Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

RANCANG BANGUN BUCK CONVERTER 12 VOLT 60 AMPERE MENGGUNAKAN P-CHANNEL MOSFET DAN IGBT TIPE N Ahadi, Khalif
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 11, No 1 (2012): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada tulisan ini akan dibahas proses perancangan dan pembuatan buck converter dengan tegangan keluaran 12 volt dan arus sebesar 60 ampere. Telah dibuat dua buah buck converter yang dilakukan dengan menggunakan P-Channel MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) dan IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor) tipe N sebagai switch. Pengujian dilakukan untuk melihat kinerja dan efisiensi daya dari kedua buck converter tersebut. Dari hasil pengujian, kedua buck converter dapat menghasilkan arus sebesar 60 ampere pada seting tegangan 12,6 volt, namun tegangan keluaran yang dihasilkan tersebut masih ikut berubah mengikuti perubahan tegangan masukan dan beban yang terpasang. Efisiensi daya yang dihasilkan berfluktuasi namun berada diatas 60% pada beban penuh. This paper explains designing and developing process of a 12 volt 60 ampere buck converter. Two units of buck converter using P-Channel MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) and N-type IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor) as a switch are already built. Test and measurement are done to see performances and power efficiencies of the buck converters. Experimental results show both buck converters are able to flow a current as high as 60 amperes on adjusted voltage of 12.6 volt, but this output voltage is still fluctuating influenced by input voltage and load. The efficiencies are also fluctuated but they can reach above 60% under maximum load.
ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR IEC/PAS 62612:2009; ANALYSIS OF PERFORMANCE TESTING OF INITIAL EFFICACY VALUE AND POWER FACTOR OF BULB SELF-BALLASTED LAMP BY USING STANDARD IEC/PAS 62612:2009 Anggono, Tri; Pasaribu, M Irsan; Sasnofia, Weltis; Ahadi, Khalif
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 13, No 2 (2014): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi sistem penerangan buatan memungkinkan adanya peningkatan penghematan pemakaian energi listrik serta umur pakai yang lebih lama. Namun demikian, tingkat efisiensi serta kualitas dari suatu produk tentunya harus melewati pengujian menggunakan metoda standar yang telah disepakati. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan gambaran kualitas awal lampu LED bulb yang beredar di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metoda standar uji IEC/PAS 62612 : 2009. Sampel uji didapat melalui survei pasar di wilayah Jakarta dan sekitarnya dengan daya pengenal antara 2 sampai 13 watt. Pengujian dilakukan menggunakan Integrating Sphere Photometer (ISP) dan Goniophotometer. Analisis terhadap efikasi dan faktor daya lampu LED bulb tersebut dilakukan dengan pendekatan grafik distribusi normal. Sebanyak 30% dari sampel yang diuji menunjukkan adanya ketidaksesuaian daya nyata sebesar ±15% dari daya pengenal pada kemasan. Sebanyak 90% dari populasi sampel menunjukkan nilai efikasi inisial lebih dari 58 lm/w, setara dengan kriteria tanda hemat energi bintang empat lampu fluorescent swabalast dan dapat meningkatkan efisiensi pencahayaan sekitar 29%. Namun demikian, hanya sebesar 3,41% dari sampel yang diuji menunjukkan nilai faktor daya di atas 0,76 sehingga berpotensi dapat mengganggu kinerja jaringan distribusi listrik. The development of artificial lighting system technology enables improvement of electrical energy efficiency and also service life. Nevertheless, efficiency level and product quality surely have to pass the test of agreed standard method. This study aims to provide an overview of initial quality of LED light bulbs which have been marketed in Indonesia. The study is conducted by using a standard test method, IEC / PAS 62612: 2009. Test samples are obtained through a market survey in Jakarta and its surrounding areas with rated power between 2 into 13 watts. Integrating Sphere Photometer (ISP) and Goniophotometer are used for the testing. Analysis of efficacy and power factor of LED light bulb is done with a normal distribution graph approach. 30 % of total samples tested have ± 15 % deviation between real powers measured and rated power stated on their packaging. 90 % of the sample population is concluded to have initial efficacy value higher than 58 lm / w; equivalent to the four stars of energy-saving criteria for fluorescent self-ballasted lamp, and these lamps can improve the lighting efficiency approximately 29 %. However, only 3.41 % of the tested samples have power factor values above 0.76 that it may potentially affect electrical distribution line.
