Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

GAMBARAN WANITA USIA SUBUR (WUS) PENGGUNA IUD DAN IMPLANT DI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016 Dewi Harmarisa; Nurlina Tarmizi; Maryadi Maryadi
Jurnal Kependudukan Sriwijaya Vol 2 No 1 (2014): Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Program Studi Kependudukan, Pascasarjana Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu upaya dalam Program Keluarga Berencana untuk pengendalian fertilitas atau menekan pertumbuhan penduduk yang paling efektif. Dalam pelaksanannya diupayakan agar semua metode atau alat kontrasepsi yang disediakan atau ditawarkan kepada masyarakat memberikan manfaat yang optimal. Dalam memilih suatu metode, wanita harus menimbang berbagai faktor, termasuk faktor kesehatan, efek samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan. Namun pada pemakaian kontrasepsi wanita yang berumur lebih muda dan berumur lanjut (usia beresiko) penggunaannya jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan wanita yang berumur 20-39 tahun (usia tidak beresiko). Peserta Keluarga Berencana (KB) yaitu pasangan usia subur (PUS) dimana salah seorang menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan atau lebih dikenal dengan sebutan akseptor.Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik dengan metode penelitian survei dimana penelitian survei ini bersifat deskriptif (menggambarkan). Desain penelitian dengan menggunakan data sekunder SDKI 2012 dengan sampel sebesar 71 responden terdiri dari 16 responden pengguna IUD dan 55 responden pengguna Implant dari wanita pasangan usia subur. Penelitian menggunakan analisis univariat dengan frekuensi. Hasil: Hasil penelitian menyatakan bahwa akseptor pengguna IUD pada variabel pendidikan menengah merupakan variabel yang paling dominan yang mempunyai hubungan pada Wanita Usia Subur (WUS) tertinggi sebesar 6 responden atau 37,5 persen. Sedangkan akseptor pengguna Implant pada umur kawin pertama beresiko sebesar 36 responden atau 64,4 persen, pendidikan dasar sebesar 28 responden atau 50,0 persen di Provinsi Sumatera Selatan. Kesimpulan: Rendahnya minat penggunaan alat kontrasepsi terutama pada pengguna IUD dan Implant di Indonesia pada umumnya dan di Provinsi Sumatera Selatan pada khususnya, mengakibatkan menurunnya wanita Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan Implant sehingga berdampak pada bertambahnya jumlah penduduk. Pada penelitian ini menyarankan kepada para pengelola program untuk lebih menggalakkan lagi program Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) serta pelayanan KB gratis untuk masyarakat miskin dan kurang mampu.
Peran Financial Technology sebagai Alternatif Permodalan bagi UMKM di Desa Kerinjing, Kabupaten Ogan Ilir Sri Andaiyani; Yunisvita Yunisvita; Nurlina Tarmizi
Sricommerce: Journal of Sriwijaya Community Services Vol 1, No 2 (2020): Sricommerce: Journal of Sriwijaya Community Services
Publisher : Faculty of Economics, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29259/jscs.v1i2.16

Abstract

Era revolusi industri 4.0 merupakan tantangan bagi suatu negara untuk mengubah model bisnis konvensional kedalam sistem berteknologi. Penggunaan teknologi inovatif di bidang keuangan (Financial Technology) menuntut model bisnis konvensional untuk segera berubah kearah moderat. FinTech muncul seiring perubahan gaya hidup masyarakat yang didominasi oleh pengguna teknologi informasi untuk menjadi penghubung antara sektor finansial dengan pengguna atau masyarakat umum. Indonesia merupakan pasar besar bagi FinTech seiring dengan meningkatnya mayoritas pengguna teknologi internet untuk transaksi bisnis.FinTech sangat berpotensi menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah kekurangan permodalan bagi UMKM. Fintech diharapakan menjadi altenatif solusi bagi UMKM bertempat tinggal jauh dari pusat kota untuk memperoleh permodalan. Berdasarkan pada fenomena diatas, tim pengabdian kepada masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, telah melakukan edukasi mengenai peran FinTech sebagai alternative permodalan bagi UMKM di Desa Kerinjing, Kabupaten Indralaya. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 November 2019.Peserta terdiri dari 0 orang pelaku UMKM di Desa Kerinjing dan sekitarnya. Tim pelaksana memberikan materi terkait dengan apa yang dimaksud dengan financial technology, manfaat  dari fintech dan dampak dari fintech. Peserta dapat membedakan fintech legal dan illegal.Fintech legal yang dimaksud adalah fintech yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebagai evaluasi kegiatan, tim memberikan form kuisioner yang diisi oleh peserta. Berdasarkan hasil kuesioner, pemahaman peserta setelah diberikan edukasi Fintech telah mencapai 70 %.
Training on Using and Making Cloth Masks for Housewives in Kerinjing Village Abdul Bashir; Nurlina T Muhyiddin; Syamsurijal Syamsurijal; Didik Susetyo; Bambang Bemby Soebyakto; Hamira Hamira; Andi Nurul Astria
Sricommerce: Journal of Sriwijaya Community Services Vol 2, No 2 (2021): Sricommerce: Journal of Sriwijaya Community Services
Publisher : Faculty of Economics, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29259/jscs.v2i2.68

