Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PANTI WREDHA DI KOTA SEMARANG Eka Kristi Pratiwi, Busada; Budiarto, Atiek; Woro Murtini, Titin
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1288.595 KB)

Abstract

Proses lahir, tumbuh dan berkembang lalu menjadi tua merupakan sebuah proses yang dialami oleh semua manusia. Proses perkembangan itu akan diiringi pula oleh perubahan-perubahan. Proses perkembangan menjadi tua,akan diiringi dengan kemunduran-kemunduran kondisi fisik tubuh, yang berdampak pada menurunnya fungsi organ tubuh dan berubahnya kegiatan sehari-hari. Karena kekurangan ini, lansia seseorang yang telah mencapai umur (60+) termasuk dalam golongan manusia yang memiliki kemampuan yang berbeda. Karena lansia memiliki kemampuan yang berbeda, maka kebutuhan lansia berbeda pula dengan manusia normal lainnya.Pola kehidupan masyarakat kota yang modern, banyaknya jumlah lansia yang ada di Kota Semarang, keterbatasan fisik lansia dan kurangnya fasilitas yang ada ini sudah selayaknya mendapat perhatian khusus.Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang lansia, pengelompokkan lansia, prinsip desain ruang untuk lansia, pengertian panti wredha, fungsi dan peran panti wredha, jenis ruang panti wredha, serta psikologi ruang panti wredha. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan konsep Arsitektur Tropis dengan tidak meninggalkan prinsip-prinsip Universal Design. Selain itu dilakukan pendekatan fungsional, kinerja, teknis, dan kontekstual. Pemilihan tapak dilakukan pada 3 alternatif lokasi dengan menggunakan matriks pembobotan.Sebagai kesimpulan, terdapat luasan program ruang yang diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain
PENGARUH PERUBAHAN FUNGSI LINGKUNGAN BINAAN TERHADAP CITRA KAWASAN WISATA TEKSTIL CIGONDEWAH KOTA BANDUNG Wijaya, Karto; Setioko, Bambang; Murtini, Titin Woro
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.867 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i2.1107

Abstract

Abstract: The Cigondewah is a region that become the tourist area of cloth shopping, majority of the Cigondewah region user are salesman and businessman that mostly are the main economic agents. The marketing activity that growth and develop can affect the building in corridor around the market. The presence of the textile industry region in those area gives its own color to the changes in the built environment functuin in the road corriodor of Cigondewah. This study aims to determine the effect of the changes in the built environment function against the image of the textile tourism region in Cigondewah in Bandung. The quantitative rationalistic are used with gathering data through literature study, questionaires, and fi eld observation. The statistic data analyzing with regression test use SPSS 19.0 software for Windows. The result of this study show that there are signifi cant changes of built environment function against the image of textile tourism region in Cigondewah in Bandung at 41,0%, while the rest at 59.0% that form the region image, are affected by other model outside this study.Keywords: The changes of Built Environment Function, Region image, Textile tourismAbstrak: Kawasan Cigondewah merupakan kawasan yang menjadi area wisata belanja kain, mayoritas pengguna kawasan Cigondewah ini di antaranya pedagang dan pengusaha yang sebagian besar merupakan penghuni sebagai pelaku ekonomi utama. Kegiatan aktivitas perdagangan yang tumbuh dan berkembang dapat mempengaruhi bangunan pada koridor di sekitar perdagangan tersebut. Adanya kawasan industri tekstil di kawasan tersebut memberikan warna tersendiri terhadap perubahan fungsi lingkungan pada koridor jalan Cigondewah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan fungsi lingkungan binaan terhadap citra kawasan wisata tekstil di Cigondewah Kota Bandung. Metode kuantitatif rasionalistik digunakan dengan pengumpulan data melalui studi literatur, kuesioner dan observasi lapangan. Analisis data Statistik dengan uji regresi menggunakan software SPSS 19.0 for Windows. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh perubahan fungsi lingkungan binaan terhadap citra kawasan wisata tekstil di Cigondewah Kota Bandung sebesar 41,0 %, sedangkan sisanya sebesar 59.0 % yang membentuk citra kawasan dipengaruhi oleh model yang lain di luar dari penelitian ini.Kata kunci: Perubahan Fungsi Lingkungan Binaan, Citra kawasan, Wisata Textile
ROLE OF COLOR TO SUPPORT THE ACHIEVEMENT OF RELAXATION IN BUSSINES HOTEL (CASE STUDIES OF BUSINESS HOTEL IN SEMARANG) Elsosan, Adel Issa; Pandelaki, Edward E.; Murtini, Titin Woro
TEKNIK Vol 36, No 2 (2015): (December 2015)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.052 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v36i2.8715

