Roviq, Mochammad
Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca Sativa L) pada Dosis dan Interval Penambahan AB Mix dengan Sistem Hidroponik Fitriansah, Tiwi; Roviq, Mochammad; Karyawati, Anna Satyana
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1086

Abstract

Konsumsi selada di Indonesia pada tahun 2015 yaitu sebesar 39.29 ton/tahun tetapi produksi nasional selada masih lebih rendah dari konsumsi yakni sebesar 35.30 kg/kapita/tahun sehingga volume impor selada sebesar 21,10 ton.Usaha peningkatan produksi selada serta perbaikan kualitas produksi dilakukan dengan cara hidroponik. Salah satu faktor penentu untuk keberhasilan dari hidroponik yaitu dengan pemberian nutrisi unsur hara makro dan mikro. Unsur hara tersebut terdapat pada AB mix. Penelitian bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui dosis dan interval penambahan AB mix yang tepat serta pengaruh perlakuan keduanya untuk meningkatkan pertumbuhan selada dengan metode hidroponik.Penelitian dilakukan di Jalan Parangargo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang,  pada tanggal 10 Juli - 30 September 2017. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdapat 17 perlakuan yaitu A0: 5 ml/l tanpa interval; A1:3 ml/l + 3 hari; A2:5 ml/l + 3 hari; A3:7 ml/l + 3 hari; A4: 10 ml/l + 3 hari; A5:3 ml/l + 5 hari; A6:5 ml/l + 5 hari; A7:7 ml/l + 5 hari; A8:10 ml/l + 5 hari; A9:3 ml/l + 7 hari; A10:5 ml/l + 7 hari; A11:7 ml/l + 7 hari; A12:10 ml/l + 7 hari; A13: 3 ml/l + 10 hari; A14:5 ml/l + 10 hari; A15:7 ml/l + 10 hari; A16:10 ml/l+10hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis 3 ml/l dan interval penambahan AB mix 10 hari (A13) dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil selada secara hidroponik.
Pengaruh Posisi Mata Tempel Pada Keberhasilan Okulasi Beberapa Varietas Jeruk Keprok (Citrus reticulate) Musthofa, Mochammad Insan; Sugiyatno, Agus; Wardiyati, Tatik; Roviq, Mochammad
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 5 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1126

Abstract

Tanaman jeruk banyak dibudidayakan di Indonesia karena memiliki iklim yang sesuai dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Produksi tanaman jeruk pada tahun 2014 mencapai 1.785.264 ton/tahun, sedangkan pada tahun 2015 produksi tanaman jeruk mengalami penurunan sebesar 40.925 ton/tahun (BPS, 2016). Hal tersebut disebabkan karena serangan hama dan penyakit, dan berkurangnya ketersediaan lahan budidaya tanaman jeruk akibat alih fungsi lahan menjadi bangunan. Salah satu teknik perbanyakan tanaman jeruk yang banyak dilakukan di Indonesia yaitu dengan okulasi. Okulasi yaitu menggabungkan sifat unggul yang terdapat pada batang atas dengan sifat unggul yang terdapat pada batang bawah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui posisi mata tempel terbaik pada setiap varietas untuk menghasilkan bibit yang baik, untuk mengetahui perbedaan pada pertumbuhan bibit dengan posisi mata tempel yang berbeda dan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan pada setiap varietas yang ditanam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 hingga Desember 2017 di Kebun Percobaan Tlekung Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro). Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) untuk melihat adanya pengaruh perlakuan. Terdiri dari dua faktor, yaitu faktor posisi mata tempel dan faktor varietas jeruk keprok. Variabel pengamatan dalam penelitian yaitu presentase keberhasilan okulasi, kecepatan pecahnya mata tunas, panjang tunas, jumlah daun per tunas, diameter batang tunas, diameter batang bawah. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksiantara perlakuan posisi mata tempel dengan varietas. Keberhasilan okulasi tidak dipengaruhi oleh letak mata tempel pada semua varietas.
Pengaruh Jenis Mulsa dan Dosis Pupuk Nitrogen pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bert.) di Dataran Rendah Sari, Enggis Purwita; Roviq, Mochammad; Nihayati, Ellis
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 6 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1154