Abstract

The spread of the Covid-19 outbreak is a serious problem that threatens the health and must be addressed immediately. People are required to comply with health protocols, one of which is by wearing a mask. The use of masks is an effort to minimize the transmission of the Covid-19 virus. The high demand for masks, especially medical masks, causes scarcity and high prices in the market. As an alternative, a cloth mask is needed that can be used daily for activities for the community during the Covid-19 pandemic. The purpose of this community service activity is to socialize the proper and correct use of cloth masks. This service activity also aims to provide training to housewives to make masks independently from cloth that can be used in daily activities. Besides functioning as a prevention for the Covid-19 virus, cloth masks can also be sold as an effort for housewives during the Covid-19 pandemic. Methods of activity and implementation are carried out through outreach, training, and mentoring approaches.
Modal Manusia, Sosial, Upah, dan Kesejahteraan: Kasus Pekerja Usaha Kecil dan Menengah Nurlina Tarmizi Muhyiddin; Bambang Bemby Soebyakto; Fauziah Asyiek; Aning Kesuma Putri; Idham Cholid; Liliana Liliana
Society Vol 9 No 2 (2021): Society
Publisher : Laboratorium Rekayasa Sosial FISIP Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1209.784 KB) | DOI: 10.33019/society.v9i2.283

Abstract

Capital consists of human capital, social capital, natural capital, physical capital, and financial capital, but this study will only discuss human and social capital. This study aimed to analyze the relationship between human and social capital in achieving prosperity through the level of wages and income, especially for workers in the Small and Medium Enterprises sector in Palembang City. Respondents in this research were 400 workers in the Small and Medium Enterprises sector in Palembang, in the Sub-districts of Sukarami, Ilir Barat I, Kalidoni, Seberang Ulu I and Seberang Ulu II. The method used is descriptive qualitative in path analysis, with primary data in interview questionnaires. The results showed that workers’ drinking and maximum income ranged from Rp500,000 to Rp7,500,000, with an average of Rp1,903,041. The results of the path analysis found that human capital through wages affected the income of 76.4 percent, with a beta value of 0.137 indicating that if the length of schooling were increased by 10 percent, wages would increase by 1.4 times and income by 23.6 percent. In contrast, the relationship of social capital through wages to income is very small because other factors influence, such as the work environment, place of residence, and others.
Pengaruh upah minimum, pertumbuhan ekonomi dan pendididikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Sumatera Selatan Dirta Pratama Atiyatna; Nurlina T. Muhyidin; Bambang Bemby Soebyakto
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 14, No 1 (2016): Jurnal Ekonomi Pembangunan
Publisher : Department of Development Economics, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29259/jep.v14i1.8771

Abstract

The purpose of this research is to analyze the effect of minimum wage, economic growth and education in South Sumatera from 1995-2014 using secondary data. This study uses quantitative and qualitative analytical techniques in which multiple regression and dummy variables are used in the quantitative methods. The dummies used are (1) education below high school and (2) education above high school. The results show that minimum wage and variable dummy (1) have significant effect on the labor absorption during the observation period. There is positive association in both of variables on labor absorption in which labor absorption increases as minimum wage and variable dummy (1) increases. Meanwhile, multicollinearity occurs when economic growth added, therefore it is eliminated from the model. Variabe dummy (1) is significantly more influential compare to variable dummy (2) indicating higher labor absorption in elementary (SD) and junior high school (SMP) education
Pengaruh upah minimum, pertumbuhan ekonomi dan pendididikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Sumatera Selatan Dirta Pratama Atiyatna; Nurlina T. Muhyidin; Bambang Bemby Soebyakto
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 14 No. 1 (2016): Jurnal Ekonomi Pembangunan
Publisher : Department of Development Economics, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29259/jep.v14i1.8771

Abstract

The purpose of this research is to analyze the effect of minimum wage, economic growth and education in South Sumatera from 1995-2014 using secondary data. This study uses quantitative and qualitative analytical techniques in which multiple regression and dummy variables are used in the quantitative methods. The dummies used are (1) education below high school and (2) education above high school. The results show that minimum wage and variable dummy (1) have significant effect on the labor absorption during the observation period. There is positive association in both of variables on labor absorption in which labor absorption increases as minimum wage and variable dummy (1) increases. Meanwhile, multicollinearity occurs when economic growth added, therefore it is eliminated from the model. Variabe dummy (1) is significantly more influential compare to variable dummy (2) indicating higher labor absorption in elementary (SD) and junior high school (SMP) education