Abstract

Semarang sebagai pusat bisnis dan pariwisata di Jawa Tengah memberikan kesempatan bagi investor untuk berinvestasi di Semarang. Akhir-akhir ini bisnis perhotelan di Kota Semarang menunjukkan prospek cerah. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah wisatawan yang menginap di hotel. Salah satu alasannya adalah banyak kegiatan seperti pertemuan yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah, baik lokal maupun nasional, yang diselenggarakan di kota Semarang. Berdasarkan hasil survei awal, sebagian besar hotel di Semarang masih minim fasilitas dan tidak berlaku pentingnya pelaksanaan warna bagi pengunjung. Studi tentang peran warna untuk mencapai relaksasi ini penting karena jika relaksasi mencapai sehingga manusia dapat membuat lebih konsentrasi dan merasa menyegarkan. Tujuan dari penelitian ini adalah: Studi tentang bagaimana warna mempengaruhi dalam penciptaan relaksasi di hotel bisnis di Semarang. Sampel penelitian diarahkan ke hotel menggunakan warna dingin dan hotel warna hangat di Semarang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Berdasarkan hasil dan analisis, kesimpulan dalam penelitian ini adalah: (1) Warna dalam menciptakan relaksasi sangat penting bagi responden dan kedua warna dingin dan warna hangat dapat membuat dan menciptakan relaksasi. (2) Hal-hal yang mempengaruhi pemilihan warna untuk meningkatkan bisnis hotel adalah tujuan untuk tinggal di hotel, pertimbangan ini untuk bekerja dan nilai pribadi seperti liburan, juga relaksasi. [Title: Role of Color to Support The Achievement of Relaxation in Bussines Hotel (Case Studies of Business Hotel in Semarang)] Semarang as a business and tourism hub in Central Java provides an opportunity for investors to invest in Semarang. Lately the hospitality business in the city of Semarang show bright prospects. It can be seen from the increasing number of tourists who stay at the hotel. One reason is that many activities such as meetings held by government agencies, both local and national, held in the city of Semarang.Based on the results of the initial survey, most hotels in Semarang still minimal facilities and do not apply the importance of the implementation of color for visitors. Study about role of color to achieve relaxation is important because if the relaxation achieve so human can make more concentration and feel refresh. The aim of this study is: Study about how colors influence in creation of relaxation in business hotel in Semarang. The research sample is directed to the hotel using a cool color and a warm color hotel in Semarang. The method analysis used is descriptive analysis. Based on the result and analysis, the conclusion in this research are: (1) Thecolor in creating relaxation is very important for the respondent and both cool color and warm color can make and creating relaxation. (2)The things that affect the selection of colors to enhance the hotel business is for the purpose to stay in hotel, the consideration is for work and personal value such as holiday, also the relaxation. 
KONSEP WATERFRONT PADA PERMUKIMAN ETNIS KALI SEMARANG Sarinastiti, Ajeng; Rukayah, R. Siti; Murtini, Titin Woro
TEKNIK Vol 36, No 2 (2015): (December 2015)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2568.36 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v36i2.7023

Abstract

Kali Semarang sebagai sungai bersejarah di Semarang, dahulu memiliki fungsi transportasi yang membelah perekonomian dan pertahanan kota. Bermacam etnis pedagang tinggal di sekitarnya hingga daerah tersebut menjadi permukiman etnis. Contohnya Kampung Melayu, etnis Tionghoa pada Kampung Pecinan, etnis Arab pada Kampung Kauman, serta Kampung Sekayu. Dan juga Kawasan Kota Lama sebagai daerah bersejarah dalam masa pemerintahan Kota Semarang. Kali Semarang memberi pengaruh fungsi waterfront pada permukiman tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep waterfront pada permukiman etnis Kali Semarang, yaitu Kampung Melayu, Kawasan Kota Lama, Kampung Pecinan, Kampung Kauman, dan Kampung Melayu. Diperlukan eksplorasi dan deskripsi keadaan yang mendalam untuk mengidentifikasikan informasi baru pada lokasi penelitian dengan konsep atau teori yang menjelaskan fenomena yang akan terjadi. Metode kualitatif rasionalistik digunakan dengan landasan teori mengenai waterfront dan permukiman etnis disertai dengan pengumpulan data melalui studi literatur dari berbagai sumber, observasi lapangan langsung, dan pertanyaan mendalam kepada key person. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya Kampung Melayu dan Kawasan Kota Lama yang pada awal mulanya menggunakan konsep waterfront karena lokasinya merupakan kawasan pelabuhan, pergudangan, dan perdagangan. Kampung Pecinan sebagai kawasan perdagangan, serta Kampung Kauman dan Kampung Sekayu sebagai permukiman tidak menggunakan konsep waterfront.[Title: Waterfront Concept on Ethnic Settlement in Kali Semarang] Kali Semarang, as a historical river in Semarang, has function as transportation to support the economy and city. Many ethnic traders settled around, so that area becomes ethnic settlement, such as Kampung Melayu, Chinese ethnic in Kampung Pecinan, Arabian ethnic in Kampung Kauman, and Kampung Sekayu, and Kota Lama areas as historical area in Semarang’s government era. The Kali Semarang giving influence of the waterfront function of those area. This paper purposes to understand waterfront concept of ethnicity settlement around Kali Semarang, such as: Kampung Melayu, Kawasan Kota Lama, Kampung Pecinan, Kampung Kauman, and Kampung Melayu. Exploration and deeper situations description are needed to identify new informations in respected location completed with concept or theories that explain the phenomenon. The qualitative rationalistic method is used for explaining theoritical basis regarding waterfront and ethnical settelement by data collecting through literature study, field observation, and key person question. The result of this research shows that Kampung Melayu and Kota Lama are pioneer to use the waterfront concept because of it location constitute as sea port area, warehouse, and commerce. Kampung Pecinan as a commerce area, Kampung Kauman and Kampung Sekayu, as settlement, did not use the waterfront concept.
PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN TATA RUANG RUMAH TINGGAL DI DESA WISATA KANDRI Loretta Ernadia; Titin Woro Murtini; R. Siti Rukayah
Tesa Arsitektur Vol 15, No 1 (2017)
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v15i1.1006

