Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

PENGARUH AGAMA TERHADAP PERILAKU MEMILIH PEMIMPIN PADA GENERASI MUDA DIKOTA BANDUNG Ratna Fitria; Mulyana; Wilodati; Kama Abdulhakam
BUANA ILMU Vol 5 No 2 (2021): Buana Ilmu
Publisher : Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/bi.v5i2.1509

Abstract

Masalah yang sering muncul menjelang pemilihan umum adalah banyaknya partai politik yang lebih mengutamakan pencitraan keimanan dan ketakwaan beragama sebagai modal untuk meraih kemenangan. Lamar melamar terhadap orang yang memiliki jabatan yang tinggi dibidang keagamaan akan sangat laris dan akan selalu menjadi orang yang paling dicari ketika menjelang pemilihan umum. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana agama mempengaruhi perilaku memilih pada generasi muda?.Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan tersebut digunakan untuk menggali nilai keyakinan beragama yang dimiliki generasi muda. Penelitian ini akan melibatkan para pemuda yang berada dikota Bandung. Instrument yang digunakan untuk mengukur variable adalah Skala Guttuman dengan menggunakan dua jawaban yang tegas dan konsisten yaitu ya dan tidak, nilai ya (1) dan nilai tidak (0).Adapun hasil penelitian dengan menggunakan korelasi kendall’s tau dapat diketahui bahwa nilai signifikansi 0,021 yang berarti bahwa bahwa tidak ada hubungan secara signifikan antara Agama seseorang dengan perilaku memilih. Kata Kunci: Perilaku memilih, Generasi Muda, Agama The problem that often arises before the general election is that there are many political parties that prioritize the image of faith and religious piety as capital to achieve victory. Applying for people who have high positions in the field of religion will be very in demand and will always be the most sought after people when approaching the general election. This research was conducted to find out how religion affects voting behavior in the younger generation. The research approach used is a quantitative approach. This approach is used to explore the values ​​of religious beliefs owned by the younger generation. This research will involve youths in the city of Bandung. The instrument used to measure the variable is the Guttuman Scale using two firm and consistent answers, namely yes and no, yes (1) and no (0). As for the results of the study using the Kendall's tau correlation, it can be seen that the significance value is 0.021, which means that there is no significant relationship between a person's religion and voting behavior. Keywords: voting behavior, youth, religion
PERSPECTIVE OF DIENUL-ISLAM IN REVIEWING LEADERSHIP FOR THE PEOPLE Abdullah, Mulyana; Wilodati, Wilodati; Abdulhakam, Kama; Fitria, Ratna
International Journal Pedagogy of Social Studies Vol 6, No 1 (2021): Social Studies Issues
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijposs.v6i1.36389

Abstract

Raising leader is a must at the same time as the demand for muslims. The problem is what are the policies and the act of us as the muslims whose stay and live in a country which it’s not an Islamic state like Indonesia in the case of choosing the leader? Trough the implementing literacy and documentation study to a view of literature and report, this study found that The differences opinion among the clergies seen the one hand  emphasized that the charge of muslim is forbidden being raised from among non-muslim. It is also the same with the other who insisted that raised the leader of the people from non-muslims it is permitted. In addressing these difference oppinions, the muslims who stay and live in Indonesia as a country with plural communities, should getting wiser to choose. The thing that most important to be understood is based on welfare for all citizens, there are some common law of syara’.
The Concept of Triple Helix Mohammad Natsir and its Implementation in Strengthening Religious Character Education Rizal Firdaus; Kama Abdul Hakam; Momod Abdul Somad; Ahmad Syamsu Rizal
EDUTEC : Journal of Education And Technology Vol 4 No 1 (2020): September 2020
Publisher : STAI Miftahul Ula Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29062/edu.v4i1.84

