Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SIG DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK KAJIAN KERAWANAN BANJIR DI DAS JALI COKROYASAN PURWOREJO Sidiq Pramono, Bayu Aji; Pasya Kusumawardani, Karunia; Yuendini, Emy Puspita
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol 5 No 3 (2018): Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1147.062 KB) | DOI: 10.36754/jmkg.v5i3.70

Abstract

Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dipengaruhi oleh parameter meteorologi yang meliputi aspek cuaca seperti curah hujan, angin, suhu, dan kelembaban. Salah satu bencana hidrometeorologi yang terjadi di Indonesia yaitu banjir. Dalam 8 tahun terakhir, telah terjadi banjir di DAS Jali Cokroyasan yang menggenangi sebagian Kabupaten Purworejo. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kerawanan banjir di DAS Jali Cokroyasan. Penggunaan teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) diaplikasikan untuk memetakan tingkat kerawanan banjir di DAS Jali Cokroyasan. Parameter yang digunakan antara lain curah hujan, penggunaan lahan, kemiringan lereng, dan bentuklahan. Data curah hujan didapatkan dari Dinas Pertanian Peternakan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo. Data penggunaan lahan didapatkan dari citra Landsat 8 OLI yang diolah berdasarkan klasifikasi multispektral tidak terselia. Data kemiringan lereng diekstraksi dari DEM ALOS PALSAR dengan resolusi 10 m.  Data bentuklahan dihasilkan dari interpretasi visual DEM ALOS PALSAR dan citra Landsat 8 OLI. Semua parameter diproses dengan analisis spasial berdasarkan metode skoring Analytical Hierarchy Process (AHP) dan metode overlay Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE). Pengujian model dilakukan dengan metode in depth interview. Hasil analisis berupa peta tingkat kerawanan banjir di DAS Jali Cokroyasan. Berdasarkan peta tersebut, hilir DAS yang mendekati outlet DAS menjadi area yang rawan terjadinya bencana banjir luapan karena hilir DAS memiliki topografi yang landai. Zonasi tingkat kerawanan pada peta diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam menanggulangi resiko akibat banjir, meningkatkan kapasitas masyarakat, dan meminimalisasi kerugian akibat bencana.