Claim Missing Document
Check
Articles

TEGANGAN DAN ROTASI BATANG TEPI BAWAH JEMBATAN “BOOMERANG BRIDGE” AKIBAT VARIASI POSISI PEMBEBANAN Widya A, Erwin; Dewi, Sri Murni; Remayanti, Christin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.355 KB)

Abstract

Jembatan “Boomerang Bridge” merupakan Jembatan model rangka baja yang memperoleh penghargaan Juara I dalam Kompetisi Jembatan Indonesia ke-9 Tahun 2013. Terdapat perbedaan nilai lendutan antara perencanaan dengan kondisi lapangan, sehingga dilakukan penelitian juga pada variabel lain yaitu tegangan batang dan rotasi batang tepi bawah. Tahap pertama yaitu uji elastisitas baja dengan bahan yang sejenis dengan profil rangka. Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 183.102,5 MPa. Tahap selanjutnya adalah perhitungan teoritis dan hasil pengujian untuk mendapatkan nilai regangan, gaya batang, tegangan, dan rotasi batang. Perbedaan antara perhitungan teoritis dengan pengujian dinyatakan dalam persentase perbandingan. Perbandingan nilai tegangan dari hasil perhitungan teoritis dan pengujian yaitu seperempat bentang dekat tumpuan sendi sebesar 8,922%, di tengah bentang sebesar 5,476%, dan seperempat bentang dekat tumpuan rol sebesar 7,522%. Perbandingan rotasi teoritis dengan pengujian didapatkan nilai persentase sebesar 22,365% dan sama di berbagai posisi pembebanan. Kata kunci : Boomerang bridge, regangan, gaya batang, tegangan, rotasi, perbandingan
DEFLEKSI BALOK MELINTANG DAN TEGANGAN BATANG DIAGONAL TEPI JEMBATAN “BOOMERANG BRIDGE” AKIBAT VARIASI POSISI PEMBEBANAN Afrizal, Danny Zuan; Dewi, Sri Murni; N, Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.235 KB)

Abstract

Jembatan Boomerang sendiri merupakan jembatan rangka dengan konfigurasi rangka jenis K-truss. Dalam perhitungan secara teoritis dan kenyataan lendutan yang dihasilkan sangat berbeda, Perbedaan angka lendutan secara teoritis dengan pengujian lapangan inilah yang menjadi dasar dari penelitian ini. Dengan meninjau lendutan balok melintang dan tegangan batang diagonal rangka tepi nantinya akan dapat dilihat pengaruh perletakkan beban yang diberikan. Pada penelitian ini dilakukan pengujian serta perhitungan teoritis sebagai perbandingan. Pengujian dilakukan dengan memberikan beban garis dengan menggunakan balok pemerata atas beban terpusat 400 Kg. Beban diletakkan pada poisisi 1 (1/4 bentang kiri jembatan), posisi 2 (1/2 bentang jembatan) dan posisi 3 (1/4 bentang kanan jembatan). Pengujian untuk memperoleh besar tegangan dilakukan dengan menggunakan strain gauge, sedangkan untuk lendutan digunakan LVDT. Sedangkan untuk perhitungan teoritis digunakan program. Pengujian elastisitas bahan juga dilakukan untuk ketelitian hasil pengujian dan perhitungan. Hasil pengujian dan perhitungan teoritis sama-sama menyatakan bahwa posisi beban sangat berpengaruh terhadap tegangan batang diagonal tepi juga lendutan balok melintang yang terjadi. Selain itu didapatkan hasil yang cukup berbeda jauh antara pengujian dengan perhitungan teoritis. Kata kunci: Boomerang Bridge, batang diagonal, balok melintang.
ANALISA TEGANGAN DAN REGANGAN DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK S.Utami, Putri Dewanti; Dewi, Sri Murni; ., Wisnumurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.482 KB)

