Ganesha, Deliyanti
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PEMETAAN BAHAYA BANJIR DI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN Umbara, Raditya Panji; Ganesha, Deliyanti
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.505 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v12i1.3696

Abstract

Pemetaan Bahaya Banjir di Kabupaten Banggai Kepulauan telah  dilakukan dengan menggunakan metode TWI (Topographic Wetness Index). Metode tersebut menggunakan variabel topografi secara dominan dengan tetap mempertimbangkan variabel curah hujan, penggunaan lahan, geologi dan data historis banjir. Hasil perhitungan dan analisis data diperkuat dengan survei lapangan. Peta Bahaya Banjir di Kabupaten Banggai Kepulauan terbagi menjadi 3 klasifikasi, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Wilayah dengan bahaya banjir tinggi dan daerah langganan banjir berdasarkan BPBD Kabupaten Banggai Kepulauan berada di Desa Ponding Ponding, Tatakalai, Luk Sago Kecamatan Tinangkung Utara serta di Desa Lopito Kecamatan Totikum.
WILAYAH RENTAN TERHADAP GEMPABUMI DI KABUPATEN PANDEGLANG BAGIAN BARAT (STUDI KASUS SEBAGIAN KECAMATAN CIGEULIS, CIMANGGU DAN SUMUR) Ganesha, Deliyanti
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.533 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v12i1.3701

Abstract

Untuk mengurangi kerusakan akibat bencana gempa di Kabupaten Pandeglang, wilayah bahaya gempabumi dan kerentanan terhadap gempabumi harus ditentukan. Wilayah bahaya gempa di Kabupaten Pandeglang ditentukan oleh nilai PGA (Peak Ground Acceleration), struktur geologi, litologi dan kemiringan lereng. Untuk mengetahui daerah bahaya gempa, metode skoring dan analisis spasial digunakan. Setelah menentukan daerah bahaya gempa, maka grid yang mewakili daerah bahaya gempa dapat diidentifikasi. Bahaya gempa, kepadatan dan kualitas bangunan di permukiman daerah penelitian diidentifikasi oleh sistem grid dan survei. Wilayah rentan terhadap gempabumi  di sebelah barat Kabupaten Pandeglang (studi kasus: sebagian Cigeulis, Cimanggu dan Sumur) ditentukan dengan menganalisis bahaya gempa, kepadatan dan kualitas bangunan. Sehingga dapat diketahui daerah dengan kerentanan tinggi, sedang dan rendah di daerah penelitian. Wilayah dengan kerentanan tinggi terhadap gempabumi terletak di permukiman Kecamatan Sumberjaya Kecamatan Sumur.
POLA BAHAYA GELOMPANG PASANG DI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN Ganesha, Deliyanti
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 13, No 2 (2018): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1374.311 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v13i2.3343

Abstract

Kabupaten Banggai Kepulauan terletak di Provinsi Sulawesi Tengah yang merupakan salah satu provinsi prioritas nasional untuk bencana gelombang pasang di Indonesia berdasarkan BNPB. Banggai Kepulauan adalah kabupaten dengan bentuk kepulauan sehingga berpotensi terkena bahaya gelombang pasang terutama gelombang pasang yang berasal dari Samudera Pasifik. Parameter yang digunakan dalam menentukan pola bahaya gelombang pasang adalah arah angin, kelandaian pantai dan riwayat gelombang pasang. Berdasarkan hasil analisis, maka diketahui bahwa pola bahaya gelombang pasang di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari dua pola utama yaitu bahaya gelombang pasang dari Timur Laut dan Tenggara. Gelombang pasang dari Timur Laut berasal dari Samudera Pasifik, sedangkan gelombang pasang dari Tenggara berasal dari Laut Banda. Pada periode gelombang pasang Timur Laut yaitu pada bulan Februari, Maret, dan Desember, bahaya gelombang pasang tinggi terjadi di pesisir Utara, Timur, hingga Timur Laut Pulau Peling dengan ketinggian 1 - 3 meter. Pada periode gelombang pasang Tenggara, khususnya pada bulan Mei, Juni, dan Juli, tinggi gelombang pasang yang memasuki wilayah Perairan Selatan, Barat dan Tenggara Pulau Peling serta Teluk Tolo berkisar antara 1 hingga mencapai 3 meter.
Kajian Kualitas Air Tanah dan Sungai pada Kawasan Rawan Banjir di Kabupaten Serang Kaitannya dengan Penyediaan Air Bersih Naryanto, Heru Sri; Prihartanto, Prihartanto; Ganesha, Deliyanti
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 20 No. 1 (2019)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1715.683 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v20i1.2907

