Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EVALUASI PENGGUNAAN SERUM DAN PLASMA YANG DISIMPAN PADA TABUNG CLOTING ACTIVATOR DAN NAF SELAMA 6 DAN 24 JAM PARAMETER GLUKOSA DARAH Prihandono, Dwi Setiyo; Kesuma, Suryanata; Widyadari, Effie Raissa
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 6, No 3 (2024): JULI: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v6i3.21870

Abstract

Pemeriksaan laboratorium klinik akan memiliki mutu yang baik apabila ketepatan (akurasi) dan ketelitiannya (presisi) juga baik. Salah satu parameter pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium adalah pemeriksaan kadar glukosa darah. Kebaruan dari penelitian ini karena meneliti tentang evaluasi penggunaan serum dan plasma yang disimpan pada tabung cloting activator dan NaF selama 6 dan 24 jam parameter glukosa darah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis rata-rata persentase penurunan, akurasi, presisi, dan total error pada pemeriksaan glukosa menggunakan tabung cloting activator dan tabung NaF selama segera, 6, dan 24 jam. Sampel dalam penelitian ini adalah darah mahasiswa jurusan teknologi laboratorium medis Poltekkes Kemenkes Kaltim sebanyak 40 spesimen. Data hasil diolah menggunakan aplikasi Microsoft excel. Hasil penelitian ini didapatkan rata-rata persentase penurunan tabung cloting activator 6 dan 24 jam sebesar 17,2% dan 24%. Rata-rata persentase penurunan tabung NaF 6 dan 24 jam sebesar 14,3% dan 20,9%. Akurasi pemeriksaan glukosa menggunakan tabung cloting activator 6 jam terhadap tabung cloting activator segera, tabung cloting activator 24 jam terhadap tabung cloting activator segera, tabung NaF 6 jam terhadap tabung NaF  segera, tabung NaF 24 jam terhadap tabung NaF segera sebesar -17,2%, -24.1%, -14.4%, dan -21.0%. Presisi pemeriksaan sebesar 8,3%, 10,6%, 7,2%, dan 7,3%. Total error pemeriksaan sebesar 33,5%, 44,7%, 28,7%, dan 35,4%. Kesimpulan bahwa terdapat perbedaan klinis pada pemeriksaan glukosa menggunakan tabung cloting activator dan tabung NaF selama 6, dan 24 jam. 
PROFIL ASPERGILLUS SP PADA SPUTUM LANSIA DI PANTI LANSIA KOTA SAMARINDA TAHUN 2023 Azahra, Sresta; Prihandono, Dwi Setiyo; Sari, Khairin Adinda
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 9 No 1 (2024): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jalm.v9i1.5294

Abstract

Aspergillus sp merupakan salah satu jamur yang dapat menyebabkan mikosis pada paru-paru. Jenis penyakit dan beratnya bergantung pada status fisiologi dan imunitas manusia. Penyakit sistem pernapasan yang disebabkan jamur Aspergillus sp disebut Aspergillosis. Aspergillosis umumnya berkembang pada individu immunocompromised. Lansia cenderung mengalami berbagai perubahan fisik dan mental seiring bertambahnya usia. Perubahan lansia ditandai dengan penurunan sistem imun, penurunan massa tubuh, dan penurunan fungsi tubuh. Selain itu infeksi jamur pada lansia dapat dipengaruhi oleh penggunaan antibiotik, kondisi lingkungan, dan aktivitas. Tujuan penelitian untuk mengetahui profil jamur Aspergillus sp pada sputum lansia di Panti Lansia UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda. Jenis penelitian yaitu deskriptif dengan desain penelitian menggunakan study observasional. Sampel penelitian ini berjumlah 47 lansia berusia 60-74 tahun (elderly) di Panti Lansia UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dengan makroskopis dan mikroskopis menggunakan metode slide culture. Data dianalisis secara univariat dalam bentuk persentase. Hasil penelitian didapatkan 18 sampel (39%) positif Aspergillus sp yang terdiri dari Aspergillus niger 14 (30%), Aspergillus flavus 3 (7%), Aspergillus niger dan Aspergillus flavus 1 (2%). Kesimpulan didapatkan pertumbuhan Aspergillus sp pada sputum lansia di Panti Lansia UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda tidak menyebabkan penyakit pada lansia dengan sistem imun yang kuat.
Gambaran Kadar C-Reaktive Protein (CRP) pada Penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sidomulyo Samarinda Munawaroh, Nur Fajarwati; Prihandono, Dwi Setiyo; Saputri, Maulida Julia
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 9 No. 2 (2023): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v9i2.1691

