Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Uji Kandungan Vitamin C Dengan Media Tanam Berbeda Serta Pengaruh Paranet Terhadap Warna Hijau Daun Pada Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus tricolor L.) Amelia, Runi; Berliana, Yunida; Sijabat, Octanina Sari
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 7, No 2 (2023): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v7i2.2661

Abstract

Tanaman bayam hijau (Amaranthus sp.) merupakan sayuran yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat Indonesia . tujuan penelitian ini untuk menganalisis kandungan vitamin C dan melihat bagaimana warna hijau daun akibat pemberian media tanam yang berbeda dan pemberian paranet. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor, dimana faktor pertama yaitu media tanam dengan 2 taraf: M1 (Pupuk kandang kambing), M2(Pupuk kandang sapi). Sedangkan faktor kedua yaitu naungan: N0 (tanpa naungan/control), N1 (Naungan 60 %), N2 (Naungan 65 %), N3 (Naungan 70 %).
Pelatihan Budidaya Hidroponik Sistem Wick di Kelompok Tani Purnama Sari Kelurahan Jati Utomo, Kecamatan Binjai Utara Berliana, Yunida; Putra, Irwan Agusnu; Juniarsih, Triara; Sihombing, Juli Mutiara; Berutu, Karina Mia; Ramadhan, Ali; Wibowo, Fadli; Kajarina, Selly; Amalia, Runi; Lase, Kiki Swandi
ABDIMASKU : Jurnal Pengabdian Masyarakat UTND Vol 2 No 2 (2023): Edisi Juli 2023 - Desember 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/jpmtnd.v2i2.859

Abstract

Budidaya tanaman dengan cara Hidroponik merupakan sistem yang tidak memerlukan lahan yang luas. Hidroponik system wick adalah salah satu hidroponik yang menjadi jalan penghubung antara larutan nutrisi dengan media tanam menggunakan sumbu.. Sumbu yang pada umumnya dipakai berupa tali, sumbu lilin, atau benang katun. Hidroponik wick termasuk dalam kelompok penanaman pasif. Artinya, pergerakan atau perpindahan tidak terlalu banyak dibutuhkan, serta tidak memerlukan peralatan canggih seperti mesin atau pompa dalam penerapannya sehingga cukup sederhana, Karena sifatnya sederhana, sistem hidroponik wick cocok untuk pemula yang ingin menerapkan di bidang perkebunan hidroponik. Kelebihan sistem ini juga dapat menghasilkan tanaman subur meskipun rendah perawatannya. Kelompok tani Purnama Sari berada tidak jauh dari perkotaan dan fokus didalam pengembangan tanaman Hortikultura dan tanaman pangan dengan luas olah lahan yang tidak terlalu luas, sehingga budidaya tanaman dengan hidroponik sistem wick merupakan salah satu pilihan untuk dapat menghasilkan tanaman yang lebih bersih dan sehat di keterbatasan lahan yang sempit. Metode kegiatan yang dilaksanakan yaitu metode pendampingan (mentoring) dan metode partisipatory rural approach (PRA). Hasil kegiatan ini sudah memberikan informasi dan pemahaman tentang hidroponik sistem wick sehingga anggota kelompok tani dapat menerapkannya.
PENGGUNAAN TEKNOLOGI MULSA PLASTIK BLACK SILVER DALAM PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN CABAI MERAH Nadhira, Ahmad; Razali, Razali; Berliana, Yunida
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.8567

Abstract

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pemanfaatan mulsa plastik pada budidaya cabai di Desa Dolok Maraja Kabupaten Simalungun. Serta mengetahui produktivitas hasil cabai setelah penggunaan mulsa plastik di desa Dolok Maraja kabupaten Simalungun. Berdasarkan temuan penelitian mengenai pemanfaatan teknologi mulsa plastik untuk meningkatkan produksi tanaman cabai merah, pemanfaatan kemajuan teknologi mulsa untuk meningkatkan laju produksi hasil pertanian cabai termasuk dalam kelompok yang paling signifikan, dengan rata-rata nilai sebesar 55,6 dan persentase rata-rata 87%. Hal ini dikarenakan para petani sering mengikuti instruksi dalam penerapan teknologi mulsa sehingga mereka dapat dengan mudah menggunakan metode mulsa dalam budidayanya, khususnya produksi cabai merah.