cover
Contact Name
Sri Rahayu
Contact Email
srirahayuatirfiyah@gmail.com
Phone
+6285379034482
Journal Mail Official
srirahayuatirfiyah@gmail.com
Editorial Address
Jl.Tentara Pelajar Mudal Boyolali 57351
Location
Kab. boyolali,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kebidanan
Core Subject : Science,
ABSTRAK Latar Belakang : Involusi uterus adalah suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Proses ini dimulai segera plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus (Ambarwati, 2009). Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan setelah melahirkan, dimana fungsinya adalah untuk mengembalikan kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan pada otot – otot setelah kehamilan (Ervinasby, 2008). Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh senam nifas terhadap involusi uterus pada ibu post partum Di Puskesmas Mariana Kabupaten Banyuasin tahun 2020. Metodologi : Penelitian ini Merupakan penelitian Kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperimen dengan rancangan pretest posttest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control group). Hasil : Hasil Penelitian menunjukan bahwa rerata involusi uterus pada kelompok Kontrol (Tidak melakukan senam Nifas) adalah 5,30+0,67 cm, rerata kelompok perlakuan (melakukan Senam Nifas) adalah 3,00+1,05 cm. Analisis kemaknaan dengan uji Mann Withney menunjukkan bahwa nilai p = 0,000. Hal ini berarti bahwa kedua kelompok sesudah diberikan perlakuan, rerata Involusi Uterus berbeda secara bermakna (p<0,05). Kesimpulan : Involusi uterus kelompok kontrol (Tidak melakukan senam) sesudah/Pengukuran ke dua terjadi penurunan involusi uterus dan Involusi uterus kelompok Perlakuan (melakukan senam nifas) sesudah senam nifas terjadi penurunan involusi uterus secara signifikan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ada pengaruh senam nifas terhadap involusi uteri.
Articles 293 Documents
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS WONOGIRI I Nur Zilawati; Wahyuningsih .
Jurnal Kebidanan VOLUME 11. No.02, Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v11i02.353

Abstract

ABSTRAKGizi pada masa balita perlu mendapatkan perhatian yang serius dari orang tua, karena kesehatan seorang balita sangat berhubungan erat dengan gizi yang diserap oleh tubuh. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ dan menghasilkan energi. Pada tahun 2018 di Puskesmas Wonogiri I terdapat 2.185 balita. 25 (1,14%) balita gizi lebih, 2.054 (94,02%) balita gizi baik, 83 (3,79%) balita gizi kurang, 23 (1,05%) balita gizi buruk (Buku Register Gizi Puskesmas Wonogiri I, 2018). Informasi tentang gizi diberikan oleh tenaga kesehatan melalui kegiatan posyandu balita yang dilakukan setiap 1 bulan sekali di desa-desa sewilayah kerja puskesmas Wonogiri I. Tujuan penelitian untuk mendapatkan gambaran mengenai pengetahuan ibu balita usia 1-5 tahun tentang Gizi di Puskesmas Wonogiri I. Medote penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross secsional. Tehnik sampling menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel 96 diambil dengan rumus solvin dari 2.185 populasi serta menggunakan kuesioner pernyataan tertutup. Tehnik analisa data dengan data univariat yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi. Hasil penelitian: pengetahuan ibu balita 1-5 tahun tentang gizi dalam kriteria sangat baik 88,54% dan baik 11,46%.. Kesimpulan pengetahuan ibu balita 1-5 tahun dalam kriteria sangat baik yang dipengaruhi oleh usia, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, jumlah anak dalam keluarga, cara mendapatkan informasi.Keyword : Pengetahuan, Ibu Balita, Balita, GiziDESCRIPTION OF TODDLER'S KNOWLEDGE MOTHER ABOUT NUTRITION IN AGE 1-5 YEARS IN WONOGIRI I PUSKESMASABSTRACTNutrition in infancy needs serious attention from parents, because the health of a toddler is very closely related to nutrition absorbed by the body. Nutrition is a process of organism using food that is consumed normally through the process of digestion absorption, transportation, storage, metabolism, and release of substances that are not used to maintain life, growth and normal function of organs and produce energy. In 2018 at Community Health Center of Wonogiri I there were 2,185 children under five. 25 (1.14%) toddlers of over nutritional status, 2,054 (94.02%) toddlers of good nutrition, 83 (3.79%) toddlers of poor nutrition, 23 (1.05%) toddlers with poor nutrition. Information of nutrition is provided by health workers through posyandu toddlers activities that are conducted every 1 month in villages in the Community Health Center of Wonogiri I. Quantitative descriptive research methodology with a cross-sectional approach. Sampling technique using accidental sampling with a sample of 96 taken with the solvin formula from 2,185 populations and using a closed statement questionnaire. Data analysis techniques with univariate data are presented in the form of frequency distribution tables. The results of the study of mothers of toddlers 1-5 years of age about nutrition in very good criteria 88.54% and good 11.46%. The conclusion of this study is the knowledge of mothers of children under five 1-5 years old in very good criteria which is influenced by age, education, work, experience, number of children in the family, how to obtain information.Keyword: Knowledge, Toddler Mother, Toddler, Nutrition
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMBERIAN MP ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI POSYANDU WARNA SARI DESA GLONGGONG NOGOSARI BOYOLALI. Atik Setyaningsih, S.Si.T
Jurnal Kebidanan Volume 2 No. 1 Juni 2010
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v2i1.71

