Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Efektivitas Media Leaflet dan Film dalam Peningkatan Pengetahuan Pubertas di SMP N 226 Pondok Labu Hadiwiardjo, Yanti Harjiono; Asiyanto, Mila Citrawati; Aprilia, Citra Ayu
Disease Prevention and Public Health Journal Vol 14, No 1 (2020): Disease Prevention and Public Health Journal
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.49 KB) | DOI: 10.12928/dpphj.v14i1.1812

Abstract

Background: Adolescent is a trantition phase from childhood to adulthood. Knowledge about puberty is important during this phase. If there is no sufficient information about it, it could cause several problems such as adolescence growth and development failure and healt problems. Health promotion to increase awareness of puberty is definitely needed by junior high students aged around 8 to 14 years old. Puberty health promotion could be delivered through visual media such as leaflet or audiovisual media such as animation film. The aim of this study was to discover effectivity of leaflet and animation film in increasing puberty awareness in students of Public Junior High School 226, Pondok Labu, South Jakarta. Method: This study was a quasi experiment with one group pre test-posttest design. Population of this study was whole students of 7th grade Public Junior High School 226. Sampling technique used was total sampling as many as 256 students. Data was analyzed by Wilcoxon test to find out effectivity of leaflet and animation film, meanwhile Mann Whitney test was used to discover effectivity between leaflet and animation film. Results: Both leaflet and animation film were effective to improving knowledge for adolescent (p-value<0,001). Conclusion: Either leaflet or animation film increased puberty awareness of students. There was no effectivity difference between both media in increasing puberty awareness of students at Public Junior High School 226.
Risk Factors Relate to Visual Acuity in School Age Students of Public Primary School (SDN) 07 Pondok Labu South Jakarta Asiyanto, Mila Citrawati; Aprilia, Citra Ayu; Hadiwiardjo, Yanti Harjono
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 15, No 3 (2020)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v15i3.18415

Abstract

Vision is one of the most important factors in the education process. Abnormalities of visual acuity in school-age children will impact their achievement. Myopia is appointed by WHO as one priority to restrain and prevent world blindness in 2020. Refraction disorder is third rank (0.14%) of blindness cause in Indonesia after cataract (0.78%) and glaucoma (0.20%). Jakarta itself has a 0.5% incidence of refraction disorder. This study was aimed to discover which factors determined the most to declining visual acuity which caused myopia. This was anobservational analytic study with a cross-sectional design from August – October 2017. The samples were all 144 students of fifth and sixth grade at Public Primary School (SDN) 07 Pondok Labu South Jakarta that compiled the criteria. Bivariate analysis results obtained that relation between risk factors with myopia occurrence with p-value of myopia family history 0.048 [OR=2.17(1.07-4.40)], knowledge 0.961 [OR=0.76(0.29-1.99) and, OR=0.90(0.39-2.05)], attitude 0.947 [OR=0.92(0.46-1.83)], behavior 0.149 [OR=0.43(0.18-1.02) and, OR=0.72 (0.32-1.63)], screen time 1.000[OR=0.99(0.51-1.91)], reading position 0.497 [OR=1.40(0.66-2.99)] dan reading distance 0.283 [OR=2.00(0.71-5.58)]. In conclusion, there was a relation between myopia family history with visual acuity and there was no relation between knowledge, attitude, behavior, screen time, reading position, dan reading distance with visual acuity. The main cause of myopia is the long anteroposterior axis of bulbus oculi that inherited from parents to children.
PKM KELOMPOK KESEHATAN REPRODUKSI DI SMPN 226 PONDOK LABU JAKARTA SELATAN Citrawati, Mila; Harjono, Yanti; Aprilia, Citra Ayu
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.019 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v2i1.4331