Abstract

Alih fungsi lahan akan mempengaruhi unsur lain pada permukiman, dalam lingkungan maupun dalam skala yang yang lebih kecil yaitu rumah tinggal. Waduk Jatibarang dibangun sebagai upaya Pemerintah untuk mengatasi banjir di Kota Semarang, persediaan air baku, pembangkit listrik, dan manfaat lainnya. Setelah selesai dibangun, Waduk Jatibarang dan Goa Kreo menjadi destinasi wisata yang diminati. Pada tahun 2013 Desa Kandri ditetapkan sebagai desa wisata oleh Pemerintah.Sebagai respon masyarakat terhadap perubahan ini, pada desa wisata ini muncul rumah usaha sebagai fasilitas pendukung wisata, ada yang menyediakan sarana akomodasi, home industry yang memproduksi olahan kuliner tradisional, atau pun warung makan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan apa saja yang terjadi dengan adanya alih fungsi lahan menjadi destinasi wisata pada lingkungan dan rumah tinggal di Desa Wisata Kandri dan apa saja faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pemilihan unit amatan secara purposive. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa alih fungsi suatu lahan akan mempengaruhi dibangunnya kelengkapan guna lahan tersebut di sekitarnya untuk meningkatkan nilai kawasan secara umum dan rumah usaha di Desa Wisata Kandri memiliki tipe yang berbeda bergantung pada luas lahan, ketersediaan dana, serta jenis usahanya.
Study of Teritoriality in Mass Housing for Middle-Lower Class Through The Use of Space by Residents of Housing Case Study Perumnas Larangan dan Kecapi, Kota Cirebon Nurhidayah Nurhidayah; Titin Woro Murtini; Edward E. Pandelaki
Tesa Arsitektur Vol 17, No 1: Juni 2019
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v17i1.1106

Abstract

PANTI WREDHA DI KOTA SEMARANG Busada Eka Kristi Pratiwi; Atiek Budiarto; Titin Woro Murtini
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1288.595 KB)

Abstract

Proses lahir, tumbuh dan berkembang lalu menjadi tua merupakan sebuah proses yang dialami oleh semua manusia. Proses perkembangan itu akan diiringi pula oleh perubahan-perubahan. Proses perkembangan menjadi tua,akan diiringi dengan kemunduran-kemunduran kondisi fisik tubuh, yang berdampak pada menurunnya fungsi organ tubuh dan berubahnya kegiatan sehari-hari. Karena kekurangan ini, lansia seseorang yang telah mencapai umur (60+) termasuk dalam golongan manusia yang memiliki kemampuan yang berbeda. Karena lansia memiliki kemampuan yang berbeda, maka kebutuhan lansia berbeda pula dengan manusia normal lainnya.Pola kehidupan masyarakat kota yang modern, banyaknya jumlah lansia yang ada di Kota Semarang, keterbatasan fisik lansia dan kurangnya fasilitas yang ada ini sudah selayaknya mendapat perhatian khusus.Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang lansia, pengelompokkan lansia, prinsip desain ruang untuk lansia, pengertian panti wredha, fungsi dan peran panti wredha, jenis ruang panti wredha, serta psikologi ruang panti wredha. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan konsep Arsitektur Tropis dengan tidak meninggalkan prinsip-prinsip Universal Design. Selain itu dilakukan pendekatan fungsional, kinerja, teknis, dan kontekstual. Pemilihan tapak dilakukan pada 3 alternatif lokasi dengan menggunakan matriks pembobotan.Sebagai kesimpulan, terdapat luasan program ruang yang diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain
Pola Permukiman Pesantren Darul ‘Ulum Peterongan Jombang Pada Masa Kejayaan Di Tahun 1975 Jalaluddin Mubarok; Titin Woro Murtini
ARSITEKTURA Vol 17, No 2 (2019): ARSITEKTURA : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.187 KB) | DOI: 10.20961/arst.v17i2.27748