Abstract

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMBERIAN MP ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI POSYANDU WARNA SARI DESA GLONGGONG NOGOSARI BOYOLALI. Atik Setyaningsih, S.Si.T Akademi Estu Utomo Boyolali Abstrak   ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI eklusif diberikan pada bayi sampai berusia 4-6 bulan dan diteruskan dengan pemberian makanan pendamping ASI hingga anak berumur 2 tahun. Tetapi pada kenyataannya masih banyak ibu yang memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi berumur 6 bulan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan pemberian MP ASI dini di Desa Glonggong Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali tahun 2007. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu nifas yang memberi ASI pada bayi umur 0-6 bulan di Desa Glonggong Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. Teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling. Jumlah sampel 30 responden. Dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa pengisian kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar ibu memberi MP ASI dini sebanyak 56,7%. Hubungan tingkat pendidikan ibu dengan pemberian MP ASI dini adalah signifikan dengan nilai x2 hitung (11,942) > x2 tabel (52,99) dan r value > dari level of significant 5% (0,003 < 0,005) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hubungan pekerjaan dengan pemberian MP ASI dini adalah signifikan dengan nilai x2 hitung (10,995) > x2 tabel (3,84) r value lebih kecil dari level of significant 5% (0,001 < 0,005) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hubungan pekerjaan dengan pemberian MP ASI dini adalah signifikan dengan nilai x2 hitung (11,606) > x2 tabel (5,99) r value lebih kecil dari level of significant 5% (0,03 < 0,005) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara karakteristik ibu (tingkat pendidikan, pekerjaan, pengetahuan)  dengan pemberian MP ASI dini pada bayi umur 0-6 bulan. Kata kunci : Karakteristik, Pemberian MP ASI dini
PERAN BIDAN DALAM MENOLONG PERSALINAN SELAMA PANDEMI COVID-19 DI PONED PUSKESMAS KETANGGUNGAN KABUPATEN BREBES Lestari Puji Astuti; Prita Khoirotunnisa Sri Agustina; Hermeksi Rahayu
Jurnal Kebidanan VOLUME 13. NO.01, JUNI 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v13i01.422

