Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Effectiveness of Balloon Angioplasty and Stent Angioplasty: Wound Healing in Critically Limb Ischemic Pamungkas, Wisnu; Darwis, Patrianef
The New Ropanasuri Journal of Surgery
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction. Critical limb ischemia (CLI) is a vascular disease that has a significant amputation and mortality risk with diabetes mellitus; the most significant risk factor in CLI is prevalent among Indonesian. Endovascular intervention (EVI) is preferred in treating CLI because it is non-invasive and effective. Balloon angioplasty and stent angioplasty are the most common method of EVI in Indonesia. This study aims to compare the effectiveness of balloon angioplasty and stent angioplasty on wound healing in CLI. Method. A cross sectional study enrolled 90 subjects of CLI who underwent endovascular intervention using balloon angioplasty dan stent angioplasty from January 2013 to July 2017 in dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta. The wound healing period between balloon angioplasty dan stent angioplasty analysed using an unpaired T-test. Results. The wound healing period in balloon angioplasty and stent angioplasty distributed normally. The mean value of the wound healing period in balloon angioplasty and stent angioplasty is 84.8 ± 2.423 and 59.93 ± 2.423 days with a mean difference of 25 days. The difference in the wound healing period in both groups is statically significant. Conclusion. Stent angioplasty is a better method than balloon angioplasty for wound healing in patients with CLI.
Simulasi Penerapan Chicane Dengan Menggunakan Software Vissim Srie Kusumastutie, Naomi; Rusmandani, Pipit; Kusuma Pradana, Mohamad; Pamungkas, Wisnu; Silvi Ersamaulia, Masayu
Jurnal Keselamatan Transportasi Jalan (Indonesian Journal of Road Safety) Vol. 7 No. 1 (2020): JURNAL KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (INDONESIAN JOURNAL OF ROAD SAFETY)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46447/ktj.v7i1.73

Abstract

Chicane merupakan salah satu perangkat traffic calming yang banyak digunakan di negara maju. Penelitian mengenai efektivitas chicane sebagai perangkat traffic calming telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan menggunakan simulasi lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan alternatif cara simulasi yang lebih efisien dan aman, disamping juga bisa dapat menganalisis Measure of effectiveness (MOE) dengan lebih komprehensif. Dengan menggunakan data sekunder berupa data observasi geometrik jalan, volume kendaraan, komposisi kendaraan, dan kecepatan kendaraan maka dibuatlah model penerapan chicane dengan menggunakan VISSIM. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang sejalan dengan penelitian sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa VISSIM dapat digunakan untuk mensimulasikan penerapan traffic calming, dalam hal ini chicane. MOE yang dihasilkan adalah kecepatan setempat, kecepatan tempuh, kepadatan dan tundaan. Dengan demikian terbuka peluang untuk dapat memanfaatkan VISSIM sebagai alat bantu penerapan traffic calming, maupun pengembangan chicane secara khusus.
Simulasi Penerapan Chicane Dengan Menggunakan Software Vissim Srie Kusumastutie, Naomi; Rusmandani, Pipit; Kusuma Pradana, Mohamad; Pamungkas, Wisnu; Silvi Ersamaulia, Masayu
Jurnal Keselamatan Transportasi Jalan (Indonesian Journal of Road Safety) Vol. 7 No. 1 (2020): JURNAL KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (INDONESIAN JOURNAL OF ROAD SAFETY)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46447/ktj.v7i1.73

Abstract

Chicane merupakan salah satu perangkat traffic calming yang banyak digunakan di negara maju. Penelitian mengenai efektivitas chicane sebagai perangkat traffic calming telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan menggunakan simulasi lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan alternatif cara simulasi yang lebih efisien dan aman, disamping juga bisa dapat menganalisis Measure of effectiveness (MOE) dengan lebih komprehensif. Dengan menggunakan data sekunder berupa data observasi geometrik jalan, volume kendaraan, komposisi kendaraan, dan kecepatan kendaraan maka dibuatlah model penerapan chicane dengan menggunakan VISSIM. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang sejalan dengan penelitian sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa VISSIM dapat digunakan untuk mensimulasikan penerapan traffic calming, dalam hal ini chicane. MOE yang dihasilkan adalah kecepatan setempat, kecepatan tempuh, kepadatan dan tundaan. Dengan demikian terbuka peluang untuk dapat memanfaatkan VISSIM sebagai alat bantu penerapan traffic calming, maupun pengembangan chicane secara khusus.
NERACA DAN POTENSI SUMBERDAYA ANDESIT DI KABUPATEN BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH Iqbal, M. Fadil; Pamungkas, Wisnu; Rauf, Abdul
Prosiding Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Prosiding Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1060.777 KB)

