Harry Agusnar
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EFEK PENAMBAHAN KITOSAN MOLEKUL TINGGI NANOPARTIKEL PADA SEMEN IONOMER KACA NANOPARTIKEL TERHADAP KEMAMPUAN BERTAHAN HIDUP SEL PULPA: EFFECT OF HIGH MOLECULAR CHITOSAN NANOPARTICLE ADDITION IN GIC NANOPARTICLE TO VIABILITY OF PULP CELLS Henny Sutrisman; Trimurni Abidin; Harry Agusnar
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 3 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.048 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i3.1725

Abstract

Beberapa penelitian menyarankan penggunaan SIKMR untuk teknik ART dengan tujuan untuk mencapai tingkat kesuksesan restorasi yang lebih tinggi. Pada saat ini dengan perkembangan teknologi nano, material ini juga tersedia dalam bentuk partikel nano yang disebut semen ionomer kaca modifikasi resin nanopartikel (SIKMRn). Penggunaan produk alam di dalam dunia kedokteran gigi juga meningkat, kitosan merupakan salah satu produk alam yang digunakan untuk meningkatkan bioaktivitas dari SIK. Penelitian menunjukkan kitosan dapat menstimulasi proses proliferasi sel. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek penambahankitosan molekul tinggi nanopartikel pada semen ionomer kaca nanopartikel untuk meningkatkan viabilitas sel pulpa. Bahan restorasi yang ditambahkan kitosan nanopartikel melalui spesimen berukuran 4x3 mm dipaparkan pada kultur mouse dental pulp cell lines selama 72 jam dengan keadaan in vitro. Kalsium hidroksida digunakan sebagai kontrol. Viabilitas sel dihitung dengan menggunakan MTT (3-[4,5dimethylthiazol-2-yl]-2,5 diphenyl-tetrazoliumbromide) assay. Data diuji dengan uji Anova dan diikuti uji LSD dengan nilai yang signifikan p< 0,05. Hasil penelitian menunjukkan penambahan kitosan dapat meningkatkan kemampuan bertahan hidup sel baik pada SIKMR dan SIKMRn (p< 0,05). Sebagai kesimpulan, adanya penambahan kitosan molekul tinggi nanopartikel dengan 0,015% berat pada semen ionomer kaca modifikasi resin nanopartikel dapat meningkatkan viabilitas sel pulpa secara in vitro.
PERBEDAAN PENYERAPAN AIR KE DALAM RESIN KOMPOSIT MIKROHIBRID DAN NANOHIBRID SETELAH DIRENDAM DI DALAM SALIVA BUATAN: DIFFERENCES OF WATER ABSORPTION INTO MICRO AND NANOHYBRID COMPOSITE RESINS AFTER IMMERSED IN ARTIFICIAL SALIVA Kholidina Imanda Harahap; Harry Agusnar; Sumadhi Sastrodihardjo
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.316 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i4.1780