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Survey di PONED Puskesmas Ketanggungan, hasil bulan Maret sampai Nopember 2020, 6 ibu bersalin dari 296 ibu bersalin yang rapid test dinyatakan reaktif. Bidan mempunyai resiko tinggi karena harus kontak langsung dengan pasien. Tujuan : Untuk mengeksplorasi tentang peran bidan dalam menolong persalinan selama pandemi Covid-19 di PONED Puskesmas Ketanggungan Metode: Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, tehnik analisis deskriptif dilaksanakan dari September 2020 sampai Februari 2021. partisipan 4 orang dan 2 triangulasi sumber. Hasil: bidan sebagai pelaksana yaitu pemeriksaan swab rapid kepada pasien, persalinan menggunakan APD level 2 dan protokol kesehatan sesuai standar. bidan sebagai pengelola adalah  mengelola pelayanan persalinan dan pembagian tugas dalam tim. bidan sebagai pendidik yaitu  memberikan edukasi dan informasi menjaga protokol kesehatan, pemeriksaan swab rapid sebelum dilakukan tindakan, pendamping yang hanya 1 orang persalinan. bidan sebagai peneliti adalah memastikan status pasien terpapar Covid  atau tidak, mendata ibu bersalin terpapar Covid, merencanakan asuhan dan melakukan asuhan, mendokumentasikannya, merencanakan tindak lanjutnya. Kesimpulan : Pelaksanaan peran bidan sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti berjalan secara maksimal, hambatan bisa diatasi sehingga bisa melaksanakan peran secara mandiri: Saran: masukan kepada bidan untuk mengoptimalkan perannya dalam menolong persalinan selama pandemi Covid-19.Kata kunci: Peran Bidan;  Persalinan; Pandemi Covid 19THE ROLE OF MIDWIVES IN HELPING CHILDBIRTH DURING THE COVID 19 PANDEMIC IN NEONATAL OBSTETRIC SERVICES EMERGENCY BASIC, KETANGGUNGAN COMMUNITY HEALTH CENTER, BREBES DISTRICTABSTRACTBackground: The survey at the PONED of the Keanggungan Health Center, the results from March to November 2020, 6 maternity mothers out of 296 maternity mothers whose rapid tests were declared reactive. Midwives have a high risk because they have direct contact with patients. Objective: To explore the role of midwives in assisting childbirth during the Covid-19 pandemic at PONED Puskesmas Ketanggungan Method: This type of qualitative research with a phenomenological approach, descriptive analysis technique was carried out from September 2020 to February 2021. 4 participants and 2 triangulation of sources. Results: midwives as implementers, namely rapid swab examinations for patients, deliveries using level 2 PPE and health protocols according to standards. the midwife as the manager is managing the delivery service and the division of tasks in the team. midwives as educators, namely providing education and information on maintaining health protocols, rapid swab checks before taking action, only 1 assistant giving birth. The midwife as a researcher is to ensure the patient's status is exposed to Covid or not, to record maternal exposure to Covid, to plan care and provide care, to document it, to plan follow-up actions. Conclusion: Implementation of the role of midwives as implementers, managers, educators and researchers runs optimally, obstacles can be overcome so that they can carry out their roles independently: Suggestion: input to midwives to optimize their role in helping childbirth during the Covid-19 pandemic.Keywords: Role of Midwives; Labor; Covid 19 pandemic 
EFEKTIFITAS BREAST CARE POST PARTUM TERHADAP PRODUKSI ASI Titik Wijayanti; Atik Setiyaningsih
Jurnal Kebidanan VOLUME 08 No.02, DESEMBER 2016
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v8i02.224

Abstract

ABSTRAKPerawatan payudara masa nifas (Breast Care Post Partum) merupakan suatu kebutuhan bagi ibu nifas. Dimana dengan perawatan payudara akan sangat membantu pengeluaran ASI yang berimbas pada peningkatan produksi ASI. Dengan produksi ASI yang berlimpah, bayi akan mendapatkan ASI Eksklusif. Cakupan ASI Eksklusif di kab. Semarang  pada tahun 2014 masih dibawah target  yaitu 44,3 %, demikian juga di Susukan hanya sebesar 24,8 % (Profil Kesehatan Kabupaten Semarang tahun 2014). Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI Eksklusif, salah satunya adalah faktor rangsangan yang berupa perawatan payudara. Apabila seorang ibu nifas diberi rangsangan berupa metode breast care secara rutin akan membantu meningkatkan produksi ASI sehingga ibu bisa menyusui secara eksklusif. (Soetjiningsih, 2010). Penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimen dengan pendekatan non equvalentcontrol group desain yaitu suatu penelitian yang terdapat kelompok perlakukan dan kelompok kontrol. (Notoatmodjo, 2005). Kelompok kontrol adalah ibu nifas yang tidak dilakukan breast care dan kelompok perlakuan adalah ibu nifas dengan breast care. Responden adalah ibu nifas hari ke-1 sampai hari ke-7. Untuk kelompok perlakuan diberikan breast care 2x sehari (pagi dan sore)  kemudian diobservasi produksi ASI-nya pada hari ke-8. Responden sejumlah 36 ibu nifas, diambil dengan tehnik purposive sampling terdiri dari 18 ibu nifas dengan breast care  dan 18 ibu nifas tidak diberikan breast care. Hasil perhitungan independent t-test diketahui bahwa besarnya nilai t-hit (16.40) > t-tab (1.691). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Breastcare Postpastum efektif meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui.Kata Kunci : Produksi ASI, Breast Care post partum..POSTPARTUM BREASTCARE EFFECTIVENESS OF PRODUCTION ASI ABSTRACTBreast Care Post Partum is a requirement for postpartum mothers. Where to breast care will greatly assist ASI expenditures which impact on the increase in milk production. With the abundant production of milk, the baby will be breastfed exclusively. Scope of exclusive breastfeeding in the district. Semarang in 2014 was still below target at 44.3%, so in Susukan only by 24.8% (Semarang District Health Profile 2014). Many factors affect the low coverage of exclusive breastfeeding, one of which is a factor stimulation in the form of breast care. If a given stimulus in the form of postpartum mothers breast care routine methods will help increase milk production so that mothers can breastfeed exclusively. (Soetjiningsih, 2010). Study is a quasi-experimental research with non equvalentcontrol approach to the design of a study group contained treatment group and the control group. (Notoatmodjo, 2005). The control group was postpartum mothers who do not breast care and the treatment group was puerperal women with breast care. Respondents are postpartum mothers day 1 to day 7. For the treatment group given breast care 2x a day (morning and evening) and then observed their milk production on the 8th day. Respondents number 36 puerperal women, taken by purposive sampling technique consisted of 18 puerperal women with breast care and 18 postpartum mother was not given breast care. Results of independent t-test calculation is known that the value of t-hit (16:40) > t-tab (1.691). It can be concluded that Breastcare Postpastum effectively increase milk production in nursing mothers.Keywords: milk production, post partum Breast Care.
MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN DISIPLIN BELAJAR PADA MAHASISWA Ida Untari; Endang Maningsih STIKES PKU Muhamdiyah Surakarta
Jurnal Kebidanan VOLUME 5 NO.2 DESEMBER 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v5i2.118