Abstract

Stevia rebaudiana Bertoni adalah tanaman perdu tahunan dari famili Asteraceae yang berasal dari Paraguay. Stevia menghasilkan glikosida steviol yang memiliki tingkat kemanisan 250–350 kali dibanding sukrosa. Permintaan stevia meningkat dengan tajam maka dari itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan produksi stevia. Upaya untuk meningkatkan produksi stevia adalah dengan pengembangan penanaman yang diarahkan ke dataran rendah. Dataran rendah memiliki kelembaban yang rendah dan suhu yang tinggi. Mulsa dapat menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban tanah. Selain mulsa, peningkatan produksi stevia dapat dilakukan dengan pemberian pupuk nitrogen yang dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman.Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaplikasian jenis mulsa dan dosis pupuk nitrogen yang tepat pada tanaman stevia di dataran rendah. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Jatikerto, Malang pada bulan Februari hingga Juni 2018 dan disusun menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan petak utama adalah jenis mulsa dan anak petak adalah dosis pupuk nitrogen. Setiap perlakuan terdiri dari tiga taraf dan diulang tiga kali. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa mulsa jerami dengan nitrogen 100 kg ha-1 menghasilkan rerata jumlah daun dan rerata luas daun lebih baik dibanding dengan mulsa jerami dengan tanpa nitrogen. Sebelum pemangkasan, rerata tinggi tanaman pada mulsa jerami tidak berbeda nyata dengan mulsa plastik hitam perak(MPHP), tetapi setelah pemangkasan rerata tinggi tanaman pada mulsa jerami berbeda nyata dengan mulsa MPHP. Mulsa jerami menghasilkan bobot kering total lebih baik dibanding dengan mulsa MPHP. Nitrogen 200 kg ha-1 menghasilkan bobot kering total lebih baik dibanding tanpa pupuk nitrogen
Pengaruh Pupuk Kotoran Kambing dan Waktu Aplikasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Tarihoran, Masnidar; Barunawati, Nunun; Roviq, Mochammad
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 7 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1164

Abstract

Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) adalah salah satu tanaman hortikultura dari famili Solanaceae yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Produksi di lapangan menunjukkan masih dibawah potensi hasil. Salah satu faktor yang sering dihadapi dalam budidaya cabai rawit adalah jenis tanah dan musim. Berdasarkan kondisi tersebut upaya untuk meningkatkan bahan organik tanah, salah satunya dengan penambahan pupuk kotoran kambing dan PGPR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kotoran kambing dan waktu aplikasi PGPR yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Sawahan, Desa Payaman, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri pada bulan Desember 2017 sampai dengan Maret 2018. Penelitian ini bersifat faktorial yang menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor, yaitu dosis pupuk kotoran kambing dan waktu aplikasi PGPR. Data yang didapatkan selanjutnya dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Apabila terjadi pengaruh nyata pada perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara perlakuan dosis pupuk kotoran kambing dan waktu aplikasi PGPR pada parameter jumlah bunga total per tanaman, persentase fruit set, total bobot buah per tanaman, berat segar buah cabai rawit dan hasil per hektar. Dosis pupuk kotoran kambing berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produktif per tanaman. Waktu aplikasi PGPR berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang produktif.
Pengelompokan 6 Klon Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) pada Fase Vegetatif Berdasarkan Karakter Morfologi dan Fisiologi Utami, Desy Fitri Fajar; Nihayati, Ellis; Roviq, Mochammad; Djumali, Djumali
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 9 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1218

Abstract

Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan bahan baku utama gula yang menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian besar masyarakat dan sumber kalori yang relatif murah. Hal ini mendukung terjadinya peningkatan konsumsi gula di Indonesia dari tahun ke tahun. Tetapi, jumlah produksi gula di dalam negeri saat ini dirasakan belum mampu memenuhi kebutuhan gula di Indonesia. Permasalahan yang sering mucul pada rendahnya produksi gula antara lain dari segi budidaya tebu, yaitu penyiapan bibit, kualitas bibit dan varietas yang digunakan. Pemberdayaan koleksi plasma nutfah tebu hanya bisa dilakukan apabila tersedia informasi yang cukup tentang potensi sifat-sifat yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik morfologi dan fisiologi 6 klon tanaman tebu pada fase vegetative dan mengelompokkan 6 klon tanaman tebu berdasarkan kemiripan karakteristik morfologi dan fisiologi. Penelitian ini menggunakan metode survei terhadap 6 klon tanaman tebu dan dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas), Karangploso, Malang pada April – Juni 2018. Pengamatan dilakukan dengan pengambilan sampel acak sederhana dan diulang 4 kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan program SPSS 11.5 dengan dua tahap yaitu Analisis komponen utama dan Analisis klaster. Metode pengelompokan yang digunakan adalah metode aglomeratif dan ukuran ketidakmiripan yang digunakan adalah jarak Euclidean. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pengelompokan berjumlah 3 klaster, klaster 1 terdiri dari MLG – 26, BL, MLG – 23. Klaster 2 terdiri dari MLG – 38 dan MLG – 45 sedangkan klater 3 terdapat klon Kentung.
Pengaruh Dosis Pupuk Majemuk NPK terhadap Hasil dan Kandungan Vitamin C Dua Varietas Bayam (Amaranthus tricolor L.) Ghifari, Ahmad Fillah; Roviq, Mochammad; Koesriharti, Koesriharti
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 10 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1238

