Zahro, Ifat Fatimah
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Model Pelibatan Keluarga dalam Penerapan Pendidikan Sosial dan Finansial di PAUD Zahro, Ifat Fatimah; Tresna Santana, Fifiet Dwi
ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal Vol 7, No 2 (2019): ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal
Publisher : PIAUD IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/thufula.v7i2.5970

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah mengetahui gambaran model pelibatan keluarga dalam pendidikan sosial dan finansial anak usia dini, dari beberapa literatur. Berikut contoh kegiatan dari pencapaian program Aflatot. Fokus masalah dalam penelitian ini yakni: 1). Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pendidikan sosial dan finansial di beberapa PAUD, sehingga menjadikan anak manja finansial karena semua kebutuhan hidup selalu dicukupi orang tuanya; 2). Keterbatasan satuan PAUD dalam pelibatan keluarga terutama penerapan pendidikan sosial dan finansial, sedangkan melek finansial pada anak usia dini diperlukan keselarasan dan menjadi tanggung jawab orang tua dan lembaga PAUD. Metode yang digunakan dalam mencapai tujuan tersebut adalah melalui metode studi kepustakaan (telaah buku dan dokumen) yang berkenaan dengan kebijakan, konsep dan teori, model serta informasi dari hasil pengumpulan data yang berhubungan dengan pelaksanaan pelibatan keluarga dalam program Aflatot.  Hasil dari penelitian ini adalah model pelibatan keluarga dalam program Aflatot dan implementasi gemar menabung dan berhemat termasuk kepada bentuk pelibatan keluarga di satuan PAUD yaitu berperan dalam kegiatan penguatan pendidikan karakter anak di satuan pendidikan, berpartisipasi dalam kegiatan lain untuk pengembangan diri anak, menumbuhkan nilai-nilai karakter anak di lingkungan keluarga, dan memfasilitasi kebutuhan belajar anak. 
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEAKSARAAN AWAL ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA ANIMASI DI TK BUDI NURANI CIMAHI Nurjanah, Siti; Nurrohmah, Endah; Zahro, Ifat Fatimah
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol 2, No 6 (2019): Volume 2 Nomor 6, November 2019
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.121 KB) | DOI: 10.22460/ceria.v2i6.p393-398

Abstract

Early literacy abilities of early childhood include cognitive abilities and language skills. The focus of this research is reading. In order to achieve this, appropriate and attractive media are needed for children, so that children can master early literacy in accordance with the stages of their developmental age. One of the media that can be used is animation, where a series of moving pictures or paintings will appear. This study aims to describe the learning plan regarding initial literacy with animation media, to illustrate the process of implementing learning about initial literacy, to find out the results that will be obtained in this learning. This research was conducted using the Classroom Action Research method, which is a study by carrying out certain actions where by using it can improve and enhance the initial literacy skills in AUD. Data collection techniques are by observation, interview and documentation. The target of this study is 12 children aged 4-5 years. This research was conducted using 2 cycles. The results of the first cycle of the average student developed according to expectations amounted to 42.5%, and from the second cycle the average student had developed according to expectations of 58%. The conclusion that can be drawn is that early literacy skills can be improved by the use of animation media in group A.Kemampuan keaksaraan awal anak usia dini mencakup pada kemampuan kognitif dan kemampuan bahasa. Fokus penelitian ini adalah kegiatan membaca. Demi tercapainya hal tersebut, diperlukan media yang sesuai dan menarik bagi anak, agar anak dapat menguasai keaksaraan awal sesuai dengan tahapan usia perkembangannya. Media yang dapat dipergunakan salah satunya adalah melalui media animasi, dimana dengan media tersebut akan muncul rangkaian gambar atau lukisan yang bergerak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan rencana pembelajaran mengenai keaksaraan awal dengan media animasi, untuk menggambarkan proses pelaksanaan pembelajaran mengenai keaksaraan awal, untuk mengetahui hasil yang akan didapatkan dalam pembelajaran ini. Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu penelitian dengan melakukan suatu tindakan tertentu dimana dengan hasilnya dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan keaksaraan awal pada AUD. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun sasaran penelitian ini berjumlah 12 anak usia 4-5 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 siklus. Hasil dari siklus I rata-rata siswa berkembang sesuai harapan sejumlah 42,5%, dan dari siklus II  rata-rata siswa sudah berkembang sesuai harapan 58%. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kemampuan keaksaraan awal dapat ditingkatkan dengan penggunaan media animasi di kelompok A.
Pelatihan Literasi Sains untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Ilmiah pada Guru Pendidikan Anak Usia Dini Atika, Ayu Rissa; Westhisi, Sharina Munggaraning; Zahro, Ifat Fatimah
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/paud.v7i3.22297