Abstract

Dinding merupakan bagian bangunan yang sangat penting peranannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding merupakan salah satu elemen konstruksi struktur bangunan yang selain berfungsi sebagai pembatas juga berfungsi sebagai penahan beban lateral (­in-plane). Penggunaan material konvensional untuk pembuatan dinding masih banyak dijumpai pada masyarakat Indonesia seperti batu bata maupun batako. Namun, saat ini muncul teknologi baru konstruksi dinding pracetak yaitu dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi yang berbahan EPS (Extended Polystrene System) dan wiremesh. Dinding ini didesain sebagai dinding struktural yang berfungsi sebagai penahan beban lateral (­in-plane). Perilaku yang akan diamati pada dinding ini adalah tegangan dan regangan yang terjadi. Pada penelitian ini digunakan tiga variasi rasio dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi yaitu dengan ukuran 60 cm x 60 cm (Hw/Lw=1), 90 cm x 60 cm (Hw/Lw=1,5), dan 120 cm x 60 cm (Hw/Lw=2). Tebal dinding secara keseluruhan adalah 15 cm dan tebal EPS+wiremesh adalah 8 cm dengan tebal beton 7 cm. Pengujian beban lateral statik (static load test) dilakukan dengan memberikan beban tiap 100 kg (load control) hingga mencapai beban maksimum dinding dan dilanjutkan dengan tahap displacement control. Pencatatan data dilakukan setiap tahap pembebanan yaitu pencatatan deformasi lateral total, perpanjangan diagonal dinding, regangan pada wiremesh, dan pengamatan mekanisme pola retak serta keruntuhan dinding (failure mechanisme). Hasil dari penelitian dan pengolahan data adalah nilai regangan pada keadaan aktual jauh lebih kecil dari pada keadaan teoritis. Untuk grafik arah lentur, nilai regangan pada dinding A3, B3, C3 dalam kondisi aktual berturut-turut adalah  0,00004; 1,7.10-5; 4,2.10-6. Untuk regangan dinding arah geser, nilai regangan dinding A3, B3, C3 arah geser dalam kondisi aktual berturut-turut adalah 4,9.10-6; 1,9.10-6; 2,8.10-6. Kata Kunci : Tegangan, regangan, dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi, rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw), beban lateral statik.
ANALISIS DAKTILITAS DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (HW/LW) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK Prastyo, Roni Dwi; Dewi, Sri Murni; Wibowo, Ari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (990.179 KB)

Abstract

Perkembangan jumlah penduduk yang meningkat secara signifikan tiap tahun Berkaitan dengan upaya pemenuhan kebutuhan bangunan tempat tinggal dalam skala besar tersebut menuntut adanya inovasi dalam hal material, kualitas, Salah satu inovasi yang sedang berkembang adalah dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi. Pada penelitian ini digunakan tiga variasi rasio tinggi dan lebar (Hw/lw) dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi yaitu dengan ukuran 60 cm x 60 cm (Hw/lw=1), ukuran 90 cm x 60 cm (Hw/Lw=1,5), dan ukuran 120 cm x 60 cm (Hw/Lw=2). Tebal dinding sama yaitu 15 cm dengan EPS dan wiremesh dengan tebal total 8 cm dan plesteran beton 7 cm. Pengujian beban lateral statik (static load test) dilakukan dengan memberikan beban tiap 100 kg (load control) hingga mencapai beban maksimum dinding dan dilanjutkan dengan tahap displacement control. Pencatatan data dilakukan setiap tahap pembebanan yaitu pencatatan deformasi lateral total dan pengamatan mekanisme pola retak serta keruntuhan dinding (failure mechanisme). Hasil dari penelitian dan pembahasan data menjelaskan bahwa Benda Uji A yang berukuran 60 x 60 cm atau dengan rasio tinggi dan lebar (hw/lw) = 1, memiliki nilai daktilitas sebesar 3,1 sampai 5,4. Untuk benda Uji B yang berukuran 90 x 60 cm atau dengan rasio tinggi dan lebar (hw/lw) = 1,5, memiliki nilai daktilitas sebesar 8,5 sampai 10,45. Sedangkan untuk benda Uji dinding C dengan ukuran 120 x 60 cm atau rasio antara tinggi dan lebar (Hw/Lw) = 2, memiliki nilai daktilitas simpangan sebesar 5,3 sampai 8,6. Dari hasil analisis tersebut benda uji dinding yang memiliki daktilitas terkecil yaitu pada benda uji A dengan ukuran benda uji dinding 60 x 60 cm atau rasio antara tinggi dan lebar (Hw/Lw) = 1. Kata-kata kunci: Daktilitas, dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi, rasio tinggi dan lebar (Hw/lw), beban lateral statik.
BERAT VOLUME DAN KEKAKUAN PLAT SATU ARAH PADA PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU DENGAN LAPIS STYROFOAM Ramadhani, Candra Kurniawan Ramadhani; Dewi, Sri Murni; Nuralinah, Devi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.036 KB)