Abstract

Resin komposit sebagai bahan restorasi di dalam mulut akan selalu berkontak dengan saliva sehingga terjadi penyerapan air ke dalam resin komposit. Penyerapan air pada resin komposit dapat menurunkan sifat fisis dan mekanis serta menimbulkan kelarutan elemen resin komposit sehingga akan memperpendek masa pakai dan menimbulkan toksis. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan besaran serapan air, kedalaman dan kecepatan penyerapan air antara resin komposit mikrohibrid dengan nanohibrid setelah direndam di dalam saliva buatan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini dibuat dari resin komposit mikrohibrid dan nanohibrid berbentuk tablet berdiameter 15 mm dan tebal 1 mm dengan pengerasan sinar tampak biru. Penelitian dilakukan dengan merendam sampel di dalam saliva buatan selama 2, 4, 6, dan 8 jam. Besaran serapan air dihitung dari perubahan berat yang terjadi dan kedalaman penyerapan air diukur dengan menggunakan mikrograf mikroskop. Kecepatan penyerapan dihitung dengan membandingkan kedalaman penyerapan air dengan waktu perendaman. Hasil yang diperoleh memperlihatkan serapan air pada resin komposit mikrohibrid 2,69, 5,71, 5,88, dan 5,96% sedangkan pada nanohibrid 5,34, 3,76, 3,09 dan 2,83%. Hasil pengukuran kedalaman penyerapan air pada resin komposit mikrohibrid 3054,98, 6125,42, 8529,94, dan 8930,01µm sedangkan pada nanohibrid 7830,77, 6941,29, 6844,67 dan 6120,53µm. Hasil penghitungan kecepatan penyerapan air resin komposit mikrohibrid adalah 1527,45, 1531,36, 1421,66 dan 1116,18µm/jam sedangkan pada nanohibrid 3915,39, 1735,32, 1140, 78 dan 761,32µm/jam. Analisis statistik menunjukkan perbedaan signifikan (p≤ 0,05) pada ketiga variabel tersebut antara kedua jenis resin komposit yang diuji. Dapat disimpulkan, serapan air dan kedalaman penyerapan resin komposit mikrohibrid lebih besar dibandingkan nanohibrid sedangkan kecepatan penyerapan air pada kedua jenis resin komposit mengalami penurunan.
PERBEDAAN KETAHANAN FRAKTUR DAN POLA FRAKTUR PITA SERAT PENGUAT POLIETILEN ANYAMAN LOCKEDSTICTHED THREADS DAN BRAIDED SEBAGAI PASAK BUATAN PADA RESTORASI PASCA PERAWATAN ENDODONTI : FRACTURE RESISTANCE AND MODE OF FRACTURE DIFFERENCES OF LOCKEDSTICTHED THREADS AND BRAIDED POLYETHYLENE FIBER REINFORCED RIBBON AS CUSTOMIZED POST IN RESTORATION OF ENDODONTICALLY TREATED TOOTH Wandania Farahanny; Trimurni Abidin; Harry Agusnar
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.747 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i4.1785

Abstract

Penggunaan bahan adhesif pita serat penguat polietilen dengan resin komposit sebagai pasak buatan semakin banyak diminati. Pemasangan pasak ini tidak membutuhkan pelebaran saluran akar yang lebih banyak sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya fraktur akar. Wetting resin dipakai sebagai wettability untuk meningkatkan perlekatan interfasial. Terkadang para klinisi sering menggunakan flowable resin sebagai penggantinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan fraktur penggunaan pita serat penguat poli etilen anyaman braided dan locked-sticthed threads sebagai pasak buatan pada restorasi pasca perawatan endodonti dengan aplikasi wetting resin dan flowable resin. Empat puluh gigi premolar mandibular yang telah diekstraksi dan memiliki ukuran sama dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok A (locked-sticthed+wetting resin), B (locked-sticthed+flowable resin), C (braided+wetting resin) dan D (braided+flowable resin). Setelah pemotongan mahkota dan perawatan endodonti dilakukan pemasangan pasak buatan. Pita dibenamkan ke dalam semen resin dual cured dan dilanjutkan dengan pembentukan mahkota dari resin komposit. Setelah thermocycling, dilakukan uji tekan searah aksial gigi dengan kecepatan 0,5mm/detik sampai terjadi fraktur menggunakan Universal Testing Machine. Nilai beban fraktur dan pola fraktur yang terjadidicatat. Hasil uji statistik Anova menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan pada ketahanan fraktur pasak buatan pita serat penguat dengan pola anyaman dan wettability yang berbeda (p= 0,367). Dengan adanya keterbatasan penelitian ini, pola fraktur pasak fiber anyaman locked-sticthed threads dan braided dengan wetting resinmenunjukkan 80-90% mudah direstorasi kembali. Sebagai kesimpulan, penggunaan pita serat penguat polietilen sebagai pasak buatan dengan anyaman berbeda memiliki ketahanan fraktur yang sama. Akan tetapi, pola fraktur pada pasak yang menggunakan wetting resin lebih mudah direstorasi kembali dibandingkan dengan flowable resin.
EFEK ANTIBAKTERI SEA CUCUMBER (STICHOPUS VARIEGATUS) SEBAGAI BAHAN MEDIKAMEN SALURAN AKAR TERHADAP BAKTERI ENTEROCOCCUS FAECALIS: EFFECT OF SEA CUCUMBER (STICHOPUS VARIEGATUS) AS A ROOT CANAL MEDICAMENT AGAINST ENTEROCOCCUS FAECALIS Gita Tarigan; Trimurni Abidin; Harry Agusnar
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.931 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i4.1789

