struktur yang berupa perpindahan, kecepatan dan percepatan yang terjadi akibat beban luar dinamik dapat dikendalikan dengan menggunakan suatu sistem kontrol yang bekerja secara aktif dan mampu beradaptasi terhadap gangguan luar yang bekerja pada struktur tersebut, dengan demikian karakteristik dan perilaku dinamik dari struktur bangunan dapat diperbaiki dan ditingkatkan.Beberapa sistem untuk membatasi gerakan struktur bangunan tinggi yang terjadi akibat gempa dan angin diantaranya adalah peredam massa aktif (Active Mass Damper) dan Tuned Mass Damper (TMD) yang telah banyak diaplikasikan di negara-negara maju. Namun demikian, sampai saat ini masih terus dilakukan penelitian-penelitian untuk mendapatkan gaya kontrol yang stabil dan efektif agar diperoleh struktur yang aman, nyaman, dan handal sesuai dengan persyaratan dan peraturan-peraturan yang berlaku.
PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJAAN PEMBESIAN BALOK STRUKTUR BETON BERTULANG DI PROYEK WATERMARK HOTEL & SPA, KEDONGANAN Anom Santiana; Sastra Wibawa; I Made Tapa Yasa; I Wayan Suasira
Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika Vol 5 No 2 (2015): MATRIX - Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beban kerja berlebih serta kelelahan akibat bekerja dapat menurunkan tingkat ketelitian dan kecepatankerja yang berdampak pada keterlambatan waktu pelaksanaan, pembengkakan biaya dan timbulnya kecelakaan serta sakit akibat kerja. ILO (2013) menyatakan setiap hari terjadi kecelakaan kerja mengakibatkan korban fatal kurang lebih 6000 kasus. Memperhatikan hal tersebut, dilakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan SMK3 terhadap penurunan beban kerja, keluhan otot, tingkat kelelahan, kecepatan waktu pelaksanaan dan produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan pembesian balok. Dengan tujuan mengukur produktivitas kerja dengan penerapan SMK3, serta manfaatnya pada penyedia jasa konstruksi.Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental sungguhan (randomized pre and post controlgroup design) yang menggunakan dua kelompok yaitu kelompok yang tidak menerapkan SMK3 (kelompokkontrol) dan kelompok yang menerapkan SMK3 (kelompok perlakuan). Pada masing – masing kelompok terdiri dari 5 orang subjek.Dari hasil analisis terbukti kelompok perlakuan mengalami penurunan beban kerja sebesar 4%,penurunan keluhan otot sebesar 10% dan penurunan tingkat kelelahan sebesar 10%. Penurunan ini dapat mempercepat waktu penyelesaian pembesian balok hingga 6 hari dari kelompok kontrol. Percepatan waktu pelaksanaan meningkatkan keuntungan mandor kelompok perlakuan sebesar Rp. 10.358.410,00 sedangkan keuntungan mandor kelompok kontrol hanya Rp. 6.516.878,00. Sehingga keuntungan mandor kelompok perlakuan lebih besar 59%. Analisis produktivitas kerja juga menunjukan kelompok perlakuan mengalami peningkatan sebesar 67%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan SMK3 dapat meningkatkan produktivitas kerja serta efisien waktu pelaksanaan.
MENENTUKAN ORIENTASI BATANG DIAGONAL PADA PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BATANG I Wayan Suasira; I Made Tapayasa; Made Anom Santiana; Gede Sastra Wibawa
Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika Vol 4 No 1 (2014): MATRIX - Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orientasi batang diagonal pada suatu konfigurasi rangka batang, akan mempengaruhi jumlah bahanyang diperlukan dalam membentuk struktur rangka batang yang direncanakan. Hal ini disebabkan karena suatu orientasi tertentu pada batang diagonal akan memberikan respon yang berbeda dalam menerima beban, dibandingkan dengan orientasi yang lain. Empat alternatif konfigurasi rangka batang yang orientasi batang diagonalnya diubah-ubah dianalisis untuk mendapatkan jumlah bahan yang diperlukan dan besar lendutan yang terjadi di tengah bentang, akibat beban vertikal yang sama. Diperlukan upaya penataan konfigurasi rangka batang, khususnya dalam menentukan orientasi batang diagonal agar nantinya diperoleh jumlah pemakaian material yang optimum.Dari keempat input alternatif tersebut. ternyata alternatif I menghasilkan jumlah bahan yang palingsedikit, namun alternatif II mempunyai konfigurasi yang lebih kaku. Pilihan konfigurasi jatuh pada alternatif yang menggunakan bahan paling sedikit. Namun lendutannya tidak melebihi batas yang diperkenankan.
PERBANDINGAN DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG ANTARA METODE GARIS LELEH DAN METODE ELEMENT SHELL PADA PELAT STUDI KASUS GEDUNG SMPN 4 PETANG I Made Suardana Kader; I Wayan Suasira; I Made Jaya; I Nengah Adi Meirawan
Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika Vol 6 No 2 (2016): MATRIX - Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.317 KB)