Abstract

ABSTRAK Belajar merupakan suatu cara untuk menjaga kelangsungan spesies manusia. Meskipun setiap bayi yang baru dilahirkan telah membawa beberapa naluri/instink dan potensi-potensi untuk kelangsungan hidupnya, tetapi jumlahnya terbatas sekali. Prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Tinggi rendahnya prestasi mahasiswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain motivasi, disiplin dan cara belajar. Mahasiswa. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi terhadap disiplin belajar mahasiswa. Metode penelitian ini berupa korelasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling, sejumlah 50 responden. Instrumen menggunakan kuesioner. Analisa bivariate menggunakan uji Kendal Tau, Hasil penelitian membuktikan ada hubungan antara motivasi berprestasi terhadap disiplin belajar mahasiswa dengan hasilrhitung > rtabel (0,668>0,05). Hal tersebut juga dibuktikan dengan nilai p : 0,000 < 0,05 pada signifikansi 95%. Kesimpulan terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan disiplin belajar. Derajat hubungan termasuk kuat atau tinggi dan arah hubungannya sebanding, artinya semakin baik motivasi berprestasi maka akan semakin baik pula disiplin belajar pada mahasiswa. Kata Kunci: Motivasi berprestasi, disiplin belajar.
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN LEUKORE Novita Nurhidayati; Rismawati .
Jurnal Kebidanan VOLUME 12. No.01, JUNI 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v12i01.361

