Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Perencanaan Implementasi Lajur Sepeda Di Kota Tegal Rusmandani, Pipit; Arifin, M. Zainul
Rekayasa Sipil Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.906 KB)

Abstract

Permasalahan yang ditimbulkan dari sektor transportasi diantaranya yaitu kecelakaan, kemacetan dan polusi. Bertambahnya kendaraan bermotor yang tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan infrastruktur jalan mengakibatkan kemacetan lalu lintas dan tidak jarang juga menimbulkan masalah kecelakaan karena bercampurnya kendaraan dengan karakteristik yang berbeda pada satu ruang jalan yang sama (Mix Traffic) dan tidak dapat dipungkiri polusi udara juga semakin meningkat. Penerapan program Environmental Sustainable Transport (EST) atau transportasi berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yaitu pengembangan transportasi massal, pengembangan teknologi kendaraan yang lebih ramah lingkungan, mengakomodasi Non-Motorized-Transport (NMT), pengaturan tata ruang untuk mengakomodasi pengurangan pergerakan, pengurangan pergerakan kendaraan bermotor, program tersebut merupakan langkah awal guna menangani permasalahan yang ada. Mengakomodasi Non-Motorized-Transport (NMT) yaitu dengan menyediakan fasilitas bersepeda diantaranya lajur sepeda, proporsi pengguna sepeda pada ruas jalan di Kota Tegal sekitar 4%-7% dibandingkan pengguna jalan yang lain. Oleh karena itu tujuan kajian ini yaitu mengetahui karakteristik pesepeda berdasarkan kondisi sosial ekonomi, karakteristik pergerakan, kepemilikan sepeda dan perilaku pesepeda, mengetahui hubungan antara persepsi pesepeda terhadap penyediaan lajur sepeda dengan kondisi sosial ekonomi, karakteristik pergerakan dan kepemilikan sepeda, membuat rekomendasi untuk kebijakan penyediaan fasilitas lajur khusus sepeda. Metode yang digunakan dalam kajian ini yaitu Structural Equation Modeling (SEM) PLS dan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Karakteristik pesepeda di Kota Tegal yaitu usia 20-28 tahun sebanyak 38%, jenis kelamin laki-laki 72%, berpendidikan SLTA 34%, bekerja sebagai karyawan swasta 47%, pendapatan perbualan < Rp.1.000.000 sebesar 56%, memiliki sepeda sendiri 76%, jumlah sepeda yang dimiliki 1 buah 76%, jarak tempuh bersepeda 2,5 km- 5 km 40%, waktu yang dibutuhkan 20-30 menit 44%, rutinitas bersepeda 6 kali dalam satu minggu 36%, pesepeda tidak membawa barang 72%, bersepeda sendirian 64%, persepsi pesepeda mau menggunakan lajur sepeda jika tersedia 86%, persepsi pengendara sepeda mau menggunakan lajur sepeda jika mampu membeli kendaraan bermotor yaitu 67%. Hubungan antara persepsi pesepeda terhadap penyediaan lajur sepeda dengan kondisi sosial ekonomi (KSE), karakteristik pergerakan (KP) dan kepemilikan sepeda (KS) dapat dijelaskan pada model Persepsi penyediaan lajur sepeda berikut PPLS= 0,460KSE + 0,163 KS + 0,386 KP; (R² =0,618). Bobot Kriteria Pemilihan lokasi penyediaan lajur sepeda di Kota Tegal yaitu kriteria kebijakan spasial sebesar 42,79%, kebijakan transportasi sebesar 27,51%, kebijakan lingkungan sebesar 17,47 %, aspek teknis sebesar 12,22%. Alternatif I yaitu lajur sepeda permanen pada Jalan Sultan Agung, Jalan AR Hakim, Jalan Diponegoro, Jalan A Yani, Jalan Veteran dan Jalan Pemuda. Alternatif lajur sepeda tipe II yaitu lajur sepeda tidak permanen pada ruas Jalan Kartini, Jalan Panggung Timur, Jalan Kol Sudiarto, Jalan Semeru, Jalan Sumbodro dan Jalan Werkudoro. Potensi persepsi penyediaan lajur sepeda di Kota Tegal yaitu sebesar 66,13%. 
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Pasar Kedungwuni - Karangdadap, Kabupaten Pekalongan Rusmandani, Pipit; Nisa, Muliani Chaerun; Setiawan, Riandy S.
Jurnal Keselamatan Transportasi Jalan (Indonesian Journal of Road Safety) Vol. 6 No. 2 (2019): JURNAL KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (INDONESIAN JOURNAL OF ROAD SAFETY)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.749 KB) | DOI: 10.46447/ktj.v6i2.32

