Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KONSEP BALANCED SCORECARD DAN KENDALA PENERAPANNYA Widilestari, Christine
JURNAL STIE SEMARANG Vol 3 No 2 (2011): VOLUME 3 NOMOR 2 EDISI JUNI 2011
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.571 KB)

Abstract

Balanced Scorecard merupakan sistem pendekatan strategi manajemen yang dikembangkan Robert Kaplan dan David Norton semula digunakan untuk memperbaiki sistem  pengukuran kinerja. Balanced Scorecard dalam perkembangannya menjadi empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, serta digunakan untuk mengukur kinerja organisasi secara komprehensif. Meskipun sistem ini cukup  komprehensif dalam mengukur kinerja organisasi dan berhasil diterapkan pada banyak perusahaan, tetapi ada banyak juga kendala dalam penerapannya.
MODEL HUBUNGAN TECHNOSTRESS TERHADAP EMOTIONAL EXHAUSTION PADA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI MARITIM SELAMA PEMBELAJARAN ONLINE Ario Hendartono; Christine Widilestari
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM Vol 23, No 1 (2022): September
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2975.55 KB) | DOI: 10.33556/jstm.v23i1.325

Abstract

Pandemi Covid 19 yang ditetapkan WHO pada bulan Maret 2020 mengubah proses edukasi secara drastis. Dalam sekejap secara radikal proses edukasi offline berubah menjadi online learning. Saat pembelajaran online mahasiswa membutuhkan alat bantu pembelajaran, seperti smartphone, tablet, laptop untuk mengakses informasi dimana dan kapan saja. Akan tetapi kondisi ekonomi saat pandemi turut mempengaruhi daya beli masyarakat atas hardware yang diperlukan sehingga menimbulkan stres tersendiri. Selain itu kekurangsiapan penguasaan teknologi memicu munculnya technostress. Bukan hanya technostress, selama pembelajaran online mahasiswa juga mengalami emotional exhaustion yang ditunjukkan dengan kondisi atau perasaan yang terkuras oleh tugas serta kegiatan yang dihadapi. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur pengaruh technostress terhadap emotional exhaustion pada mahasiswa perguruan tinggi maritim di Jawa Tengah. Selain itu dilakukan pengujian tambahan atas data demografi responden yaitu pengaruh kelompok umur; pengaruh tingkat pendidikan dan pengaruh jenis kelamin terhadap emotional exhaustion. Jumlah sampel penelitian sebanyak 311 mahasiswa dari lima perguruan tinggi maritim di Jawa Tengah, dengan waktu pengambilan data dimulai awal Agustus 2021 sampai dengan akhir September 2021. Simpulan hasil penelitian: (1) Pengaruh technostress terhadap emotional exhaustion sebesar 0,86 yang ditunjukkan Adjusted R2 Square sebesar 86%; (2) Tingkat technostress berpengaruh signifikan terhadap emotional exhaustion; (3) Kelompok umur mahasiswa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap emotional exhaustion; (4) Tingkat pendidikan mahasiswa berpengaruh positif terhadap emotional exhaustion; (5) Jenis kelamin mahasiswa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap emotional exhaustion.  Kata kunci :  emotional exhaustion; pembelajaran online; pembelajaran saat pandemi covid 19; technostress.
Dampak Dwelling Time Terhadap Layanan Ekspor Impor di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Ario Hendartono; Christine Widilestari
Jurnal Maritim Polimarin Vol. 6 No. 2 (2020)
Publisher : PPPM Polimarin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.296 KB) | DOI: 10.52492/jmp.v6i2.12