Abstract

Kegiatan pertambangan di Kabupaten Banyumas kini semakin meluas diantaranya adalah kegiatan pertambangan andesit, granit, dan sirtu, sejalan dengan perkembangan pembangunan yang semakin meningkat. Diantara kegiatan pertambangan tersebut, potensi andesit di Kabupaten Banyumas ini cukup besar. Bahan galian andesit yang bernilai ekonomis dan layak tambang ini yang menarik para investor untuk menanamkan modalnya, maka sektor pertambangan diharapkan dapat menjadi andalan penunjang perekonomian di daerah khususnya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sumberdaya andesit di Kabupaten Banyumas yang tersebar di 5 (lima) kecamatan yang ada di Kabupaten Banyumas yaitu Kecamatan Karanglewas, Kecamatan Kedungbanteng, Kecamatan Kebasen, Kecamatan Wangon, dan Kecamatan Jatilawang dengan jumlah sumberdaya andesit total yaitu 488.362.846 m3 atau 1.206.256.230 ton. Produksi Andesit di Kabupaten Banyumas dari 2013 hingga 2016 yaitu 645.767 ton yang terdiri dari Kecamatan Karanglewas 186.169 ton, Kecamatan Kedungbanteng 87.972 ton, Kecamatan Kebasen 220.462 ton, Kecamatan Wangon 62.807 ton, dan Kecamatan Jatilawang 88.357 ton. Berdasarkan petunjuk teknis neraca sumberdaya alam spasial nasional, data sumberdaya kemudian dirupiahkan dengan mengalikan sebagai harga dasar andesit yang belum dilakukan pengolahan seharga Rp 70.000,00/m3 berdasar pada Pergub Jawa Tengah tahun 2017 maka neraca sumberdaya Andesit di Kabupaten Banyumas memiliki nilai aktiva sebesar Rp 34.185.399.220.000,- dan pasiva sebesar Rp18.301.080.000,- sehingga didapat saldo akhir sumberdaya Andesit sebesar Rp 34.167.089.140.000,-. Oleh sebab itu, sangat direkomendasikan untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas memberikan bimbingan teknis kepada penambang andesit tentang pengolahan andesit guna menunjang Pendapatan Asli Daerah disektor pertambangan dan memberi peluang tenaga kerja untuk penduduk sekitar.  Mining activities in Banyumas Regency are now increasingly widespread, including andesite, granite, rock and sand materials, in line with the development of ever-increasing development. Among the mining activities, the potential of andesite in Banyumas Regency is quite large. This economical and feasible mining of andesite material that attracts investors to invest, the mining sector is expected to become the mainstay of economic support in the region especially the increase of locally revenue. Andesite resources in Banyumas Regency spread in 5 (five) sub districts in Banyumas District, Karanglewas Subdistrict, Kedungbanteng Sub-District, Kebasen Sub-District, Wangon Sub-District, and Jatilawang Sub-District with total andesite resources of 488,362,846 m3 or 1,206,256,230 tons. Andesite production from 2013 to 2016 is 645.767 ton that consist of Karanglewas Sub-District 186.169 ton, Kedungbanteng Sub-District 87.972 ton, Kebasen Sub-District 220.462 ton, Wangon Sub-District 62.807 ton, and Jatilawang Sub-District 88.357 ton.  Based on the technical guidance of the national spatial natural resource balance, the resource data then converted to rupiah by multiplying as the base price of andesite that has not been done processing price is Rp 70.000,00 / m3 based on Jawa Tengah Governor Regulation in 2017 then the Andesite resource balance in Banyumas Regency has asset value equal to Rp 34.185.399.220.000,- and liabilities of Rp18.301.080.000,- so that obtained the final balance of Andesite resources of Rp 34.167.089.140.000,-. Therefore, it is strongly recommended for Banyumas Regency Government to provide technical guidance to andesite miners about andesite processing to support Local Revenue in mining sector and provide employment opportunities for local people.Â