Abstract

This article aims to discuss the concept of triple helix Mohammad Natsir which he often refers to as the three pillars of Muslims’ power and associate it with the idea Kampus Merdeka and Merdeka belajar to strengthen the education of religious characters at the university level. A method that uses a qualitative approach with data sourced library data. This article's result is the concept of triple helix mohamad Natsir namely the integration of education between three institutions, masjid, pesantren and campuses. Among the cooperation programs that can be done are internship programs, making humanitarian projects, teaching, and researching potential mosques or pesantren. In order for this program to run according to the plan in advance must agree on the concepts and purpose of education, agree to the integration and conversion of the curriculum, and monitoring and evaluation periodically.
Character education in Indonesia: How is it internalized and implemented in virtual learning? Mupid Hidayat; Rama Wijaya Abdul Rozak; Kama Abdul Hakam; Maulia Depriya Kembara; Muhamad Parhan
Jurnal Cakrawala Pendidikan Vol 41, No 1 (2022): Cakrawala Pendidikan (February 2022)
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v41i1.45920

Abstract

This study investigates teachers' internalization and implementation of character education in schools. This research employed a mixed-method that combines quantitative and qualitative methods. The research data was obtained by distributing questionnaires to 576 elementary school, junior high school, and high school teachers who participated in the e-workshop on developing the competence of character values internalization. The collected data were tabulated and analyzed to know the internalization and implementation of character education carried out by teachers. The results show that teachers implement character education through habituation, integration, and imitation. Teachers have difficulty internalizing and implementing character values when learning is implemented virtually. This problem occurs because teachers are accustomed to having face-to-face interaction with students when implementing character education in schools. This condition has recently become an obstacle in implementing character education because learning is carried out virtually. The research helps implement virtual learning to develop character values.
INTERNALISASI SIKAP HORMAT DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI KISAH HIKMAH SERTA KETELADANAN GURU PADA PEMBELAJARAN DARING DI SEKOLAH MENENGAH Sri Risky Ananda; Kama Abdul Hakam; Ganjar Muhammad Ganeswara
Jurnal Pendidikan Karakter VOL. 13, NO. 1 (2022)
Publisher : LPPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpka.v13i1.46385

Abstract

Pandemi Covid-19 mengubah wajah pendidikan. Terjadinya perubahan dari sistem pembelajaran konvensional ke sistem pembelajaran daring yang berbasis teknologi bisa menjadi rintangan jika guru tidak mampu menintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Selain itu di masa pandemi ini, guru hanya menekankan pada transfer knowledge tetapi seringkali melupakan sisi ruhani dan pendidikan karakter siswa yang menjadi esensi seorang manusia. Kecanggihan teknologi tidak akan mampu menggantikan peran guru sebagai pendidik siswa. Walaupun kegiatan belajar dan mengajar dilakukan secara daring, pendidikan karakter harus tetap menjadi prioritas dalam proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah menginterrnalisasi sikap hormat dan tanggung jawab pada siswa sekolah menengah melalui kisah hikmah dan keteladanan guru pada pembelajaran daring. Internalisasi sikap hormat dan tanggung jawab pada masa pembelajaran daring dapat dilakukan melalui keteladanan guru. Bentuk keteladanan guru dalam menanamkan karakter tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan cara pembiasaan dan pendekatan kepada siswa untuk dapat menanamkan dan membentuk karakter tanggung jawab siswa. Selain itu internalisasi sikap hormat dan tanggung jawab dapat dilakukan melalui metode kisah yaitu dengan cara bercerita tentang peristiwa-peristiwa ataupun kisah penuh hikmah dalam upaya pembentukan akhlak. Kisah juga dapat memberikan stimulasi kepada peserta didik dan secara otomatis mendorong peserta didik untuk berbuat kebajikan serta dapat membentuk akhlak mulia.
ANALISIS KETERSEDIAAN BAHAN AJAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM MENUMBUHKAN ECOLITERACY Niken Vioreza; Nana Supriatna; Kama Abdul Hakam; Wawan Setiawan
Jurnal Cakrawala Pendas Vol 8, No 1 (2022): January
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v8i1.3475

