Romansyah, Khalimi
Universitas Swadaya Gunung Jati

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Bentuk dan Makna Alih Kode Bahasa Masyarakat Desa Cimara Kabupaten Kuningan Romansyah, Khalimi
Deiksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5, No 2 (2018): JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/deiksis.v5i2.1200

Abstract

 Desa Cimara adalah salah satu desa di Kabupaten Kuningan. Desa Cimara merupakan desa yang terletak di daerah perbatasan antara Kabupaten Cirebon dengan Kabupaten Kuningan. Mayoritas penduduk Kabupaten Cirebon menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu, sedangkan mayoritas penduduk atau masyarakat Kabupaten Kuningan menggunakan Bahasa Sunda sebagai bahasa ibu mereka. Hal ini tentu saja amat menarik dijadikan suatu obyek penelitian yang berkaitan dengan studi sosiolinguistik, yaitu gejala alih kode dan gejala campur kode. Penelitian ini mengupas masalah bentuk dan makna alih kode bahasa masyarakat tutur Desa Cimara  Kabupaten  Kuningan.Dalam komunikasi sehari-hari, masyarakat tutur Desa Cimara sering melakukan alih kode, baik  dari Bahasa Sunda beralih ke Bahasa Indonesia ataupun sebaliknya dari Bahasa Indonesia beralih ke Bahasa Sunda, baik berupa alih kode sementara maupun alih kode permanen. Hal ini disebabkan situasi kedwibahasaan pada masyarakat Desa Cimara.Makna ( motif ) dari alih kode bahasa masyarakat tutur Desa Cimara beraneka ragam. Namun semuanya masih dalam tatanan atau norma etika berbahasa. Makna ( motif ) alih kode Bahasa Sunda ke Bahasa Indonesia dari masyarakat Desa Cimara, meliputi: Perubahan situasi atau suasana pembicaraan, mitra bicara (lawan bicara ) lebih muda, ingin dianggap terpelajar ( berpendidikan ), ingin memperlebar atau menjauhkan jarak, terpengaruh atau mengikuti lawan bicara yang beralih ke Bahasa Indonesia, menghindari penggunaan atau pemakaian bentuk halus atau bentuk kasar pada Bahasa Sunda.  Adapun makna ( motif ) alih kode dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Sunda, meliputi: ingin mendekatkan (merapatkan ) jarak, ingin beradab-adab berbahasa Sunda halus, ataupun berakrab-akrab berbahasa Sunda kasar, ingin menunjukkan bahwa Bahasa Sunda adalah bahasa ibunya, terbawa pengaruh lawan bicara ( mitra bicara ) yang berbahasa Sunda, merasa janggal tidak memakai bahasa Sunda dengan orang sekampung. Kata Kunci: Desa Cimara, alih kode,kedwibahasaan, peristiwa tutur, bentuk dan  makna ( motif ) alih kode.
Bentuk dan Motif ( Makna ) Alih Kode Bahasa Masyarakat Desa Cisaat Kabupaten Cirebon Romansyah, Khalimi
Deiksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5, No 1 (2018): DEIKSIS JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/deiksis.v5i1.833

Abstract

Desa Cisaat yaitu salah satu desa di Wilayah Kabupaten Cirebon. Desa Cisaat terletak di daerah perbatasan antara dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan. Mayoritas atau sebagian besar penduduk Kabupaten Cirebon memiliki bahasa ibu, yaitu Bahasa  Jawa, sedangkan mayoritas atau sebagian besar penduduk Kabupaten Kuningan memiliki bahasa ibu, yaitu Bahasa Sunda. Hal ini tentu saja sangat menarik untuk dijadikan obyek penelitian yang berhubungan dengan kegiatan studi Sosiolinguistik, yaitu masalah alih kode dan campur kode. Penelitian ini mengupas tentang masalah bentuk dan motif (makna) alih kode bahasa masyarakat Desa Cisaat  Kabupaten  Cirebon.Dalam kegiatan berbahasa sehari-hari, masyarakat Desa Cisaat sering melakukan alih kode (alih bahasa) baik  dari Bahasa Indonesia beralih ke Bahasa Sunda ataupun sebaliknya dari Bahasa Sunda beralih ke Bahasa Indonesia, baik berupa alih kode (alih bahasa) sementara maupun alih kode (alih bahasa) permanen. Hal ini dimungkinkan karena situasi kedwibahasaan pada masyarakat desa tersebut.Motif atau makna alih kode ( alih bahasa ) masyarakat Desa Cisaat beraneka ragam. Namun semuanya masih dalam batas norma atau tatanan etika berbahasa. Motif atau makna  alih kode ( alih bahasa ) dari Bahasa Sunda ke Bahasa Indonesia masyarakat Desa Cisaat, meliputi: 1) Terpengaruh atau mengikuti lawan bicara yang beralih ke Bahasa Indonesia; 2) Ingin dianggap berpendidikan (terpelajar); 3) Ingin memperlebar atau menjauhkan jarak; 4) Menghindari pemakaian bentuk kasar dan bentuk halus dalam Bahasa Sunda; 5) Lawan bicara (mitra bicara ) lebih muda. Sementara itu motif atau makna alih kode ( alih bahasa ) dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Sunda, meliputi: 1) Merasa janggal ( ganjil ) tidak berbahasa Sunda dengan orang sekampung; 2) Ingin merapatkan atau mendekatkan jarak; 3) Ingin bersopan santun ( beradab-adab ) memakai Bahasa Sunda halus, atau berakrab-akrab memakai Bahasa Sunda kasar; 4) Terbawa pengaruh lawan bicara yang berbahasa Sunda; 5) Ingin menunjukkan bahwa bahasa ibunya ialah Bahasa Sunda.Kata Kunci: Desa Cisaat, alih kode, kedwibahasaan, peristiwa tutur, bentuk dan motif ( makna ) alih kode.
Strategi Membaca Pemahaman yang Efektif dan Efisien Romansyah, Khalimi
Deiksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4, No 1 (2017): Deiksis Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/deiksis.v4i1.407

