Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

INCREASED CAPACITY OF YOUTH THROUGH COMMUNICATION SKILLS IN THE VILLAGE OF BANDUNG REGENCY WARNASARI PANGALENGAN Elly Komala; Yanti Susila Tresnawati; Winne Mardiani; Qisthy Rabathy
Pasundan International of Community Services Journal (PICS-J) Vol 1 No 1 (2019): Volume 1 Nomor 1 December 2019
Publisher : LPM Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/pics.v1i1.1881

Abstract

One of the large and important sector contribution in realizing the goals of national economic development is Youth. Youth have the ability to participate spur national economic growth. The development of small and medium enterprise sector that is managed by the Youth, especially in the village of Warnasari Pangalengan Bandung regency, West Java province. Warnasari village is actually located on a strategic area adjacent to the tourist potential Cileunca. Mountain air and natural beauty which is owned Warnasari, contributed to the development of the tourism sector. It can make Pangalengan Warnasari area as a tourism area.One community empowerment is very important to do in the village Warnasari is to prepare everything, both human resources and infrastructure to manage the natural resources that exist in order to boost the tourism potential there. Communication skills are also needed in relation -menjalin business development, marketing, promotion, etc. - also in the development and empowerment of self - personal branding / self empowering. Target outcomes of the implementation of this program is the creation of skills in verbal communication and non-verbal in both partners, The method used in the implementation of this program, covering namely; training and simulation. In addition to setting method, the team also determined the procedure, step - step. executive team is an expert in the field of environment Pasundan University Bandung, which is experienced in implementing development programs, especially in the field of communications. The most important thing in communication skills is understanding how to communicate in interaction, in this case the communication skills verbal and non-verbal is essential. Communication skills training people to participate actively in the interaction around it's precisely accurate. And indirectly Communication skills have become the main weapon which is powerful for people to be able to develop the tourism potential in the village Warnasari.
NOMOPHOBIA SEBAGAI GAYA HIDUP MAHASISWA GENERASI Z Qisthy Rabathy
Linimasa : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 1 No. 1 (2018): Januari 2018
Publisher : Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Nomophobia Sebagai Gaya Hidup Mahasiswa Generasi Z”. Fenomenologi adalah sebuah ilmu yang memulai segala sesuatu dengan diam, dan bertujuan untuk mengetahui dunia dari sudut pandang orang yang mengalaminya secara langsung atau berkaitan dengan sifat alami pengalaman manusia itu sendiri. Manusia dipandang sebagai mahluk sosial, sehingga kesadaran akan dunia kehidupan sehari-hari adalah sebuah kesadaran sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fenomena nomophobia menjadi gaya hidup mahasiswa masa kini dapat merubah perilaku dan pola komunikasi yang terjadi dalam lingkungannya sehari-hari. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teori Fenomenologi Alfred Schutz yang mana tugas utama analisisnya adalah merekonstruksi dunia kehidupan sebenarnya dalam bentuk yang mereka alami sendiri. Hasil dari penelitian ini, fenomena nomophobia tersebut merupakan fenomena baru yang menggambarkan kondisi seseorang yang tidak dapat jauh dari smartphone. Fenomena tersebut meliputi perilaku tidak dapat berkomunikasi tanpa gadget, perilaku takut tidak terhubung dengan sosial media, dan melupakan lingkungannya. Dan menjadikan gadget sebagai gaya hidup baru di lingkungan kampus.
Pelecehan Seksual Di Ruang Publik Qisthy Rabathy; Elly Komala
ArtComm : Jurnal Komunikasi dan Desain Vol 1 No 2 (2018): ArtComm
Publisher : Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.755 KB) | DOI: 10.37278/artcomm.v1i2.117

Abstract

Pelecehan seksual dapat berupa komentar verbal, gerakan tubuh atau kontak fisik yang bersifatseksual yang dilakukan seseorang dengan sengaja, dan tidak dikehendaki atau tidak diharapkan olehkorban. Sedangkan Pelecehan di ruang publik diambil dari kata “street harassment” yang diartikanpelecehan di jalan atau ruang publik. Maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di ruang publikdan banyak diberitakan di media massa dan media sosial, membuat masyarakat khususnya parawanita menyadari tentang bahayanya pelecehan seksual. Mereka memahami bahwa pelecehanseksual dapat terjadi dalam berbagai bentuk, kapan saja dan dimana saja. Para korban yang pernahmenjadi korban pelecehan seksual di ruang publik kini lebih waspada dan berhati-hati ketikaberaktivitas di luar rumah dan ketika berhadapan dengan orang asing. Mereka menjadi lebih pekaakan hal-hal ganjil yang terjadi pada atau di sekitar mereka. Pelecehan seksual di ruang publik dapatditekan dengan memberikan pendidikan seks dini kepada anak-anak di bawah umur dan penerapanhukum yang tegas pada pelaku pelecehan serta adanya pemikiran terbuka dari masyarakat terhadapkasus pelecehan seksual untuk membantu pemulihan trauma korban.
Existence of Female Journalists Wearing Jilbab in the Television Media Jakarta Qisthy Rabathy; Elly Komala; Yanti Susila Trisnawati; Nik Fadlah
Indonesian Journal of Social Science Research Vol 2 No 2 (2021): Indonesian Journal of Social Science Research (IJSSR)
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.624 KB) | DOI: 10.11594/10.11594/ijssr.02.02.03

