p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Arete Lux et Sal
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Menilik Neuroteologi dalam Perspektif Fides et Ratio Susanto, Christine
Lux et Sal Vol 3 No 1 (2022): Keilahian Yesus dan Maknanya dalam Hidup Umat Beriman
Publisher : Institutum Theologicum Ioannis Mariae Vianney Surabayanum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57079/lux.v3i1.89

Abstract

For millenia the knowledge of God has become one of the most fundamental quest of the human soul. Man feels God’s calling to search for Him in his innermost being and he responds to it by faith. Through his reason man continously seek to unveil the mystery of God as revealed to him through religion. In today’s world where knowledge is dominated by science and conclusions are reached through positivism, neurotheology emerged as a new way to answer the reality on the existence of God and of the human soul. It uses the scientific findings of neuroscience experiments to conclude that God and the human soul do not exist, that their existence is merely caused by the structures and functions of the human brain. This paper attempts to analyse neurotheology according to the perspective of John Paul II in Fides et Ratio to answer the question of how should the faithful respond to neurotheology which has increasingly become a threat to faith. An underlying error on the rejection of the existence of metaphysics is discussed and a two-winged attitude of critical thinking and openness to faith is proposed to the Christian faithful.
MENILIK AMBIGUITAS KONSEP MARTABAT MANUSIA DI INDONESIA DENGAN PERSONALISME JACQUES MARITAIN Susanto, Christine
Arete: Jurnal Filsafat Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam masyarakat modern di Indonesia, kita masih melihat bahwa usaha penegakan Hak Asasi Manusia sering mengalami kebuntuan. Bahkan usaha untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya memperjuangkan HAM sepertinya kurang begitu berhasil. Tentunya kita perlu berpikir, mengapa hal ini terjadi?Pada artikel ini penulis hendak mengusung ambiguitas konsep martabat manusia di Indonesia sebagai salah satu faktor mendasar yang menyebabkan kesulitan perjuangan HAM. Didasari dengan pertanyaan ‘apakah itu martabat manusia?’ Kita sering berasumsi begitu saja bahwa kita semua mengetahui apa itu martabat manusia. Tetapi faktanya jika ditilik lebih dalam, ternyata dalam masyarakat ada kerancuan pendapat tentang definisi martabat manusia dan apakah hakikat martabat manusia itu tetap dan universal sebagaimana dirumuskan oleh PBB dalam deklarasi HAM ataukah martabat manusia itu tidak tetap dan dapat naik-turun sesuai dengan harkat dan derajat seseorang? Ataukah ada dua konsep martabat manusia yang sebetulnya hakikatnya saling bertentangan dalam masyarakat Indonesia sehingga menjadi rancu apakah layak kita membela individu atau golongan tertentu yang secara dejarat dan harkat dipandang lebih rendah?Demikianlah artikel ini menguraikan permasalahan konsep dan definisi martabat di Indonesia, kemudian menganalisanya dengan filsafat Personalisme Jacques Maritain yang digunakan oleh PBB untuk merumuskan konsep martabat manusia dalam deklarasi HAM, sehingga dihasilkan analisa tentang bagaimana ambiguitas makna martabat manusia di Indonesia menjadi salah satu hambatan dalam perjuangan HAM.