This Author published in this journals
All Journal Menara Ilmu
BURANO, RIZQHA SEPRIYANTI
LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMISKINAN PETANI DI KAWASAN PERKOTAAN (STUDI KASUS SEPULUH KECAMATAN DI KOTA PADANG) BURANO, RIZQHA SEPRIYANTI
Menara Ilmu Vol 10, No 60-65 (2016): Jurnal Edisi 2016
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v10i60-65.100

Abstract

Petani selalu dikelompokkan pada golongan minoritas. Petani selalu diidentikan dengan kemiskinan. Selama ini kajian-kajian yang ada lebih banyak memperhatikan pertanian di pedesaan. Akan tetapi pertanian tidak hanya berkembang di pedesaan, di perkotaan pun sudah banyak dikembangkan kawasan-kawasan pertanian. Petani di perkotaan tertanya uga memiliki masalah yang sama dengan petani di perdesaan yakni hidup dalam tingkat kesejahteraan yang rendah.Kawasan pertanian di Kota Padang kondisinya masih menyimpan banyak masalah, baik dari aspek sumber daya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya modal, sumberdaya ruang dan infrastruktur. Sumber daya alam terkait dengan kualitas lahan, kondisi agroklimat dan sumber daya air merupakan bagian yang perlu sentuhan supaya lebih optimal dalam meningkatkan produktivitas. Kemudian aspek sumberdaya manusia, selain tingkat pendidikan dan keterampilan yang masih perlu ditingkatkan, juga masih terjebak pada skala usaha yang cukup kecil, yang menyebabkan uasaha pertanian menjadi tidak efesien dan tidak ekonomis.Oleh karena itu dengan menggunakan Metode Pendekatan kualitatif penulis ingin mengidentifikasi penyebab kemiskinan petani di perkotaan, dengan wilayah studi sepuluh kecamatan di Kota Padang Pendekatan ini dipakai agar dalam mengkaji permasalahan dapat lebih mendalam dan komprehenship. Dari hasil penelitian ini ditemukanlah beberapa faktor penyebab kemiskinan petani di perkotaan. Pertama program pengentasan kemiskinan yang tidak tepat sasaran, program pengentasan kemiskinan belum mampu menjawan permasalahan petani. Kedua rendahnya kualitas sumberdaya manusia, baik itu petani maupun smua pihak yang berkaitan dengan pembangunan pertanian sehingga kualitas pertanian masih sangat rendah. Ketiga kurangnya sarana dan prasaran pendukung kegiatan pertanian sehingga mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi pertanian. Keempat sistem agribisnis yang belum berjalan dengan baik. Kelima, luas lahan pertanian yang dimiliki petani sangat kecil dan juga keterbatasan modal yang dimiliki petani untuk mengolah lahan pertanian. 
PENGARUH PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI DI KECAMATAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Burano, Rizqha Sepriyanti
Menara Ilmu Vol 11, No 77 (2017): Vol. XI Jilid 1 No. 77, Oktober 2017
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v11i77.367

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh pengembangan kawasanagropolitan pada kesejahteraan petani. Penelitian ini dilakukan di kawasan agropolitanMungka Kecamatan Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota. Jenis penelitian ini adalahpenelitian kuantitatif dengan metode survey. Data yang digunakan adalah data primer dan datasekunder. Data primer dikumpulkan langsung ke wilayah penelitian dan data sekunderdiperoleh dari instansi terkait. Analisis yang dilakukan dimulai dengan menghitung NilaiTukar Petani (NTP) kemudian dilanjutkan dengan analisis sumber daya manusia untuk melihatperubahan kualitas sumberdaya manusia setelah adanya kebijakan agropolitan.Hasil analisis menunjukkan bahwa pembangunan kawasan agropolitan ini belummemberikan dampak yang signifikan terhadap pembangunan perdesaan dan peningkatankesejahteraan petani di Kecamatan Mungka. Pada beberapa tahun terlihat penurunan nilai NTPpetani, bahkan untuk petani padi sawah NTP nya menunjukkan bahwa petani belum dapatdikatakan sejahtera. Hal initerlihat bahwa tingkat kesejahteraan petani padi, di kawasan inimasihdibawah rata-rata Kabupaten Lima Puluh Kota. Meskipun selama pengembangankawasan agropolitan banyak dilakukan pembangunan infrastruktur dan diberikan bantuan padapetani namun tidak adanya keberlanjutan membuat banyak infrastuktur seperti bangunanpengolahan gambir terbengkalai. Kebiasaaan petani menerima bantuan juga menyebabkanpetani tidak mampu berswadaya. Jadi secara keseluruhan pengembangan kawasan agropolitan tidak terlalu pada peningkatan petani petani. Ketika bantuan masih diberikan pemerintah maka pendapatanpetani meningkat namun setelah tidak adanya bantuan membuat petani kembali denganpendapatan yang rendah. Namun jika dilihat kesejahteraan secara keseluruhan yakni dari segipendidikan dan kesehatan memang terjadi perubahan budaya masyarakat. Hal ini dipengaruhiaksesibilitas yang terbuka setelah pengebangan kawasan agropolitan sehingga banyaknyainformasi yang masuk ke masyarakat yang mempengaruhi pola pikir masyarakat.Kata kunci: Tingkat kesejahteraan, pembangunan perdesaan, agropolitan