Abstract

Analisis Dampak Lalu Lintas kini telah menjadi salah satu kebijakan strategis di Indonesia yangmerupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota guna mengendalikan dampakyang ditimbulkan oleh pembangunan terhadap lalulintas di sekitarnya. Pada tahun 2018,Pemerintah Kabupaten Pekalongan melakukan Revitalisasi Pasar Kedungwuni yang kondisifisiknya saat ini sudah tidak layak. Perkembangan jumlah pedagang dan pembeli serta semakinpadatnya area distribusi dan sirkulasi di dalam pasar juga membutuhkan penataan pasar yangbaik.Namun karena pada dasarnya setiap rencana pembangunan atau pengembangan pusat kegiatanseperti seperti dalam hal ini adalah Revitalisasi Pasar Kedungwuni akan menimbulkan gangguankeamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalulintas maka wajib dilakukan AnalisisDampak Lalu Lintas. Adapun area terdampak di sekitar lokasi ini meliputi tiga ruas jalan yaituJalan Karanganyar – Podo, Jalan Kedungwuni – Kutosari, Jalan Kedungwuni – Karangdadap dantiga simpang (Simpang Podo merupakan simpang bersinyal serta Simpang Capgawen danSimpang Eks BCA merupakan simpang tidak bersinyal).Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas akibat Revitalisasi Pasar Kedungwuni ini menujukkan bahwakinerja ruas jalan eksisting untuk Jalan Karanganyar – Podo dan Jalan Kedungwuni – Kutosariadalah C dengan V/C ratio masing-masing 0,52 dan 0,46 serta untuk Jalan Kedungwuni –Karangdadap adalah B dengan V/C ratio 0,44. Sedangkan ketiga simpang terdampak tergolongdalam tingkat pelayanan B dengan tundaan kurang dari 15 detik.Pada tahap operasional tahun 2021 dengan pertumbuhan volume lalulintas sebesar 7% pertahun, tingkat pelayanan ketiga ruas jalan mengalami penurunan menjadi kategori F dengan V/Cratio >1 bahkan pada tahun 2031 V/C rationya>2. Kondisi ini tentunya memerlukan penangananagar kinerja lalulintasnya optimal. Adapun rekayasa lalulintas yang diusulkan adalah peningkatankapasitas jalan dengan pelebaran jalan menjadi12 meter dengan median (4/2 D). Penanganan initernyata efektif dalam meningkatkan pelayanan kinerja jalan. Hal ini dapat ditunjukkan dariperubahan tingkat pelayanan jalan menjadi B pada tahun 2021 dan C pada tahun 2031.Sedangkan untuk kinerja simpang, pada tahap operasional sampai dengan tahun 2031 diSimpang Eks BCA dan Simpang Cap gawen diusulkan pemasangan APILL dengan 2 fase untukmenyelesaikan konflik lalulintas di simpang tersebut. Namun berbeda halnya dengan SimpangPodo, kondisi eksisting yang sudah menggunakan jenis pengendalian berupa APILL hanya efektif dilakukan sampai dengan tahun 2021. Selanjutnya saat tahun 2031 atau saat 10 tahun PasarKedungwuni beroperasi, APILL dirasa tidak efektif dan diusulkan untuk menggunakanB undaran(Rotary Intersection) sebagai penangannya.
Simulasi Penerapan Chicane Dengan Menggunakan Software Vissim Srie Kusumastutie, Naomi; Rusmandani, Pipit; Kusuma Pradana, Mohamad; Pamungkas, Wisnu; Silvi Ersamaulia, Masayu
Jurnal Keselamatan Transportasi Jalan (Indonesian Journal of Road Safety) Vol. 7 No. 1 (2020): JURNAL KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (INDONESIAN JOURNAL OF ROAD SAFETY)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46447/ktj.v7i1.73

