Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kajian Filosofis: Islam Dan Negara Pancasila Pratama, Finsa Adhi; Irayanti, Irma
JPK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan) Vol 7, No 1 (2022): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jpk. v7.n1.2022.pp37-45

Abstract

Diskursus Islam dan Negara Pancasila selalu menjadi tema yang menarik dan spekulatif. Ini dapat dimaklumi mengingat Islam menjadi agama yang banyak mempengaruhi pola berfikir bangsa Indonesia. Tak seperti negara sekuler, Islam tidak mengenal pemisahan antara nilai agama dengan politik. Sehingga kehadiran Pancasila selalu dikaitkan dengan nilai keislaman dan menghubungkannya dengan konsep Negara Islam (Negara Madinah). Sehingga fokus diskusi artikel ini adalah persoalan bagaimana Islam dan Pancasila berbicara mengenai negara serta mencari titik temu antara Islam (Negara Madinah) dan Negara Pancasila. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yang menggunakan model penelitian pemikiran. Kepustakaan menjadi sumber primer dalam penetian ini. Analisis data penelitian menggunakan metode penelitian filosofis. Persinggungan Islam dan Negara Pancasila adalah keduanya memiliki nilai religius yang kuat yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan kehidupan sosialnya. Hal yang paling menonjol adalah baik Islam (Negara Madinah) maupun Negara Pancasila sama-sama mengunakan asas syuro’ (musyawarah) dalam pemutusan kebijakan, prinsip syuro sangat menjunjung tinggi kepentingan rakyat dalam bingkai maslahat. Islam (Negara Madinah) sangat menghargai kemajemukan, tidak membedakan hak dan kewajiban antar sesama warga negara dan hal ini selaras dengan kelima sila dalam Pancasila.Philosophical Studies: Islam and the Pancasila State. The islamic discourse and the Pancasila State has always been an interesting and speculative theme. This is understandable to consider that Islam as a religion that influences the mindset of the Indonesian nation a lot. Unlike the secular state, Islam does not recognize the separation between religious and political values. Therefore, the presence of Pancasila is always associated with Islamic values and connects them with the concept of an Islamic State. The focus of this article's discussion is the issue of how Islam and Pancasila talk about the state and finding common ground between the State of Medina and the State of Pancasila. This research is a library research that uses a thought research model. The literature is the primary source in this research. Analysis of research data using philosophical research methods. The intersection of Islam and the Pancasila state is that both have strong religious values that regulate human relations with God and their social life. The most prominent thing is that both Islam (the State of Medina) and the State of Pancasila use the principle of syuro' (deliberation) in making policy decisions. The principle of syuro’ highly upholds the interests of the people in the frame of benefit. Islam (the State of Medina) highly upholds pluralism, does not distinguish rights and obligations among these fellow citizens and this is in line with the five precepts of Pancasila
Phenomena of Identity Politics in Indonesia: Interaction Analysis between Religion and Ethnicity in West Sumatera Ibrahim, Risnaldi; Yusoff, Mohammad Agus; Asrinaldi, Asrinaldi; Pinto, Julio Tomas; Irayanti, Irma
International Journal of Multidisciplinary Research of Higher Education Vol 6 No 4 (2023): (October) Theme Social Science, Education and Science
Publisher : Islamic Studies and Development Center in Collaboration With Students' Research Center Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/ijmurhica.v6i4.143

Abstract

In 2024 Indonesia will again hold General Elections. This national political succession has become a magnet for all Indonesian people to talk about it in conversations in various public spaces. Interestingly, the public discussion of each candidate who advances in the general election is inseparable from the religious and ethnic background that will determine the people's choice of a candidate. The problem that arises is that religious and ethnic issues tend to cause hostility among potential supporters. This study aims to analyze how identity politics, especially religion and ethnicity, influences people's choice of a candidate. This research uses qualitative methods with phenomenological and ethnographic approaches. Sources of data are taken from various communication theories, mass psychology, political communication theory, and results of analysis of various previous research results that examine these issues and problems in different contexts and issues. All the findings in this study will be discussed in an interesting way and based on phenomena that occur in society.
Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Persekolahan untuk Memperkokoh Rasa Kebangsaan Anak Hariyanti, Hariyanti; Irayanti, Irma; Cahya Permady, Gigieh; Istianah, Anif; Karta Sasmita, Saepudin; Alia Sari, Filma
Murhum : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 4 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal (PPJ) PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/murhum.v4i2.206