Abstract

Beton memiliki keunggulan pada kuat tekannya yang tinggi namun sangat lemah pada kuat tariknya. Oleh karena itu dibutuhkan tulangan. Selain harganya yang relatif mahal, penggunaan tulangan baja sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui akan mengakibatkan terbatasnya kesediaan di alam. Sehingga digunakan bambu sebagai alternatif pengganti tulangan baja. Untuk mengurangi berat sendiri struktur yang secara otomatis dapat membuat struktur lebih efisien dan ekonomis diperlukan suatu inovasi yaitu penggunaan beton ringan. Pengunaan styrofoam sebagai bahan pengisi beton dapat mengurangi berat beton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar beban vertikal maksimum yang dapat ditahan, besar lendutan yang terjadi ketika menerima beban, berat volume, dan kekakuan dari plat beton bertulangan bambu  dengan lapis styrofoam.Pada penelitian ini objek yang digunakan yaitu plat beton bertulangan bambu dengan lapis styrofoam dengan jumlah benda uji 3 buah lalu dibandingkan dengan benda uji pembanding yaitu plat beton bertulangan bambu tanpa lapis styrofoam dengan jumlah benda uji 2 buah. Pembebanan secara vertikal statik dilakukan pada bagian tengah bentang setelah plat beton berumur 28 hari. Benda uji diberikan beban hingga mencapai keruntuhan, kemudian dilakukan pengambilan data antara lain beban, lendutan, berat dan dimensi plat.Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa plat beton tanpa lapis styrofoam dapat menahan beban lebih besar daripada plat beton dengan lapis styrofoam, lendutan yang terjadi pada plat beton tanpa lapis styrofoam lebih kecil daripada plat beton dengan lapis styrofoam, plat beton dengan lapis styrofoam memiliki nilai berat volume yang lebih kecil 12,292 % daripada plat beton tanpa lapis styrofoam, dan plat beton tanpa lapis styrofoam memiliki kekakuan yang lebih besar daripada plat beton dengan lapis styrofoam dengan selisih yang tidak begitu besar yaitu 8,711%. Kata kunci : plat beton, tulangan bambu, styrofoam, kekakuan, berat volume                  
Pengaruh Dimensi Kepala Geser (Shearhead) Terhadap Daya Dukung Pondasi Komposit Anyaman Bambu – Spesi Ditumpu pada Kedua Sisinya Dewi, Sri Murni; Nurlina, Siti; Ruslie, Khamal Barlev
Rekayasa Sipil Vol 2, No 2 (2008)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.74 KB)

Abstract

Pondasi telapak komposit anyaman bambu – spesi adalah suatu struktur pondasi yang didukung oleh kolom tunggal, dan pada sisi atas, bawah dan bagian tengah plat pondasi dilapisi anyaman bambu, serta pada bagian bawah kolom yang diproyeksikan kedalam plat terdapat tulangan dari bambu yang disebut shearhead. Penelitian terhadap pondasi komposit anyaman – bambu spesi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya beban yang dapat mengakibatkan keruntuhan pada pondasi komposit anyman bambu – spesi dengan adanya variasi dimensi penampang shearhead.Dalam penelitian ini, beban runtuh tidak hanya diperoleh dari hasil penelitian. Sebagai pembanding dari hasil penelitian, beban runtuh juga dihitung secara teoritis dengan statika sederhana.Pada pengujian hipotesis diambil rasio kesalahan dalam menarik kesimpulan sebesar 5 %. Dari pengujian ini, untuk pengaruh variasai dimensi shearhead pada pondasi dengan tebal plat pondasi 10 cm, didapat nilai t hitung sebesar 4,23 dan nilai t tabel adalah 3,585. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi dimensi penampang shearhead untuk tebal plat pondasi 10 cm berpengaruh terhadap daya dukung pondasi komposit anyaman bambu – spesi. Sama halnya dengan tebal plat pondasi 10 cm, untuk tebal plat pondasi 16 cm diambil nilai rasio kesalahan dalam menarik kesimpulan sebesar 5 %. Dari pengujian terhadap hipotesis diperoleh nilai t hitung sebesar 4,585 dan nilai t tabel 3,585. Dari perbandingan nilai t tersebut, dapat disimpulkan bahwa variasi dimesnsi penampang shearhead untuk tebal plat pondasi 16 cm berpengaruh terhadap daya dukung pondasi komposit anyaman bambu – spesi.
Penerapan Bambu Sebagai Tulangan Dalam Struktur Rangka Batang Beton Bertulang Wonlele, Tedy; Dewi, Sri Murni; Nurlina, Siti
Rekayasa Sipil Vol 7, No 1 (2013)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1159.952 KB)