Abstract

Abstract The ideal dwelling time and in accordance with the target market profit must be seen as an interrelated system starting with the use of professional human resources, equipment readiness and time to prepare it, speed, maintenance, and not forgetting the kind and type, as well as the land, both the area affects the stacking of containers, distance and infrastructure that can support the acceleration of access needed to achieve high speed and efficiency. According to the World Bank (2011), dwelling time is the time calculated from the time the containers are unloaded and lifted from the ship until the containers leave the port container terminal through the main gate. The dwelling time process at the port consists of three stages, namely pre-clearance, customs clearance, and post-clearance. The objectives of this research include (1) To find out what factors cause the duration of dwelling time at TanjungEmas Port; (2) Knowing the impact of the duration of the dwelling time on export and import services at the Port of TanjungEmas; (3) Knowing the action of mitigation that taken by the Port of TanjungEmas Semarang to reduce dwelling time. The type of research used is qualitative research, which is a research process and understanding based on a methodology that investigates social phenomena and human problems with a case study model. It is expected that the data needed in research at TPKS can be obtained from the results of observations and interviews conducted related to matters of a policy, strategy and reality in the field. From the data obtained in the field, the following conclusions can be drawn: (1) The factors causing the length of dwelling time at TanjungEmas Port include: document and physical inspection process of goods on Customs classification;data on PIB and SPPB dates are often not detailed, the duration of time for container processing at TPKS is often unknown; service users do not clearly complete the document. (2) The impact of the dwelling time process on export and import services at TanjungEmas Port, among others: the export process does not really have an effect; The import process dwelling time is longer than the export process because the documents / containers that enter TPKS (Semarang Container Terminal ) must still be inspected by quarantine and Customs. (3) Mitigation action taken by the Port of TanjungEmas Semarang to reduce dwelling time include: detailed integration arrangements between TPKS and Customs through INSW facilities; 24 hours online facility equipped with modern equipment, namely ARTG (Automated Rubber Tired Gantry) and gate automation to expedite the process of releasing goods; the policy regulates the release of both filled and empty containers to the PLP after 5 days and after 10 days they must be moved again to a private depot.
Tingkat Pendidikan Nelayan Di Pantai Utara Jawa Sebagai Faktor Mediasi Pengaruh Besaran Pendapatan Nelayan Terhadap Kesadaran Keselamatan Berlayar Christine Widilestari; Amthori Anwar; Erwin Sutantyo
Jurnal Maritim Polimarin Vol. 5 No. 1 (2019)
Publisher : PPPM Polimarin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Awareness of sailing safety ls vital and must be prioritized. Various incidents of ship accidents, starting from burning ships and sinking became a separate evaluation material for Indonesia which declared it to be the world's maritime axis. The problem of the lack of safety equipment available on ships are found in cases of passenger ship accidents in Indonesia. This is also found in fishing vessels belonging to groups and individuals. The main reason stated by the ship owner is that the procurement of safety equipments requires no small amount of funds, and priority needs of each of the different safety equipments so that not all equipment need to be fulfilled, In addition, the low level of education and skills also affects safety awareness. The type of research used is Explanatory Research which aims to analyze whether or not the influence of the amount of fishermen's income on sailing safety awareness is mediated by education level. The number of research samples is 59 respondents who are fishermen on the North Coast of Java (Semarang, Demak, and Kendal). The research data was obtained through filling out questionnaires using a Likert scale with a range of 5. In addition, it was also strengthened by follow-up interviews to support the results of research data processing. From the results of the research data obtained results: (1) the amount of income did not affect the level of education, (2) the amount of income did not affect sailing safety awareness. (3) the level of education had a positive effect on sailing safety awareness and (4) the level of education was not mediates the effect of the amount of income on sailing safety awareness.
Studi Persepsi Anggota Organisasi Mengenai Perubahan Organisasi (Studi Kasus Perubahan Semarang Growth Centre Menjadi Polimarin) Christine Widilestari; Warsina Warsina
Jurnal Maritim Polimarin Vol. 4 No. 1 (2018)
Publisher : PPPM Polimarin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semarang Growth Centre (SGC) merupakan salah satu lembaga pengembangan pendidikan tinggi milik Pemerintah Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang berdiri sejak tahun 1993. Pada perkembangannya di tahun 2012 SGC diusulkan berubah menjadi Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin). Perubahan organisasi dalam penelitian ini berdampak pada manajemen organisasi, faktor sosial, metode, aspek manusia, perilaku kerja, minat, pengalaman, prestasi kerja, tanggung jawab dan motivasi. Hasil penelitian yang perlu diperhatikan adalah faktor manajemen organisasi yang memiliki nilai persepsi terendah dari anggota organisasi dengan prosentase mendekati 40%. Terjadinya penilaian negatif tersebut disebabkan perlunya proses penyesuaian antara pelaksanaan di lapangan dengan aturan baku dari pemerintah sebagai lembaga baru. Selain itu belum dilaksanakannya prosedur manajemen secara konsisten dan kurangnya koordinasi antar bagian dalam pelaksanaan beberapa pekerjaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan deskriptif analisis. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner, wawancara dan studi pustaka. Sampel penelitian adalah 30 orang karyawan yang bekerja di Polimarin sejak masih bernama SGC. Analisa data penelitian dilakukan dengan menjabarkan hasil dalam 41 tabel tunggal, sehingga memperoleh simpulan penelitian. Hasil wawancara dan studi pustaka digunakan untuk memperkuat hasil analisa data kuesioner.
Hubungan Karakteristik Individu terhadap Kesadaran Akan Keselamatan Berlayar pada Nelayan di Kota Kendal Retno Anggoro; Christine Widilestari
Jurnal Maritim Polimarin Vol. 2 No. 1 (2016)
Publisher : PPPM Polimarin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nelayan adalah salah satu pekerjaaan atau mata pencaharaian sebagian besar masyarakat yang tinggal di pesisir pantai Indonesia. Profesi sebagai seorang nelayan selain membutuhkan keberanian yang tinggi juga memerlukan suatu keahlian dan pengalaman. Setiap nelayan mempunyai karakteristik dan tingkat pendidian yang berbeda sehingga akan ada banyak persepsi dan tigkat kesaran yang berbeda akan pentingnya penggunaan peralatan keselamatan selma melaut atau mencari ikan.Tingkat pendidikan merupakan sdalah satu pemicu kurangnya kesadaran nelayan akan pentingnya penggunaan perlatan keselamatan. Nelayan beranggapan bahwa pengunaan peralatan keselamatan tidak mutlak diperlukan selama melaut karena sebagian besar nelayan beranggapan adalah pada hasil tangkapan ikan bukan pada proses penagkapan sehingga mereka mengindahkan pentingnya peralatan kesamatan di atas kapal. Teori yang digunakan utuk menganalisa karakteristik individu dan kesadaran akan keselmaatan berlayar menggunakan teori keselamatan dan teori karakteristik individu. metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode observasi langsung, metode wawancara dan metode studi pustaka. Responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 responden yang mengisi kuasioner dimana jawaban dari responden tersebut diskor dengan menggunakan skala Likert. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan analisi data teknik Pearson Product Moment.Hasil korelasi antara variabel karakteristik individu dengan kesadaran akan penggunaan peralatan keselamatandenganmenggunakan uji korelasi dinyatakan valid dengan responden 50, nilai kritis sebesar 0,361 yang dikorelasikan tiap butir dinyatakn valid. dimana Karakteristik individu mempengaruhi kesadaran akan penggunaan perlatan keselamatan pada nelayan di kota Kendal.
Pemberdayaan Masyarakat melalui Pelatihan Soft Skill Digital Marketing di Desa Kemujan Kecamatan Karimunjawa Fajar Sari Kurniawan; Endra Winarni; Septina Dwi Retnandari; Christine Widilestari
Manggali Vol 3 No 1 (2023): Manggali
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31331/manggali.v3i1.2353