Abstract

Literasi sains ada bagian dari Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang dicanangkan oleh pemerintah yang mendorong masyarakat untuk mampu beripikir ilmiah, khususnya di lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kemampuan beripikir ilmiah yang ditanamkan di usia dini bertujuan untuk mencetak generasi yang berkualitas dan mampu berdaya saing secara global, sehingga diperlukan guru yang memiliki kemampuan khusus dalam berpikir ilmiah. Tujuan kegiatan ini adalah melatih guru mengenai pengetahuan literasi sains, pengetahuan konsep berpikir ilmiah, tingkatan cara berpikir ilmiah, dan implementasi literasi sains dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah untuk Anak Usia Dini (AUD).Berdasarkan hasil kegiatan diperoleh yakni semua peserta kegiatan pelatihan literasi sains sangan bersemangat, antusias dan memiliki motivasi yang tinggi dalam pelatihan, 80 % peserta memiliki peningkatan dalam perencanaan sains dilihat dari materi sains, metode, dan media yang digunakan dalam kegiatan sains, serta kualitas perencanaan dalam bentuk RPPH yang memasuki kategori cukup baik.
MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN  REGGIO EMILIA SN, Neneng Yeni; Zahro, Ifat Fatimah
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol 3, No 3 (2020): Volume 3 Nomor 3, Mei 2020
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ceria.v3i3.p250-259

Abstract

Interpersonal intelligence is important for life, if the interpersonal intelligence of children is good then the child will easily socialize. Early research findings show that the behavior of children aged 4-5 years wants to win alone, playing does not want to take turns and does not want cooperation with friends. The purpose of this study is to examine and find out about the application of learning in the Reggio Emilia to improve the interpersonal intelligence of children aged 4-5 years. This research method, class action research (Classroom action research) with subjects aged 4-5 years consisted of 12 male students and 15 female students in KOBER PAUD Al Hidayah. Researcher data collection techniques through observation and documentation with Kemmis and Mc Taggart models are preliminary observations of research, then enter cycle 1 including planning, action, observation, and reflection. After that the data analysis is made using data reduction to focus on the rough field data, then a data display is made where the data is compiled and then conclusions are drawn so that researchers can explain important data as the end of the study. From the results of the study obtained data on children who began to develop 25.9%, for children who develop according to expectations 37.04% and children who develop very well there is 37.04% so based on the results of research and assessment of classroom teachers that by applying the learning Reggio  Emilia can improve children's interpersonal intelligence because the learning of the region of Emilia is learning through project methods that can indirectly stimulate children to work together.Kecerdasan  interpersonal  penting untuk kehidupan, jika kecerdasan  interpersonal anak baik  maka anak  akan  mudah  bersosialisasi. Temuan penelitian awal bahwa  perilaku anak usia 4-5 tahun  ingin menang sendiri,  bermain tidak mau bergiliran, dan tidak mau kerjasama dengan temannya. Tujuan penelitian ini untuk menelaah dan  mengetahui tentang  penerapan pembelajaran  reggio emilia  untuk meningkatkan  kecerdasan  interpersonal  anak usia 4-5 tahun. Metode penelitian ini,  penelitian tindakan kelas (Classroom action research) dengan subyeknya anak  usia 4-5 tahun  terdiri dari  siswa laki laki 12 orang  dan perempuan  15 orang di PAUD KOBER Al Hidayah. Teknik pengumpulan data   peneliti   melalui observasi dan dokumentasi  dengan  model Kemmis dan MC Taggart yakni observasi awal pra penelitian,kemudian masuk siklus 1 diantaranya: perencanaan, tindakan, observasi dan  refleksi. Setelah itu dibuat analisis data dengan cara reduksi data untuk memusatkan perhatian pada data lapangan yang bersifat data kasar, kemudian  dibuat display data dimana data tersebut disusun lalu ditarik kesimpulan sehingga peneliti bisa menjelaskan  data data penting sebagai akhir penelitian.  Dari hasil penelitian diperoleh  data anak yang mulai berkembang 25,9%, untuk anak yang berkembang sesuai harapan 37,04% dan anak yang berkembang sangat baik ada 37,04% jadi berdasarkan  dari hasil penelitian dan asesmen guru kelas  bahwa dengan menerapkan  pembelajaran  reggio emilia dapat meningkatkan kecerdasan  interpersonal anak, karena pembelajaran  reggio emilia merupakan  pembelajaran  melalui  metode proyek yang  secara tidak langsung  dapat  menstimulus anak  bekerja sama.  
MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXPERIANTIAL LEARNING Yulianti, Feny; Zahro, Ifat Fatimah
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol 3, No 6 (2020): Volume 3 Nomor 6, November 2020
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ceria.v3i6.p%p