ANALISIS PEMAKAIAN ENERGI PADA SETRIKA LISTRIK TANPA UAP DALAM MENUNJANG PENETAPAN STANDAR KINERJA ENERGI MINIMUM ; ANALYSIS OF ENERGY UTILIZATION ON NON-STEAM ELECTRIC IRONS TO SUPPORT THE IMPLEMENTATION OF MINIMUM ENERGY PERFORMANCE STANDARD ahadi, khalif; Anggono, Tri
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 15, No 2 (2016): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setrika listrik tanpa uap merupakan salah satu peralatan rumah tangga yang mengkonsumsi listrik yang banyak digunakan pada sektor rumah tangga. Pemakaian daya listrik yang cukup besar ini perlu diperhatikan tingkat efisiensinya. Besarnya tingkat efisiensi minimum setrika listrik tanpa uap yang masih diperbolehkan untuk dapat beredar dipasaran Indonesia belum ditetapkan oleh pemerintah. Pengujian kinerja terhadap peralatan setrika listrik tanpa uap ini dilakukan untuk mendapatkan data awal dalam penetapan tingkat efisiensi tersebut. Pengujian laboratorium untuk menentukan tingkat efisiensi maupun pemakaian energi listrik dilakukan menggunakan standar pengujian SNI IEC 60311 : 2009. Banyaknya sampel uji yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 unit yang terdiri dari 20 model setrika listrik tanpa uap yang beredar dipasaran pada tahun 2014. Dari hasil pengujian dan analisis statistik didapatkan rekomendasi pemberlakukan nilai standar kinerja energi minimum berdasarkan tingkat efisiensi energi yaitu sebesar 0,9 Wh/oC. Melalui penerapan standar kinerja energi minimum tersebut diharapkan adanya peningkatan efisiensi pemakaian energi listrik pada setrika listrik tanpa uap sebesar 17 %. Non steam electric iron is one of home appliance which consumes electricity that is widely used in the household sector. The level of efficiency for this large power consumption is should be noted. The level of minimum efficiency for non steam electric irons that allowed to entered Indonesian market still not established yet by the government. This performance test of non steam electric irons is conducted to obtain preliminary data in determining the level of efficiency. The laboratory testing to define the efficiency rate or electrical energy consumption was performed using testing standards IEC 60311: 2009. The quantity of samples that used in this research is 40 samples which consists 20 models of non steam electric irons on Indonesian markets in 2014. Testing results and statistics analysis recommends minimum energy performance standard by efficiency rate valued 0.9 Wh/oC. Through the implementation of minimum energy performance standard, it is expected to gain improvement of energy utilization from non steam iron as 17%.
