Semen slag adalah kerak (slag) hasil residu pembakaran tanur tinggi, produk non-metal yang merupakan material berbentuk butiran/granular. Semen slag menunjukkan kualitas perekatan yang sama dengan semen portland, maka dari itu semen slag dapat menggantikan fungsi semen portland dengan rasio perbandingan massa tertentu. Saat ini di Indonesia pemakaian bahan ini belum tersosialisasi dengan baik. Dikarenakan semen slag masih dikategorikan sebagai Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dimana penghasil, penampung.Setelah dilakukan penelitian, data dirangkum berdasarkan perbedaan variasi penambahan fly ash, dari mortar dengan 0% fly ash, 10% fly ash dan 20% fly ash. Pada umur 7 hari mortar dengan 0% fly ash memiliki rata-rata nilai kuat tekan sebesar 10,82 MPa dan rata-rata nilai modulus elastisitas sebesar 1184,89 MPa, mortar dengan 10% fly ash sebesar 18,63 MPa dan 1482,48 MPa, dan mortar dengan 20% fly ash sebesar 14,81 MPa dan 1314,1 MPa. Kemudian pada umur 28 hari mortar dengan 0% fly ash memiliki rata-rata nilai kuat tekan sebesar 19,23 Mpa mortar dengan 10% fly ash sebesar 23,5 MPa dan 1803,85 MPa, dan mortar dengan 20% fly ash sebesar 22,65 MPa dan 2071,55 MPa. Sedangkan pada umur 56 hari mortar dengan 0% fly ash memiliki rata-rata nilai kuat tekan sebesar 23,35 MPa dan rata-rata nilai modulus elastisitas sebesar 2230,68 MPa, mortar dengan 10% fly ash sebesar 31,69 MPa dan 3943,15 MPa, dan mortar dengan 20% fly ash sebesar 32,13 MPa dan 4157,34 MPa. Setelah menggunakan aplikasi analisa dua arah maka dapat simpulkan, dengan variasi penambahan 10% dan 20% fly ash terhadap mortar campuran semen slag, fly ash memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai kuat tekan dan modulus elastisitas mortar. Kata Kunci : Mortar, Semen Slag, Fly ash, Kuat Tekan, Modulus Elastisitas