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang : Di Indonesia data penelitian tentang kesehatan reproduksi remaja menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita leukore paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya mengalami leukore sebanyak 2 kali atau lebih dan sekitar 15% terkena infeksi karena candida. Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa STIKes Estu Utomo Prodi DIII Kebidanan semeseter I tahun 2018, 80% mengatakan pernah mengalami leokure, mereka menyatakan tidak megetahui apakah itu normal atau merupakan penyakit. Selain itu mereka mengatakan mempunyai kebiasaan tidak mengeringkan daerah genetalia setelah dari kamar mandi. Penyebab utama leuokore ialah infeksi (jamur, kuman dan parasit). Selain penyebab utama leukore juga dapat disebabkan kurangnya personal hygiene. Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian leukore pada mahasiswa STIKes Estu Utomo Prodi DIII Kebidanan tahun 2018. Metode Penelitian : Jenis Penelitian survey dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STIKes Estu Utomo Prodi DIII Kebidanan tahun akademik 2018/2019. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa STIKes Estu Utomo Prodi DIII Kebidanan  tingkat 1,2 dan 3 tahun akademik 2018/2019 sebanyak 87 responden yang diambil dengan teknik total sampling. Tabulasi silang hubungan antara variable bebas dan terikat dengan uji statistik chi-square menggunakan aplikasi SPSS versi 20. Hasil : 16,09 % personal hygiene dalam kategori baik, 14,94 % dalam kategori cukup, 68,97% dalam kategori kurang dan 34,5 % mengalami leukore,65,4% tidak mengalami leukore. Terdapat hubungan personal hygiene dengan kejadian leukore (c2hitung = 7,449 dan ? value 0,02). Diharapkan STIKes Estu Utomo mengadakan kegiatan berupa konsultasi gratis tentang kesehatan reproduksi remaja agar mahasiswa  dapat melakukan pencegahan leukore dengan personal hygiene yang baik. Kata kunci : personal hygiene, leukore                THE PERSONAL RELATIONSHIP OF HYGIENE WITH THE EVENT OF LEUKORE ABSTRACTBackground: In Indonesia research data on adolescent reproductive health shows that 75% of women in the world must have leukorrhea at least once in a lifetime and 45% of them have leukorrhea 2 times or more and about 15% are infected with candida. Based on interviews with Estik Utomo STIKes students at the Midwifery Diploma Program in 2018, 80% said they had experienced leukure, saying they did not know whether it was normal or a disease. In addition they say they have a habit of not drying the genetal area after being in the bathroom. The main cause of leuokore is infection (fungi, germs and parasites). Besides the main causes of leukore can also be caused by lack of personal hygiene. Purpose: The purpose of this study was to determine the relationship of personal hygiene with the incidence of leukorrhea in Estu Utomo STIKes midwifery students in 2018. Research Methods: This type of survey research with cross sectional time approach. The population of this research is all students of STIKes Estu Utomo Study Program of Midwifery Diploma Academic Year 2018/2019. The sample in this study were students of the Estu Utomo STIKes Department of Midwifery Diploma III 1.2 and 3 academic year 2018/2019 as many as 87 respondents taken by total sampling technique. Cross tabulation of the relationship between independent and dependent variables with the chi-square statistical test using SPSS version 20 application. Results: 16.09% personal hygiene in the good category, 14.94% in the moderate category, 68.97% in the poor category and 34.5% had leukorrhea, 65.4% had no leukorrhea. There is a personal hygiene relationship with the incidence of leukorrhea (c2 count = 7.449 and ? value 0.02). It is expected that STIKes Estu Utomo will hold activities in the form of free consultations on adolescent reproductive health so that students can prevent leukorrhea with good personal hygiene. Keywords: personal hygiene, leukore
FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA Heni Krisnawati; Ardiani Sulistiani Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali
Jurnal Kebidanan Volume 2 No. 1 Juni 2010
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v2i1.76

Abstract

FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA Heni Krisnawati & Ardiani Sulistiani Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Hasil studi pendahuluan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali tanggal 13 dan 14 April 2009 diperoleh informasi dari guru BK (Bimbingan Konseling) dalam kurun waktu 3 tahun antara tahun 2006 - 2008 dari 538 siswa kelas X sampai XII terdapat beberapa siswa yang hamil sebelum menikah dan sampai saat ini masih ada satu siswa dalam tiap tahunnya yang hamil di luar nikah. Untuk mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah pada remaja di MAN 1 Boyolali. Dalam penelitian ini menggunakan desian penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional dimana variabel – variabel yang termasuk efek diobservasi skaligus pada waktu yang sama. Responden penelitian ini adalah sebanyak 87 siswa. Pada bulan mei sampai juni 2009 dengan alat ukur menggunakan kuesioner. Hasil penelitian, berupa faktor keluarga berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah pada remaja diperoleh nilai X2 9,538 pValue 0,002, faktor teman sebaya berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah pada remaja diperoleh nilai X2 4,632 p Value 0,032 dan faktor pendidikan seks yang diberikan di sekolah berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah pada remaja diperoleh nilai X2 24,024 p Value 0,000. Kesimpulan yang didapat adalah keluarga berpengaruh signifikan terhadap perilaku seks pranikah pada remaja p Value 0,002 < 0,05. Teman sebaya berpengaruh signifikan terhadap perilaku seks pranikah pada remaja p Value 0,032 < 0,05. Pendidikan seks yang diberikan di sekolah berpengaruh signifikan terhadap perilaku seks pranikah pada remaja p Value 0,000 < 0,05.   Kata kunci : keluarga, teman , pendidikan seks di sekolah
FAKTOR PREDISPOSISI IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMSI DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG Is Susiloningtyas; Isna Hudaya
Jurnal Kebidanan VOLUME 09.No.02 DESEMBER 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v9i02.319