Abstract

Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode pembebanan garis leleh dan metode pembebanan element shell. Tujuan dari analisis ini adalah : (1). Untuk mengetahui jumlah tulangan struktur yang dihasilkan dari kedua metode tersebut, (2). Mengetahui presentse perbandingan luas tulangan yang dihasilkan dari kedua metode tersebut, (3). Mengetahui metode yang lebih efisien. Hasil yang didapat dari analisis ini antara lain : (1)(a). Untuk jumlah tulangan pokok kolom 20 x 20 metode garis leleh didapat 4D16, metode element shell didapat 4D16, (b). Untuk jumlah tulangan pokok kolom 30 x 30 metode garis leleh didapat 5D16, metode element shell didapat 6D16, (c). Untuk jumlah tulangan pokok top area balok 25 x 35 metode garis leleh didapat 3D16, metode element shell didapat 3D16, (d). Untuk jumlah tulangan pokok top area balok 25 x 60 metode garis leleh didapat 4D16, metode element shell didapat 4D16, (e). Untuk jumlah tulangan pokok top area ring balok 20 x 25 metode garis leleh didapat 2D10, metode element shell didapat 2D10, (f). Untuk jumlah tulangan pokok top area sloof 20 x 30 metode garis leleh didapat 3D13, metode element shell didapat 3D13. (2)(a). Pada kolom perhitungan dengan metode element shell lebih besar 1.418% dari metode garis leleh, (b). Pada balok perhitungan dengan metode element shell lebih besar 1.950% dari metode garis leleh, (c). Pada ring balok perhitungan dengan metode garis leleh lebih besar 2.942% dari metode element shell, (d). Pada sloof perhitungan dengan metode element shell lebih besar 23.958% dari metode garis leleh. (3). Metode yang lebih efisien dalam analisa ini adalah metode garis leleh yang menghasilkan jumlah tulangan yang lebih sedikit.
ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN DAN KUALITAS UDARA DI KOTA DENPASAR Kadek Adi Suryawan; I Made Suardana Kader; I Wayan Suasira; I Made Tapayasa
Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika Vol 4 No 3 (2014): MATRIX - Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian Analisis Tingkat Pelayanan Jalan dan Kualitas Udara di Kota Denpasar bertujuan untuk: (1)mengetahui tingkat pelayanan jalan di beberapa ruas jalan Kota Denpasar, (2) mengetahui kualitas udara di Jalan Gajah Mada Denpasar, dan (3) mengetahui hubungan Tingkat Pelayanan Jalan dengan Kualitas Udara Ambien di Jalan Gajah Mada Denpasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observational surveys dengan pencatatan jumlah volume kendaraan yang lewat secara manual dan pengambilan sampel udara dengan alat impinger. Survey lalu lintas dan pengambilan sampel udara dilakukan selama 12 jam. Metode yang digunakan untuk menganalisis Tingkat Pelayanan Jalan menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia dan metode yang digunakan dalam pengambilan sampel udara mengacu pada SNI 19-7119.6-2005. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Tingkat Pelayanan Jalan yang terjadi di ruas Jalan Diponegoro sebesar 0,89, di ruas jalan Imam Bonjol sebesar 0,36 dan di Jalan Gajah Mada sebesar 0,60. Kualitas Udara Ambien pada Jalan Gajah Mada Denpasar yang diambil sampelnya pada hari Jumat, 31 Januari 2014, memiliki rata-rata untuk NO2 : 307,35, SO2 : 357,17, CO ; 1580,00, HC : 15,12 dan Pb : 1,57, angka kualitas udara tersebut masih di bawah baku mutu yang ditetapkan dalan Per Gub Bali No 8 Tahun 2007. Hubungan Tingkat Pelayanan Jalandengan Kualitas Udara Ambien menunjukkan adanya hubungan yang positif. Semakin meningkatnya angka Tingkat Pelayanan Jalan akan menyebabkan semakin meningkatnya angka parameter udara atau semakin buruknya tingkat pelayanan jalan akan menyebabkan menurunnya kualitas udara.
Faktor-Faktor Risiko Terhadap Keterlambatan Proyek Konstruksi di Wilayah Denpasar, Bali I Gd Sastra Wibawa; I Made Anom Santiana; I Made Tapa Yasa; I Wayan Suasira
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 1 (2021): Proceedings of Smart Advancement on Engineering and Applied Science
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.244 KB) | DOI: 10.30595/pspfs.v1i.154

Abstract

The construction projects are always faced with the possibility of risk problems. The rapid development in the Denpasar area is in line with the many construction projects, especially buildings such as hotel construction, construction of new school buildings, etc. For construction projects in Denpasar, risk control is necessary. In this regard, it is necessary to research the Analysis of Risk Factors. This study aimed to determine the dominant risk factors causing construction project delays, mitigation and risk ownership of the dominant risk factors. This research used the quantitative descriptive analysis method. The measuring instrument of this study used a questionnaire and interviews with contractor respondents. Based on the results, the dominant risk analysis was labor risk with an average frequency value of 13.70 and 17.13 consequences. The dominant question from the labor risk variable was the low productivity of the workforce due to lack of experience with a frequency percentage of 46.67% who answered rarely and 53.33% who often answered. In comparison, the percentage of consequences was 70.00% answered big and 30.00% answered very largely. Risk response that can be done is to recruit new workers and place them according to their skills. The study's ownership of risk was the contractor due to the contractor's error in employing workers in the field.