Abstract

Dalam menumbuhkan ecoliteracy siswa perlu peran praktisi pendidikan untuk memberikan edukasi melalui berbagai cara, salah satunya dengan menyediakan bahan ajar berbasis kearifan lokal. Diyakini bahwa suatu pembelajaran dengan mengusung tema kearifan lokal akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan ketersediaan bahan ajar berbasis kearifan lokal dalam menumbuhkan ecoliteracy siswa sekolah dasar. Metode kulitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data penelitian yang diperoleh. Data diperoleh dari guru sekolah dasar dan siswa yang telah belajar tentang materi lingkungan. Hasil menunjukkan bahwa ketersediaan bahan ajar berbasis kearifan lokal dalam menumbuhkan ecoliteracy belum terpenuhi. Bahan ajar dalam menumbuhkan ecolitercy diketahui masih mengaitkan dengan hal-hal yang sifatnya umum dan jenisnya tidak beragam. Unsur kearifan lokal dalam pembelajaran baru sebatas penyampaian dalam bentuk lisan dari guru kepada siswa. Oleh karena itu, bahan ajar berbasis kearifan lokal dalam menumbuhkan ecoliteracy siswa sekolah dasar perlu diseiakan baik oleh guru ataupun praktisi pendidikan lainnya. Bahan ajar perlu disediakan menarik sehingga membuat siswa aktif dalam kegiatan peduli lingkungan dan tercipta kegiatan belajar yang menyenangkan. Bahan ajar juga diharapkan dapat menciptakan habit positif agar perilaku-perilaku tidak ramah lingkungan yang sering dijumpai guru di sekolah perlahan bisa berubah menjadi perilaku ramah lingkungan. Dengan memiliki perilaku ramah lingkungan siswa siswa bisa dikatakan cerdas secara ekologis.
KEBUTUHAN BAHAN AJAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL INDRAMAYU UNTUK MENUMBUHKAN ECOLITERACY SISWA SEKOLAH DASAR Devi Afriyuni Yonanda; Nana Supriatna; Kama Abdul Hakam; Wahyu Sopandi
Jurnal Cakrawala Pendas Vol 8, No 1 (2022): January
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v8i1.3470

Abstract

Perkembangan zaman dan teknologi pada era globalisasi dibidang makanan, menyebabkan perubahan pola pikir siswa terhadap makanan. Siswa lebih memilih untuk mengkonsumsi makanan kemasan yang berbahan plastik dibanding dengan mengkonsumsi makanan bekal dari rumah. Makanan kemasan dapat memberikan pengaruh kurang baik terhadap kesehatan fisik siswa dan kemasan pada makanan dapat menjadikan sampah yang tidak ramah lingkungan. Maka diperlukan pendidikan ecoliteracy pada siswa Sekolah Dasar, yaitu melalui bahan ajar berbasis kearifan lokal Indramayu yang memuat makanan khas Indramayu. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan gambaran yang mendalam tentang diperlukannya menumbuhkan ecoliteracy melalui bahan ajar cetak bergambar dalam pembelajaran muatan lokal Indramayu di Sekolah Dasar. Metode yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan dokumen literatur seperti artikel, prosiding dan buku-buku yang relevan dengan konsep ecoliteracy, bahan ajar cetak, kearifan lokal Indramayu dan pembelajaran muatan lokal. Teknik analisis data terdiri dari pengumpulan data, penyajian data, reduksi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar cerita bergambar berbasis kearifan lokal Indramayu diperlukan untuk menumbuhkan ecoliteracy siswa dengan pembahasan mengenai (1) konsep ecoliteracy, (2) kearifan lokal Indramayu, (3) bahan ajar cetak, dan (4) pola pengembangan penyusunan bahan ajar cetak berbasis kearifan lokal Indramayu yang memuat materi tentang bahan makanan khas Indramayu, cara membuat, dan manfaatnya. Dilengkapi juga soal latihan dan tindak lanjut. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran dan dijadikan acuan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya sebagai bentuk inovasi pada pembelajaran muatan lokal di Sekolah Dasar.
Pembelajaran Kognitif Moral Melalui Cerita Dilema Berbentuk Animasi Aiman Faiz; Kama Abdul Hakam; Juntika Nurihsan; Kokom Komalasari
Jurnal Basicedu Vol 6, No 4 (2022): August Pages 5501-7663
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i4.3284