Abstract

Penerapan bambu sebagai tulangan dalam beton bertulang berangkat dari kenyataan akan kekuatan tarik bambu yang besar, merupakan material yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan sedangkan baja merupakan bahan tambang yang tidak dapat diperbaharui sehingga keberadaanya akan habis. Rangka atap bangunan sederhana merupakan salah satu jenis struktur yang dapat menggunakan beton bertulang bambu. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui kapasitas beban runtuh rangka batang beton bertulang bambu, (2) Megetahui perilaku keruntuhan rangka batang beton bertulang bambu, (3) Mengetahui pengaruh variasi ketinggian batang vertikal terhadap kapasitas beban runtuh dan pola keruntuhan beton bertulang bambu, (4) Mengetahui tegangan-tegangan yang bekerja pada elemen-elemen struktur rangka batang beton bertulang bambu. Penelitian ini menggunakan 6 buah benda uji rangka batang beton bertulang bambu, dimana 3 buah RB-100 dan 3 buah RB-80. Dimensi seluruh benda uji adalah panjang 240 cm dan dimensi penampang 8 x 8 kecuali tinggi 100 cm untuk RB-100 dan 80 cm untuk RB 80. Kesemuanya diuji dengan memberikan beban terpusat pada 3 buah titik simpul sejarak 60 cm, 120 cm dan 240 cm dari perletakan. Berdasarkan analisi hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan: (1) RB-100 mampu memikul beban total lebih besar dari RB-8 namun variasi ketinggian RB-100 dan RB-80 tidak memberikan perbedaan beban maksimum yang signitifikan dimana nilai-nilai beban dianalisis dengan statistic yang memberikan penolakan a = 5%, (2) Keruntuhan awal yang terjadi pada struktur rangka batang beton bertulang bambu adalah keruntuhan tarik yang diperlihatkan dengan pola retak yang tegak lurus batang tarik horizontal namun keruntuhan seluruh struktur disebabkan karena keruntuhan titik buhul perletakan akibat pengaruh gaya geser dan gaya tekan , (3) Tegangan-tegangan pada RB-100 lebih besar dari tegangan-tegangn RB-80, (4) Rangka batang beton bertulang bambu cukup berpotensi untuk menggantikan rangka batang kayu 
Pemanfaatan Limbah Bottom Ash Sebagai Pengganti Semen Pada Genteng Beton Ditinjau Dari Segi Kuat Lentur Dan Perembesan Air Zacoeb, Achfas; Dewi, Sri Murni; Jamaran, Imran
Rekayasa Sipil Vol 7, No 1 (2013)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.68 KB)