Abstract

Pubertas merupakan suatu tahap penting dalam proses tumbuh kembang anak. Perubahan fisik yang mencolok terjadiselama proses ini, kemudian diikuti oleh perkembangan ciri-ciri seksual sekunder, perubahan komposisi tubuh. Padafase masa remaja tidak hanya terjadi perubahan fisik saja namun juga terjadi perubahan hormonal, psikologis dan sosial.Masa pubertas pada perempuan dimulai saat usia antara 8-13 tahun, sedangkan pada laki-laki usia antara 10-15 tahun.Maturasi seksual akan melibatkan organ reproduksi baik pada remaja laki-laki maupun perempuan. Pengetahuantentang kesehatan reproduksi pada remaja dapat mengukur tingkat pengetahuan remaja mengenai isu kesehatanreproduksi. Siswa SMPN 226 Pondok Labu, Jakarta Selatan, berasal dari berbagai wilayah tidak hanya dari daerahsekitar Pondok Labu Jakarta Selatan. Sehingga latar belakang keluarga siswa sangat bervariasi dari segi pendidikan,status ekonomi dan sosial, serta kultur. Hal ini memungkinkan pemahaman tentang kesehatan reproduksi pada remajasangat bervariasi di sekolah ini. Pengabdian kepada masyarakat tentang pengetahuan reproduksi pada 288 siswa SMPN226 Pondok Labu Jakarta Selatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi pada siswa yang dalamfase usia pubertas. Penyuluhan tentang kesehatan reproduksi meliputi pubertas dan semua hal berkaitan dengan prosespubertas dilakukan dengan media audio dan visual dengan memanfaatkan ruang kelas. Untuk mengetahui tingkatpemahaman siswa dilakukan pengisian kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan. Hasil yang dicapai dari kegiatan iniadalah peningkatan pengetahuan peserta tentang pubertas dan kesehatan reproduksi.
KEJADIAN REINFARK MIOKARD AKIBAT ANTIKOAGULAN UFH DAN ENOXAPARIN PASIEN STEMI Suanbani, Mawita; Aprilia, Citra Ayu
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 12, No 1 (2021): JURNAL KESEHATAN
Publisher : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.298 KB) | DOI: 10.35730/jk.v12i1.436

Abstract

Secara farmakologis enoxaparin lebih baik dibanding UFH dalam mengobati pasien STEMI karena lebih sedikit mengaktivasi trombosit. Aktivasi trombosit ini kemudian memicu terjadi reinfark miokard. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kejadian reinfark miokard pada pasien STEMI yang menggunakan antikoagulan UFH dan enoxaparin. Metode penelitian ini menggunakan systematic review, yakni metode yang digunakan untuk mengumpulkan bukti-bukti relevan, sesuai dengan kriteria kelayakan yang sudah ditentukan sebelumnya untuk menjawab pertanyaan penelitian yang menjadi fokus peneliti. Penilaian kualitas jurnal menggunakan The Cochrane Collaboration’s Tool for Assessing Risk of Bias. Total 36.778 pasien STEMI mendapat terapi antikoagulan, 18.385 menggunakan enoxaparin dan 18.383 menggunakan UFH atau heparin. Pasien yang mendapat terapi fibrinolitik lain sebagai tatalaksana STEMI sebelumnya sebanyak 23.255 pasien, kemudian dirandomisasi untuk mendapat terapi enoxaparin atau heparin. Terdapat perbedaan kejadian reinfark miokard akibat penggunaan antikoagulan UFH dan enoxaparin namun tidak pada pasien yang mendapat terapi inisial UFH. Enoxaparin direkomendasikan sebagai antikoagulan pilihan untuk digunakan dalam menatalaksana pasien STEMI.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETAJAMAN PENGLIHATAN PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI 07 PONDOK LABU JAKARTA SELATAN Asiyanto, Mila Citrawati; Aprilia, Citra Ayu; Hadiwiardjo, Yanti Harjono
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 8 No. 2 (2020): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.104 KB) | DOI: 10.22437/jmj.v8i2.4124

Abstract

Pada proses pendidikan, penglihatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Pada proses belajar dalam kelas konvensional, tajam penglihatan menjadi faktor penting mengingat perbandingan luas kelas dengan jumlah siswa seringkali tak memadai. Proses belajar sangat bergantung pada tajam penglihatan, dan turunnya tajam penglihatan dapat mengganggu beberapa aspek perkembangan anak yang berkaitan dengan ketrampilan yang mengandalkan penglihatan. Penurunan tajam penglihatan yang tidak diterapi berakibat gangguan prestasi dan bahkan perilaku anak. Saat ini prevalensi myopia pada anak usia sekolah cenderung meningkat di Asia. Penelitian ini bertujuan mencari faktor yang paling menentukan kejadian miopia. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode pendekatan cross sectional, yang dilakukan pada bulan Agustus – Oktober 2017. Penelitian dilakukan pada seluruh murid kelas V dan VI di Sekolah Dasar Negeri 07 Pondok Labu Jakarta Selatan yang memenuhi kriteria, yang berjumlah 144 orang. Data karaktestik sampel didapatkan distribusi frekuensi terbanyak pada usia adalah 11 tahun (48,6%), laki-laki (58,3%). Untuk data univariat yang merupakan faktor risiko didapatkan riwayat miopia pada keluarga sebanyak 63,3%, tingkat pengetahuan cukup (53,5%), sikap yang kurang (64,6%), perilaku yang cukup baik (39,6%), screen time > 2 jam (54,2%), posisi membaca dengan duduk tegak (75%), jarak membaca 30 cm (88,2%), emetrop (56,3%). Data kemudian dianalisis untuk hubungan antara faktor risiko dengan tajam penglihatan dengan hasil terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat keluarga miopia dengan tajam penglihatan (p=0.048), sedangkan faktor risiko lain tidak memiliki hubungan yang bermakna.