Abstract

Membaca pemahaman merupakan sarana atau media yang sangat penting dalam rangka memperoleh informasi atau ilmu pengetahuan. Oleh karena itu kegiatan membaca pemahaman perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar informasi atau ilmu pengetahuan dapat diperoleh dengan cepat dan akurat. Hal ini tentu saja memerlukan strategi tertentu yang harus dikuasai dan diterapkan oleh pembaca. Strategi yang harus dikuasai oleh pembaca agar kegiatan membaca pemahamannya berjalan dengan efektif dan efisien, yaitu : 1) Pembaca harus memiliki kecepatan membaca yang proposional ( memadai ), artinya kecepatan membaca yang dimiliki pembaca harus sesuai dengan tingkat kematangan intelektualnya. Dan 2) Pembaca harus memiliki keterampilan menemukan informasi fokus, artinya pembaca mampu menemukan informasi fokus bacaan atau informasi yang diperlukannya dengan cepat dan akurat. Keterampilan menemukan informasi fokus  meliputi : 1) Kemampuan pembaca dalam mengidentifikasi atau menentukan informasi fokus bacaan, baik informasi fokus kallimat, informasi fokus paragraf, maupun informasi fokus wacana. Serta 2) Kemampuan pembaca dalam menerapkan teknik-teknik membaca yang tepat  atau sesuai dengan tujuannya. Teknik-teknik membaca tersebut adalah teknik baca-pilih, teknik baca-lompat, teknik baca-layap, dan teknik baca-tatap.Kata Kunci: Srategi, membaca pemahaman, efektif dan efisien, informasi fokus,   kecepatan membaca, teknik-teknik membaca.
Analisis Unsur Inferensi Terhadap Tuturan Masyarakat Desa Megu Cilik Kabupaten Cirebon Romansyah, Khalimi
Deiksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 6, No 2 (2019): DEIKSIS: JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/dj.v6i2.2177