Abstract

ABSTRACTSerang District is one of the flood-prone areas, that about 20 subdistricts were affected by the flood in Serang District. Problems of clean water necessity occurred in the flood area, especially water quality in both of surface water and groundwater. To know the condition of clean water in Serang District, it is necessary to study the quality of water both surface water and groundwater in the flood-prone areas. The study was conducted by water sampling and in-situ water quality measurements at 28 open-pit points used by communities and river bodies in the potential flood in 2012-2015. In-situ physical water quality measurements are performed during sampling of well water and river water using multiparameter quality checker equipment. Water quality parameters that were measured in-situ are total dissolved solids (TDS) and turbidity. Laboratory tests of water samples were performed for suspended solids (TSS), Ammonium (NH3-N), Iron (Fe), Manganese (Mn) and total hardness parameters. The standard method of water quality analysis of these parameters is carried out using Indonesian National Standard SNI 06-6989.3-2004 water and wastewater. Turbidity tends to increase towards the downstream of the river indicating additional sediment material is transported downstream. The high total suspended solids in the river, especially in Kragilan, is caused by the waste from high domestic, commercial, and industrial activities in the area. Generally, groundwater and surface water in the flood areas at the study sites still largely indicate that quality is still feasible for consumption by the community, except for high Fe and Mn content and NH3-N in some wells due to the influence of surface water entering groundwater.Keywords: Serang district, water quality, flood areas, water supply ABSTRAKKabupaten Serang termasuk wilayah yang rawan banjir, dari 29 kecamatan yang ada sekitar 20 kecamatan pernah terkena dampak banjir. Permasalahan kebutuhan air bersih terjadi pada kawasan banjir tersebut, terutama kualitas air baik air permukaan maupun airtanah. Untuk mengetahui secara rinci kondisi air bersih di kabupaten Serang, maka perlu dilakukan kajian kualitas air baik air permukaan maupun airtanah pada kawasan rawan banjir tersebut. Kajian dilakukan dengan pengambilan sampel air dan pengukuran in-situ kualitas air pada 28 titik sumur terbuka yang digunakan oleh masyarakat dan badan air sungai pada wilayah potensial genangan banjir tahun 2012-2015. Pengukuran kualitas air fisik secara in-situ dilakukan pada saat pengambilan sampel air sumur dan air sungai dengan menggunakan peralatan multiparameter quality checker, adalah: zat padat terlarut (total dissolved solids/TDS) dan turbiditas/kekeruhan. Sedangkan pemeriksaan laboratorium terhadap sampel air dilakukan untuk parameter zat padat tersuspensi (total suspended solid/TSS), Amonia bebas NH3-N), Besi (Fe), Mangan (Mn) dan kesadahan total. Metode standard analisis kualitas air terhadap parameter-parameter tersebut dilaksanakan menggunakan Standard Nasional Indonesia SNI 06-6989.3-2004 air dan air limbah. Kekeruhan cenderung meningkat ke arah hilir sungai menunjukkan adanya tambahan material sedimen tertransport pada bagian hilir. Tingginya zat padat tersuspensi pada sungai khususnya di Kragilan akibat dampak limbah dari aktivitas domestik, komersial dan industri yang tinggi di daerah tersebut. Secara umum airtanah dan air permukaan pada daerah banjir di lokasi penelitian sebagian besar masih menunjukkan kualitas yang masih layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat, kecuali kandungan Fe dan Mn yang tinggi serta NH3-N pada beberapa sumur penduduk akibat pengaruh air permukaan termasuk air banjir masuk ke dalam airtanah.Kata kunci: Kabupaten Serang, kualitas air, kawasan banjir, penyediaan air bersih
PEMETAAN BAHAYA BANJIR DI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN Umbara, Raditya Panji; Ganesha, Deliyanti
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.505 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v12i1.3696