Abstract

Indonesia is one of the countries with a majority Muslim population. The development of the inhabitants increasingly rapidly due to the development of education. Of the many education in Indonesia, which is the first education in Indonesia was a Pesantren. Pesantren itself is a non-formal institutions developed by one of the Ulama' or people who are experts in the science of Islam. Pesantren is the education which of a teacher and student live together each time, so that they are able to learn the most from life together. The reason this is what makes Islam is becoming increasingly developed with the education and distribution of Ulama’ by the Wali Songo. So Indonesia become the country with the development of the world-Islam-an. development of Pesantren itself is from hope, who is in a residential neighborhood. In this study addressed an Islamic education which are in one of the city, with a growing Islamic education, located in Pesantren Darul Ulum Peterongan jombang. One of the developments from this Pesantren is when its Heyday, that in the year 1975. The method of this research is a descriptive qualitative that is describing a condition that exists in the location of the research with an interview to the informant. The results of this research is looking at the development of the existing settlement patterns at Darul Ulum boarding environment Peterongan Jombang.
AKTIVITAS WISATA RELIGI DALAM PERUBAHAN PERMUKIMAN DI KAWASAN BERSEJARAH MENARA KUDUS Arlina Adiyati; Agung Budi Sardjono; Titin Woro Murtini
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2019
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5325.679 KB) | DOI: 10.31848/arcade.v3i2.258

Abstract

Abstract: Menara Kudus area is a settlement of urban villages that has own characteristics and urban embryo of Kudus city. Many traditional houses and ancient buildings can be found in there as a historical area. But, Menara Kudus area continues to develop into a religious tourism area that makes the process changes physically and non-physically. The purpose of this study is to find out what changes occur in Menara Kudus area and the underlying factors. A research method is qualitative explorative with informants as the main resource and uses purposive observation to sample selection. The results of this study indicate a public response to new activities by utilizing residential houses and their residential environment as business space in supporting religious tourism activities. The factors behind the change are increasing the number of visitors, the needs of tourist facilities, type of business space, and orientation of buildings following tourist routes. These changes have an impact on changes in the economy of society, lifestyle, and social society in the Menara Kudus area. But tourism activities are able to maintain the culture and traditions community because it is an interest in tourist visits.Keyword: changes, settlement, houses, religious tourism, historical area, Menara Kudus area.Abstrak: Kawasan Menara Kudus merupakan sebuah permukiman masyarakat kampung kota yang memiliki ciri khas tersendiri dan cikal bakal berdirinya kota Kudus. Banyak rumah-rumah tradisional dan bangunan kuno masih dapat ditemukan disana sehingga ditetapkan sebagai kawasan bersejarah. Namun sebagai kawasan permukiman kawasan Menara Kudus terus berkembang menjadi kawasan wisata religi sehingga mengalami proses perubahan secara fisik maupun non fisik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan apa saja yang terjadi di kawasan Menara Kudus dan faktor yang melatarbelakanginya. Metode penelitian ini adalah kualitatif yang digali secara eksploratif dengan informan sebagai narasumber utama dan menggunakan pemilihan sampel amatan secara purposive. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya respon masyarakat terhadap aktivitas baru dengan memanfaatkan ruang rumah tinggal dan lingkungan permukiman mereka sebagai ruang usaha dalam mendukung aktivitas wisata religi. Faktor yang melatarbelakangi perubahan tersebut adalah adanya faktor peningkatan jumlah pengunjung, kebutuhan fasilitas wisata, perubahan jenis usaha yang dimiliki, dan perubahan arah orientasi bangunan mengikuti akses jalur wisata. Perubahan tersebut berdampak pada perubahan perekonomian masyarakat, gaya hidup, dan sosial kemasyarakatan di kawasan Menara Kudus. Namun aktivitas wisata religi mampu mempertahankan budaya dan tradisi adat istiadat leluhur karena menjadi minat bagi kunjungan wisatawan.Kata Kunci: perubahan, permukiman, rumah tinggal, wisata religi, kawasan bersejarah, kawasan Menara Kudus.