Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH PERBEDAAN pH PERENDAMAN ASAM JERUK NIPIS (Citrus auratifolia) DENGAN PENGERINGAN SINAR MATAHARI TERHADAP KUALITAS KIMIA TEH ALGA COKLAT (Sargassum fillipendula) Supirman, S S; Kartikaningsih, H Hartati; Zaelanie, K Kartini
Jurnal Mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 1 (2013): JURNAL TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.607 KB)

Abstract

Teh alga coklat merupakan minuman kesehatan yang mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu kandungan klorofil sebagai antioksidan dapat membantu membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh. teh yang terbuat dari rumput laut berbau amis sehingga masyarakat jarang memproduksinya. Salah satu cara untuk mengurangi bau amis dari alga coklat yaitu dengan perendaman asam jeruk nipis. Dalam Penelitian ini kami menggunakan metode eksperimen dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap sederhana dengan perlakuan pH perendam yang berbeda (2, 3, 4, 5, 6 dan kontrol) pada Sargassum fillipendula dengan tiga kali ulangan. pH terbaik pada perlakuan ini yaitu pada pH 5 dengan nilai rata-rata setelah dijumlahkan dari semua analisa yang dilakukan dengan nilai pH = 6,69; protein = 10,06%; lemak = 0,93%, abu = 10,9%., kadar air sebesar = 5,33%., intensitas warna L = 39,4., intensitas warna a* = 11,2; warna b* = 2,47; logam Pb = 0,57 ppm/gr; logam Hg = 0,54 ppm/gr; logam Cd = 0,31 ppm/gr; organoleptik warna = 4,1; rasa = 3,3; aroma = 2,5; kadar polifenol FAE = 4,40 mg/g ekstrak; polifenol GAE = 4,68 mg/g ekstrak, dan aktivitas antioksidan = 69,47%. Kata kunci : Tea alga coklat, pH, Citrus auratifolia
STABILITAS FUKOSANTIN DARI RUMPUT LAUT COKELAT (Sargassum cristaefolium) DALAM BERBAGAI pH Nurhanif, Ardhian Eko; Zaelanie, K Kartini; Kartikaningsih, H Hartati
Jurnal Mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 2 (2013): JURNAL TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.166 KB)

Abstract

Rumput laut cokelat (Sargassum cristaefolium) mengandung fukosantin. Fukosantin adalah salah satu jenis senyawa hidrokarbon karotenoid. Fukosantin memiliki rumus bangun C42H58O6, berwarna orange dan memiliki tujuh ikatan rangkap. Fukosantin dapat melindungi tubuh dan mencegah berbagai penyakit, menghambat pertumbuhan sel kanker, mencegah serangan jantung, dan lain-lain. Ekstraksi fukosantin menggunakan kromatografi kolom. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui stabilitas fukosantin Sargassum cristaefolium pada penambahan variasi pH (4, 5, 6). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif. Prosedur penelitian ini terdiri dari proses ekstraksi, fraksinasi dan isolasi menggunakan metode Pangestuti (2008), KLT menggunakan metode Yan (1999), spektrofotometer UV-Vis menggunakan metode Jenie (1997) dan FTIR menggunakan metode Schweiter (1969). Parameter yang diuji adalah pergeseran panjang gelombang, intensitas warna dan pH akhir. Hasil penelitian ini diperoleh fukosantin tidak stabil pada pH basa (pH 6) dengan pergeseran panjang gelombang 447,25 ± 0,35 nm, intensitas warna tingkat kecerahan (L) 27,2 ± 0,7, intensitas warna (a) 6,2 ± 0,1, intensitas warna (b) 8,2 ± 0,1, dan pH akhir 4,93 ± 0,62. Hasil uji gugus fungsi menggunakan spektroskopi FT-IR gugus alenik dan C=O tidak muncul dan didapatkan gugus hidroksil, C-H, C=C, CH2 dan C-O.   Kata Kunci: Sargassum cristaefolium, fukosantin, kromatografi kolom, FTIR.
EFEKTIFITAS PERENDAMAN EKSTRAK JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP KUALITAS TEH ALGA COKLAT (Sargassum filipendula) Putra, Erwansyah Ilham Pradana; Zaelanie, K Kartini; Kartikaningsih, H Hartati
Jurnal Mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 2 (2013): JURNAL TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.076 KB)