Abstract

Abstrak. Tujuan penelitian ini menjelaskan tentang bentuk dan makna inferensi yang terdapat dalam tuturan masyarakat Desa Megu Cilik Kabupaten Cirebon. Obyek penelitian ini terbatas hanya pada tuturan bahasa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif kualitatif dengan pemerolehan data dari dua sumber yaitu data primer dan data sekunder. Adapun sampelnya terdiri atas sepuluh peristiwa tutur masyarakat Desa Megu Cilik Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tuturan bahasa Indonesia masyarakat Desa Megu Cilik banyak mengandung unsur inferensi. Hal ini terbukti dari sepuluh  peristiwa tutur bahasa Indonesia yang diamati, semuanya mengandung unsur inferensi. Adapun bentuk dan maknanya cukup beragam. Kata kunci: desa Megu Cilik, unsur inferensi, tuturan, masyarakat tutur
Tinjauan Pragmatis Tuturan Bahasa Indonesia Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Cirebon Khalimi Romansyah
Diglosia : Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia Vol 5, No 2 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.347 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan menjelaskan tinjauan pragmatis, khususnya tentang bentuk dan ragam tindak tutur tak langsung bahasa Indonesia yang melibatkan sesama guru SD di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif kualitatif, yang sumber datanya yaitu dokumen, peristiwa tutur, dan informan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui analisis dokumen, wawancara, dan observasi. Validitas data memakai teknik triangulasi sumber data dan teori. Analisis data mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sepuluh peristiwa tutur yang melibatkan sesama guru SD di Kabupaten Cirebon yang mengandung tindak tutur tak langsung, menunjukkan bahwa terdapat 12 ( dua belas ) tindak tutur tak langsung, yaitu terdiri atas 9 ( sembilan ) tindak tutur tak langsung berbentuk kalimat berita dengan ragam literal, 1 ( satu ) tindak tutur tak langsung berbentuk kalimat berita dengan ragam tidak literal, dan 2 (dua ) tindak tutur tak langsung berbentuk kalimat tanya dengan ragam literal. Adapun tindak tutur tak langsung bentuk kalimat tanya dengan ragam tidak literal, tidak terdapat pada sepuluh peristiwa tutur tersebut di atas.Kata kunci: bentuk dan ragam, tindak tutur tak langsung, guru SD, Kabupaten CirebonThis research aims to explain a pragmatic review in particular involve the form and variety of indirect speech act in Indonesian which is involving the peer teachers elementary school in cirebon regency. This research is a qualitative descriptive which the data sources are document, speech events, and informants. The data collection techniques were carried out through document analysis, interviews, and  observation. The data validity using data source triangulation techniques and theories. Data analysis includes data reduction, data presentation, and conclusion. The result of research show that there are ten of speech events who involve the peer teachers elementary school in cirebon regency which contain indirect speech acts. This result show that there are 12 indirect speech acts which consis of  9 indirect speech acts in the form of a news sentence with a variety of  literal, 1 indirect speech acts in the form of a news sentence with non literal variety and 2 indirect speech acts in the form of  the asking sentence with a variety of literal. Even though, indirect speech acts in the form of asking sentence with non literal variety, this is not found in the ten speech events mentioned above. Keywords: The form and variety, Indirect speech acts, Teacher of elementary school, Cirebon Regency
BENTUK TINDAK PERLOKUSI DALAM TRANSAKSI JUAL BELI BERBAHASA INDONESIA DI PASAR KUE WERU CIREBON Khalimi Romansyah; Tri Pujiatna
Jurnal Tuturan VOL 11, NO 1 (2022): TUTURAN JURNAL PENDIDIKAN, BAHASA DAN SASTRA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jt.v11i1.6848

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ragam bentuk tindak perlokusi yang terdapat dalam transaksi jual beli berbahasa Indonesia di pasar kue Weru Cirebon. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini meliputi penggalan tuturan transaksi jual beli berbahasa Indonesia antara pedagang dan pembeli di pasar kue Weru Kabupaten Cirebon yang diduga merupakan ragam tindak perlokusi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode simak. Penerapan metode simak ini dengan menggunakan teknik dasar sadap serta teknik lanjutan teknik simak bebas libat cakap. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber data dan teori. Analisis data meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 peristiwa tutur yang mengandung tindak perlokusidalam transaksi jual beli berbahasa Indonesia di pasar kue Weru Cirebon, terdapat 3 macam bentuk tindak perlokusi , yaitu tindak perlokusi berbentukmeyakinkan, tindak perlokusi berbentuk membujuk atau memikat, dan tindak perlokusi berbentuk menganjurkan. 
NILAI KEARIFAN LOKAL EMPAT CERPEN DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMINKARYA AHMAD TOHARI Dede Endang Mascita; Khalimi Romansyah; Tri Pujiatna
Jurnal Tuturan VOL 11, NO 2 (2022): TUTURAN JURNAL PENDIDIKAN, BAHASA DAN SASTRA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jt.v11i2.7676

Abstract

Cerpen merupakan karya sastra yang memiliki berbagai nilai kehidupan berupa norma-norma sosial dan perilaku sebagai sumber kearifan lokal. Kearifan lokal berkaitan dengan sebuah budaya yang tidak lepas dari suatu kelompok masyarakat dan tumbuh dari pemikiran nenekmoyang yang telah diwariskan pada generasi berikutnya. Cerpen-cerpen dalam Senyum Karyamin mayoritas berlatar belakang perdesaan yang diwarnai dengan segela bentuk kesederhanaan hidup serta penuh dengan ironi. Data penelitian ini berpusat pada empat teks cerpen dari buku kumpulan cerpen Senyum Karyamin karya Ahamd Tohari, yaitu : (1) Si Minem Beranak Bayi; (2) Syukuran Sutabawor; (3) Wangon Jatilawang; dan (4) Pengemis dan Sholawat Badar. Adapun pendekatannya melalui antropologi sastra. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kearifan lokal yang terdapat dalam empat cerpen Senyum Karyamin, meliputi: (a) Nilai kepercayaan yaitu seperangkat kepercayaan, ajaran-ajaran, keyakinan yang mengarah pada tingkah laku manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. (b) Kesenian yaitu nilai estetika yang dapat ditangkap oleh pancaindera. (c) Adat istiadat  yaitu kebiasaan yang dianggap baik oleh masyarakat.
Bentuk Dan Makna Inferensi Pada Tuturan Bahasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Weru Cirebon Khalimi Romansyah
Caruban: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Dasar Vol 4, No 1 (2021): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.284 KB) | DOI: 10.33603/cjiipd.v4i1.3542