Abstract

Produksi semen dunia telah menyumbang tujuh persen gas rumah kaca (CO2) atau sekitar 1,5 miliar ton pada tahun 1995 (International World Energy Outlook). Jumlah ini akan terus bertambah seiring berkembangnya industri semen di dunia. Bottom ash merupakan limbah padat yang dihasilkan oleh PLTU. Limbah ini mempunyai komposisi kimia yang hampir sama dengan semen. Menindak lanjuti hal tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah bottom ash bisa digunakan sebagai bahan pengganti semen sehingga bisa berperan serta mengurangi pemanasan global dan pencemaran lingkungan secara tidak langsung.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan bottom ash sebagai bahan pengganti semen terhadap kuat lentur dan impermeabilitas dari sebuah produk yang dalam hal ini adalah genteng beton. Proporsi bottom ash yang digunakan adalah 0%,10%,20%,30%,40%, dan 50% dari berat semen, dengan jumlah masing-masing perlakuan benda uji adalah 10 buah untuk uji kuat lentur dan 3 buah untuk uji impermeabilitas (sesuai SNI 0096:2007). Jenis genteng beton yang digunakan adalah tipe rata (flat) dengan dimensi 420 mm x 330 mm.Dari hasil penelitian dan uji statistik dapat disimpulkan bahwa kuat lentur rata-rata yang dihasilkan genteng beton tidak mengalami penurunan pada proporsi bottom ash 0%-30%, sementara pada proporsi 30%-50% terjadi penurunan yang signifikan. Adapun karakteristik beban lentur yang dihasilkan baik genteng beton normal maupun dengan bottom ash masih berada di bawah yang ditetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI 0096:2007) yaitu 1200 N. Proporsi optimum dari uji lentur diperoleh pada proporsi bottom ash 19,60%. Untuk pengujian impermeabilitas genteng beton, semua perlakuan genteng beton baik yang normal maupun dengan bottom ash tahan terhadap rembesan (tidak ada air yang menetes). 
INTERAKSI KEKUATAN LENTUR DAN BERAT VOLUME PELAT BETON RINGAN TUMPUAN SEDERHANA BERTULANGAN BAMBU Sasmita, Mochamad Hadi; Dewi, Sri Murni; Wijaya, Ming Narto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1200.06 KB)

Abstract

Berada di daerah rawan gempa, meningkatnya kebutuhan manusia dan terbatasnya sumberdaya alam menuntut adanya alternatif pada dunia konstruksi. Teknologi tahan gempa memerlukan adanya inovasi yaitu beton ringan. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat volume lebih ringan daripada beton konvensional. Dengan menggunakan beton ringan dapat mengurangi berat struktur dan berdampak pada desain struktur itu sendiri. Penelitian ini dirancang dengan dua benda uji pelat dengan dimensi 100 x 80 x 5 cm dengan rasio tulangan minimum (ρmin) / AXH dan rasio tulangan 0,5 rasio maksimum (0,5 ρmaks) / BXH. Pengujian diletakkan diatas dua tumpuan sederhana. Berdasarkan hasil penelitian, pelat BXH dengan berat volume 2085,932 kg/m3 mampu menahan beban vertikal maksimum 54,7% lebih besar dibandingkan pelat AXH yang memiliki berat volume 2109,932 kg/m3. Pada saat kondisi elastis pelat AXH memiliki defleksi 19,62% lebih besar dibandingkan pelat BXH. Pelat BXH memiliki kekakuan lebih tinggi dibanding pelat AXH. Terdapat selisih kekakuan sebesar 17%. Pada pengamatan pola retak, keruntuhan terjadi pada momen maksimum yang berada ditengah bentang, dimana pola retak ini sesuai dengan teori garis leleh akibat beban terpusat garis ditengah bentang. Kata kunci : pelat, kuat lentur, berat volume, beton ringan, tulangan bambu.
KEKUATAN LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON DAN BATA RINGAN TULANGAN BAMBU DENGAN VARIASI MUTU BETON Dwijo Wibowo, Christoforus Aditya; Dewi, Sri Murni; Wijaya, Ming Narto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1115.376 KB)