Abstract

ABSTRAKMasa kehamilan kemungkinan dapat terjadi komplikasi. Komplikasi yang dapat muncul akibat langsung kehamilan salah satunya pre eklamsi/eklamsi. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.Sedangkan penyebab utama kematian ibu maternal adalah timbulnya perdarahan (28%), eklamsi (24%) dan infeksi (11%).Pada tahun 2000 dicanangkan Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman atau Making Pregnancy Safer (MPS) sebagai bagian dari Strategi Pembangunan Kesehatan Masyarakat menuju Indonesia Sehat 2010, dimana salah satu targetnya adalah penurunan AKI yang penyabab utamanya eklamsi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik, tehnik pengambilan data menggunakan data sekunder. Instrumen dalam penelitian ini adalah catatan rekam medik Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dengan subyek penelitian adalah seluruh ibu hamil yang menderita pre eklampsia yaitu sebanyak 129. Hasil penelitian yang diperoleh dari 129 data rekam medik,  ibu yang mengalami pre eklamsi banyak terjadi pada ibu kelompok usia 20-35 tahun sebanyak 88 (68%), ibu berumur > 35 tahun sebanyak 32  (25%) dan ibu berumur < 20 tahun sebanyak 9 orang (7%). Ibu yang mengalami pre eklamsi lebih banyak dialami pada primipara sebanyak 48 (37%), multipara sebanyak 46 (36%) dan grande multipara sebanyak 35 (27%). ibu yang mengalami pre eklamsi banyak terjadi pada ibu yang bekerja swasta sebanyak 64 (50%),ibu rumah tangga sebanyak 50 (38%) pegawai negeri sipil sebanyak 15 (12%).Kata kunci : Faktor Predisposisi, Pre eklamsi.PREDISPOSITION FACTORS OF PREGNANT MOTHER WITH PRE ECLAMPSIA IN HOSPITAL ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANGABSTRACTPregnancy period may occur complications. Complications that can arise due to direct pregnancy one of them pre eclampsia / eclampsia. Based on the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) in 2012, Maternal Mortality Rate (MMR) (relative to pregnancy, delivery and postpartum) is 359 per 100,000 live births. While the main causes of maternal maternal deaths were bleeding (28%), eclampsia (24%) and infection (11%). In 2000 the National Pregnancy Safer (MPS) was launched as part of the Community Health Development Strategy towards Healthy Indonesia 2010, where one of the targets is the decreasing of AKI which is the main cause of eclampsia. The type of this research is descriptive analytic, technique of taking data using secondary data. Instrument in this research is medical record of Islamic Hospital of Sultan Agung Semarang with research subject is all pregnant women suffering from pre eclampsia that is as much 129. The result of research from 129 medical record data, mother having pre eclampsy mostly happened to mother of age group 20-35 years old 88 (68%), mother> 35 years old as many as 32 (25%) and mother <20 years old as many as 9 people (7%). Mothers who experienced preeclampsia were more common in primipara (48%), multiparas (46%) and multiparas (35%). mothers with preeclampsia were more common in private mothers (64%), housewives (50%) (38%) of civil servants (15%).Keywords : Predisposing Factor, Pre eclampsia.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE LEAFLET TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI BAGI BALITA DI POSYANDU KUNTHISARI JETAK KABUPATEN SEMARANG Metik Prihandini; Dwi Indah Iswanti; Siti Nur Umariyah F. STIKES Karya Husada Semarang
Jurnal Kebidanan VOLUME 5 NO.2 DESEMBER 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v5i2.123

