suroso, Tjijik wasiah
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HASIL PENELITIAN KADAR ASPAHALTENE DALAM ASPAL suroso, Tjijik Wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 10 No 1 (1993)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspal ideal adalah aspal yang mempunyai kadar aspahaltene antara 15 - 25 % ( rata- rata 20 % ) karena telah diketahui bahwa suatu aspal sangat ditentukan oleh jumlah aspahaltene. Kadar asphaltene tinggi menghasilkan penetrasi rendah. Apabila pen terlalu rendah make life twne aspal dapat diperkirakan akan rendah karena aspal dikatakan dalam keadaan kritis apabila penetrasi aspal -20, duktilitas < 15. Oleh karna itu perlu diketahui kadar asphaltene dalam aspal yang beredar dipasaran sehingga dapat diketahui salah satu faktor penyebab kerusakan - kerusakan secara dini pada perkerasan jalan.
HASIL PENELITIAN KEAWETAN ASPAL YANG BEREDAR DIPASARAN SEBELUM TAHUN 1988 DAN TAHUN 1988 SAMPAI SAAT INI suroso, Tjijik Wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 10 No 1 (1993)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak faktor penyebab kerusakan jalan sebelum umur rencana dipenuhi antara lain mutu aspal. Dari segi mutu fisik tidak terjadi masalah (memenuhi syarat). Oleh karena itu penulis mencoba meneliti mutu aspal dari segi komposisi kimia, menurut Rostler and white aspal yang awet bila mempunyai parameter komposisi maltene (chemical reactivity) 0,4 - 1,2 dari hasil penelitian aspal yang beredar dipasar sebelum tahun 1988 mempunyai chemical reactivity 1,03 - 1,17 (aspal diambang batas tidak awet) seingga kemungkinan faktor inilah yang merupakan salah satu penyebab pendeknya umur perkerasan jalan. Ole karena itu agar aspal mempunyai umur panjang (awet) sebaiknya aspal dibuat dengan campuran yang tepat (jumlah resin seimbang dengan asphltene) dan dibuat dari hidrokarbon yang mempunyai BM> 400 sehingga aspal menpunyai nilai chemical reactivity < 1.
HASIL PENELITIAN PENGARUH PEMANASAN BERULANG TERHADAP MUTU ASPAL KERAS suroso, Tjijik Wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 10 No 3 (1993)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan aspal sebagai bahan konstruksi jalan makin lama makkin meningkat, dilain pihak banyak ditemui perkerasan jalan yang telah mengalami kerusakan sebelum umur rencana pakai. Banyak faktor penyebab kerusakan perkerasan jalan sebelum umur tercapai antara lain mutu aspal tidak memenuhi syarat. Agar mutu perkerasan jalan yangn dihasilkan sesuai yang diharap maka mutlak pengendalian mutu bahan konstruksi jalan, misal pengendalian mutu aspal. Pada saat ini pengiriman aspal dari pabrik/tanki penimbunan melaui dua cara yaitu langsung dalam drum atau memalui tanki mobil. Pengiriman melaui tanki mobil disertai pemanasan karena untuk menghindari penyumbatan atau memudahkan pemindahan aspal dari tanki ke AMP atau dalam drum-drum di lokasi tujuan. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pemanasan berulang terhadap penurunan mutu aspal sehingga tidak memenuhi persyaratan, perlu dilakukan penelitian. Dari hasil penelitian pengaruh pemanasan terhadap mutu aspal diperoleh asil sebagai berikut: 1. Pada pemanasan 150 - 160 C secara terbuka/dengan adanya oksidasi O2, maka hanya dilakukan 2 kali, a. 3 jam, sifat fisik dan kimianya tidak menunjukan penurunan mutu. 2. Pada pemanasan 1500 - 160 C secara tertutup/tanpa adanya oksidasi maka pemanasan hanya diijinkan sampai 4 x 3 jam, mutu aspal pada batas minimum. 3. Pada pemanasan 95 C ecara tertutup/tanpa adanya oksidasi secara berulang tidak terjadi perubahan mutu aspal.
HASIL PENELITIAN PENDAULUAN PENGARUH PENAMBAHAN SYNTETIC RUBBER (POLYMER) TERHADAP KETAHANAN ASPAL PEN 60 DAN 80 TEEREHADAP SUHU (Pi) DAN PELAPUKAN (AGING INDEX) suroso, Tjijik Wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 12 No 3 (1995)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan jalan di indonesia makin lama makin meningkat sehingga penggunaan aspal serta pemeliharaan makin meningkat pula. Pada perkerasan jalan dengan lalu lintas padat dan berat, sehingga terjadi Rutting, Cracking, serta terjadinya pelapukan aspal. Oleh karena itu perlu dicari bahan tambah aspal yang dapat memberikan hasil yang lebih baik dan waktu pelayanan yang lebih lama sehingga dapat menghemat dana untuk rehabilitasi. Suatu bahan polymer/Syntetic Rubber dapat digunakan sebagai bahan tambah terhadap aspal karena dapat meningkatkan ketahanan terhada suhu, menurunkan index pelapukan. Bahan ini mempunyai struktur yang berupa ikatan menyilang sehingga dapat menahan penguapan fraksi minyak dalam aspal. Hal ini terlihat dari hasil penentuan aging index aspal setelah ditambah polymer, sehingga diharapkan aspal + polymer ini pada perkerrasan jalan akan dapat lebih tahan teradap oksidasi serta tahan terhadap lalu-lintas berta dari pada aspal biasa. Dari hasil penelitian secara laboratorium dan analisa data penambahan Syntetic Rubber (polymer) sebesar 3% dalam aspal akan menaikan ketahanan aspal pen 60 terehadap suhu dan menurunkan aging index. Sedangkan pada aspal pen 80 penambahan 3% Syntetic Rubber (polymer) menaikan kepekaan teradap suhu (Pi).
PENGARUH TEBAL LAPISAN ASPAL SUHU DAN WKTU PENCAMPURAN TERHADAP PELAPUKAN DAN KEAWETAN ASPAL suroso, Tjijik Wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 18 No 2 (2001)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada saat ekonomi ini yang belum juga membaik,, dituntut untuk dapat menghasilkan perkerasn yang dapat bertahan lama. Salah satu penyebab kerusakan jalan antara lain karena penurunan mutu aspal setelah pencampuran, yang dipengaruhi oleh faktor seperti tebal lapisan aspal, suhu pencampuran dan waktu pencampuran. Dalam makalah ini dibahas pengaruh-pengaruh tersebuut di atas terhadap indek pelapukan aspal. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa tebal lapisan aspal, suhu pencampuran dan waktu pencampuran menunjukan saling interaksi dan menghasilkan indek pelapukan yang berbeda untuk ketiga jenis tebal lapisan aspal yang berbeda, sekaligus menghasilkan keawetan yang ditunjukkan oleh indek pelapukan aspal yang berbeda pula. Dalam pelaksanaan pencampuran aspal, tebal lapisan, suhu dan waktu pencampuran harus benar-benar diperhatikan agar aspal tidak mengalami pelapukan atau mutu begitu besar sehingga jalan tidak cepat rusak. Dengan menggunakan analisa statistik terhadap data yang diperoleh dari percobaan laboraturium untuk aspal pen 60 diperoleh bahwa teballapisan minimum 7,5 miikrofon, suhu pencampuran maksimum 160 C dan waktu pencampuran maksimum 35 detik akan memberikan penurunan mutu atauu indek pelapukan yang minimal, sehingga diperkirakan perkerasan dapat bertahan lama.