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki rumput laut yang melimpah, salah satunya adalah alga coklat (Sargassum filipendula). Di dalam alga coklat memiliki beberapa kandungan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral dan unsur lain yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas teh alga coklat setelah pemberian ektrak jeruk nipis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen menggunakan perbandingan pH 2, 3, 4, 5 dan 6. Dari hasil penelitian diketahui bahwa perendaman terbaik dari ekstrak jeruk nipis yaitu pada pH 2, dengan nilai pH 4,17, kadar protein 5,97%, kadar lemak 0,48%, kadar abu 9,24%, kadar air 7,33%, intensitas warna L 42,23, warna a* 9,53, warna b* 15,65, kadar logam Pb 0,43 ppm/gr, logam Hg 0,19 ppm/gr, logam Cd 0,26 ppm/gr, nilai organoleptik rasa sebesar 2,10, aroma 2,35, warna 2,10. Sedangkan untuk perhitungan mikroba pada TPC sebesar 4,84x105 cfu/gr, E.coli 3,96x105 cfu/gr dan kapang sejumlah 4,84x105 cfu/gr.   Kata Kunci: kualitas teh alga coklat, Sargassum filipendula
STABILITAS FUKOSANTIN DARI ALGA COKELAT (Sargassum cristaefolium) PADA BERBAGAI pH Mufti, Eka Deviana; Zaelanie, K Kartinie; Kartikaningsih, H Hartati
Jurnal Mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 2 (2013): JURNAL TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.989 KB)

Abstract

Alga cokelat (Sargassum cristaefolium) mengandung pigmen fukosantin. Fukosantin merupakan salah satu jenis dari karotenoid yang memiliki rumus C42H58O6 merupakan pigmen warna oranye. Fukosantin merupakan jenis karotenoid utama yang membantu proses fotosintesis dan menyebabkan phaeophyta berwarna cokelat. Jenis karotenoid dan fukosantin sangat rentan terhadap degradasi oleh faktor eksternal, seperti panas, pH, dan paparan cahaya. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui stabilitas fukosantin Sargassum cristaefolium pada penambahan berbagai pH 2, 3, 4. Metode pada penelitian ini adalah metode eksploratif. Stabilitas fukosantin setelah penambahan pH 2, 3, dan 4 dapat dilihat dari pergeseran panjang gelombang, perubahan intesitas warna (L, a, b), pengukuran pH akhir dan uji spektrofotometri FTIR. Perlakuan terbaik pada penelitian ini diperoleh pada pH 2 dengan parameter pergeseran panjang gelombang yakni 446,25 ± 0,35 nm, nilai intensitas warna tingkat kecerahan (L) yakni 23,1 ± 0,1, nilai intensitas warna (a) yakni sebesar 3,4 ± 0,1, nilai intensitas warna (b) yakni sebesar 6,9 ± 0,6, dan perubahan pH akhir yakni 1,87±0,14. Hasil uji spektroskopi FT-IR pada pH 2 yakni memiliki gugus fungsi OH (hidroksil), gugus C-H, ikatan alenik, C=O, dan C=C konjugasi, CH2, C-O asetat, C-O-C dan C=C trans-disubstitusi.   Kata Kunci: Stabilitas Fukosantin, pH, Sargassum cristaefolium
KARAKTERISTIK AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN POLIFENOL TEH ALGA COKLAT (Sargassum cristaefolium) DENGAN PELARUT METANOL Tuarita, Mirna Zena; Kartikaningsih, H Hartati; Nursyam, H Happy
Jurnal Mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 2 (2013): JURNAL TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.023 KB)

