Background: Diabetes mellitus is a risk factor for hearing loss. Age, blood glucose levels, duration, blood pressure, and blood lipid levels can influence hearing loss, which can later cause changes in the inner ear's structure. Early-stage hearing loss usually occurs at high frequencies that do not cause symptoms but can still be detected by audiometer examination. Objective: To present cases of asymptomatic hearing loss detected during hearing screening with the "Hearing Test" application. Case: A 58-year-old woman came to the primary clinic with the main symptoms of itching, sores, and swelling on the heel of the right foot. There were no symptoms of hearing loss, but on examination of the hearing test, there was a decrease in the hearing threshold at the frequencies of 6 and 8 Khz right and left ears. He was diagnosed with pyoderma, asymptomatic hearing loss, suspected high-frequency hearing loss, and type 2 diabetes mellitus for 11 years. There was a family history of the same disease, and she did not regularly take antidiabetic medication. To cure the pyoderma, we gave Betason N ointment three times a day and cetirizine 10 mg tablet two times a day. Type 2 DM was treated with metformin 500 mg tablet twice daily and glibenclamide 5 mg tablet once daily, regulating diet and physical activity. We observe blood glucose levels, fat, blood pressure, weight, and waist circumference. It is necessary to confirm the diagnosis of hearing loss with a pure tone audiometer examination. Conclusion: In every diabetes mellitus, it is necessary to identify early signs of hearing loss by conducting a hearing screening. Hearing screening recommended by The American Speech-Language-Hearing Association is performed every three years for those over 50. Meanwhile, hearing screening should be carried out more often in people with risk factors related to hearing loss. Abstrak Latar Belakang: Diabetes mellitus merupakan salah satu faktor resiko gangguan pendengaran. Terjadinya gangguan pendengaran ini dipengaruhi oleh usia, kadar glukoasa darah, durasi, tekanan darah, dan kadar lemak darah yang nantinya dapat menyebabkan perubahan struktur telinga dalam. Gangguan pendengaran tahap awal biasanya terjadi pada frekuensi tinggi yang tidak menimbulkan gejala namun masih dapat dideteksi dengan pemeriksaan audiometer. Tujuan: Menampilkan kasus gangguan pendengaran asimtomatis yang terdeteksi pada saat skrining pendengaran dengan aplikasi “Hearing Test”. Kasus: Wanita berusia 58 tahun, datang ke poliklinik pratama dengan gejala utama gatal, luka, dan bengkak pada tumit kaki kanan. Tidak terdapat gejala penurunan pendengaran namun pada pemeriksaan skring pendengaran terdapat penurunan ambang dengar di frekeuensi 6 dan 8 Khz telinga kanan dan kiri. Beliau didiagnosis secara holistik dengan gangguan pendengaran asimtomatis frekuensi tinggi, pyoderma, diabetes mellitus tipe 2, riwayat keluarga dengan penyakit yang sama, dan tidak rutin meminum obat antidiabetes. Kasus ini dilakukan intervensi komprehensif meliputi Patient Centered, Family Focused, dan Community Oriented. Kesimpulan: Pada setiap kasus diabetes mellitus perlu identifikasi tanda-tanda awal gangguan pendengaran dengan melakukan skrining pendengaran. Skrining pendengaran yang direkomendasikan oleh The American Speech-Language-Hearing Association yaitu dilakukan setiap 3 tahun sekali pada usia lebih dari 50 tahun. Sedangkan pada orang yang memiliki faktor resiko terkait dengan gangguan pendengaran sebaiknya dilakukan skrining pendengaran lebih sering. Kata kunci: gangguan pendengaran asimtomatik, diabetes mellitus tipe 2, hiperglikemi, faktor resiko, aplikasi. Dimensions Index : https://app.dimensions.ai/details/publication/pub.1154332703