Abstract

Chicane merupakan salah satu perangkat traffic calming yang banyak digunakan di negara maju. Penelitian mengenai efektivitas chicane sebagai perangkat traffic calming telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan menggunakan simulasi lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan alternatif cara simulasi yang lebih efisien dan aman, disamping juga bisa dapat menganalisis Measure of effectiveness (MOE) dengan lebih komprehensif. Dengan menggunakan data sekunder berupa data observasi geometrik jalan, volume kendaraan, komposisi kendaraan, dan kecepatan kendaraan maka dibuatlah model penerapan chicane dengan menggunakan VISSIM. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang sejalan dengan penelitian sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa VISSIM dapat digunakan untuk mensimulasikan penerapan traffic calming, dalam hal ini chicane. MOE yang dihasilkan adalah kecepatan setempat, kecepatan tempuh, kepadatan dan tundaan. Dengan demikian terbuka peluang untuk dapat memanfaatkan VISSIM sebagai alat bantu penerapan traffic calming, maupun pengembangan chicane secara khusus.
Simulasi Penerapan Chicane Dengan Menggunakan Software Vissim Srie Kusumastutie, Naomi; Rusmandani, Pipit; Kusuma Pradana, Mohamad; Pamungkas, Wisnu; Silvi Ersamaulia, Masayu
Jurnal Keselamatan Transportasi Jalan (Indonesian Journal of Road Safety) Vol. 7 No. 1 (2020): JURNAL KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (INDONESIAN JOURNAL OF ROAD SAFETY)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46447/ktj.v7i1.73

Abstract

Chicane merupakan salah satu perangkat traffic calming yang banyak digunakan di negara maju. Penelitian mengenai efektivitas chicane sebagai perangkat traffic calming telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan menggunakan simulasi lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan alternatif cara simulasi yang lebih efisien dan aman, disamping juga bisa dapat menganalisis Measure of effectiveness (MOE) dengan lebih komprehensif. Dengan menggunakan data sekunder berupa data observasi geometrik jalan, volume kendaraan, komposisi kendaraan, dan kecepatan kendaraan maka dibuatlah model penerapan chicane dengan menggunakan VISSIM. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang sejalan dengan penelitian sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa VISSIM dapat digunakan untuk mensimulasikan penerapan traffic calming, dalam hal ini chicane. MOE yang dihasilkan adalah kecepatan setempat, kecepatan tempuh, kepadatan dan tundaan. Dengan demikian terbuka peluang untuk dapat memanfaatkan VISSIM sebagai alat bantu penerapan traffic calming, maupun pengembangan chicane secara khusus.
Evaluasi Fasilitas Halte Dan Penentuan Kebutuhan Halte Di Kota Tegal Rusmandani, Pipit; Sholeh Setiawan, Riandy; El Rizal Unzilatirrizqi D, Yan
Jurnal Keselamatan Transportasi Jalan (Indonesian Journal of Road Safety) Vol. 7 No. 1 (2020): JURNAL KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (INDONESIAN JOURNAL OF ROAD SAFETY)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46447/ktj.v7i1.74

Abstract

Tempat perhentian angkutan atau halte atau shelter adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, biasanya ditempatkan pada jaringan pelayanan angkutan. Penelitian tantang halte telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya baik dilihat dari sis teknis maupun dari sisi persepsi pengguna. Karena pada dasarnaya penyediaan halte ini selain keandalan dan kinerja, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum adalah kenyamanan dan estetikadari fasilitas pendukungnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi fasilitas halte dan keberaan halte serta menentukan kebutuhan halte baik dari sisi teknis aksesibilitas maupun persepsi masyarakat. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan Kebutuhan penyediaan halte mengedepankan pelayanan dari angkutan umum itu sendiri dan kebutuhan dari masyarakat baik dari tata letaknya maupun desain halte agar tercapai pelayanan yang optimal serta dapat menguruangi penggunaan angkutan pribadi dan meningkatkan penggunaan angkutan umum. Dari 27 halte eksisting terdapat 4 unit halte harus dibongkar/pindah, sedangkan 23 unit masih dapat melayani pelayanan angkutan. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan diperoleh kebutuhan halte tambahan sebanyak 24 unit.
Evaluasi Fasilitas Halte Dan Penentuan Kebutuhan Halte Di Kota Tegal Rusmandani, Pipit; Sholeh Setiawan, Riandy; El Rizal Unzilatirrizqi D, Yan
Jurnal Keselamatan Transportasi Jalan (Indonesian Journal of Road Safety) Vol. 7 No. 1 (2020): JURNAL KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (INDONESIAN JOURNAL OF ROAD SAFETY)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46447/ktj.v7i1.74

