Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Dentika Dental Journal

RESTORATION OF POST ENDODONTIC TREATMENT WITH FIBER-RESIN REINFORCED POST CORE SYSTEM : RESTORASI PASCA PERAWATAN ENDODONTI DENGAN PASAK DAN INTI YANG DIPERKUAT PITA FIBER RESIN Wandania Farahanny
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 3 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2923.471 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i3.1773

Abstract

Restorasi akhir pada gigi setelah perawatan endodonti sering menggunakan pasak dan inti sebagai fondasi penahan mahkota penuh. Saat ini penggunaan pita fiber resin reinforced yang terbuat dari bahan ultra high polyethylene fiber sebagai pasak menjadi popular. Resiko terjadinya fraktur akar dapat berkurang karena sistem pasak ini tidak memerlukan perluasan saluran akar lebih banyak. Retensi pasak ini didapat dari sistem adhesif sehingga dapat menambah kekuatan struktural dari gigi yang akan direstorasi. Laporan kasus ini membahas perawatan yang dilakukan pada dua orang pasien yang mengalami fraktur mahkota pada gigi insisivus maksila dan membutuhkan segera restorasi estetis. Laki-laki berusia 28 dan 19 tahun. Setelah perawatan endodonti dilakukan, bahan polyethylene fiber digunakan sebagai pasak-inti dengan menggunakan semen luting resin untuk mempertahankan struktur gigi tersisa. Komposit resin micro hybrid diaplikasikan sebagai restorasi veneer untuk membentuk restorasi akhir. Sebagai kesimpulan, bahan polyethylene fiber reinforced dapat membuat restorasi estetis dan memperkuat pasak dan inti secara struktural dalam satu kali kunjungan tanpa harus melalui proses laboratorium.
PERBEDAAN KETAHANAN FRAKTUR DAN POLA FRAKTUR PITA SERAT PENGUAT POLIETILEN ANYAMAN LOCKEDSTICTHED THREADS DAN BRAIDED SEBAGAI PASAK BUATAN PADA RESTORASI PASCA PERAWATAN ENDODONTI : FRACTURE RESISTANCE AND MODE OF FRACTURE DIFFERENCES OF LOCKEDSTICTHED THREADS AND BRAIDED POLYETHYLENE FIBER REINFORCED RIBBON AS CUSTOMIZED POST IN RESTORATION OF ENDODONTICALLY TREATED TOOTH Wandania Farahanny; Trimurni Abidin; Harry Agusnar
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.747 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i4.1785

Abstract

Penggunaan bahan adhesif pita serat penguat polietilen dengan resin komposit sebagai pasak buatan semakin banyak diminati. Pemasangan pasak ini tidak membutuhkan pelebaran saluran akar yang lebih banyak sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya fraktur akar. Wetting resin dipakai sebagai wettability untuk meningkatkan perlekatan interfasial. Terkadang para klinisi sering menggunakan flowable resin sebagai penggantinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan fraktur penggunaan pita serat penguat poli etilen anyaman braided dan locked-sticthed threads sebagai pasak buatan pada restorasi pasca perawatan endodonti dengan aplikasi wetting resin dan flowable resin. Empat puluh gigi premolar mandibular yang telah diekstraksi dan memiliki ukuran sama dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok A (locked-sticthed+wetting resin), B (locked-sticthed+flowable resin), C (braided+wetting resin) dan D (braided+flowable resin). Setelah pemotongan mahkota dan perawatan endodonti dilakukan pemasangan pasak buatan. Pita dibenamkan ke dalam semen resin dual cured dan dilanjutkan dengan pembentukan mahkota dari resin komposit. Setelah thermocycling, dilakukan uji tekan searah aksial gigi dengan kecepatan 0,5mm/detik sampai terjadi fraktur menggunakan Universal Testing Machine. Nilai beban fraktur dan pola fraktur yang terjadidicatat. Hasil uji statistik Anova menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan pada ketahanan fraktur pasak buatan pita serat penguat dengan pola anyaman dan wettability yang berbeda (p= 0,367). Dengan adanya keterbatasan penelitian ini, pola fraktur pasak fiber anyaman locked-sticthed threads dan braided dengan wetting resinmenunjukkan 80-90% mudah direstorasi kembali. Sebagai kesimpulan, penggunaan pita serat penguat polietilen sebagai pasak buatan dengan anyaman berbeda memiliki ketahanan fraktur yang sama. Akan tetapi, pola fraktur pada pasak yang menggunakan wetting resin lebih mudah direstorasi kembali dibandingkan dengan flowable resin.