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan pembelajaran kognitif moral menggunakan cerita dilema moral berbentuk animasi. Untuk memperoleh informasi penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kepada 25 siswa di SDN 4 Kenangan Kabupaten Cirebon. Berdasarkan hasil penelitian terdapat peningkatan pertimbangan moral dari tahap conventional level 2 menuju tahap konvensional tahap 1 dan 2. Penggunaan cerita animasi mampu memberikan daya tarik bagi siswa, siswa lebih fokus dan memahami konteks cerita dilema yang disajikan. Dengan landasan psikologis siswa yang sesuai dengan generasi saat ini yaitu generasi alpa, pembelajaran sangat cocok diterapkan sehingga menjadi harapan baru dalam upaya memperbaiki kualitas moral dan karakter bangsa Indonesia. Meskipun demikian, penerapan model kognitif moral ini perlu diimplementasikan sejak dini mungkin dan secara kontinyu. Peran guru dalam merancang pembelajaran kognitif moral yang sesuai dengan karakteristik siswa generasi alpa akan sangat ditunggu dan dinantikan oleh para siswa. Dengan demikian pembelajaran kognitif moral yang dikembangkan dalam penelitian ini memberikan solusi praktis bagi pendidikan moral dan karakter yang mengacu pada model pembelajaran abad-21 yang mengedepankan teknologi sebagai alatnya
Penerapan Cerita Bergambar Berbasis Dilema Moral pada Pembelajaran Jarak Jauh dan Tatap Muka dalam Mengembangkan Pertimbangan Moral Siswa Sekolah Dasar Risa Wismaliya; Kama Abdul Hakam; Rahman Rahman; M. Solehuddin
Jurnal Basicedu Vol 5, No 2 (2021): April Pages 446-1111
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v5i2.836

Abstract

Pada masa pandemic, pembelajaran cerita bergambar berbasis dilema moral dilaksanakan pada pembelajaran jarak jauh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari penerapan cerita bergambar berbasis dilema moral pada pembelajaran jarak jauh dan tatap muka dalam mengembangkan pertimbangan moral siswa sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan partisipan sebanyak 60 orang siswa. Teknik pengumpulan data dengan tes DIT dan teknis analisis data menggunakan penghitungan statistic uji Kruskal wallis serta N-gain dari rata-rata skor pre dan posttest. Berdasarkan hasil pengolahan data statistic Kruskal wallis diperoleh hasil Asymp. Sig sebesar 0,000 < 0,05 sesuai dengan dasar pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa “H0 ditolak” dan “H1 diterima” dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh. Persentase keefektifan kelas tatap muka sebesar 82% kategori efektif dan kelas jarak jauh sebesar 22.92% kategori tidak efektif. Hal lain yang mempengaruhi kematangan pertimbangan siswa adalah metode pembelajaran yang digunakan, kepiawaian guru, support orang tua, kematangan kognisi siswa, kematangan usia, dan pengalaman siswa.
Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Sikap Sosial Pada Siswa Sekolah Dasar Ani Siti Anisah; Sapriya Sapriya Katmajaya; Kama Abdul Hakam; Ernawulan Syaodih; Wishfa Laeli Zakiyyah
Jurnal Pendidikan UNIGA Vol 15, No 1 (2021): Jurnal Pendidikan UNIGA
Publisher : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jp.v15i1.1178

Abstract

Kecerdasan emosional merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki anak sejak dini dalam mengenal emosi diri dan orang lain. Karena melalui kecerdasan emosional, seorang anak akan mampu mengembangkan aspek emosi sebagai bekal mereka dalam berinteraksi dengan teman sebaya maupun dengan individu lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap sikap sosial siswa di MI Hidayatussibyan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan sampel diambil dari kelas tinggi yaitu kelas IV, V, dan VI yang berjumlah 25 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan responden terkait kecerdasan emosional sebesar 89.96%. Sikap Sosial yang ditunjukkan siswa memiliki sikap sosial positif dan berkesinambungan dengan kecerdasan emosional mereka. Tanggapan responden terkait sikap sosial ditunjukkan dengan 89.95% siswa mampu menerapkan sikap sosial yang baik di lingkungan kelas maupun di luar kelas bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun pengaruh kecerdasan emosional terhadap sikap sosial siswa sebesar 78,12%, artinya berkorelasi positif  berdasarkan nilai koefisien korelasi 0,88 berdasarkan nilai Thitung disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan kecerdasan emosional berpengaruh terhadap sikap sosial diterima karena thitung  > ttabel yaitu 9,061521 > 2,068658 dimana pengaruh variable lain sebesar 21,88%. Kata kunci: Kecerdasan Emosional; Sikap Sosial; Karakteristik Siswa Sekolah   Dasar