Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penggunaan Bahan Organik dan Kombinasinya dalam Formulasi Biofungisida Berbahan Aktif Jamur Trichoderma pseudokoningii Rifai. untuk Menghambat Jamur Ganoderma boninense Pat. secara in vitro Elfina, Yetti; Ali, Muhammad; Saputra, Rachmad
Jurnal Natur Indonesia Vol 16, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.615 KB) | DOI: 10.31258/jnat.16.2.79-90

Abstract

Trichoderma pseudokoningii has been applied as a biocontrol agent against fungal plant pathogen, such as Ganoderma boninense, the cause of stem rot disease on palm oil plants. To be more effectively applicable in the field, some experiments have been employed to formulate T. pseudokoningii in a biofungicide formulation amended with organic matter as its main nutrient resource, zealot as a carrier agent and cocoyam powder as a mixture agent. A research has been conducted to study the effect of various organic matters and their combinations in a biofungicide formulation of T. pseudokoningii on growth inhibition to G. boninense in-vitro and to obtain the best organic matters and their combinations in enhancing the growth of T. pseudokoningii and yet inhibiting G. boninense. The research has been conducted in the Laboratory of Plant Pathology, Agriculture Faculty, University of Riau from May to August 2012, using a completely randomized design consisting of 15 treatments (bagasse, rice husk, shrimp shell, dregs, and their combinations) and 3 replications. The data were statistically analyzed using analysis of variance, followed by Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT). The results indicated that organic matters and their combinations in the biofungicide formulation significantly affected the antagonistic capacity of T. pseudokoningii in inhibiting the growth of G. boninense in vitro. Rice husk, bagases, bagasse+rice husks, and bagasse+dregs were the best organic matters in enhancing the growth of T. pseudokoningii and its capacity to inhibit G. boninense in-vitro. It can also be concluded that shrimp shell, bagasse+shrimp shell, rice husk+shrimp shell, shrimp shell+dregs and rice husk+shrimp shell+dregs totally inhibited the growth of T. pseudokoningii in the biofungicide formulation.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN DENGAN TEKNOLOGI BIOFUNGISIDA PLUS DI KABUPATEN KAMPAR Puspita, Fifi; Saputra, Rachmad; Adiwirman, Adiwirman; Ali, Muhammad; Idwar, Idwar; Armaini, Armaini; Nurbaiti, Nurbaiti; Yoseva, Sri; Zuhry, Elza
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 7 No 2 (2020): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v7i2.963

Abstract

Kabupaten Kampar merupakan satu diantara beberapa sentra penanaman padi di Provinsi Riau. Kendala dalam melaksanakan budidaya tanaman padi yang masih ditemukan diantaranya adalah kurangnya pengetahuan petani tentang teknik budidaya dan pengendalian penyakit pada tanaman padi. Tujuan kegiatan ini ialah untuk mendorong petani agar dapat membuat biofungisida berbahan aktif konsorsium Trichoderma virens dan Pseudomonad berflourescens dalam formulasi Biofungisida Plus untuk pencegahan dan pengendalian penyakit yang menyerang tanaman padi. Kegiatan pemberdayaan petani di Desa Sawah melalui penerapan teknologi pengendalian penyakit tanaman padi dengan biofungisida plus dilaksanakan dengan menerapkan Model Community Development. Pada metode ini secara langsung dilibatkan sebagai subyek dan obyek dalam pelaksanaan kegiatan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pemberdayaan masyarakat ini diantaranya ialah, masyarakat bersedia untuk menerapkan teknologi Biofungisida Plus di lahan sawahnya. Berdasarkan hasil kuisioner juga diketahui pemahaman dan wawasan petani bertambah setelah diperkenalkan dengan Teknologi Biofungisida Plus ini. Aplikasi Biofungisida Plus di lahan petani menunjukkan kondisi tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan teknik budidaya yang biasa digunakan oleh petani.