Abstract

Indonesia merupakan negara multikultural, yang tergambar dari semboyan negara, “bhinneka tunggal ika”. Kebhinnekaan tersebut potensial menimbulkan  konflik jika tidak disikapi dengan bijak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai-nilai pancasila di Persekolahan untuk memperkokoh rasa kebangsaan anak. Artikel ini menggunakan metode literature review dalam menganalisis masalah dan mencarikan solusinya. Pengumpulan data dilakukan melalui kajian literatur berupa teori-teori dan hasil penelitian mengenai permasalahan terkait. Temuan penelitian menelusuri bahwa Negara majemuk seperti indonesia (negara kebangsaan) hanya bisa bertahan kalau kemajemukan itu dihormati. Perbedaan hendaknya tidak dijadikan kelemahan dalam membangun persatuan Indonesia justru merupakan modal sosial yang menjadikan negara Indonesia bersifat khas dan unik di mata dunia jika dikelola dengan baik. Di Indonesia, kebersamaan nilai terungkap dalam pancasila sehingga pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan perekat yang menyatukan perbedaan dalam realitas sosial yang ada. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan solusi dalam mencegah terjadinya konflik yang dilatarbelakangi oleh keberagamaan. PKn sebagai pendidikan multikultural berperan menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila, yang dikenal sebagai dasar dan ideologi negara. Pancasila merupakan bagian integral dalam Pendidikan kewarganegaraan yang berfungsi membentuk warga negara yang baik, cerdas, toleran, pluralis dan humanis.
Identifikasi Kendala dan Upaya Membenahi Rumah Pintar Pemilu sebagai Sarana Belajar Kepemiluan Sedari Dini Hariyanti, Hariyanti; Cahya Permady, Gigieh; Kartasasmita, Saepudin; Irayanti, Irma
Murhum : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 5 No. 1 (2024): Juli
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal (PPJ) PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/murhum.v5i1.514

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kegiatan Rumah Pintar Pemilu (RPP) sebagai sumber belajar kepemiluan dan demokrasi sejak dini serta identifikasi dan kendala untuk membenahinya. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penentuan informan penelitian melalui teknik non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Adapun informan penelitian yakni komisioner KPU serta sekolah sasaran sosialiasi RPP yang terdiri dari beberapa TK dan sekolah dasar di kota pekanbaru. Teknik pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data. Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan RPP sebagai sarana belajar kepemiluan, yakni (1) keterbatasan ruang; (2) minimnya sosialisasi RPP kepada prapemilih; (3) kendala waktu, sebab sekolah memiliki kalender akademik yang kadang tidak sesuai dengan jadwal sosialisasi RPP KPU; (4) ketiadaan kerjasama pengembangan RPP dengan pihak terkait seperti guru di sekolah. Adapun Upaya kedepan yang dapat dilakukan adalah permintaan fasilitasi gedung kepada pemerintah daerah mengingat umumnya gedung-gedung KPU berada pada asset pemerintah daerah, menjalin kerjasama dengan sekolah sehingga guru-guru dapat melakukan kunjungan berkala ke RPP maupun pengelola RPP yang melakukan kunjungan ke sekolah guna sosialisasi RPP.
Pembentukan Civic Morals Pancasila untuk Penguatan Ideologi dan Identitas Warga Negara Pada Pembelajaran PPKn di PTKIN Irayanti, Irma
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol 14, No 1 (2024): Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Prodi PPKn ULM dan AP3KnI Kal-Sel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/kewarganegaraan.v14i1.18566

Abstract

Artikel ini membahas peran penting civic morals dalam membentuk karakter warga negara yang bertanggung jawab di Perguruan Tinggi Indonesia, khususnya di IAIN Kendari sebagai representatif dari PTKIN. Civic morals memainkan peran kunci dalam mencegah radikalisme dan memperkuat nilai-nilai ke-Indonesiaan, terutama dengan merujuk pada Pancasila. Tujuan penelitian ini adalah bahaimana pembentukan civic morals dapat memperkuat ideologi dan identitas warga negara yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mempersiapkan mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam membangun masyarakat yang berlandaskan ideologi dan identitas warga negara yang kuat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain kajian literatur digunakan untuk mengidentifikasi kata kunci, mengumpulkan, mengorganisir, dan mereview literatur, serta mengembangkan peta literatur.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa civic morals berperan krusial dalam membentuk karakter mahasiswa, yang dihadapkan pada tantangan moral di lingkungan Perguruan Tinggi. Implementasi nilai-nilai Pancasila dianggap esensial, dengan artikel ini memfokuskan pada konteks ke-Indonesiaan dan pembentukan karakter mahasiswa. Sebagai kesimpulan, artikel menyajikan sebuah kerangka model pembelajaran pembentukan civic morals Pancasila, melibatkan perencanaan kurikulum, pengembangan materi, model pembelajaran, evaluasi, integrasi teknologi, dan pengembangan keterampilan guru. Model ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap nilai-nilai Pancasila, mempersiapkan mereka untuk berperan aktif dalam membangun masyarakat yang berlandaskan ideologi dan identitas warga negara yang kuat. 
ANALISIS KETELADANAN GURU UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN NILAI MORAL DAN KESETARAAN GENDER PADA SISWA MADRASAH Irayanti, Irma; Sulkipani, Sulkipani; Sapriya, Sapriya
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 5 No 02 (2023): SETARA: Jurnal Studi Gender dan Anak
Publisher : Center of Gender Studies and Child of State Islamic Institute of Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/jsga.v5i02.7953