Abstract

Tempat perhentian angkutan atau halte atau shelter adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, biasanya ditempatkan pada jaringan pelayanan angkutan. Penelitian tantang halte telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya baik dilihat dari sis teknis maupun dari sisi persepsi pengguna. Karena pada dasarnaya penyediaan halte ini selain keandalan dan kinerja, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum adalah kenyamanan dan estetikadari fasilitas pendukungnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi fasilitas halte dan keberaan halte serta menentukan kebutuhan halte baik dari sisi teknis aksesibilitas maupun persepsi masyarakat. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan Kebutuhan penyediaan halte mengedepankan pelayanan dari angkutan umum itu sendiri dan kebutuhan dari masyarakat baik dari tata letaknya maupun desain halte agar tercapai pelayanan yang optimal serta dapat menguruangi penggunaan angkutan pribadi dan meningkatkan penggunaan angkutan umum. Dari 27 halte eksisting terdapat 4 unit halte harus dibongkar/pindah, sedangkan 23 unit masih dapat melayani pelayanan angkutan. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan diperoleh kebutuhan halte tambahan sebanyak 24 unit.
Simulasi Lapangan Penerapan Chicane Sebagai Perangkat Traffic Calming di Indonesia Ersamaulia, Masayu Silvi; Kusumastutie, Naomi Srie; Rusmandani, Pipit
TEKNIK Vol 41, No. 2 (2020): August 2020
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/teknik.v0i0.23587

Abstract

Traffic calming merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengelola kecepatan. Salah satu jenis traffic calming yang terbukti efektif mereduksi kecepatan dan mengurangi volume lalu lintas adalah chicane. Namun sayangnya chicane tidak popular digunakan di Indonesia. Untuk itu penelitian ini bermaksud untuk menguji efektivitas chicane dalam mereduksi kecepatan kendaraan agar dapat menjadi alternatif traffic calming di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi lapangan dengan menggunakan taffic cone dan rambu portable dalam mengimplementasikan chicane. Model chicane yang digunakan adalah model chicane dari Pedoman Perencanaan Fasilitas Pengendali Kecepatan Lalu Lintas (model 1) dan Pennsylvania’s Traffic Calming Handbook (model 2). Lokasi studi merupakan jalan lokal yang menjadi blacksite, yaitu Jalan Pemuda Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa kedua model chicane efektif dalam mereduksi kecepatan. Chicane model 1 mampu mereduksi kecepatan pada masing-masing arah sebesar 20% dan 17%, sedangkan pada model 2 sebesar 38,2% dan 39,6%. Namun demikian, kapasitas jalan pada saat implementasi chicane model 2 mengalami penurunan yang sangat drastis, dari kapasitas jalan sebesar 1.516,54 smp/jam pada kondisi eksisting menjadi sebesar 1.527 smp/jam. Oleh karena itu, chicane model 1 lebih disarankan untuk diimplementasikan pada lokasi studi dengan kombinasi pita penggaduh sebelum memasuki chicane
PENERAPAN AREA TRAFFIC CONTROL SYSTEM SEBAGAI IMPLEMENTASI TRANSPORTASI BERKELANJUTAN DI KOTA TEGAL Pipit Rusmandani; Riandy Sholeh Setiawan
Jurnal Transportasi Vol. 20 No. 1 (2020)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.514 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v20i1.3851.19-26