Abstract

Female who wear jilbab is now choosing journalists as a job. Journalists are a job which exists in the middle of the community who is assigned to provide information or news to the public. This is a very heavy profession and not everyone can do this profession. Uncertain journalist working hours added with various difficulties and obstacles in this profession make this profession identified as a male profession. This becomes a challenge for journalists wearing jilbab who choose this job as their profession
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KARANG TARUNA MELALUI COMMUNICATION SKILLS DALAM MEMPROMOSIKAN AGRO WISATA DI DESA MEKARWANGI KECAMATAN SINDANG KERTA KABUPATEN BANDUNG BARAT Elly Komala; Qisthy Rabathy; Kelvin Mohammad Yusron; Kamiliya Nabilah
Jurnal Abdimas Sang Buana Vol 3, No 2 (2022): Jurnal Abdimas Sang Buana - November
Publisher : LPPM Universitas Sangga Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32897/abdimasusb.v3i2.1632

Abstract

Karang taruna merupakan sebuah wadah kelompok pemuda yang ada di desa. Salah satu fungsinya ialah menjadi jembatan informasi antara masyarakat dengan aparatur desa. Kemampuan komunikasi sangat diperlukan oleh anggota karang taruna agar proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh aparatur desa pada masyarakat tepat sasaran. Maka kemampuan komunikasi ini menjadi hal yang fundamental untuk dimiliki oleh seluruh anggota karang taruna. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Mekarwangi Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat. Metode pelaksanaan dalam kegiatan pengabdian ini berupa pelatihan, pendampingan dan juga simulasi. Diharapkan dengan kegiatan pengabdian ini, akan ada peningkatan kemampuan komunikasi antar anggota karang taruna.
OPINI PUBLIK DI MEDIA SOSIAL DALAM TRAGEDI STADION KANJURUHAN (Studi Etnografi Virtual pada Media Sosial Twitter Suporter Sepakbola Indonesia) Qisthy Rabathy; Elly Komala; Robby Rachman Nurdiantara
Jurnal Visi Komunikasi Vol 22, No 01 (2023): MEI 2023
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/visikom.v22i01.20987

Abstract

Pesatnya perkembangan internet sebagai bagian dari revolusi teknologi informasi dan komunikasi, berdampak pada meningkatnya penggunaan media sosial. Hal tersebut juga menghasilkan perubahan penggunaan media komunikasi dari masyarakat dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Salah satu media sosial yang memiliki pengguna yang besar di Indonesia adalah Twitter. Twitter seringkali digunakan sebagai ruang publik baru (public sphere) bagi masyarakat untuk menyatakan pendapat atau opininya terhadap berbagai isu dan fenomena aktual yang sedang terjadi. Salah satunya adalah opini yang disampaikan para suporter sepakbola pengguna twitter terhadap tewasnya ratusan suporter sepakbola pada kejadian yang dikenal dengan Tragedi Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang bagaimana opini publik yang berkembang dikalangan suporter sepakbola yang menggunakan media sosial twitter berkenaan dengan tragedi Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang. Penelitian berupa metode kualitatif, dengan jenis penelitian etnografi virtual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa opini publik di media sosial, terutama di Twitter, dalam konteks tragedi Stadion Kanjuruhan cenderung polarisasi, di mana terdapat perbedaan pandangan antara suporter sepakbola Indonesia dan pihak keamanan terkait peristiwa tersebut. Selanjutnya media sosial khususnya Twitter juga memiliki peran penting dalam membentuk opini publik terkait tragedi Stadion Kanjuruhan, media sosial menjadi wadah bagi suara-suara masyarakat untuk mengungkapkan pandangan mereka, namun juga dapat memperkuat emosi, konflik, dan polarisasi dalam opini publik. Terakhir, emosi memainkan peran signifikan dalam membentuk opini publik di media sosial terkait tragedi Stadion Kanjuruhan, emosi seperti kemarahan, frustrasi, dan ketidakpuasan dapat mempengaruhi bagaimana opini publik terbentuk dan tersebar di media sosial.
Penggunaan Aplikasi Michat Sebagai Sarana Prostitusi Online Di Kota Bandung Dzaky Muhammad Baihaqi; Qisthy Rabathy
KOMVERSAL Vol 5 No 2 (2023): Komversal : Jurnal Komunikasi Universal
Publisher : Program Studi Hubungan Masyarakat Politeknik LP3I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38204/komversal.v5i2.1444

Abstract

This study aims to determine the motives, actions and meanings of the use of online prostitution in the city of Bandung. In this research uses qualitative research methods, and using phenomenological theory by Alfred Schutz with data collection techniques used are library research, field observations and in-depth interviews with informants. The results of this study indicate that there are similarities and differences between the informants. Like the motives of MiChat users, which are divided into two, namely sex workers and service users, for sex workers the motive for using MiChat is driven by economic factors and the influence of friends, while for users it is influenced by curiosity, the desire to have sex, and also environmental influences.
JOKI TUGAS KULIAH DARING DI KALANGAN MAHASISWA Qisthy Rabathy; Elly Komala; Taufik Hidayatullah
Linimasa : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 6 No. 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The implementation of online lectures due to the Covid-19 pandemic has created various problems for students, such as using lecture assignment jockey services among students to help complete assignments because there are many assignments with short deadlines. The rapid development of information and communication technology has made it easier for jockeys to offer their services, especially through social media applications. This research was conducted to determine the motives, actions, and meaning of the students who became task jockeys. The study was conducted using a phenomenological approach with a descriptive qualitative method. The results of this study indicate that in the concept of motive, first, the reason behind jockeying online lecture assignments among students is the motive of helping, gaining a material benefit, and filling in spare time activities. Second, the motive is to obtain non-material benefits to improve and develop skills, abilities, and knowledge. The act of assignment jockey is carried out by waiting for other people based on friend recommendations, asking friends who have been assisted in recommending their services to others, and promoting their services openly through social media. Meanwhile, in a meaning, students who become jockeys for online lecture assignments are activities to help others in doing their coursework which was originally motivated by the aim of providing assistance, which then received material rewards, as well as a way for them to improve their abilities and skills, especially in the academic field.