Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN PSIKOLOGI Almalachim, Ainul Churria; Fauziyah, Nailul; Maulana, Asep
An-Nisa' : Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman Vol. 13 No. 1 (2020)
Publisher : LP2M IAIN Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/annisa.v13i1.27

Abstract

This paper is a paper that uses literature review with the theme of the concept of Educating Children from the Quranic perspective, by using the concept of literal interpretation, the results of this paper are that the success of children's educational processes in the family is very dependent on the roles and responsibilities of the family itself. Where parents as the core of the family has a very important role, it is he who is fully responsible for the educational process of children in the family, so that it can be said that the success of the child's educational process in the family is very dependent on how parents carry out their duties and responsibilities. The implication of the meaning of wisdom for educator figures is that an educator in addition to constantly trying to improve his academic abilities, he also tries to harmonize with his practice. Paper ini adalah paper yang menggunakan kajian pustaka dengan tema konsep Mendidik Anak Perpektif al Quran, dengan menggunakan konsep interpretasi literal, hasil paper ini adalah Keberhasilan proses pendidikan anak dalam keluarga sangat tergantung pada peran dan tanggung jawab keluarga itu sendiri. Di mana orang tua sebagai inti dari keluarga memiliki peranan yang sangat penting, dialah yang bertanggung jawab penuh terhadap proses pendidikan anak dalam keluarga, sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan proses pendidikan anak dalam keluarga sangat tergantung pada bagaimana orang tua melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tersebut. Implikasi dari makna hikmah bagi figur pendidik adalah bahwa seorang pendidik selain senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan akademiknya, ia pun berupaya menselaraskan dengan amalannya.
FENOMENA KHULU’ AKIBAT KEMAMPUAN EKONOMI RENDAH (Studi Kasus di Pengadilan Agama Lumajang Kelas 1 A) Khotimah, Husnul; Almalachim, Ainul Churria
An-Nisa' : Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman Vol. 13 No. 2 (2020)
Publisher : LP2M IAIN Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/annisa.v13i2.30

Abstract

Economic well being or a livelihood in the family can be a trigger to realize the family mandate of sakinah, mawaddah and rahmah. This can be achieved with an established education, age and occupation. Living is a logical consequence of marriage, where it is the husband's obligation to his wife, so that if the husband does not provide a proper living for the wife, then it is not uncommon for couples to experience tempestuous relationships continuously until it leads to divorce. Divorce from the background aspect is seen as an alternative solution in overcoming unresolved household problems, so divorce must be for strong and clear reasons, and only in circumstances that can endanger the husband and wife only divorce is permitted by Religion. Kesejahteraan ekonomi atau nafkah dalam keluarga bisa menjadi pemantik untuk mewujudkan mandat keluarga yaitu sakinah, mawaddah dan rahmah. Hal demikian bisa tercapai dengan mapannya pendidikan, usia dan pekerjaan. Nafkah merupakan konsekuensi logis pernikahan, dimana hal tersebut merupakan kewajiban suami terhadap istri, sehingga jika suami tidak memberikan nafkah yang layak kepada istri, maka tidak jarang relasi pasangan akan mengalami prahara secara terus menerus hingga berujung pada perceraian. Perceraian dari aspek yang melatar belakanginya dipandang sebagai solusi alternatif dalam mengatasi permasalahan rumah tangga yang tidak terselesaikan, sehingga terjadinya perceraian harus dengan alasan-alasan yang kuat dan jelas, dan hanya dalam keadaan yang dapat membahayakan suami dan istri sajalah perceraian diperbolehkan oleh Agama.