Abstract

Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Berdasarkan organ tubuh yang terinfeksi, tuberkulosis dibagi menjadi tuberkulosis ekstra paru dan tuberkulosis paru (TB Paru). Pada TB Paru pengobatan diberikan selama dua tahap, yaitu tahap intensif dan tahap lanjutan. Pemberian obat pada tahap intensif berguna untuk menurunkan jumlah bakteri TB yang menyebabkan inflamasi. Inflamasi yang terjadi akibat Mycobacterium tuberculosis pada penderita TB paru bisa menyebabkan peningkatan kadar CRP. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar CRP pada penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Sidomulyo Samarinda. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan metode pemeriksaan CRP semi kuantitatif. Analisis yang digunakan berupa analisis univariat dengan variabel kadar CRP terhadap usia dan masa pengobatan berjumlah 28 sampel. Didapatkan hasil analisis dari 28 sampel berdasarkan ketiga kelompok usia yang memiliki kadar CRP ≥ 6 mg/L terdapat pada usia dewasa sebanyak 16 orang (57%) dan berdasarkan masa pengobatan yang memiliki kadar CRP ≥ 6 mg/L terdapat pada tahap awal sebanyak 11 orang (39%). Kesimpulan : Kadar CRP ≥ 6 mg/L paling banyak terdapat pada kelompok usia dewasa dan pada masa pengobatan tahap awal. Dari hasil penelitian ini disarankan bagi penderita TB Paru untuk memeriksakan kadar CRP sebagai pemantauan inflamasi yang terjadi dan mengetahui keberhasilan pengobatan.Kata kunci: CRP, Masa Pengobatan, Usia
ANALISIS KADAR HEMOGLOBIN MAHASISWA DENGAN KEBIASAAN SARAPAN Hartini, Supri; Prihandono, Dwi Setiyo; Gustiani, Dinda
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 8, No 1 (2024): JANUARI: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMU
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v8i1.21929

Abstract

Dalam penyediaan gizi masyarakat, Indonesia saat ini sedang menghadapi masalah yang besar. Kebiasaan sarapan terkadang sering diabaikan pada setiap orang khususnya remaja. Melewatkan sarapan menyebabkan hilangnya energi dan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis hemoglobin. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin adalah asupan gizi. Ditandai dengan kadar hemoglobin rendah menjadi faktor adanya anemia karena rendahnya cadangan zat besi. Kebaruan penelitian ini karena menganalisis kadar hemoglobin mahasiswa dengan kebiasaan sarapan. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui Menganalisis Kadar Hemoglobin pada Mahasiswa Dengan Kebiasaan Sarapan di Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Kaltim. Penelitian dilakukan dengan rekomendasi uji etik RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda No.101/KEPK-AWS/V/2023 di Laboratorium Hematologi Prodi D-III Teknologi Laboratorium Medis. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif dengan desain cross sectional. Variabel penelitian ini kebiasaan sarapan dan kadar hemoglobin. Jumlah sampel yang dibutuhkan 163 sampel dari jumlah populasi menggunakan rumus slovin. Analisa data dilakukan secara univariat satu variabel pada hasil pengukuran kebiasaan sarapan dan kadar hemoglobin. Hasil pemeriksaan laboratorium dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa dengan kebiasaan sarapan pagi memiliki kadar hemoglobin yang normal sebanyak 86 mahasiswa dan terdapat 2 mahasiswa dengan kebiasaan sarapan memiliki kadar hemoglobin yang rendah. Adapun mahasiswa dengan tidak kebiasaan sarapan pagi memiliki kadar hemoglobin yang rendah sebanyak 61 mahasiswa dan terdapat 14 mahasiswa dengan tidak kebiasaan sarapan pagi memiliki kadar hemoglobin yang normal. Kesimpulannya mahasiswa dengan kebiasaan sarapan pagi memiliki kadar hemoglobin normal.
Gambaran Kadar Prothobin Time (PT) dan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) pada Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Safitri, Fifit Safitri; Prihandono, Dwi Setiyo; Rica, Fitri Nur
Borneo Journal of Science and Mathematics Education Vol 4 No 2 (2024): Borneo Journal of Science and Mathematics Education, June 2024
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training of UINSI Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/bjsme.v4i2.8865