Abstract

This research aims to analyze the role of teacher exemplarity in enhancing the understanding of moral values and gender equality among high-level Madrasah Ibtidaiyah students. The research method employed was qualitative research with a case study approach. Data were collected through in-depth interviews with Madrasah teachers in high-level classes and participatory observations of teacher-student interactions in the classroom. The research findings indicate that teacher exemplarity significantly influences students' understanding of moral values and gender equality. Teachers who serve as examples through ethical behavior and respect for gender equality inspire students to internalize these values in their daily lives. Moreover, teacher exemplarity facilitates open dialogues on moral and gender equality issues in the classroom, aiding students in gaining a deeper understanding of these concepts. This research provides essential insights into how the teacher exemplarity approach can be used as an effective strategy to enhance students' understanding of moral values and gender equality in Madrasah education. The practical implications of this study underscore the importance of teachers as positive role models in shaping students' characters and promoting gender equality in the context of Madrasah Ibtidaiyah education at the higher level. Keywords: Gender Equality, Teacher Exemplarity, Moral Values, Madrasah Students Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran keteladanan guru dalam meningkatkan pemahaman nilai moral dan kesetaraan gender pada siswa Madrasah Ibtidaiyah kelas tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan guru Madrasah di kelas tinggi dan observasi partisipatif terhadap interaksi guru-siswa di kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keteladanan guru memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk pemahaman siswa tentang nilai moral dan kesetaraan gender. Guru yang menjadi teladan dalam perilaku etis dan penghormatan terhadap kesetaraan gender dapat menginspirasi siswa untuk menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu, keteladanan guru juga memfasilitasi dialog terbuka tentang isu-isu moral dan kesetaraan gender di kelas, membantu siswa dalam memahami konsep-konsep ini secara lebih mendalam. Penelitian ini memberikan wawasan yang penting tentang bagaimana pendekatan keteladanan guru dapat digunakan sebagai strategi efektif dalam meningkatkan pemahaman nilai moral dan kesetaraan gender pada siswa Madrasah. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah pentingnya peran guru sebagai model yang baik dalam membentuk karakter siswa dan mempromosikan kesetaraan gender dalam konteks pendidikan Madrasah Ibtidaiyah di kelas tinggi. Kata Kunci: Kesetaraan Gender, Keteladanan Guru, Nilai Moral, Siswa Madrasah
Identifying Student Motivation for Learning Islamic Education in Indonesian Senior High Schools Japeri, Japeri; Rahmi, Elvi; Izmi, Nelly; Irayanti, Irma; Eki Saputri, Teni
Ahlussunnah: Journal of Islamic Education Vol. 2 No. 1 (2023): April
Publisher : STIT Ahlussunnah Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58485/jie.v2i1.188

Abstract

Understanding student motivation for learning Islamic education in Indonesian senior high schools is crucial for enhancing educational outcomes and student engagement. The aim of this research is to look at students' intrinsic motivation, students' extrinsic motivation, supporting and inhibiting factors in learning Islamic religious education. This research uses descriptive qualitative methods. The data collection techniques used are observation, interviews, and documentation with data analysis through data reduction, data presentation, and drawing conclusions and verification. The results of this research were obtained: i) the intrinsic motivation of students at Senior High School in learning Islamic religious education was obtained through the appreciation given by the teacher and the students' sense of responsibility. This award is motivation for students to develop and progress further in their learning process, ii) extrinsic motivation for Senior High School students is obtained from the motivation provided by teachers, principals, and all the environment in the school. Adequate infrastructure is one of the motivations for student learning in achieving goals, iii) supporting factors in increasing student learning motivation in learning Islamic religious education, namely students are given Islamic religious learning guidance, in the form of congregational prayers, tahfiz, reading the Quran and delivering learning material. The inhibiting factor in increasing students' learning motivation in learning Islamic religious education is the lack of Islamic religious education lesson hours at school. Apart from the lack of teaching hours for Islamic religious education teachers, students who study religion are less aware of the importance of studying Islam. The results of this research can be used as initial data for future researchers in studying this problem in different contexts and issues.