Abstract

Bayam (Amaranthus tricolor L.) adalah salah satu tanaman sayuran yang banyak diminati dan mengandung nutrisi yang tinggi, salah satunya adalah kandungan vitamin C (C6H8O6). Proses biosintesis vitamin C sangat dipengaruhi oleh fotosintesis dan reaksi yang menyertainya, sehingga beberapa unsur hara seperti N, P dan K sangat dibutuhkan karena berkaitan dengan proses fotosintesis, reaksi enzimatis dan penyaluran energi yang memiliki pengaruh terhadap proses pembentukan vitamin C. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbedaan dosis pupuk NPK terhadap hasil dan kandungan vitamin C pada dua varietas bayam. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok yang terdiri dari dua faktor, faktor pertama adalah varietas yaitu V1= Varietas Maestro, V2 =Varietas Mira, faktor kedua adalah dosis pupuk NPK yaitu D0= tanpa pupuk NPK D1= 187,5 kg NPK, D2= 375 kg NPK ha-1, D3= 562,5 kg NPK ha-1, D4= 750 kg NPK ha-1. Dosis pupuk NPK tidak meningkatkan kandungan vitamin C pada bayam Varietas Maestro, sedangkan dosis pupuk NPK sebesar 375 kg ha-1 lebih efisien dalam meningkatkan kandungan vitamin C pada bayam Varietas Mira. Bobot segar total dan konsumsi Varietas Maestro lebih berat dibandingkan dengan Varietas Mira. Pemberian pupuk NPK mampu meningkatkan hasil bobot segar total per hektar dan bobot konsumsi per hektar. Dosis pupuk NPK sebesar 750 kg ha-1 menghasilkan bobot segar total dan bobot konsumsi per hektar lebih berat dibandingkan tanpa pupuk NPK.
Respon Pertumbuhan dan Kandungan Flavonoid Tanaman Bangun-Bangun (Plectranthus amboinicus Lour.) pada Berbagai Kerapatan Naungan dan Dosis Pupuk Nitrogen Yuniarachma, Alifia; Roviq, Mochammad; Nihayati, Ellis
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 12 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1291

Abstract

Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus Lour) ialah tanaman herba yang toleran terhadap naungan dan bersifat antioksidan karena memiliki kandungan flavonoid. Manfaat antioksidan dibutuhkan salah satunya untuk mengobati penyakit diabetes mellitus, untuk menghasilkan kandungan antioksidan tinggi dibutuhkan suatu proses budidaya yang optimal. Salah satu faktor budidaya yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil bangun-bangun ialah intensitas cahaya dan input nutrisi terutama nitrogen, sehingga dibutuhkan penelitian untuk mendapatkan dosis pupuk nitrogen dan tingkat kerapatan naungan yang sesuai terhadap pertumbuhan, hasil dan kandungan flavonoid tanaman bangun-bangun. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Jatimulyo Universitas Brawijaya, Malang pada Februari – Mei 2019. Rancangan yang digunakan berupa Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu tanpa naungan (0%), kerapatan naungan 25%, kerapatan naungan 50%, dan kerapatan naungan 75%, sedangkan faktor kedua yaitu tanpa urea (0 kg/ha), urea 100 kg/ha, dan urea 235 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan tanpa naungan dan urea 100 kg/ha memberikan respon lebih baik pada variabel jumlah daun, jumlah cabang, luas daun, tebal daun, dan kadar klorofil total. Perlakuan tanpa naungan dan urea 100 kg/ha tanpa interaksi memberikan respon lebih baik pada hasil bobot segar daun dan bobot kering daun. Kualitas flavonoid lebih tinggi ditemukan pada perlakuan urea 100 kg/ha.
PENGARUH KONSENTRASI ASAM 2,4-DIKLOROFENOKSIASETAT TERHADAP PERTUMBUHAN DUA KLON TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SECARA IN VITRO Ratri, Yonita Cahya; Roviq, Mochammad; Nihayati, Ellis
Jurnal Produksi Tanaman Vol 6, No 6 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.319 KB) | DOI: 10.21776/738