Abstract

Efforts to develop mathematical intelligence in early childhood are needed, besides, to preparing children's social and emotional mental readiness, mathematical logic intelligence as a basis for developing mathematical abilities for readiness to attend basic education. Most of the children have not developed intelligence in mathematical logic, because learning is applied more often using textbooks, the teacher's competence in understanding the potential of children's intelligence is not fully understood, so children are less enthusiastic when learning. The purpose of this study was to determine the application of experiential learning models to improve the intelligence of mathematical logic in children aged 4-5 years. The method used was classroom action research with group A children (4-5 years old). consists of 11 girls and 11 boys in RA Multazam. The data collection techniques used are observation and documentation, the steps being carried out are initial observation, pre-cycle, cycle 1, cycle II, consisting of planning, action, observation, and reflection. Data analysis techniques used by reducing data, displaying data, and drawing conclusions. After being given action in the first cycle through experiential learning, there is a better chance, 4.5% of children begin to develop, 63% develop as expected, 31.8% of children develop very well. Based on the results of the study it can be concluded that through the experiential learning model learning can improve children's mathematical logic intelligence.Upaya pengembangan kecerdasan logika matematika anak usia dini sangat diperlukan, selain menyiapkan kesiapan mental sosial dan emosional anak, kecerdasan logika matematika sebagai dasar pengembangan kemampuan matematika untuk kesiapan mengikuti pendidikan dasar. Sebagian besar anak belum berkembang dalam  kecerdasan logika matematika, dikarenakan pembelajaran yang diterapkan  jarang menggunakan media,sehingga anak kurang antusias saat belajar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan model pembelajaran experiantial learning untuk meningkatkan kecerdasan logika matematika anak usia 4-5 tahun. Metode yang digunakan adalah Penelitian tindakan kelas (classroom action research) subjeknya anak kelompok A (4-5 tahun) terdiri dari11anak perempuan dan 11 anak laki-laki di RA Multazam. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi, tahapan yang dilakukan yaitu observasi awal, pra siklus, siklus 1, siklus II, terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi. Teknik analisis data yang digunakan dengan cara mereduksi data, mendisplay data, serta pengambilan kesimpulan. Setelah diberikan tindakan pada siklus I1 melalui pembelajaran experiantial learning maka ada perubahan yang lebih baik, 4,5% anak mulai berkembang, 63% berkembang sesuai harapan, 31,8% anak yang berkembang sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran experiantial learning dapat meningkatkan kecerdasan logika matematika anak .
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MELALUI METODE BERMAIN PADA ANAK USIA DINI Hikmah, Neng; Zahro, Ifat Fatimah
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) Vol 3, No 1 (2020): Volume 3 Nomor 1, Januari 2020
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.714 KB) | DOI: 10.22460/ceria.v3i1.p%p

Abstract

The purpose of this study was to investigate the increase in the ability to think logically early childhood. Because this ability is not yet optimal as expected, when learning activities are carried out the teacher becomes the center of activity, with ordinary and modest delivery so that makes children bored and lazy to. Logical thinking intelligence is part of cognitive intelligence. One characteristic of logical thinking intelligence is that children can classify shapes, sizes and colours. The play method is a basic learning education in kindergarten, play involves children actively and fun. In study researches used a quasi-eksperimental which aims to be able to know the increase in logical thinking of children 5-6 years, namely by giving certain treatments to the experimental class. While the control class did not get treatment. In order to know the improvement of the playing method, then the researchers conducted an N-Gain data analysis test with results that showed that the average value of the experimental group was 1.4856 while the control group was 0.9076, from the calculation results it was known that the use of the play method was better than the conventional method. Thus the conclusion is “the ability to think logically young children can be improved through play methods”Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir logis anak usia dini. Karena kemampuan ini belum berkembang optimal seperti yang diharapkan, ketika kegiatan belajar dilaksanakan guru menjadi pusat kegiatan, dengan penyampaian yang biasa saja dan seadanya sehingga membuat anak bosan dan malas untuk belajar. Kecerdasan berpikir logis adalah bagian dari kecerdasan kognitif. Salah ciri kecerdasan berpikir logis adalah anak bisa mengklasifikasikan bentuk, ukuran dan warna. Metode bermain merupakan suatu dasar pembelajaran pendidikan di Taman Kanak-Kanak, bermain melibatkan anak secara aktif dan menyenangkan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan quasi eksperimen yang bertujuan untuk dapat mengetahui peningkatan berpikir logis anak 5-6 tahun, yaitu dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada kelas eksperimen. Sementara kelas kontrol tidak mendapatkan perlakuan. Agar dapat mengetahui peningkatan dari metode bermain, maka peneliti melakukan uji analisis data N-Gain, dengan hasil yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen 1,4856 sedangkan kelompok control 0,9076, dari hasil penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan metode bermain lebih baik daripada metode konvensional. Dengan demikian kesimpulannya adalah “kemampuan berpikir logis anak usia dini dapat ditingkatkan melalui metode bermain”.