Abstract

Abstrak. Tujuan penelitian ini  menjelaskan bentuk dan makna inferensi pada tuturan bahasa Indonesia siswa sekolah dasar di Kecamatan Weru Cirebon. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber datanya yaitu dokumen, peristiwa tutur, dan informan. Teknik pengumpulan data melalui analisis dokumen, wawancara, dan observasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber data dan teori. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan dari sepuluh peristiwa tutur ( terdiri atas lima puluh dua tuturan ) yang diamati, seluruhnya mengandung unsur inferensi. Bentuk inferensinya meliputi prinsip analogi  penafsiran lokal sebanyak lima tuturan dan  prinsip analogi penafsiran umum sebanyak enam tuturan. Adapun  makna  inferensinya meliputi : menyampaikan ajakan, menolak ajakan, memperingatkan sesuatu, mengumumkan sesuatu, menyampaikan keinginan, memberitahu sesuatu, mengingatkan sesuatu, menyuruh, dan mengharapkan sesuatu. Kata kunci: Kecamatan Weru Cirebon, Bentuk dan Makna Inferensi, Tuturan, Siswa SD
Ragam Implikatur Percakapan Bahasa Indonesia Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Cirebon Khalimi Romansyah
Caruban: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Dasar Vol 5, No 1 (2022): Januari
Publisher : UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.86 KB) | DOI: 10.33603/caruban.v5i1.6185

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan ragam bentuk dan makna implikatur percakapan bahasa Indonesia antar guru sekolah dasar di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang sumber datanya yaitu dokumen dan peristiwa tutur. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui analisis dokumen dan observasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber data dan teori. Analisis data meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 peristiwa tutur yang terdiri atas 55 tuturan dalam bentuk percakapan antar guru sekolah dasar di Kabupaten Cirebon, terdapat 9 tuturan  mengandung bentuk implikatur percakapan umum, 2 tuturan mengandung bentuk implikatur percakapan khusus, dan 2 tuturan mengandung bentuk implikatur percakapan berskala. Adapun ragam makna implikatur percakapannya, antara lain: mengajak, menolak, memberi tahu, menyuruh (memerintah), menjelaskan, dan mengingatkan.Kata kunci: Ragam implikatur percakapan, Bahasa Indonesia, guru SD, Kabupaten Cirebon.
BENTUK DAN RAGAM TINDAK TUTUR TAK LANGSUNG DALAM PERCAKAPAN BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH DASAR KABUPATEN CIREBON Khalimi Romansyah; Tri Pujiatna
Jurnal Tuturan Vol 12, No 1 (2023): JOURNAL OF EDUCATION, LANGUAGE AND LITERATURE
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jurnaltuturan.v12i1.8714

Abstract

Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia, baik tulis maupun lisan. Efektivitas komunikasi berbahasa sangat dipengaruhi oleh tingkat kemahiran berbahasa dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu penutur dan lawan tutur. Salah satu upaya penutur dalam menjalin kerjasama dengan lawan tutur dalam kegiatan berbahasa lisan yaitu ketepatan penggunaan ragam tindak tutur, termasuk di dalamnya penggunaan ragam tindak tutur langsung dan tindak tutur tak langsung. Pada penelitian ini bertujuan menjelaskan bentuk dan ragam tindak tutur tak langsung bahasa Indonesia yang melibatkan sesama siswa SD di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif kualitatif, yang sumber datanya yaitu dokumen, peristiwa tutur, dan informan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui analisis dokumen, wawancara, dan observasi. Validitas data memakai teknik triangulasi sumber data dan teori. Analisis data mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sepuluh peristiwa tutur yang melibatkan sesama siswa SD di Kabupaten Cirebon yang mengandung tindak tutur tak langsung, terdapat 11 (sebelas ) tindak tutur tak langsung, yaitu terdiri atas 9 ( sembilan ) tindak tutur tak langsung berbentuk kalimat berita dengan ragam literal dan 2 (dua ) tindak tutur tak langsung berbentuk kalimat tanya dengan ragam literal. Adapun tindak tutur tak langsung berbentuk kalimat berita dengan ragam tidak literal dan tindak tutur tak langsung berbentuk kalimat tanya dengan ragam tidak literal, tidak terdapat pada sepuluh peristiwa tutur tersebut di atas.