Abstract

Tujuan perawatan endodonti adalah untuk mengeliminasi mikroorganisme dan beberapa produk saluran akar sehingga gigi dapat dipertahankan selama mungkin di dalam mulut. Banyak bakteri yang didapat dalam saluran akar, salah satunya adalah bakteri anaerob yaitu Enterococcus faecalis, bakteri ini umumnya yang paling banyak ditemukan dalam saluran akar. Umumnya bakteri ini didapat karena adanya kegagalan dalam perawatan saluran akar. Bahan medikamen yang umumya digunakan di klinik adalah kalsium hidroksida. Sea cucumber adalah salah satu bahan alam yang sudah banyak digunakan dibidang kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan efek Sea cucumber dalam membunuh bakteri Enterococcus faecalis. Efek Sea cucumber terhadap bakteri Enterococcus faecalis dilakukan pada konsentrasi (0,1%, 0,2%, 0,25%, 0,3%, 0,4%, 0,5%) dengan waktu (4, 6, 8, dan 24jam) dan dilakukan pengukuran viabilitas dengan menggunakan 3-(4,5- dimethythiazol-2-yl)-2,5-diphenyl tetrazoliun bromide (MTT) assay dan dibaca dengan microplate reader panjang gelombang 650 nm. Hasil penelitian menunjukkan Sea cucumber memiliki efek terhadap Enterococcus faecalis dari waktu 4jam sampai 6 jam dengan konsentrasi yang terbaik adalah 0,3%, sedangkan pada waktu 8 jam konsentrasi yang terbaik dalam membunuh bakteri Enterococcus faecalis adalah 0,5%. Konsentrasi yang paling kecil yaitu 0,2% didapat pada waktu 24 jam. Secara statistik Sea cucumber memiliki efek terhadap Enterococcus faecalis dengan hasil yang signifikan (p< 0,05). Sebagai kesimpulan, Sea cucumber efektif terhadap Enterococcus faecalis.
PENGARUH PENAMBAHAN KITOSAN NANOPARTIKEL PADA CASEIN PHOSPHOPEPTID AMORPHOUS CALCIUM PHOSPHATE (CPP-ACP) TERHADAP REMINERALISASI GIGI: EFFECT OF ADDING NANOPARTICLE CHITOSAN TO CASEIN PHOSPHOPEPTID AMORPHOUS CALCIUM PHOSPHATE (CPP-ACP) ON TOOTH REMINERALIZATION Fitri Yunita Batubara; Trimurni Abidin; Harry Agusnar
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 1 (2014): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.08 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i1.1924

Abstract

Perawatan karies saat ini dikembangkan dengan pendekatan kontemporer. Intervensi non-invasif lesi karies yangbelum membentuk kavitas diperoleh dengan menggunakan bahan terapi untuk penyembuhan lesi. Penelitian inibertujuan untuk membandingkan efek CPP-ACP dan kombinasi gel CPP-ACP dan kitosan nanopartikel dalamremineralisasi email dengan menggunakan alat EDX. Sebanyak dua puluh empat buah sampel email gigi molarterpendam yang sudah diekstraksi dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok I hanya diinkubasi dalam salivabuatan. Kelompok II direndam dalam larutan demineralisasi. Kelompok III direndam dalam larutandemineralisasi kemudian diaplikasi dengan gel CPP-ACP. Kelompok IV direndam dalam larutan demineralisasikemudian diaplikasi dengan kombinasi gel CPP-ACP dan kitosan nanopartikel. Seluruh sampel diuji dengan alatEDX. Uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan jumlah unsur kalsium dan fosfor yang bermakna antaraemail yang diaplikasikan gel CPP-ACP dan kombinasi gel CPP-ACP dan kitosan (p>0,05). Sebagai kesimpulan,gel CPP-ACP dan kombinasi gel CPP-ACP dan kitosan nanopartikel memiliki kemampuan meningkatkanremineralisasi email gigi yang sama baiknya.