Abstract

Abstract The position of Tegal City in the North Coast Line (Pantura) of Central Java is very strategic, because it is the Hinterland for the surrounding area. This requires good conditions of roads and intersections. In this study, an attempt was made to apply coordinated signalized intersections, using the Area Traffic Control System, for 4 selected intersections. There are 3 alternatives proposed, namely Alternative I, which uses the Area Traffic Control System, Alternative II, which is autonomous control of intersections, and Alternative III, which does not need to coordinate the intersection. By using the Analytical Hierarchy Process method, respondents' support for Alternative I is 61.01%, for Alternative II is 27.19%, and for Alternative III is 12.12%. Keywords: intersection, signalized intersection, coordinated intersections, Area Traffic Control System  Abstrak Posisi Kota Tegal yang berada di Jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah sangat strategis, karena merupakan Hinterland bagi daerah di sekitarnya. Hal ini membutuhkan kondisi ruas jalan dan simpang yang baik. Pada studi ini dicoba untuk menerapkan simpang-simpang bersinyal yang terkoordinasi, dengan menggunakan Area Traffic Control System, pada 4 simpang yang dipilih. Terdapat 3 alternatif yang diusulkan, yaitu Alternatif I, yaitu menggunakan Area Traffic Control System, Alternatif II, yaitu pengendalian persimpangan secara otonom, dan Alternatif III, yaitu tidak perlu ada pengendalian persimpangan. Dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process didapat dukungan responden untuk Alternatif I sebesar 61,01%, untuk Alternatif II sebesar 27,19%, dan untuk Alternatif III sebesar 12,16%. Kata-kata kunci: simpang, simpang bersinyal, pengendalian simpang, Area Traffic Control System
MODEL PEMILIHAN MODA DAN POTENSI PENGGUNAAN NON MOTORIZED TRANSPORT PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA TEGAL Pipit Rusmandani; Riandy Sholeh Setiawan; Nurul Fitriani
Rekayasa Sipil Vol. 15 No. 2 (2021)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2021.015.02.6

Abstract

This study aims to (1) determine the factors affecting the mode preference in Tegal, (2) determine the factors affecting the potential use of non-motorized transportation in Tegal, and (3) investigate the relationship model among these factors. PLS Structural Equation Modelling (SEM) method was used. The results revealed (1) socio-economic characteristics (KSE) with vehicle ownership indicators influenced the mode choice level, (2) socio-economic characteristic variables with vehicle ownership indicators, travel intention variable (MP) covering working, shopping, and worship indicators, and self-preservation behaviour variable during the pandemic affected the potential use of non-motorized transport [0.801 KSE; (R2= 0,647)] (3) the relationship model among variables [Socio-economy (KSE), purpose of travel (MP), and self-preservation behaviour (PMD)] was =0,280 KSE+ 0.317 MP-0.175 PMD; (R2=0,2570)
Mikrosimulasi Kinerja Simpang Bersinyal Dengan Menggunakan Software Surrogate Safety Assessment Model (SSAM) di Kota Malang (Studi Kasus: Simpang Terusan Sulfat) Pipit Rusmandani; Enrico Pria Anggana; Agus Sasmito
Rekayasa Sipil Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2020.014.02.6

Abstract

One of the effort to improve road safety was to reduce the risk of an accident on the intersection in a lowering manner   traffic that occurs. Based on it writer research efforts to improve safety on the Terusan Sulfat intersection in the city poor conflict with how to handle traffic. Research aims to bring down intersections that handling percent fewer traffic intersection. Methods used in the analysis of the performance of simpang used calculation MKJI and trace things back by software PTV VISSIM 10 Full version and methods to know conflict is by using software SSAM. The next step is to provide alternatives from trouble handling the conflict with changes in a traffic intersection to intersection 2 phase with the turn right first  and the 3 phase after setting that up in select most reducing traffic. Conflict The widening of the road in an effort to balance the smooth and  road safety.Handling alternative intersections that chosen provide arrangement simpang with 3 phase with widening of roads because it reduces the occurrence of 30 percent fewer traffic by 26 % and exceptionally large value of 2 % which means maintain a harmony between the creation of road safety and smooth running of the traffic.