UJI KINERJA DAN KEAMANAN LAMPU FLUORESEN SWABALAST REKONDISI; PERFORMANCE AND SAFETY TEST OF RECONDITIONED COMPACT FLUORESCENT LAMP (CFL) ahadi, khalif; Anggono, Tri
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 16, No 2 (2017): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini, banyak beredar lampu fluoresen swabalast rekondisi yang merupakan hasil perbaikan dari lampu fluoresen swabalast yang sudah habis masa pakainya. Lampu rekondisi tersebut banyak diminati oleh masyarakat karena harganya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan lampu baru. Namun demikian, kualitas kinerja serta faktor keamanannya belum teruji. Apabila kualitas kinerjanya sangat buruk tentunya dapat menyebabkan penggunaan energi menjadi tidak efisien. Terlebih lagi jika tidak memenuhi syarat faktor keamanan, sehingga akan berbahaya bagi keselamatan konsumen. Pengujian ini dilakukan berdasarkan standar uji SNI 04-6504-2001 “lampu swabalast untuk pelayanan pencahayaan umum – persyaratan keselamatan” dan SNI IEC 60969-2009 “lampu swabalast untuk pelayanan pencahayaan umum – persyaratan unjuk kerja” yang dilaksanakan dengan menggunakan fasilitas laboratorium uji P3TKEBTKE. Hasil uji kinerja menunjukkan bahwa terdapat 50% lampu rekondisi yang diuji tidak dapat bertahan hingga 1500 jam, namun yang dapat bertahan menunjukkan efikasi di bawah lampu baru. Untuk lampu baru terdapat 11% lampu yang diuji tidak dapat bertahan hingga 1500 jam, dan 71% di antaranyanya merupakan lampu dengan harga murah. Seluruh tipe/model lampu fluoresen swabalast rekondisi yang diuji tidak memenuhi persyaratan keselamatan, sehingga belum layak digunakan.  Currently, reconditioned compact fluorescent lamps (CFL), i.e the reconstructed or repaired broken lamps, can easily be found on the market. These lamps showed a great demand by the community, because the price is much cheaper than the new lamps. However, the performance quality and safety factor have not been tested. If the performance is very poor, the energy use will be inefficient. Moreover, if the safety factor does not meeet safety standard, it will be harmful for the consumer. The laboratory tests on safety and performance of reconditioned CFL is based on standard test of SNI 04-6504-2001 "Self-ballasted lamps for general lighting services - Safety requirements" and IEC 60969-2009 " Self-ballasted lamps for general lighting services - Performance requirements" conducted using laboratory facilities test in P3TKEBTKE. The result showed, approximately 50% of reconditioned CFL could not survive until 1500 hours, but the survive ones has the efficacy number below the new lamp. Approximately 11% of new lamps being tested could not last up to 1500 hours, in which 71% among them are a lower price lamp. All types/models of the reconditioned CFL tested do not meet the safety requirements, so they are not yet feasible to use.
SIMULASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI LAMPU LED Ahadi, Khalif; Al Irsyad, M. Indra; Anggono, Tri
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 17, No 1 (2018): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi penerangan jalan pada umumnya mengkonsumsi energi listrik yang cukup besar untuk dapat memenuhi standar pencahayaan yang dipersyaratkan. Pemakaian energi yang lebih efisien untuk Penerangan Jalan Umum (PJU), harus tetap mengacu kepada standar pencahayaan yang berlaku saat ini. Dalam tulisan ini, dilakukan survei pemakaian energi listrik terhadap PJU pada salah satu jalan arteri utama di wilayah Maluku Tenggara, yang kemudian disimulasikan dengan perangkat lunak Dialux untuk dapat mengetahui penyebaran kuat pencahayaan. Untuk memenuhi standar kualitas pencahayaan normal berdasarkan SNI 7391:2008, penggunaan teknologi untuk PJU eksisting dapat dilakukan dengan menaikkan faktor kehilangan cahaya serta perubahan spesifikasi tiang. Pengurangan pemakaian energi dan suplai tenaga listrik dilakukan dengan pemakaian luminer PJU teknologi terkini yaitu LED. Potensi penghematan energi listrik yang dapat dicapai pada lokasi penelitian dilaksanakan adalah sebesar 1.963 kWh/bulan atau sekitar 53 persen, dengan penghematan suplai tenaga listrik sebesar 21,9 kVA atau sekitar 81,5 persen.