Abstract

Temulawak adalah tanaman obat berimpang asli Indonesia yang memiliki khasiat sebagai obat terutama terhadap penyakit liverkarenatemulawak memiliki kandungan kurkumin dan xanthorrizol. Temulawak klon Jember (UB2) dan Temulawak klon Pasuruan (UB3) merupakan dua klon unggul yang memiliki keunggulan dari segi bobot rimpang. Asam 2,4-Diklorofenoksiasetat (2,4-D)merupakan golongan auksin sintetik yang dapat digunakan dalam perbanyakan in vitro namun juga memiliki fungsi sebagai herbisida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh berbagai taraf konsentrasi 2,4-D terhadap pertumbuhan dua klon temulawak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 hingga Desember 2016 di Laboratorium Kultur JaringanJurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2,4-D dengan konsentrasi yang tinggi terbukti memberikan pengaruh dalam menghambat pertumbuhan kedua klon temulawak.
PENGARUH PEMBERIAN KOLKISIN TERHADAP KERAGAMAN PERTUMBUHAN DUA KLON TEMULAWAK (Curcuma xathorrhizaRoxb.) SECARA IN VITRO Maghfirah, Maghfirah; Roviq, Mochammad; Nihayati, Ellis
Jurnal Produksi Tanaman Vol 6, No 6 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.687 KB) | DOI: 10.21776/739

Abstract

Temulawak (Curcuma xanthorhizaRoxb) digunakan untuk pengobatan gangguan fungsi hati. Temulawak tidak dapat menghasilkan biji sehingga tanaman temulawak memiliki keragaman genetik yang rendah. Hal ini memungkinkan untuk dilakukan perbanyakan secara in vitro dengan mutagen kolkisin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian kolkisin pada dua klon temulawak (Sumenep dan Balitro) terhadap perubahan keragaman pertumbuhan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Noember 2015 – Desember 2017 di Laboratorium Kultur Jaringan, dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolkisin mempengaruhi keragaman pertumbuhan kedua klon temulawak. Klon temulawak Sumenep (UB1) beradaptasi lebih baik dibandingkan klon Balitro (BL).
UPAYA PENINGKATAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L) TERHADAP PEMBERIAN PLANT GROWTH PRMOTING RHIZOBACTER (PGPR) DAN MIKORIZA Lintang, Cempaka Widyas; Roviq, Mochammad; Nihayati, Ellis
Jurnal Produksi Tanaman Vol 6, No 6 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.746 KB) | DOI: 10.21776/757

Abstract

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu tanaman leguminosae yang cukup penting di Indonesia. Tanaman kacang hijau tergolong tanaman yang membutuhkan P yang relatif tinggi untuk pembentukan ATP, oleh karena itu dengan mikoriza dan PGPR akan membantu tanaman untuk akuisisi P, dimana unsur P tersebut dalam tanaman akan meningkatkan metabolisme yang pada gilirannya akan meningkatkan pengisian biji sehingga berat biji meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh inokulasi mikoriza dan waktu perendaman PGPR terhadap peningkatan pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Penelitian faktorial dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 8 perlakuan dan 1 kontrol.Perlakuan terdiri dari 2 faktor. Faktor pertaman yaitu mikoriza dengan 2 taraf inokulasi mikoroza (M1), dan tanpa inokulasi mikoriza (M2), faktor kedua yaitu perendaman PGPR dengan taraf Perendaman 5 menit (P1), 10 menit (P2), 15 menit (P3), 20 menit (P4).Penelitian dilaksanakan di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Batu, pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2016.Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi mikoriza dan lama perendaman PGPR mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau. Inokulasi mikoriza dan lama perendaman PGPR 10 menit menghasilkan jumlah daun lebih tinggi pada umur 34 dan 44 hst.