Abstract

Penelitian karakteristik aktivitas antioksidan dan kandungan polifenol teh alga coklat (Sargassum cristaefolium) telah dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif deskriptif dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan kepada alga coklat (Sargassum cristaefolium) yaitu kondisi segar, kering (alga yang dikeringkan dengan sinar matahari selama 2x24 jam), basa kering (alga coklat direndam dengan larutan Ca(OH)2) pH 11 selama 6 jam dan dikeringkan dengan microwave suhu 80 oC selama 20 menit) serta teh seduh (berasal dari perlakuan basa kering yang diesktrak menggunakan aquades). Dalam penelitian alga coklat Sargassum cristaefolium diuji kandungan total fenol dengan larutan pengekstrak metanol; dan dianalisis aktivitas antioksidannya. Total fenol dari ekstrak diukur dengan spektrofotometer menggunakan pereaksi Follin-Ciocalteau, sedangkan aktivitas antioksidan diukur dengan menggunakan 1,1-DPPH. Ekstrak metanol baik pada rumput laut segar dan kering mempunyai kandungan total fenol tertinggi dibandingkan ekstrak dari perlakuan basa kering dan teh seduh dengan nilai berturut-turut 0,167 GAE/L ekstrak; 0,139 GAE/L ekstrak; 0,069 GAE/L ekstrak dan 0,092 GAE/L ekstrak. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan ekstrak alga segar lebih tinggi daripada ekstrak alga kering, basa kering dan teh seduh dengan nilai IC50 berturut-turut 39,136 ppm; 46,824 ppm; 55,776 ppm dan 66,104 ppm.   Kata Kunci: antioksidan, polifenol, Sargassum cristaefolium, teh
ANTIBACTERIAL ACTIVITY ETHYL ACETATE EXTRACTS OF EARTHWORMS (Lumbricus rubellus, Eisenia foetida, Nereis sp) TOWARD Staphylococcus aureus, Enterococcus faecalis, Salmonella thyposa INVITRO Kartikaningsih, Hartati; Maharani, Sarastria; Sartika, Fitarina
El-Hayah : Jurnal Biologi Vol 7, No 2 (2019): EL-HAYAH (VOL 7, NO 2 Maret 2019)
Publisher : Department of Biology Science and Technology Faculty UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/elha.v7i2.8248

Abstract

Earthworms had a mechanism of antibacterial. The research aimed to observe Lumbricus rubellus, Eisenia foetida, Nereis sp. antibacterial activity against Salmonella thyposa, Staphylococcus aureus, Enterococcus faecalis in vitro compared to ampicillin antibiotics. All the worms extracted using ethyl acetate extraction and tested their MIC. The compound of amino acids of the worms was analyzed by HPLC and nanodrop.  Lumbricus rubellus was the best anti-bacteria activity followed by Eisenia foetida and Nereis sp., but these activities less than ampicillin antibiotic. Observations with SEM showed these worms extract caused cell leakage in all of these bacteria. Protein content with Nanodrop testing revealed the highest protein content was Lumbricus rubellus (21.75 ppm) followed by Eisenia foetida (21.32 ppm) and Nereis sp. (20.98 ppm), as well as for amino acids levels, there were Lumbricus rubellus (24.66%), Eisenia foetida (22.78%), Nereis sp. (18.37%). From the 15 amino acids detected, all of the worms had the same sequence of fourth the highest amino acids (Glutamate, Aspartate, Leucine, Arginine) and fourth the lowest amino acid levels (Methionine, Hystidin, Tyrosin, Glisan). It had not been tested amino acid sequences of antibacterial compounds of these worms (Lumbricin 1: Phe-Ser-Lys-Tyr-Glu-Arg in Lumbricus rubellus worms, Fetidin 1: Ala-Met-Val-Ser-Ser and Fetidin 2: Ala-Met- Val-Gly-Thr in the Eisenia foetida worm, Hemerythrin: His-Glu-Asp in Nereis sp).