Abstract

Teknologi rekayasa beton yang terus berkembang, material bambu yang mudah diperbaharui, berat material terkait dengan analisis gempa, serta tuntutan inovasi dalam bidang konstruksi bangunan, yang kemudian mencuatkan gagasan akan balok beton komposit bata ringan bertulangan bambu sebagai alternatif beton bertulang. Penelitian ini didesain menggunakan balok dimensi 200 x 16 x 20 cm dengan variasi mutu beton rencana 15 MPa dan 25 Mpa. Bata ringan menggunakanvariasi dimensi 50 x 8 x 8,5 cm dan 50 x 8 x 6,5 cm. Kemudian digunakan tulangan bambu dimensi 2 x 1 cm.Untuk mendapatkan hasil pengujian lentur murni, balok diletakkan di atas dua tumpuan sederhana dengan beban terpusat dibagi menjadi dua titik. Dial gauge diletakkan di kedua sisi di tengah bentang untuk mengetahui besar lendutan yang terjadi.Balok komposit mutu 29,81 MPa, mampu menahan beban 2463 kg. Sedangkan balok komposit mutu 24,57 MPa mampu menahan beban 2550 kg. Perhitungan teoritis dengan menggunakan beban 500 kg pada saat kondisi elastis didapatkan bahwa mutu 29,81 MPa memiliki lendutan sebesar 0.578 mm dan mutu 24,57 MPa memiliki lendutan 0.915 mm. Selain itu, balok komposit mutu 29,81 MPa menghasilkan pola retak yang lebih banyak daripada balok  komposit mutu 24,57 MPa. Kata kunci: balok komposit, bata ringan, bambu, kuat lentur, mutu beton
Co-Authors ., Claudia Abadiah, Yuli Nur Achfas Zacoeb Adinda Maharani, Ghea Nabila Afrizal, Danny Zuan Agostinho Francisco Pinto, Agostinho Francisco Ahmad Fitri Sujatmiko, Ahmad Fitri Aji Wijaya, Dwi Prasetyo Alangnabil, Muhammad Alfianto, Alif Alhadad, Muhammad Alista, Fenty Putri Alwafi Pujiraharjo AmbarPratiwi, Isma Arum Anderson, Jordi Anggara Putra, Dyorizky Imaduddin Anggara, Rizal Tri Anugrah, Ahmad Yuri Aprillinda, Sylvia Ari Wibowo Aulia, Rahmi Bestari, Afif Zuhair Carina Riando, Shabrina Bella Chiquita, Theadeira Christin Remayanti Christin Remayanti N Christin Remayanti N. Desinta Nur Lailasari, Desinta Nur Dessanda, Ryan Radya Desy Setyowulan Devi Nuralinah Devi Nurlinah, Devi Dini, Hanita Nurilina Dwijo Wibowo, Christoforus Aditya Eva Arifi Faizal, Muhammad Fathurrohman, Muhammad Fauzi, Rifqi Eka Hamzah, Muhammad Hendro Suseno Herdianto, Muhammad Irfan Imran Jamaran Indra Waluyohadi, Indra Indradi Wijatmiko Insani, Muhammad Hanif Iqbal, Faishal Kamilah, Fauziyah Khalis, Adli Khamal Barlev Ruslie Khusnul Prianto, Khusnul Kurniawan, Ari Tri Kurniawan, Fajri Lilya Susanti Mahendra, Muhammad Reza Maulana, Farhana Irvan Maulidianto, Mohammad Irvan Ming Narto Wijaya Morrida, Adam Akbar Mufika, Neyla Rohmah Muttaqin, Abdillah Najida, Izza Abhan Narayana, Jalu Nawawi, Imam Novriadi, Ilham Nugroho, Bagus Prasetyo Nugroho, Mahening Desantoro Nugroho, Rahadian Dwi NUR HAFIDHI, MUHAMMAD MUSYFIQ Pambudi, Aji Kukuh Pangestu, Rizki Ayu Paramita, Riezka Prilly Permana, Muhamad Hilman Prasetyo, Ferry Singgih Prastyo, Roni Dwi Prayoga, Yopi Adi Puspitasari, Linda Andita Putri, Nanda Kartika Rachman, Muhammad Arif Ramadhani, Candra Kurniawan Ramadhani Ridho, Achmad Ali Robertus, Aristo Yonghy Roland Martin Simatupang S, Rinaldi S.Utami, Putri Dewanti Sani, Firzi Maulana Saputra, Bagus Arista Sasmita, Mochamad Hadi Setiawan, Ronny Shoufika, Alifinia Sitanggang, Gilbert Siti Nurlina Sugeng P. Budio Susanti, Lilya Susanti Taffareld, Muhammad Firhand Tedy Wonlele Tennyson, Albany W., Ming Narto Wicaksono, Ananta Dzaky Widya A, Erwin Wisnumurti . Wresniwira, Sastria Yanuar, Lucky