Abstract

Pemetaan Bahaya Banjir di Kabupaten Banggai Kepulauan telah  dilakukan dengan menggunakan metode TWI (Topographic Wetness Index). Metode tersebut menggunakan variabel topografi secara dominan dengan tetap mempertimbangkan variabel curah hujan, penggunaan lahan, geologi dan data historis banjir. Hasil perhitungan dan analisis data diperkuat dengan survei lapangan. Peta Bahaya Banjir di Kabupaten Banggai Kepulauan terbagi menjadi 3 klasifikasi, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Wilayah dengan bahaya banjir tinggi dan daerah langganan banjir berdasarkan BPBD Kabupaten Banggai Kepulauan berada di Desa Ponding Ponding, Tatakalai, Luk Sago Kecamatan Tinangkung Utara serta di Desa Lopito Kecamatan Totikum.
WILAYAH RENTAN TERHADAP GEMPABUMI DI KABUPATEN PANDEGLANG BAGIAN BARAT (STUDI KASUS SEBAGIAN KECAMATAN CIGEULIS, CIMANGGU DAN SUMUR) Ganesha, Deliyanti
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.533 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v12i1.3701

Abstract

Untuk mengurangi kerusakan akibat bencana gempa di Kabupaten Pandeglang, wilayah bahaya gempabumi dan kerentanan terhadap gempabumi harus ditentukan. Wilayah bahaya gempa di Kabupaten Pandeglang ditentukan oleh nilai PGA (Peak Ground Acceleration), struktur geologi, litologi dan kemiringan lereng. Untuk mengetahui daerah bahaya gempa, metode skoring dan analisis spasial digunakan. Setelah menentukan daerah bahaya gempa, maka grid yang mewakili daerah bahaya gempa dapat diidentifikasi. Bahaya gempa, kepadatan dan kualitas bangunan di permukiman daerah penelitian diidentifikasi oleh sistem grid dan survei. Wilayah rentan terhadap gempabumi  di sebelah barat Kabupaten Pandeglang (studi kasus: sebagian Cigeulis, Cimanggu dan Sumur) ditentukan dengan menganalisis bahaya gempa, kepadatan dan kualitas bangunan. Sehingga dapat diketahui daerah dengan kerentanan tinggi, sedang dan rendah di daerah penelitian. Wilayah dengan kerentanan tinggi terhadap gempabumi terletak di permukiman Kecamatan Sumberjaya Kecamatan Sumur.
POLA BAHAYA GELOMPANG PASANG DI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN Ganesha, Deliyanti
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 13, No 2 (2018): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1374.311 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v13i2.3343

Abstract

Kabupaten Banggai Kepulauan terletak di Provinsi Sulawesi Tengah yang merupakan salah satu provinsi prioritas nasional untuk bencana gelombang pasang di Indonesia berdasarkan BNPB. Banggai Kepulauan adalah kabupaten dengan bentuk kepulauan sehingga berpotensi terkena bahaya gelombang pasang terutama gelombang pasang yang berasal dari Samudera Pasifik. Parameter yang digunakan dalam menentukan pola bahaya gelombang pasang adalah arah angin, kelandaian pantai dan riwayat gelombang pasang. Berdasarkan hasil analisis, maka diketahui bahwa pola bahaya gelombang pasang di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari dua pola utama yaitu bahaya gelombang pasang dari Timur Laut dan Tenggara. Gelombang pasang dari Timur Laut berasal dari Samudera Pasifik, sedangkan gelombang pasang dari Tenggara berasal dari Laut Banda. Pada periode gelombang pasang Timur Laut yaitu pada bulan Februari, Maret, dan Desember, bahaya gelombang pasang tinggi terjadi di pesisir Utara, Timur, hingga Timur Laut Pulau Peling dengan ketinggian 1 - 3 meter. Pada periode gelombang pasang Tenggara, khususnya pada bulan Mei, Juni, dan Juli, tinggi gelombang pasang yang memasuki wilayah Perairan Selatan, Barat dan Tenggara Pulau Peling serta Teluk Tolo berkisar antara 1 hingga mencapai 3 meter.