Subroto, Untung
Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gambaran Kecerdasan dan Minat Remaja Panti Asuhan X Wati, Linda; P.Satiadarma, Monty; Subroto, Untung
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v1i1.370

Abstract

Pendidikan bagi seseorang yang tinggal di panti asuhan menjadi hal yang penting demi masa depannya agar mampu bertahan dan menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial. Individu yang tinggal di panti asuhan diharapkan dapat diasuh dan dididik dengan keterampilan tertentu agar mereka dapat berprestasi dan bekerja di lingkungan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kecerdasan dan minat remaja Panti Asuhan X di mana hasil yang diperoleh dapat menjadi informasri kepada pengurus panti dalam mengoptimalkan kemampuan anak sesuai dengan kapasitas kecerdasan dan minat mereka. Pengambilan data kecerdasan diperoleh dengan menggunakan tes dan minat diperoleh dengan menggunakan tes Cattell’s Culture Fair Intelligence Test (CFIT). Data minat diperoleh dengan menggunakan tes minat Holland. Jumlah subyek penelitian ini adalah 125 remaja usia 13 – 17 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 125 subyek, ada 6 (4,8%) subyek yang memiliki taraf kecerdasan di atas rata-rata,  64 (51,2 %) remaja yang memiliki taraf kecerdasan rata-rata, 34 (27%) remaja dengan taraf kecerdasan di bawah rata-rata, dan 21 (16,8%) remaja dengan taraf borderline. Selain itu, berdasarkan tes minat, minat yang paling dominan adalah minat Artistik/seni yaitu sebanyak 29 subyek (23,2%) dan minat yang paling sedikit disukai adalah minat Realistik sebanyak 8 subyek (6,4%). Kata kunci: Kecerdasan, IQ, minat, remaja, panti asuhan.
PENERAPAN GROUP GESTALT THERAPY BAGI WARGA BINAAN LAPAS NARKOTIKA X YANG MENGALAMI KECEMASAN MENJELANG BEBAS Konghoiro, Imelda; Kartasasmita, Sandi; Subroto, Untung
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v1i2.921

Abstract

Selama menjalani masa pidana di lapas, warga binaan (tahanan) akan kehilangan hak kebebasan sehingga kebebasan dari masa pidana merupakan hal yang sangat ditunggu oleh warga binaan. Namun tidak sedikit warga binaan merasakan kecemasan karena bingung menghadapi masa depan saat kembali berada di tengah masyarakat terutama ketika harus menghadapi pandangan negatif dari masyarakat. Oleh sebab itu dibutuhkan terapi untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh warga binaan. Terdapat beberapa teknik terapi untuk mengatasi kecemasan, salah satunya adalah terapi kelompok gestalt. Tujuan terapi kelompok ini untuk mengurangi kecemasan warga binaan dengan mengaplikasikan terapi kelompok gestalt. Terapi ini mampu mengatasi perasaan yang belum selesai (unfinished problems) yaitu kecemasan warga binaan menjelang kebebasan dengan lingkungannya masingmasing dengan menerapkan teknik kursi kosong (empty chair). Partisipan dalam penelitian sebanyak lima orang. Partisipan akan diminta untuk bertukar peran dan berdialog dengan sumber kecemasannya. Partisipan juga akan diminta untuk melakukan relaksasi terlebih dahulu agar partisipan dapat merasa lebih tenang. Relaksasi yang digunakan yaitu breathing exercise dan progressive muscle relaxation (PMR).Intervensi dilakukan sebanyak enam sesi. Hasil akan diukur dengan membandingkan skor pretest-posttest dari Beck Anxiety Inventory. Setelah dilakukan intervensi, partisipan menunjukkan penurunan skor kecemasan pada skor posttest. Selama intervensi berlangsung, partisipan mampu mengikuti intervensi dengan cukup positif. Sehingga didapatkan hasil penurunan skor pada saat posttest diberikan. Hal ini menunjukkan adanya penurunan tingkat kecemasan pada warga binaan menjelang bebas.