Abstract

ABSTRAK Balita merupakan salah satu kelompok yang rawan gizi. Posyandu Khuntisari Jetak Kabupaten Semarang terdapat 43 ibu yang memiliki balita dimana didapatkan 4 (9,30%) balita Bawah Garis Merah (BGM), 9 (20,93%) status gizi kurang, 24 (55,81%) status gizi baik, dan 6 (13,95%) gizi lebih. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kebutuhan gizi adalah motivasi ibu yang kurang dalam pemenuhan gizi balita. Cara mempengaruhi motivasi adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan secara langsung dengan metode demonstrasi, praktek dan leaflet. Jenis penelitian metode quasi eksperimental desain pre test dan post test group. Populasi ibu yang memiliki anak balita sejumlah 40 ibu yang berada di Posyandu Khuntisari Jetak kabupaten semarang pada bulan Maret 2013. Sampel 20 responden 10 kelompok intervensi 10 kelompok kontrol. Tehnik sampling accidental. Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisa univariat dan bivariat dengan uji t-test. Hasil penelitian motivasi pada kelompok intervensi (demonstrasi) sebelum diberikan pendidikan kesehatan rata-rata 14.10 dan kelompok kontrol (leaflet) rata-rata 13,80. motivasi pada kelompok intervensi (demonstrasi) sesudah diberikan pendidikan kesehatan rata-rata 16.10 dan kelompok kontrol rata-rata 14,20. Terdapat perbedaan motivasi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan demonstrasi pada kelompok intervensi (p value 0,037). Terdapat perbedaan motivasi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan leaflet pada kelompok kontrol (p value 0,000). Ada perbedaan motivasi antara kelompok intervensi (demonstrasi) dengan kelompok kontrol (leaflet) setelah pendidikan kesehatan (p value 0,001). Kata Kunci : Pendidikan kesehatan, metode demonstrasi, metode leaflet, motivasi ibu dalam pemberian makanan bergizi bagi balita
HUBUNGAN KEJADIAN STUNTING DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 24-59 BULAN DI DESA WANGEN POLANHARJO KLATEN Anna Uswatun Qoyyimah; Lilik Hartati; Siska Amyranda Fitriani
Jurnal Kebidanan VOLUME 12. No.01, JUNI 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v12i01.366

Abstract

ABSTRAKStunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima tahun) sehaingga anak terlalu pendek untuk seusianya, tetapi baru nampak setelah anak usia 2 tahun. Angka kejadian stunting di Indonesia cukup tinggi yaitu 30,8% (11,5% sangat pendek dan 19,3% pendek). Dampak dari stunting sendiri salah satunya yaitu penurunan perkembangan kognitif, motorik, dan kemampuan berbicara, sehingga diperlukannyaa deteksi dini perawakan pendek pada anak  agar diberi intervensi secepatnyaJenis penelitian ini menggunakan metode korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita stunting  usia 24-59 bulan di Desa Wangen Polanharjo periode Maret 2020.  Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel 30 balita stunting usia 24-59 bulan di Desa Wangen Polanharjo. Hasil penelitian menunjukkan balita stunting  dengan kategori pendek 23 anak (77%) dengan perkembangan sesuai 11 anak (36,6%), meragukan 11 anak (36,6%), dan penyimpangan 1 anak (0,3%). Sedangkan balita stunting dengan kategori sangat pendek yaitu 7 anak (23%) menunjukkan perkembangan sesuai 1 anak (0,3%), meragukan 3 anak (1,0%),  dan penyimpangan 4 anak (13,3%).  Simpulan dalam penelitian ini adalah  ada hubungan kejadian stunting dengan perkembangan anak usia 23-59 bulan di Desa Wangen Polanharjo dengan nilai p=0,024(p<0,05). Kata Kunci : Stunting, Perkembangan Anak                     EVENT RELATIONSHIP STUNTING WITH THE DEVELOPMENT OF CHILDREN AGED 24-59 MONTHS IN WANGEN VILLAGE POLANHARJOABSTRACTStunting is a condition of failing to grow in a toddler (under five years) child so is too short for his age, but only appears after two years of age.  Indonesia's stunting rate is quite high which is 30.8% (11.5% very short and 19.3% short). The impact of its own stunting is the decline in cognitive development, motor, and speech ability, so that the introduction of early detection of short stature in children to be intervened immediately. This type of research uses a correlation method. The population in this study was stunting the whole toddler aged 24-59 months in the village of Wangen Polanharjo on the period of March 2020.  Sampling techniques in this study used total sampling techniques with a sample number of 30 toddlers stunting age 24-59 months in the village of Wangen Polanharjo. The results showed toddlers stunting with a short category of 23 children (77%) With the corresponding development 11 children (36.6%), doubtful 11 children (36.6%), and deviation of 1 child (0.3%). The toddler stunting with very short category is 7 children (23%) Shows the development According to 1 child (0.3%), doubtful 3 children (1.0%), and deviations of 4 children (13.3%). The conclusion In this study was that there was a stunting incident with the development of children aged 23-59 months in the village of Wangen Polanharjo with a value of p = 0.024 (p < 0.05). Keywords : Stunting, Child development 

Page 2 of 30 | Total Record : 293