UJI KINERJA ENERGI PADA BALLAST ELEKTRONIK UNTUK LAMPU FLUORESEN (TL) SATU TABUNG ; ENERGY PERFORMANCE TESTING OF ELECTRONIC BALLAST FOR SINGLE TUBULAR FLUORESCENT LAMP Anggono, Tri; ahadi, khalif
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 15, No 1 (2016): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini membahas pengujian ballast elektronik untuk lampu fluoresen satu tabung jenis T8 untuk memberikan gambaran teknis ballast elektronik yang beredar di Indonesia, kesesuaian dengan standar yang ada, serta potensi konservasi energi pada penggunaan ballast elektronik tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menunjang penetapan Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM). Pengujian balast elektronik dilakukan dengan menggunakan metoda uji SNI IEC 60929:2009, namun demikian, pada tulisan ini, pembahasan pengujian yang dilakukan dibatasi pada lingkup yang terkait dengan konservasi energi. Hasil uji coba menunjukkan bahwa sebagian besar sampel ballast elektronik yang diuji mengkonsumsi daya yang lebih kecil dari nilai daya pengenal yang tertera, sehingga menghasilkan nilai fluks luminous yang dihasilkan oleh lampu TL yang dipasang menjadi tidak optimal. Faktor daya pada sampel ballast elektronik yang diuji berada dalam rentang 0,51 hingga 0,98. Distorsi tegangan harmonik yang terjadi berkisar antara 0,53% hingga 1,23%, sedangkan distorsi arus harmonik berkisar antara 15,17% hingga 153,8%. Rugi-rugi pada sampel ballast elektronik yang diuji berkisar antara 2,3 watt hingga 6,5 watt dengan efisiensi antara 77% hingga 91%. This paper discusses the testing of electronic ballast for single fluorescent lamp type T8 to provide a technical overview of electronic ballast available in the Indonesian market, compliance with existing standards, and the potential for energy conservation in the use of electronic ballasts. It is intended to support the establishment of the Minimum Energy Performance Standards. Electronic ballast testing was performed using test method SNI IEC 60929: 2009, however, in this paper, the discussion is limited to the scope related to energy conservation. The experiment results show that the majority of samples consume less power than the specified wattage value resulting in the luminous flux produced by the fluorescent lamp mounted are not optimal. Power factor of the samples tested were in the range from 0.98 to 0.51. Harmonic voltage distortion that occurred ranged from 0.53% to 1.23%, while the harmonic current distortion ranged from 15.17% to 153.8%. Losses in electronic ballast samples tested ranged from 2.3 watts to 6.5 watts with efficiencies from 77% to 91%.
STUDI MENGENAI EFISIENSI ENERGI POMPA AIR SUMUR YANG DIGUNAKAN PADA SEKTOR RUMAH TANGGA; STUDY ON ENERGY EFFICIENCY OF WELL PUMP FOR HOUSEHOLD SECTORS ahadi, khalif; Anggono, Tri; Suntoro, Dedi
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 16, No 2 (2017): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini, pemerintah sedang menggalakkan program hemat energi, tidak terkecuali pada sektor rumah tangga. Pada sektor rumah tangga, penghematan energi dapat dilakukan salah satunya dengan pemberlakuan standar mutu hemat energi yang membatasi peralatan yang kurang efisien. Pada tulisan ini dibahas pengujian pompa air yang biasa digunakan pada sektor rumah tangga untuk memberikan gambaran efisiensi pompa air yang beredar serta potensi penghematan energi dengan pemberlakuan standar mutu hemat energi untuk pompa air tersebut. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan parameter nilai head, debit air, dan parameter listrik pompa air tersebut, yang kemudian dilakukan perhitungan. Hasil perhitungan menunjukkan nilai efisiensi dari pompa air yang diuji tersebut berada pada nilai 23,1% hingga 39,73%, di samping itu, hasil pengukuran menunjukkan bahwa sebagian besar sampel yang diuji mempunyai faktor daya yang baik dengan rata-rata 0,92. Berdasarkan hasil tersebut, jika diberlakukan standar mutu hemat energi dengan batas nilai efisiensi minimum 29,2%, akan dapat menghemat energi listrik nasional sekitar 555,4 MWh per tahun. Selain nilai efisiensi minimum tersebut, rekomendasi kriteria nilai efisiensi untuk jumlah bintang pada label hemat energi akan disajikan.  Currently, the government is promoting energy-saving programs, including in the household sector. In the household sector, the energy savings can be done either by the application of energy-saving quality standards that restrict less efficient of home appliances. This paper discusses the testing of water pump which is used in the household sector to illustrate the well pump efficiency and potential energy savings with the implementation of energy-saving quality standards for the well pump. Testing is done to get the parameter of head, water flow, and the electrical parameters of the well pump. Based on the calculation of the measurement results, the efficiency of the well pump being tested is about 23.1% to 39.73%, meanwhile, the measurement results show that the majority of the samples under tested had a good power factor with average 0.92. From these results, if the energy-saving quality standards imposed by the minimum efficiency value limits of 29.2%, will be able to save the national electrical energy of about 555.4 MWh per year. In addition to the minimum efficiency values, recommendations efficiency value criteria for the number of stars on the label energy saving will be presented.