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang dapat menyebabkan komplikasi pada berbagai organ, termasuk sistem kardiovaskular. Pada DM, hiperkoagulasi dan disfungsi endotel dapat meningkatkan risiko tromboemboli. Pemeriksaan Prothrombin Time (PT) dan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) digunakan untuk menilai status koagulasi pasien DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin pasien Diabetes Mellitus serta untuk mengetahui kadar PT dan APTT pada pasien DM di RSUD AWS Samarinda. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan desain observasional. Populasi penelitian ini terdiri dari 50 responden yang menjalani pemeriksaan PT dan APTT dalam waktu 6 bulan (Oktober 2023 - Maret 2024). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT memanjang paling banyak terjadi pada laki-laki, sedangkan PT normal paling banyak terjadi pada perempuan. APTT memanjang paling banyak terjadi pada perempuan, dan APTT normal juga paling banyak terjadi pada perempuan. PT dan APTT memanjang paling banyak ditemukan pada usia 50-59 tahun. PT dan APTT memendek sangat jarang terjadi. PT dan APTT normal paling banyak ditemukan pada usia 37-49 tahun. Jumlah responden dengan PT memanjang adalah 15 orang, PT normal 35 orang, APTT memanjang 6 orang, APTT memendek 1 orang, dan APTT normal 43 orang. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa PT berdasarkan jenis kelamin dan usia. Laki-laki memanjang 8 orang, perempuan normal 23 orang, usia 50-59 tahun memanjang 8 orang, usia 37-49 tahun normal 12 orang serta APTT berdasarkan jenis kelamin dan usia. Perempuan memanjang 5 orang, normal 24 orang; usia 60-70 tahun memanjang 2 orang, usia 50-59 tahun normal 17 orang.
Pengaruh Lama Penyimpanan 5 Jam dan 10 Jam pada Suhu 2-8 0C Terhadap Kadar Glycated Hemoglobin (HbA1c) Prihandono, Dwi Setiyo; Waluyo, Fike
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo Vol 5, No 2 (2019): JMK Yayasan RS.Dr.Soetomo, Oktober 2019
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.4 KB) | DOI: 10.29241/jmk.v5i2.162

Abstract

ABSTRAKTes HbA1c digunakan untuk mendiagnosa Diabetes Mellitus. Pada tes laboratorium HbA1c kadar glukosa tidak dipengaruhi oleh fluktuasi glukosa harian. Maka dari itu tes HbA1c digunakan sebagai tes pengendalian Diabetes Mellitus. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah ada pengaruh lama penyimpanan 5 jam dan 10 jam pada suhu 2-8 oC terhadap kadar HbA1c. Jenis penelitian adalah penelitian Observasi Analitik. Menggunakan 20 sampel darah whole blood yang dilakuan pemeriksaan kadar HbA1c. Sampel diberi perlakuan yaitu tanpa penyimpanan, penyimpanan pada suhu 2-8 oC selama 5 jam, penyimpanan pada suhu 2-8 0C selama 10 jam. Dari tes Kolmogorov Smirnov, menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal dengan p value 0,025 (P <0,05). Untuk menguji apakah ada pengaruh lama penyimpanan 5 jam dan 10 jam pada suhu 2-8 oC terhadap kadar HbA1c, dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis. Uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,929 dengan demikian P > 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh lama penyimpanan 5 jam dan 10 jam pada suhu 2-8 oC terhadap kadar HbA1c. Proses penundaan pemeriksaan dan penyimpanan sampel darah perlu diperhatikan, karena kesalahan pada faktor pra analitik akan mempengaruhi kondisi sampel whole blood yang akan dilakukan analisa HbA1c yang akan dapat memberikan hasil tinggi palsu atau rendah palsu. Kata kunci : Lama Penyimpanan 5 Jam Dan 10 Jam, Suhu 2-8 0C, HbA1c