Abstract

Dari sejumlah pewirausaha di Desa Kemujan, diketahui bahwa masih sangat sedikit yang melakukan pemasaran produk atau jasa melalui media online. Kebanyakan mereka melakukan aktivitas usaha secara manual (offline), sehingga selama pandemi praktis tidak ada penjualan atau pemasukan bagi para pewirausaha Desa Kemujan. Kemampuan pengelolaan pemasaran produk atau jasa setidaknya didukung oleh dua unsur utama yaitu (1) Keinginan/ motivasi yang kuat dari pewirausaha untuk memasarkan atau mempromosikan sebuah produk atau jasa yang ditekuni melalui media online; (2) Dikuasai pengetahuan dan keterampilan teknik promosi, dalam hal ini adalah soft skill digital marketing. Tujuan Kegiatan PPM di Desa Kemujan, Karimunjawa adalah memberikan penguatan keterampilan pada kelompok pelaku usaha dalam memasarkan atau mempromosikan sebuah produk atau jasa yang ditekuni melalui media online seperti website dan marketplace agar bisa menjangkau konsumen dan calon konsumen dengan lebih luas dan cepat. Metode diterapkan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan pemasaran digital, yaitu pembuatan content sebagai media peningkatan akses promosi dan penggunaan media sosial untuk promosi online produk atau jasa yang dimiliki. Simpulan kegiatan ini adalah masyarakat dapat memanfaatkan digital sebagai sarana pemasaran produk atau jasanya secara online untuk jangkauan pemasaran yang lebih luas agar lebih dikenal oleh konsumen.