PERHITUNGAN BEBAN PENDINGINAN PADA RUANGAN DI PERKANTORAN PT. INDONESIA POWER UPJP PESANGGARAN BAL Suntoro, Dedi; Darmawan, Ragil; Ahadi, Khalif
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 17, No 1 (2018): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Panas buang Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) berpotensi untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber energi sistem pengkondisi udara di suatu gedung dengan menggunakan teknologi absorption chiller. Untuk menentukan kapasitas mesin pengkondisi udara di suatu gedung yang harus dilakukan adalah menghitung beban pendinginan. Perhitungan beban pendinginan yang akurat sangat berpengaruh terhadap penghematan energi. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan besarnya beban pendinginan pada gedung-gedung di area PLTG Pesanggaran Bali yang terdiri dari empat gedung kantor, dua ruang kontrol, satu ruang panel, dan satu ruang pantry. Beban pendinginan semua area tersebut akan disuplai oleh absorption chiller dengan memanfaatkan panas buang PLTG. Metode perhitungan beban pendinginan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dan American Society of Refrigeration and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE). Beban pendinginan total merupakan akumulasi dari beban perpindahan panas, radiasi sinar matahari, beban internal dan infiltrasi udara luar. Perhitungan menggunakan beban pendinginan maksimal sebagai dasar untuk menentukan kapasitas absorption chiller. Berdasarkan hasil perhitungan, besarnya beban pendinginan total 24 jam gedung area PLTG Pesanggaran Bali adalah 912,54 kW. Beban pendinginan tersebut terdiri dari beban pendinginan pada jam kantor yaitu pukul 07:00-17:00 adalah 565,97 kW, sedangkan di luar jam kantor yaitu pukul 17:00-07:00 adalah 346,56 kW.
MANAJEMEN PEMBEBANAN PADA KELUARAN FUEL CELL JENIS PEMFC UNTUK OPTIMALISASI INVERTER DC-AC Pranoto, Bono; Ahadi, Khalif; Rasyid, Harun Al
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 11, No 2 (2012): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan pengoperasian sistem fuel cell adalah menjaga tegangan keluaran fuel cell yang cenderung menurun seiring meningkatnya arus beban. Pengaturan aliran masuk gas hidrogen dan oksigen tidak memberikan reaksi yang cepat terhadap perubahan tegangan keluaran fuel cell, sedangkan perubahan beban memberikan reaksi yang sangat cepat pada perubahan tegangan. Manajemen pembebanan dilakukan pada jalur masukan inverter untuk melihat karakteristik tegangan keluaran fuel cell akibat pengaruh pemberian beban pada jalur keluaran inverter. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pengaturan pembebanan menggunakan beban aktivasi pada keluaran fuel cell dapat menjaga range tegangan masukan inverter yaitu 12-15 volt sehingga inverter dapat terus bekerja. Namun demikian, pengaturan ini membutuhkan ketelitian operator saat terjadi perubahan beban. The operating problem on fuel cell system is to mantain the output voltage of fuel cell, which tends to drop as the load current inreases. Controlling the flow of hydrogen and oxygen does not give a quick response, on the other hand, changes in load give very quick responses on output voltage. Loading management is done on inverter input to observe characteristics of fuel cell’s output voltage under the influence of changes in load on inverter output. The experiment result shows that loading management using activating load on output fuel cell could maintain on the input voltage range of inverter, which is 12-15 volts, so that inverter still works. However, this arrangement still needs thoroughness of the operator during load change.
ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN PANAS BUANG PLTG UNTUK PEMBANGKIT DAYA ; POTENTIAL UTILIZATION ANALYSIS OF WASTE HEAT FROM GAS POWER PLANT FOR INCREASING POWER Suntoro, Dedi; Konitat, Nina; Ahadi, Khalif
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 16, No 1 (2017): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kapasitas daya terpasang seluruh Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Indonesia adalah 3.591 MW atau 9,6% dari total pembangkit listrik. Suatu PLTG umumnya memiliki efisiensi 25 - 30% sehingga energi panas yang terbuang dari PLTG mencapai sekitar 60-70%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi daya dari panas buang PLTG, peningkatan efisiensi yang didapat setelah memanfaatkan sisa panas buang PLTG untuk pembangkit daya, serta kriteria kelayakan ekonomi dari pemanfaatan panas buang untuk pembangkit daya di PLTG Pesanggaran Bali. Metodologi yang digunakan adalah dengan melakukan analisis termodinamika menggunakan paket program Cycle Tempo, kemudian melakukan analisis ekonomi untuk mengetahui kriteria kelayakan ekonomi dari pemanfaatan panas buang untuk pembangkit daya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panas buang dari PLTG Unit 1, 2, 3, dan 4 Pesanggaran Bali dapat dimanfaatkan untuk pembangkit daya dengan siklus kogenerasi menggunakan siklus uap Rankine atau Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU). Peningkatan efisiensi setelah pemanfaatan sisa panas buang PLTG untuk pembangkit daya adalah 46,46% dari efisiensi semula. Kriteria kelayakan ekonomi untuk pemanfaatan panas buang PLTG untuk pembangkit daya adalah nilai NPV (Net Present Value) untuk masing-masing PLTG yang bernilai positif, IRR (Internal Rate of Return) untuk PLTG Unit 1 dan PLTG Unit 2 adalah 49%, sedangkan PLTG Unit 3 dan PLTG Unit 4 adalah 57%. Payback period PLTG Unit 1 dan PLTG Unit 2 adalah 2,6 tahun sedangkan PLTG Unit 3 dan PLTG Unit 4 adalah 2,2 tahun. Installed power capacity of the entire natural gas power plant in Indonesia is 3,591 MW or 9.6% of total electricity generation. Natural gas power plant generally has an efficiency of 25-30%, therefore wasted heat energy from the power plant reaches about 60-70%. This study aims to determine the power potential of waste heat natural gas power plant, knowing the increased efficiency gained after utilize the waste heat for power generation, and to analyze the criteria for the economic feasibility of waste heat utilization for power generation at Pesanggaran Bali power plant. The Cycle Tempo program was employed to do the thermodynamic analysis. The results showed that the waste heat from the PLTG Units 1, 2, 3, and 4 can be utilized for power generation with cogeneration cycle using steam Rankine cycle (steam power plant). Efficiency value was increase 46.46% from the original, after utilizisation of the waste heat for power generation. As for the economic feasibility, the criterias have to meet the following requirements, i.e. NPV (Net Present Value) values obtained for each power plant is positive, IRR (Internal Rate of Return) for Natural gas power plant Unit 1 and Unit 2 is 49%, and for Natural gas power plant Unit 3 and Unit 4 is 57%. The payback period for Natural Gas power plant Unit 1 and Unit 2 is 2.6 years, and for Natural Gas power plant Unit 3 and Unit 4 is 2.2 years.